Perbedaan Hasil Pemeriksaan Jumlah Leukosit Antara Metode Manual Improved Neubauer Dengan Metode Automatic Hematology Analyzer
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Jumlah Leukosit Antara Metode Manual Improved Neubauer Dengan Metode Automatic Hematology Analyzer
ABSTRACT
Leucocytes are nucleated cells in the blood that can be divided into 5 types. Every cell can be
calculated its percentage in the blood by doing types calculation and can be distinguished by the size
of the core form, color of granules and cytoplasm inside. This study aimed to determine the results of
the difference calculation of leukocytes count examination between Manual Method (Improved
Neubauer) and Automatic Hematology Analyzer Method in outpatients at the General Hospital of
Kendari. Samples of this study were 30 people taken by accidental sampling. The results of the study
with 30 samples using manual method (Improved Neubauer), 25 patients (83.4%) had normal
leukocyte and 5 patients (16.6%) had abnormal, and examination using Automatic Hematology
Analyzer Method showed 22 patients (73.4%) had normal leukocyte and 8 patients (26.6%) had
abnormal. Based on paired test of samples obtained p value = 0, 000, so it can be concluded that there
is significant difference between count examination of leukocytes using Manual Method with
Improved Neubauer and Automatic Hematology Analyzer Method.
Berdasarkan tabel 1, hasil penelitian hitung jumlah leukosit yang normal sebanyak
secara manual dengan 30 sampel yang memiliki 47 (78,4 %) dan yang tidak normal sebanyak 13
hitung jumlah leukosit normal sebanyak 25 (21,6 %).
pasien (83,4%) sedangkan yang tidak normal
sebanyak 5 pasien (16,6%), dan penelitian PEMBAHASAN
secara automatic hematology analyzer yang Dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa
memiliki hitung jumlah leukosit normal dari kedua metode tersebut, metode automatic
sebanyak 22 pasien (73,4%) sedangkan yang hematology analyzer mampu menghitung
tidak normal sebanyak 8 pasien (26,6%). Dan jumlah leukosit lebih presisi dan akurat dimana
keseluruhan distribusi menujukkan bahwa hasil dengan menggunakan metode atutomatic
hematology analyzer tidak terjadi kesalahan sebanyak 25 orang (83,4 %) pasien memiliki
sehingga pasien tidak dirugikan dengan hitung jumlah leukosit normal dan sebanyak
kesalahan interprestasi hasil seperti positif palsu 5 orang (16,6 %) pasien memiliki hitung
atau negative palsu. Dari pengujian data jumlah leukosit tidak normal.
menggunakan uji paried sampel didapatkan 2. Hasil hitung jumlah leukosit menggunakan
hasil, nilai p=0,000, maka dapat disimpulkan metode automatic hematology analyzer
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, jadi ada sebanyak 22 orang (73,4 %) pasien memiliki
perbedaan hasil hitung jumlah leukosit hitung jumlah leukosit normal dan sebanyak
secaramanual improved neubauer dengan 8 orang (26,6 %) pasien memiliki hitung
automatic hematology analyzer. jumlah leukosit tidak normal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil 3. Dari dua metode perbedaan pemeriksaan
penelitian yang dilakukan oleh (Hidayah 2002) hitung jumlah leukosit dengan metode
yang menyatakan bahwa rata-rata hasil manual improved neubauer dan metode
pemeriksaan hitung jumlah leukosit secara automatic hematology analyzer
manual dengan menggunakan Haemositometer menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
adalah 8604/mm³, hasil pemeriksaan hitung signifikan antara kedua metode.
jumlah leukosit cara automatik menggunakan
alat BC-2600 Auto Hematology Analyzer adalah DAFTAR PUSTAKA
7720/mm³ yang menyatakan bahwa ada Bureau, B.S. (2012). International Standard
perbedaan antara hasil pemeriksaan hitung quality and competence, Medical
jumlah leukosit secara manual dan automatik. laboratories-Requirements for Quality
Dari hasil penelitian ini dengan and Competence.
menggunakan uji paried sampel yang Cadena-herrera, D. et al. (2015). Validation of
menunjukan hasil nilai rata-rata pada alat Three Viable-Cell Counting Methods :
automatic hematology analyzer sebesar Manual, Semi-Automated, and
8070/mm³ sedangkan pada alat manual Automated. Biotechnology Reports.
improved neubauer sebesar 7575/mm³. Available at: http://dx.doi.org/10.1016/
Dalam perhitungan sel leukosit pada j.btre.2015.04.004.
alat manual improved neubauer sangat sulit Carraro, P. et al. (2015). Complete Blood Count
untuk mengontrol atau mendapat akurasi dan at the ED: Preanalytic Variables for
presisinya (Cadena-herrera et al. 2015), Hemoglobin and Leukocytes. American
disebabkan sel leukosit bercampur dengan Journal of Emergency Medicine.
kotoran pada objek gelas maka pada waktu Available at: http://dx.doi.org/10.1016/
pembacaan hitung jumlah leukosit memerlukan j.ajem.2015.05.011.
waktu yang cukup lama agar diperoleh hasil Ernst, D.J. et al. (2008). Procedures and
yang maksimal (Hansen et al. 2006). Devices for the Collection of Diagnostic
Automatic hematology analyzer sebagai Capillary Blood Specimens; Approved
salah satu jalan yang bisa ditempuh untuk Standard-Sixth Edition. Clinical And
memaksimalkan pemeriksaan tanpa tergantung Laboratory Standards Institute, 28(25).
pada tenaga ahli diciptakan suata alat yang bisa Hansen, C. et al. (2006). Comparison of
dioprasikan secara sederhana dengan kata lain FACSCount AF System, Improved
automatic hematology analyzer dirancang Neubauer Hemocytometer, Corning 254
untuk tenaga ahli yang tanpa membutuhkan Photometer, SpermVision, UltiMate and
keterampilan khusus. Alat automatic Nucleo Counter SP–100 for
hematology analyzer ini dirancang sebagai alat Determination of Sperm Concentration of
yang memiliki akurasi hasil yang mudah Boar Semen. Theriogenology, 66, pp.
dievaluasi karena akurasi dan presisinya bisa 2188–2194.
dikontrol, jumlah sel yang dihitung lebih Hidayah, I. (2002). Perbedaan Hasil
banyak dan pembacaan sampel pemeriksaan Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit
hanya memerlukan waktu yang singkat sampai Secara Manual dan Automatic.
pada hasil yang diinginkan. Muhammadiyah Semarang.
Katrina, R. et al. (2015). A Comparison of
KESIMPULAN Differential Leucocyte Counts Measured
1. Hasil hitung jumlah leukosit menggunakan by Conventional Automated Venous
metode manual improved neubauer Haematology and Darkfield Microscopic