Anda di halaman 1dari 1

Nama : Mutiara Lukita Hakim

NIM : 18010127
Kelas : Regular Khusus A
TUGAS 1 DASAR FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI
Uji Preklinik
Definisi Uji Preklinik dalam bidang farmakologi adalah suatu uji yang dilakukan pada
hewan coba dan atau pada biologi lainnya seperti kultur jaringan dan kultur biakan kuman
dengan tujuan untuk membuktikan kebenaran khasiat dan keamanan secara ilmiah terhadap
suatu zat yang diduga berkhasiat obat.
Persyaratan parameter dan pengujian didalam Uji Preklinik terbagi menjadi 2 tahap, yakni ;
1. Uji aktivitas obat
adalah suatu uji untuk menentukan kebenaran khasiat suatu bahan uji yang dibuktikan
secara ilmiah pada hewan coba atau pada bahan biologi tertentu dengan metodologi dan
parameter yang akan di uji ditentukan berdasarkan tujuan penggunaan bahan uji yang
akan dipakai di klinik. Pada uji aktivitas terdapat 2 pengujian yang harus dilakukan yaitu
uji in vitro dan uji in vivo. Uji in vitro dilakukan dengan cara pengujian suatu bahan atau
zat yang dilakukan di dalam tubuh hewan coba, sedangkan uji in vivo dilakukan dengan
cara pengujian zat yang dilakukan di luar tubuh hewan coba.
2. Uji toksisitas obat
adalah suatu uji untuk mendeteksi tingkat ketoksikan suatu zat yang akan digunakan
sebagai obat. Pada uji toksisitas sama hal nya seperti uji aktivitas obat terdapat 2
pengujian yang harus dilakukan yakni uji in vitro dan uji in vivo. Uji toksisitas in vivo
meliputi uji toksisitas umum dan uj toksisitas khusus. Berdasarkan lama waktu terjadinya
efek toksik maka uji toksisitas umum dibagi menjadi 3 bagian yakni uji toksisitas akut,
uji toksisitas subkronis dan uji toksisitas kronis, sedangkan uji toksisitas khusus meliputi
uji teratogenik, uji karsinogenik, dan uji mutagenik.

Uji Klinik
Definisi Uji Klink adalah pengujian khasiat obat baru pada manusia, dimana sebelumnya
diawali oleh pengujian pada hewan percobaan.
Persyaratan parameter dan pengujian didalam uji klinik terbagi menjadi 4 fase, yakni ;
1. Fase 1, calon obat diuji pada sukarelawan sehat untuk mengetahui apakah sifat yang
diamati pada hewan percobaan juga terlihat pada manusia. Pada fase ini, ditentukan
hubungan antara dosis dan efek yang ditimbulkan serta profil farmakokinetik obat pada
manusia.
2. Fase 2, calon obat diuji pada pasien tertentu dan diamati efikasinya pada penyakut yang
diobati. Pada fase ini calon obat diberikan pada orang yang sakit sesuai klaim obat
3. Fase 3, fase ini melibatkan sekelompok besar pasien. Dalam fase ini obat baru
dibandingkan efek dan keamanannya terhadap obat pembanding yang sudah ada
4. Fase 4, setelah obat dipasarkan, masih dilakukan studi pasca pemasaran. Pengamatan ini
dilakukan pada pasien dengan berbagai kondisi, usia dan ras.

Anda mungkin juga menyukai