Anda di halaman 1dari 2

Tembok pedia dan sebuah cerita tentang ketulusan

Kali ini saya akan sedikit bercerita dan berbagi tentang sesuatu hal, seputar kegiatan yang saya
ikuti 1 bulan terakhir. Kegiatan yang menjadi titik baru dalam hidup saya, kegiatan yang membuat sesutau
hal lebih menarik oleh warna warni yang diciptakannya. Saya yang kemarin-kemarin hanya bermain di
antara jarum suntik, detak jantung dan tekanan darah, hingga tukang lighting dalam sebuah proses
operasi otak, seram. Namun, di kegiatan kali ini, ada sebuah hal baru yang menarik, dimana untuk pertama
kalinya bermain diantara tembok, semen dan cat. Sungguh hal yang berbeda di keseharian saya yang
diberikan oleh TEMBOK PEDIA.

Saya ingin berbagi tentang beberapa hal, sebagai kaum muda yang sering kali disebut milineial
berbagi pengalaman adalah hal yang sangat berguna. Saya ingin mengatakan bahwa melakukan sebuah
perubahan sekecil apapun bakal berpengaruh. Seperti hal-nya yang dilakukan oleh kakak-kakak baik di
Tembok Pedia Makassar yang membuat sebuah perubahan pada tembok yang dulunya hanya berisikan
noda-noda hitam yang membadel hingga berlubang, yang dulunya suram tanpa makna, yang terang hanya
karena sinar matahari dan cahaya lampu malam berubah menjadi sebuah tembok dengan hasil karya anak
muda kreatif yang didalam dirinya ingin terjadi sebuah perubahan, yang didalam dirinya ada hal yang ingin
dibagikan kepada khalayak.

Tembok yang dulunya tak berkata, berubah menjadi tembok yang berisikan pesan dan makna.
Sebuah perubahan kecil menuju hal yang besar. Adanya sebuah keinginan dan niat yang tulus, berhasil
membuat tembok suram menjadi tembok yang edukatif. Tembok – tembok hampa berubah menjadi
tembok – tembok penuh rupa. Suatu hal yang dilakukan oleh kakak-kakak baik tembok pedia, untuk
membuat perubahan. Lalu, perubahan tak kan pernah terjadi tanpa adanya sebuah tekad yang kuat.

Ohh, jangan berpikir kakak-kakak baik ini tak memiliki tekad yang kuat, itu salah besar. Kakak-
kakak baik ini tentu saja sudah memiliki tekad dan jiwa yang kuat. Kakak-kakak baik takkan berdiri di depan
tembok dari terik matahari hingga larut malam untuk sebuah kebaikan , jika tak memiliki tekad yang kuat
akan sebuah perubahan. Bahkan Jadwal tidur dan makannya pun bisa dikata sedikit berubah, kearah yang
berkurang ( btw ini untuk kakak – kakaknya jangan keseringan begitu, ingat kesehatan  ).

Sejatinya kita ini adaah generasi pelanjut, mau tidak mau kita adalah bagian yanga akan mewarisi
semua hal dari generasi kita sebelumnya. Baik atau buruk , mau atau tidak, suka atau tidak, kita akan
menerimanya. Maka dari itu bukan sebuah hal yang keliru jika kita melakukan perubahan itu dari
sekarang, yang baik kita tingkatkan, yang kurang baik kita lakukan sesuatu dengan ide-ide kreatif yang ada
di diri kita, agar kita bisa mewariskan lagi ke generasi kita berikutnya sebuah hal yang baik, dan inilah sikap
inovatif yang kita miliki. Saya sangat yakin, bahwa kita kaum muda, kaum millenials adalah kaum yang
siap menuju arah yang lebih baiik.

“Relawan itu tak dibayar, bukan berarti tak bernilai, tapi mereka tak ternilai”. Kata – kata ini bukan
sebuah kata yang sifatnya untuk mencuci otak untuk menjadi relawan, namun kata-kata ini adalah sebuah
kata yang murni dari sebuah ketulusan. Sama halnya dengan teman-teman relawan Tembok Pedia
Makassar yang sedari mendaftarkan diri masuk menjadi relawan, tak pernah terlintas sedikit pun
dibenaknya untuk sebuah akhir yang bersifat materi. Malahan kakak-kakak baik ini dengan tulus di setiap
pertemuan tetap ikut dan menghadirkan diri. Walaupun tanpa sesi menjelaskan kesibukan, kakak-kakak
baik ini semuanya adalah orang-orang yang penuh kesibukan. Namun, kakak relawan ini, hanya berpikir
apalagi hal yang ingin saya bagikan kepada orang lain.

Tak semua perihal kehidupan adalah materi. Berbagi hal positif adalah sebuah hal yang lebih dari
materi itu sendiri. Semakin banyak hal yang kita bagikan maka semakin banyak pula tuhan memberikan
kebaikan kepada kita. Jangan pernah berpikir bahwasanya kita tak punya hal untuk dibagikan, bahkan
sebuah senyum saja yang kita bagikan dengan tulus akan dilihat olet tuhan dan yang paling penting tuhan
akan percaya bahwa kita siap untuk menerima kebaikan darinya.

Terakhir, terimakasih kepada seluruh kakak-kakak baik TEMBOK PEDIA MAKASSAR yang berbagi
banyak hal yang olehku takkan bisa kusebutkan satu persatu lalu ku susun sesuai urutan angka yang kita
kenal. Di sesi terakhir, fase refleksi hanya satu kertas yang kutulis terima kasih, namun yakinlah dari hati
telah kutulis beribu terima kasih kepada kakak-kakak baik lewat hati pula. Semoga terima kasihnya sampai
tanpa tersangkut diantara kebencian dan kegengsian.

Dariku manusia yang lahir tanpa huruf R.

Salam warna

Salam litarasi

Cakming

Anda mungkin juga menyukai