Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUH.

AMIN SIDIQ

NIM : NH0220024

KONSEP DASAR BAKTERIOLOGI PADA SISTEM REPRODUKSI

A. STRUKTUR BAKTERI
Bakteri merupakan mikroba uniseluler termasuk kelas Schizomycetes. Susunan sel bakteri terdiri
dari : struktur eksternal dan struktur internal bakteri (Ryan Kenneth, 2004)
1. Struktur Eksternal Bakteri
Struktur eksternal bakteri meliputi glikokaliks, flagela, filamen aksial, fimbria, dan pili.
Glikokaliks (selubung gula) adalah substansi yang mengelilingi sel atau digambarkan sebagai
kapsul. Kapsul ini merupakan struktur yang sangat terorganisasi dan tidak mudah
dihilangkan. Ketebalan kapsul bervariasi dan fungsinya bagi bakteri, antara lain: sebagai
perlekatan bakteri pada permukaan, pelindung sel bakteri terhadap kekeringan, perangkap
nutrisi, dan proteksi bakteri. Kapsul melindungi bakteri patogen dari fagositosis sel inang
dan pada spesies tertentu berperan pada virulensi. Sebagian besar material kapsul
diekskresikan oleh bakteri ke dalam media pertumbuhannya sebagai lapisan lendir (slime).
Fungsi lapisan lendir pada bakteri adalah untuk melindungi bakteri dari pengaruh lingkungan
yang membahayakan, misalnya antibiotik dan kekeringan. Lapisan lendir dapat
memperangkap nutrisi dan air, memungkinkan bakteri menempel pada permukaan halus
untuk proses bertahan pada proses sterilisasi kimiawi menggunakan klorin, iodin, dan bahan
kimia lainnya. Pada beberapa kasus, keseluruhan material kapsul dapat dilepaskan dari
permukaan sel dengan cara menggojlok atau melakukan homogenisasi suspensi (larutan)
bakteri. Pada akhirnya kapsul dapat dipisahkan dari media pertumbuhan bakteri sebagai
lapisan lendir.
Flagela merupakan filamen yang mencuat dari sel bakteri dan berfungsi untuk pergerakan
bakteri. Flagela berbentuk panjang dan ramping. Panjang flagela pada umumnya beberapa
kali panjang sel dengan garis tengah berkisar 12-30µm. Ada 5 macam tipe bakteri 
Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan  20 berdasarkan jumlah dan letak flagelnya
yaitu atrikus (bakteri yang tidak memiliki flagela), monotrikus (1 flagela), lofotrikus (1 lebih
flagela pada satu ujung sel), amfrikus (sekelompok flagela pada masing-masing ujung sel),
dan peritrikus (flagela menyebar diseluruh permukaan sel).
Filamen aksial (endoflagela) adalah kumpulan benang yang muncul pada ujung sel di bawah
selaput luar sel dan berpilin membentuk spiral di sekeliling sel. Rotasi filamen menimbulkan
pergerakan selaput luar sel dan memungkinkan arah gerak bakteri berbentuk spiral.
Contohnya pada Treponema pallidum dan Leptospira interragants.
Fimbria (jamak: fimbriae) termasuk golongan protein yang disebut lektin yang dapat
mengenali dan terikat pada residu gula khusus pada polisakarida permukaan sel. Hal ini
menyebabkan bakteri berfimbria cenderung saling melekat satu sama lain atau melekat
pada sel hewan. Fimbria umumnya menyebar diseluruh permukaan sel. Kemampuan
organisme tertentu seperti Niesseria gonorrhoeae dan enterotoksin Escherichia coli (gambar
3) untuk menimbulkan penyakit berkaitan dengan fimbria yang dimilikinya. Mutasi yang
menyebabkan fimbria akan diikuti hilangnya sifat virulens. Fimbria N. Gonorrgoeae
memungkinkan bakteri membentuk koloni pada membran mukosa sehingga menimbulkan
penyakit.
Pili (tunggal pilus) secara morfologis sama dengan fimbria, umumnya pili lebih panjang. Pili
berperan khusus dalam transfer molekul genetik (DNA) dari satu bakteri ke bakteri lainnya
pada peristiwa konjugasi. Karena fungsinya yang spesifik pada transfer DNA bakteri, maka
pili disebut sebagai pili seks.
Dinding sel, Dinding sel bakteri merupakan struktur kompleks dan berfungsi sebagai
penentu bentuk sel, pelindung sel dari kemungkinan pecah ketika tekanan air di dalam sel
lebih besar, serta pelindung isi sel dari perubahan lingkungan di luar sel. Tebal dinding sel
bakteri berkisar 10-23 nµ dengan berat berkisar 20% berat kering bakteri. Dinding sel
bakteri tersusun atas peptidoglikan (dikenal murein), yang menyebabkan kakunya dinding
sel.
Bakteri dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan pewarnaan dengan pewarnaan
Gram, bakteri Gram positif tetap diwarnai dengan kristal violet pada pencucian, Gram
negatif tidak. Semua bakteri memiliki membran sel dimana fosforilasi oksidatif terjadi
(karena tidak ada mitokondria). Di luar membran sel adalah dinding sel yang kaku dan
melindungi sel dari lisis osmotik. Pada bakteri Gram positif mengandung banyak lapisan
peptidoglikan yang membentuk struktur tebal dan kaku, dan asam teikoat (techoic acid)
yang mengandung alkohol (gliserol atau ribitol) dan fosfat. Dinding sel bakteri Gram negatif
mengandung satu atau beberapa lapis peptidoglikan dan membran luar, tidak mengandung
asam teikoat, dan karena hanya mengandung sejumlah kecil peptidoglikan, maka dinding sel
bakteri Gram negatif relatif lebih tahan terhadap kerusakan mekanis. Bakteri Gram negatif
memiliki membran luar tambahan. Membran luar adalah hambatan utama dalam
permeabilitas bakteri Gram negatif. Ruang antara membran dalam dan luar dikenal sebagai
ruang periplasmic. Bakteri Gram negatif menyimpan enzim degradatif dalam ruang
periplasma. Bakteri Gram positif kekurangan ruang periplasmic, melainkan mereka
mengeluarkan exoenzymes dan melakukan pencernaan ekstraseluler. Pencernaan
diperlukan karena molekul besar tidak dapat dengan mudah melintasi membran luar (jika
ada) atau membran sel.
2. Struktur Internal sel bakteri
Struktur di dalam sel bakteri disebut struktur internal sel bakteri. Di dalam dinding sel
bakteri terdapat sitoplasma yang merupakan substansi yang menempati ruang sel bagian
dalam. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai enzim, air (80%), protein, karbohidrat, asam
nukleat, dan lipid yang membentuk sistem koloid yang secara optik bersifat homogen.
Membran plasma (inner membrane) adalah struktur tipis di sebelah dalam dinding sel
dan menutup sitoplasma sel. Membran plasma tersusun atas fosfolipid berlapis ganda dan
protein, membentuk model mosaik cairan. Membran plasma berfungsi sebagai sekat selektif
material yang ada di dalam dan di luar sel. Materi yang melewati membran plasma yakni
makromolekul dan mikromolekul. Membran plasma juga berfungsi memecah nutrien dan
memproduksi energi. Pada beberapa bakteri, pigmen, dan enzim yang terlibat dalam
fotosintesis ditemukan pada membran plasma yang melipat ke arah sitoplasma (kromotofor
atau tilakoid). Pergerakan material mikromolekul melewati membran plasma dapat
berlangsung satu arah (synport) maupun saling berlawanan (antiport) serta melalui
beberapa proses transport aktif dan pasif. Proses pasif (passive transport) meliputi difusi
sederhana, difusi dipermudah, dan osmosis).
Pergerakan makromolekul melewati membran plasma terjadi melalui proses endositosis
yaitu pengangkutan makromolekul ke dalam sel, eksositosis yaitu pengangkutan
makromolekul ke luar sel, dan pertunasan (budding).
Ribosom. Daerah inti (daerah nukleid) adalah daerah yang mengandung bakteri,
ribosom yang berperan pada sintesa protein, badan inklusi yang merupakan organel
penyimpan nutrisi, dan ensdospora (resting sel) yaitu struktur dengan dinding tebal dan
lapisan tambahan pada dinding sel bakteri yang dibentuk di sebelah dalam membran sel.
Endospora berfungsi sebagai pertahanan sel bakteri terhadap panas ekstrim, kondisi kurang
air dan paparan bahan kimia serta radiasi. Hanya ada dua genus bakteri dengan kemampuan
membentuk struktur khusus berupa endospora yakni Bacillus dan Clostridium yang bersifat
Gram positif. Endospora terbentuk selama kondisi lingkungan tidak memungkinkan bakteri
pembentuknya bertahan hidup. Apabila kondisi lingkungan kembali memungkinkan untuk
hidup endospora akan berkecambah dan menjadi sel bakteri vegetatif yang berkembang
biak secara normal. Struktur endospora terdiri atas inti, kortek, dan selubung (coat).
Proses pembentukan endospora dalam sel vegetatif dikenal proses sporulasi atau
sporogenesis. Proses sporulasi dimulai dengan replikasi kromosom bakteri, dan sebagian
membran sitoplasma menonjol ke arah dalam dan terpisah membentuk septum bakal spora.
Septum bakal spora ini merupakan membran lapis ganda yang mengelilingi kromosom dan
sitoplasma. Selanjutnya terbentuk dinding tebal peptidoglikan diantara dua lapis membran
dan selubung spora (protein) mengelilingi sisi luar membran. Selubung protein inilah
mengakibatkan adanya resistensi endospora terhadap berbagai bahan kimia. Ketika
endospora masak, dinding sel vegetatif hancur, sehingga sel mati, dan endospora
dilepaskan. Endospora kembali ke bentuk vegetatif melalui germinasi yang dipacu oleh
tekanan fisik atau kerusakan kimia pada selubung endospora. Selanjutnya enzim endospora
akan memecah lapisan tambahan yang mengeliligi endospora, air memasuki sel dan proses
metabolisme

Anda mungkin juga menyukai