Anda di halaman 1dari 6

Learning Journal

Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas


pada Masa Pandemi Covid-19 Gelombang VII Tahun 2021

Nama Peserta dr. Arwidya Putri Mansur


Nomor Daftar Hadir XX_05_ Arwidya Putri Mansur
Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi COVID-19
Materi
(Kesehatan Keluaga)

1.Pokok pikiran:
 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
1. Peningkatan Pelayanan Antenatal
2. Kelas Ibu Hamil
3. Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (p4k)
4. Kemitraan bidan-dukun
5. Rumah Tunggu Kelahiran
6. Penguatan rujukan maternal – neonatal
7. Setiap ibu hamil harus bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan
8. Kunjungan Masa Nifas
9. Kunjungan Neonatal
 Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 Terkait Ibu Dan Bayi Baru Lahir
 Meningkatkan sosialisasi informasi dan edukasi pencegahan penularan COVID
19 melalui media elektronik serta peran tokoh masyarakat
 Mendorong pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir sesuai prinsip
pencegahan COVID 19 dan pemanfaatan Telemedicine untuk pelayanan KIA
 Penyelenggaraan Posyandu hanya diperuntukkan di daerah resiko rendah dan
tanpa kasus COVID 19 dengan tetap sesuai kaidah yang telah ditetapkan serta
diperuntukan hanya untuk pelayanan imunisasi dan balita dengan masalah gizi
 Memperkuat kolaborasi dalam hal memastikan pemenuhan APD bagi tenaga
kesehatan dan masker bagi ibu bersalin
 Pemetaan RS Rujukan Covid 19 dan menjamin tetap terlaksananya pelayanan
komplikasi dan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir 24 jam/7 hari di masa
pandemi Covid-19
 Pelayanan Kesehatan Anak
1. Kelas Ibu-Balita
2. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
3. Pemanfaatan Buku KIA

 Pelayanan Kesehatan Balita Dan Anak Prasekolah Pada Situasi Pandemi


Covid -19
 Kebijakan PSBB (+) atau kasus COVID 19 (+)
1. Menunda pelayanan balita di Posyandu
2. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dilakukan mandiri di rumah dengan
buku KIA
3. Pemantauan balita beisiko dengan tele konsultas/ janji temu/ kunjungan rumah
4. Pelayanan imunisasi, vitamin A di fasilitas kesehatan dengan janji temu
5. Pemeriksaan khusus (EID/Viral Load/ HbsAg) terintegrasi dengan janji temu
pelayanan imunisasi
6. Pelaksanaan pemberian obat pencegahan massal (POPM) cacingan ditunda
 Kebijakan PSBB (-) atau kasus COVID 19 (-)
Pemerintah daerah menentukan bisa/ tidak pelayanan posyandu
1. Jika bisa, maka diterapkan persyaratan ketat, pencegahan infeksi dan physical
distancing
2. Jika tidak bisa, maka pelayanan balita sepeti pada wilayah yang menerapkan
kebijakan PSBB

 Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja


(1) Setiap Anak Usia Sekolah dan Remaja harus diberikan pelayanan kesehatan.
(2) Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja ditujukan agar setiap Anak
memiliki kemampuan berperilaku hidup bersih dan sehat, memiliki
keterampilan hidup sehat, dan keterampilan sosial yang baik sehingga dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas.
(3) Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja dilakukan paling sedikit
melalui:
a. usaha kesehatan sekolah; dan
b. pelayanan kesehatan peduli remaja.

 Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Pada Pandemi COVID-19


1. Pemberian KIE, konseling dan keterampilan psikososial diarahkan pada
penggunaan teknologi informasi/media komunikasi lainnya.
2. Pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri di sekolah menengah
dilakukan dengan janji temu dengan petugas untuk pengambilan TTD, atau
didorong penyediaan secara mandiri.

 Pelayanan Keluarga Berencana


Pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk pengaturan
kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat
dan cerdas. (UU 36/2009) dilakukan dengan:
1.Pergerakan pelayanan kontrasepsi
2.Pemberian atau pemasangan kontrasepsi; dan
3.Penanganan terhadap efek samping, komplikasi, dan kegagalan kontrasepsi.
 Pelayanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi Dalam Situasi
Pandemi Covid -19
1. Pelayanan KBPP tetap dilakukan sesuai program dengan mengutamakan metode
KB MKJP (IUD pasca plasenta)
2. Pengguna kontrasepsi AKDR dan Implan yang sudah habis masa pakainya, serta
pengguna KB Suntik dapat datang ke petugas kesehatan sesuai jadwal dengan
membuat perjanjian sebelumnya.
3. Jika tidak memungkinkan datang maka dapat menggunakan kondom yang dapat
diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui telepon.
4. Pengguna kontrasepsi Pil dapat menghubungi petugas PLKB atau kader melalui
telepon untuk mendapatkan Pil KB.
5. Hindari datang ke petugas kesehatan, kecuali mempunyai keluhan dan dengan
syarat membuat perjanjian terlebih dahulu.
6. Koordinasi dengan PLKB kecamatan untuk ketersediaan Pil dan Kondom di
Kader atau PLKB, serta meningkatkan peran PLKB dan Kader dalam membantu
pendistribusian Pil dan Kondom kepada Klien yang membutuhkan, dengan tetap
berkoordinasi dengan petugas kesehatan.
7. Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta konseling KB dapat
diperoleh secara online atau konsultasi via telepon.

 Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin


1. Pelayanan pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin ditunda hingga masa
pandemi berakhir.
2. Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait kesehatan reproduksi
calon pengantin dapat diperoleh secara online atau konseling via telepon.

 Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Dan


Anak (Ktp/A)
• Petugas kesehatan harus lebih jeli dalam mendeteksi dini adanya kasus KDRT
termasuk incest pada pasien/klien yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan, dan
juga bagi keluarga yang dulunya pernah mengalami KDRT sebelum masa pandemi,
karena KDRT sangat mungkin terulang kembali.
• Pelayanan kesehatan dan layanan Visum et Repertum (VeR) diarahkan ke RS Non
Rujukan COVID-19 dan dilakukan di ruangan terpisah dari pasien sakit ataupun
IGD.
• Kasus rujukan dari jejaring penanganan dilakukan dengan membuat perjanjian
terlebih dahulu.
• Diperlukan penguatan koordinasi dengan jejaring penanganan kasus kekerasan,
seperti P2TP2A/UPTD PPA, Dinas Sosial, Kepolisian, dan LSM melalui sistem
online.
• Dukungan psikososial dan konseling lanjutan kasus KtP/A dapat dilakukan secara
online, lewat telepon, atau melalui media sosial lainnya.

 Pelayanan Kesehatan Lanjut Usiapada Situasi Pandemi Covid-19


1. Penyesuaian Kebijakan :
a. Menunda pelaksanaan Posyandu Lansia sampai Pandemi COVID-19 berakhir
 informasi diberikan melalui jejaring Puskesmas
b. Menunda pemeriksaan kesehatan rutin ke faskes, kecuali kondisi darurat
c. Pelayanan obat bagi peserta program rujuk balik (PRB) diberikan kebutuhan
obat untuk 2 bulan
d. Penyuluhan kes & pemantauan berkala serta home care/PJP via jarak jauh
atau bila sangat perlu, konsultasi langsung dengan perjanjian melalui jejaring
Puskesmas, OP, LSM dan Medsos
2. Petugas Kesehatan :
a. Lakukan sosialisasi tentang menjaga lansia dari penularan Covid-19 kepada lansia
dan keluarga/ pengasuh.
b. Pastikan kecukupan obat bagi lansia agar lansia dapat minum obat secara teratur
c. Memberi bimbingan kepada keluarga /pendamping lansia untuk lakukan isolasi
mandiri jika lansia atau anggota keluarga mengalami gejala demam/batuk
3. Masyarakat dan Lansia :
a. Lansia agar menjauhi keramaian, kerumunan, kegiatan sosial.
b. Sedapat mungkin lansia tetap berada di rumah / senior living / panti wreda
c. Dukung lansia agar tetap melakukan aktifitas fisik dan kegiatan yang
menyenangkan
d. Jaga kondisi lingkungan tetap BERSIH, AMAN dan NYAMAN, ventilasi dan
cahaya matahari cukup
e. Makan makanan dengan gizi seimbang, bila perlu minum multivitamin
f. Cukup istirahat dan tidur, minimal 6-8 jam

2. Penerapan
Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi COVID-19 dilaksanakan berdasarkan
kebijakan PSBB dan kasus COVID 19
 Kebijakan PSBB (+) atau kasus COVID 19 (+)
1. Menunda pelayanan di Posyandu
2. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dilakukan mandiri di rumah
3. Pemantauan balita beisiko dengan tele konsultas/ janji temu/ kunjungan rumah
4. Pelayanan imunisasi, vitamin A di fasilitas kesehatan dengan janji temu
5. Pemeriksaan terintegrasi dengan janji temu pelayanan
 Kebijakan PSBB (-) atau kasus COVID 19 (-)
Pemerintah daerah menentukan bisa/ tidak pelayanan posyandu
1. Jika bisa, maka diterapkan persyaratan ketat, pencegahan infeksi dan physical
distancing
2. Jika tidak bisa, maka pelayanan balita sepeti pada wilayah yang menerapkan
kebijakan PSBB

Anda mungkin juga menyukai