Anda di halaman 1dari 16

Diversifikasi Portofolio Investasi

dengan 5 Langkah Penting Ini

 Gina Valerina
·
5 menit

Sebagai investor pemula mungkin kamu belum begitu familiar dengan kata diversifikasi.

Sebenarnya, diversifikasi kerap menjadi salah satu rekomendasi para pakar atau investor yang
sudah sangat berpengalaman yang ditujukan bagi investor lainnya di luar sana, terlebih bagi
investor pemula.

Munculnya diversifikasi sebagai sebuah rekomendasi bukanlah tanpa sebab.

Diversifikasi merupakan salah satu strategi investasi, dan senjata yang sangat ampuh dalam
memaksimalkan keuntungan.

Di sisi lain, diversifikasi sebagai ‘senjata ampuh’ utamanya diterapkan untuk meminimalisir
risiko meski tidak ada yang akan membantah bahwa diversifikasi juga mampu memaksimalkan
keuntungan.

kamu mungkin sering mendengar istilah “Don’t Put All your Eggs in One Basket”.

Dari sudut mana pun kamu memandangnya, istilah tersebut mengandung makna yang sangat
dalam.

Dalam investasi, hal tersebut memiliki arti “Jangan alokasikan seluruh aset kamu pada satu
instrumen investasi” dan itulah arti ‘diversifikasi’ yang sebenarnya.

Diversifikasi Investasi, Strategi Rekomendasi Para Pakar – Setiap orang yang melakukan
investasi pasti ingin memperoleh keuntungan besar dengan nilai modal yang semakin bertambah
entah menggunakan investasi jangka panjang ataupun produk investasi jangka pendek.

Hanya saja, tetap diperlukan sebuah strategi tepat untuk bisa meningkatkan nilai dana yang
ditanamkan.
Salah satu caranya adalah diversifikasi, strategi investasi yang masih direkomendasikan para
pakar.

Daftar Isi [Tutup]
 Apa itu Diversifikasi Investasi?
 Diversifikasi Portofolio Mengurangi Risiko Investasi
 Langkah Melakukan Diversifikasi Portofolio Investasi
o 1. Pahami Risk Tolerance kamu
o 2. Tentukan Target Aset yang Siap Diinvestasikan
o 3. Rutin Melakukan Rebalancing
o 4. Pahami Kapasitas Risiko
o 5. Fokus Terhadap Tujuan Finansial Jangka Panjang

Apa itu Diversifikasi Investasi?


Diversifikasi merupakan sebuah istilah yang sudah sangat dikenal oleh para investor, yang
memiliki arti keberagaman investasi.

Ada satu perumpamaan yang sering dikaitkan dengan diversifikasi, yaitu jangan meletakkan
seluruh telur dalam satu keranjang.

Artinya adalah jika kamu ingin melakukan investasi, maka janganlah berinvestasi pada satu
instrumen saja.

Pada dasarnya investor menciptakan sebuah portfolio yang beragam demi menghindari kerugian.

Diversifikasi Portofolio Mengurangi Risiko


Investasi
Sebagai contohnya adalah saham yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan.

Apabila nilai saham perusahaan terus mengalami penurunan ataupun melemah, maka investasi
kamu pun akan turut melorot dan nilai investasi juga tidak akan berkembang.
Bila kamu memisahkan investasi dengan membeli dua saham dari perusahaan yang berbeda,
maka hal tersebut akan mengurangi resiko terjadinya kerugian dana nilai portfolio ataupun
investasi akan aman.

Dengan kata lain, diversifikasi adalah strategi dalam menempatkan dana investasi ke dalam
instrumen yang berbeda.

Yang dimaksud dengan instrumen disini adalah likuiditasnya, resiko, dan potensi returnnya.
Sebagai contohnya adalah potensi return investasi dalam saham akan berbeda dengan obligasi.

Pada dasarnya nilai return dari saham lebih besar jika dibandingkan dengan obligasi.

Hanya saja tetap resiko berinvestasi dalam saham juga jauh lebih besar dibandingkan dengan
obligasi.

Hal ini disebabkan karena fluktuasi dari harga saham lebih besar sehingga resiko lebih besar.

Selain itu, likuiditas yang dimaksud disini adalah kemudahan untuk menjual dan membeli
sebuah instrumen untuk berinvestasi.

Contoh yang paling tepat disini adalah investasi properti.

Jika kamu membuat iklan tentang properti atau rumah kamu, maka belum tentu rumah tersebut
akan langsung terjual.

Bisa saja terjualnya besok, minggu atau bulan depan.

Sedikit berbeda dengan saham yang bisa saja diperdagangkan hari itu juga bila memang
diinginkan dan bisa memperoleh keuntungan langsung hari itu juga.

Baca Juga: Grafik Harga Emas Hari Ini

Langkah Melakukan Diversifikasi Portofolio


Investasi
Untuk melakukan diversifikasi dengan baik, maka kamu jangan melakukan investasi pada
instrumen-instrumen yang mempunyai karakter-karakter yang sama.

Sebagai contoh reksadana saham dimana kamu akan mengalokasikan portofolio menuju


saham  blue chip dengan harapan returnnya tak akan berbeda jauh dengan yang lainnya.
Perlu diketahui jika setiap fund manager mempunyai resep berbeda dan hal itu cukup
memungkinkan kamu untuk meletakkan investasi pada lebih dari satu jenis reksadana saham.

Namun hal yang harus diingat juga adalah jangan membeli terlalu banyak reksadana yang
sejenis.

Nah sekarang, demi mempermudah diversifikasi portofolio investasi, langkah-langkah apa yang
seharusnya kamu ambil?

Berikut ini 5 langkah penting diversifikasi portofolio investasi berikut dapat membantu kamu
untuk mulai mendiversifikasikan aset kamu demi memperluas diversifikasi kamu.

1. Pahami Risk Tolerance kamu
Ketika kita berbicara tentang risk tolerance, apa yang kita rujuk sebenarnya adalah batasan
tingkat risiko yang bisa kita terima dan batas minimum risiko yang bisa kita ambil.

Bila tidak mempertimbangkan potensi keuntungan, memahami cara kerja instrumen


investasi yang kita pilih, dan merujuk pada dana investasi yang siap diinvestasikan, investasi bisa
saja kurang maksimal.

Jadi pahami dulu risk tolerance kamu.

2. Tentukan Target Aset yang Siap Diinvestasikan


Mencapai keseimbangan yang tepat antara tujuan finansial dan risk tolerance akan membantu
kamu menentukan target investasi dalam memperluas portofolio kamu.

Biasanya, investor yang memiliki risk tolerance yang tinggi akan berinvestasi pada target dengan
profil pengembalian risiko yang lebih tinggi.

Investor dengan risk tolerance yang lebih rendah akan mencari instrumen investasi yang lebih
aman seperti Obligasi Negara Ritel (ORI), saham dengan volatilitas rendah, hingga reksa dana
pasar uang.

Untuk mencapai keuntungan maksimal dari diversifikasi, investor harus mengalokasikan


sebagian dari portofolio mereka ke kelas aset yang tidak berkorelasi.

Investasi ini memiliki ketergantungan historis yang rendah terhadap masing-masing keuntungan.
3. Rutin Melakukan Rebalancing
Rebalancing merupakan suatu proses di mana investor menyelaraskan atau menyeimbangkan
bobot aset yang diinvestasikan dalam portofolio investasi.

Dalam hal saham, misalnya, rebalancing dapat merujuk pada kegiatan yang melibatkan aktivitas
membeli atau menjual aset dalam portofolio untuk menjaga tingkat alokasi aset sesuai yang
diinginkan.

Sebagai contoh, misalnya dalam portofolio investasi seorang investor terdapat bobot aset dengan
rincian 50% investasi saham dan 50% lagi berisi obligasi.

Bila suatu saat harga saham memiliki performa yang baik, bisa saja investor tersebut menambah
bobot saham menjadi 70% dalam portofolionya.

Investor tersebut bisa saja memutuskan untuk menjual sebagian saham yang dimilikinya dan
membeli obligasi untuk membuat bobot portofolio investasinya kembali menjadi seimbang,
yakni 50/50.

Menyesuaikan target alokasi dalam portofolio investasi kamu akan membantu memastikan
portofolio kamu sesuai dengan risk tolerance, kebutuhan investasi dan tujuan finansial.
Sebaliknya, memutuskan untuk tidak menyesuaikan bobotnya justru akan meningkatkan risiko
investasi kamu.

4. Pahami Kapasitas Risiko


Kesediaan secara emosional dan kapasitas kamu untuk menanggung risiko sering kali
bertentangan. kamu sebagai investor bisa saja mengambil risiko yang lebih besar melebihi
tingkat risiko yang bisa kamu tanggung.

Atau, dalam investasi kamu memiliki sifat yang konservatif sementara kamu sewaktu-waktu
perlu mengambil langkah yang lebih agresif.

Berbagai faktor seperti bobot dana dalam tabungan, nilai aset dalam investasi hingga tujuan
keuangan akan menentukan kapasitas risiko seorang investor.

Untuk itu, alangkah baiknya bila kamu dapat memahami sejauh mana kapasitas risiko yang kamu
miliki.
5. Fokus Terhadap Tujuan Finansial Jangka Panjang
Ketika mengelola portofolio investasi kamu, gunakan berbagai pendekatan seperti
keseimbangan, disiplin, dan jangka panjang sehingga investasi kamu bisa lebih fokus terhadap
tujuan jangka panjang.

Terkadang kita tergoda untuk berinvestasi pada ‘jenis investasi terbaik’ yang sering
direkomendasikan pakar, atau bahkan tergoda pada ‘jenis investasi yang menghasilkan
keuntungan’ tanpa pernah mempertimbangkan apakah jenis investasi tersebut memang mampu
mendukung kita untuk mewujudkan tujuan finansial jangka panjang.

Bila kamu saat ini memasuki masa-masa menjelang pensiun, kamu tentu harus
mempertimbangkan jenis investasi apa yang cocok untuk membantu memenuhi dana pensiun
kelak.

Jenis investasi apapun yang ingin dicoba, pastikan terlebih dahulu apakah jenis investasi tersebut
sesuai dengan risk tolerance dan tujuan finansial kamu.

Berfokus pada kebutuhan dan tujuan finansial jangka panjang akan membantu kamu bertahan
melewati masa-masa penuh gejolak dan membantu menumbuhkan aset serta mendapatkan
keuntungan yang maksimal dari diversifikasi portofolio investasi kamu.

Langkah-langkah penting dalam mempermudah diversifikasi portofolio investasi di atas paling


tidak bisa dijadikan gambaran saat hendak mendiversifikasikan aset yang kamu miliki ke
beragam instrumen investasi.

Dengan begitu, kamu memiliki gambaran terkait bagaimana seharusnya kamu membuat
perencanaan untuk mendiversifikasikan dana investasi kamu.

Bila kamu selama ini berinvestasi saham dan obligasi misalnya, dengan memahami risk
tolerance, risk capacity dan menentukan tujuan finansial jangka panjang, kamu mungkin akan
menemukan jenis investasi lain yang cocok dengan kamu, misalnya deposito, reksa dana pasar
uang maupun produk obligasi dari Pemerintah.

Jika kamu belum yakin, kamu bisa mempelajari fundamentalnya terlebih dahulu dengan
mendanai di KoinP2P dari KoinWorks.

KoinWorks adalah sebuah aplikasi yang memberikan solusi finansial mulai dari pengembangan
aset melalui pendanaan, hingga pinjaman bisnis atau individu.
Hanya dengan Rp100.000 saja kamu sudah bisa menyalurkan dana kamu kepada para peminjam
yang terdiri dari para UMKM di Indonesia.

Nominal yang kecil ini bisa membuat kamu lebih banyak melakukan diversifikasi portofolio
investasi.

Yuk, mulai melakukan diversifikasi portofolio investasi sekarang!

Pada artikel ini kita akan membahas tentang: - 1. Pengantar Teori Markowitz 2.
Asumsi Teori Markowitz 3. Diversifikasi 4. Kriteria Dominasi 5. Pengukuran Risiko.

Isi:

1. Pengantar Teori Markowitz


2. Asumsi Teori Markowitz
3. Diversifikasi Teori Markowitz
4. Kriteria Dominasi
5. Pengukuran Risiko

1. Pengantar Teori Markowitz:


Harry M. Markowitz dikreditkan dengan memperkenalkan konsep-konsep baru
pengukuran risiko dan aplikasi mereka untuk pemilihan portofolio. Dia mulai dengan
gagasan penghindaran risiko dari investor rata-rata dan keinginan mereka untuk
memaksimalkan pengembalian yang diharapkan dengan risiko paling kecil.

Model Markowitz dengan demikian merupakan kerangka teoritis untuk analisis risiko
dan pengembalian dan antar-hubungan mereka. Dia menggunakan analisis statistik
untuk pengukuran risiko dan pemrograman matematis untuk pemilihan aset dalam
portofolio secara efisien. Kerangka kerjanya mengarah pada konsep portofolio yang
efisien. Portofolio yang efisien diharapkan menghasilkan pengembalian tertinggi
untuk tingkat risiko tertentu atau risiko terendah untuk tingkat pengembalian tertentu.
Advertisement

Markowitz menghasilkan sejumlah portofolio dalam jumlah uang atau kekayaan


tertentu dan memberikan preferensi kepada investor untuk risiko dan pengembalian.
Individu sangat bervariasi dalam toleransi risiko dan preferensi aset mereka. Cara
mereka, pengeluaran dan persyaratan investasi bervariasi dari individu ke individu.
Mengingat preferensi, pemilihan portofolio bukanlah pilihan sederhana dari sekuritas
atau sekuritas mana pun, tetapi kombinasi sekuritas yang tepat.

Markowitz menekankan bahwa kualitas portofolio akan berbeda dari kualitas aset
individu di dalamnya. Dengan demikian, risiko gabungan dari dua aset yang diambil
secara terpisah bukanlah risiko yang sama dari dua aset secara bersamaan. Dengan
demikian, dua sekuritas TISCO tidak memiliki risiko yang sama dengan satu sekuritas
TISCO dan satu Reliance.
Advertisement

Risiko dan Hadiah adalah dua aspek investasi yang dipertimbangkan oleh investor.
Pengembalian yang diharapkan dapat bervariasi tergantung pada asumsi. Indeks risiko
diukur oleh varians dari distribusi di sekitar rata-rata, kisarannya dll, yang dalam
istilah statistik disebut varians dan kovarians. Kualifikasi risiko dan kebutuhan untuk
mengoptimalkan pengembalian dengan risiko terendah adalah kontribusi dari
Markowitz. Ini mengarah pada apa yang disebut Teori Portofolio Modern, yang
menekankan pertukaran antara risiko dan pengembalian. Jika investor menginginkan
pengembalian yang lebih tinggi, ia harus mengambil risiko yang lebih tinggi. Tapi dia
lebih suka pengembalian tinggi tetapi risiko rendah dan karenanya masalah tradeoff.

Portofolio aset melibatkan pemilihan sekuritas. Kombinasi aset atau sekuritas disebut
portofolio. Setiap investor individu menempatkan kekayaannya dalam kombinasi aset
tergantung pada kekayaannya, pendapatan dan kesukaannya. Teori tradisional
portofolio mendalilkan bahwa pemilihan aset harus didasarkan pada risiko terendah,
yang diukur dengan standar deviasi dari rata-rata pengembalian yang diharapkan.
Semakin besar variabilitas pengembalian, semakin besar risikonya.
Advertisement

Dengan demikian, investor memilih aset dengan variabilitas pengembalian terendah.


Mengambil pengembalian sebagai apresiasi dalam harga saham, jika harga saham
TELCO bervariasi dari Rs. 338 ke Rs. 580 (dengan variabilitas 72%) dan Colgate dari
Rs. 218 hingga Rs. 315 (dengan variabilitas 44%) selama tahun 1998, investor
memilih Colgate sebagai bagian yang kurang berisiko.
Berbeda dengan Teori Tradisional ini bahwa deviasi standar mengukur variabilitas
pengembalian dan risiko ditunjukkan oleh variabilitas, dan bahwa pilihan tergantung
pada sekuritas dengan variabilitas yang lebih rendah, Teori Portofolio modern
menekankan perlunya memaksimalkan pengembalian melalui kombinasi sekuritas,
yang variabilitas totalnya lebih rendah.
Advertisement

Risiko keamanan masing-masing berbeda dari yang lain dan dengan kombinasi
sekuritas yang tepat, yang disebut diversifikasi seseorang dapat tiba pada kombinasi di
mana risiko satu diimbangi sebagian atau sepenuhnya oleh yang lain. Dengan kata
lain, variabilitas masing-masing keamanan dan kovarian untuk pengembalian mereka
tercermin melalui antar-hubungan mereka harus diperhitungkan.

Dengan demikian, sesuai dengan Teori Portofolio Modern, pengembalian yang


diharapkan, varians dari pengembalian ini dan kovarians dari pengembalian sekuritas
dalam portofolio harus dipertimbangkan untuk pemilihan portofolio. Portofolio
dikatakan efisien, jika diharapkan menghasilkan pengembalian setinggi mungkin
untuk risiko terendah atau tingkat risiko tertentu.

Serangkaian portofolio yang efisien dapat dihasilkan dengan menggunakan proses di


atas menggabungkan berbagai sekuritas yang risiko gabungannya terendah untuk
tingkat pengembalian yang diberikan untuk jumlah investasi yang sama, yang mampu
dilakukan oleh investor. Teori Markowitz, sebagaimana dinyatakan di atas didasarkan
pada sejumlah asumsi.
Advertisement

2. Asumsi Teori Markowitz:


Teori Portofolio Markowitz didasarkan pada asumsi berikut:

(1) Investor rasional dan berperilaku untuk memaksimalkan utilitas mereka dengan
tingkat pendapatan atau uang tertentu.

(2) Investor memiliki akses gratis ke informasi yang adil dan benar tentang
pengembalian dan risiko.
(3) Pasar efisien dan menyerap informasi dengan cepat dan sempurna.

(4) Investor menolak risiko dan mencoba untuk meminimalkan risiko dan
memaksimalkan pengembalian.

(5) Investor mendasarkan keputusan pada pengembalian yang diharapkan dan varians
atau standar deviasi pengembalian ini dari rata-rata.

(6) Investor memilih pengembalian yang lebih tinggi ke pengembalian yang lebih
rendah untuk tingkat risiko tertentu.

Portofolio aset berdasarkan asumsi di atas dianggap efisien jika tidak ada aset lain
atau portofolio aset menawarkan pengembalian yang diharapkan lebih tinggi dengan
risiko yang sama atau lebih rendah atau risiko lebih rendah dengan pengembalian
yang diharapkan sama atau lebih tinggi. Diversifikasi sekuritas adalah salah satu
metode dimana tujuan di atas dapat diamankan. Risiko yang tidak sistematis dan
terkait perusahaan dapat dikurangi dengan diversifikasi ke berbagai sekuritas dan aset
yang variabilitasnya berbeda dan mengimbangi atau dengan kata lain yang berkorelasi
negatif atau tidak berkorelasi sama sekali.
Advertisement

Diversifikasi Teori Markowitz :
Markowitz mendalilkan bahwa diversifikasi tidak hanya bertujuan mengurangi risiko
keamanan dengan mengurangi variabilitas atau standar deviasinya, tetapi dengan
mengurangi kovarians atau risiko interaktif dari dua atau lebih sekuritas dalam suatu
portofolio. Sebagai kombinasi dari sekuritas yang berbeda, secara teori dimungkinkan
untuk memiliki rentang risiko yang bervariasi dari nol hingga tak terbatas.

Teori Markowitz tentang diversifikasi portofolio menekankan pentingnya standar


deviasi, untuk menguranginya menjadi nol, jika mungkin, kovarians memiliki
sebanyak mungkin efek interaktif negatif antara sekuritas dalam portofolio dan
koefisien korelasi untuk memiliki - 1 (negatif) sehingga risiko keseluruhan dari
portofolio secara keseluruhan tidak ada atau diabaikan.
Advertisement
Maka sekuritas harus digabungkan sedemikian rupa sehingga standar deviasi
adalah nol, seperti yang ditunjukkan dalam contoh di bawah ini:

Kemungkinan kombinasi sekuritas (1) dan (2):

Dalam contoh, jika 2 / 3rds diinvestasikan dalam sekuritas (1) dan 1/3 dalam sekuritas
(2), koefisien variasi, yaitu = SD / rata-rata adalah yang terendah.

Standar deviasi portofolio menentukan deviasi pengembalian dan koefisien korelasi


proporsi sekuritas dalam portofolio, diinvestasikan. Persamaannya adalah-

σ2p = Perbedaan portofolio

σp = Standar deviasi portofolio

xi = Proporsi portofolio yang diinvestasikan dalam keamanan i

xj = Proporsi portofolio yang diinvestasikan dalam keamanan J

rij = Koefisien korelasi antara i dan J

σi standar deviasi dari i

σj standar deviasi J

N = jumlah sekuritas

Masalah:

Diberikan contoh berikut, cari tahu risiko yang diharapkan dari portofolio.
Advertisement
Parameter Diversifikasi Markowitz:

Berdasarkan penelitiannya, Markowitz telah menetapkan pedoman untuk diversifikasi


berdasarkan sikap investor terhadap risiko dan pengembalian dan pada kuantifikasi
risiko yang tepat. Investasi memiliki berbagai jenis karakteristik risiko, beberapa
disebut risiko sistematis dan terkait pasar dan risiko lainnya yang disebut risiko tidak
sistematis atau terkait perusahaan. Diversifikasi Markowitz melibatkan jumlah
sekuritas yang tepat, tidak terlalu sedikit atau tidak terlalu banyak yang tidak memiliki
korelasi atau korelasi negatif. Pilihan yang tepat dari perusahaan, sekuritas, atau aset
yang pengembaliannya tidak berkorelasi dan yang risikonya saling mengimbangi
untuk mengurangi risiko secara keseluruhan.

Untuk membangun set portofolio yang efisien, seperti yang ditetapkan oleh
Markowitz, kita perlu melihat parameter penting ini:

(1) Pengembalian yang diharapkan.


Advertisement
(2) Variabilitas pengembalian yang diukur dengan standar deviasi dari rata-rata.

(3) Varian atau varians dari satu pengembalian aset ke pengembalian aset lainnya.

Secara umum semakin tinggi pengembalian yang diharapkan, semakin rendah standar
deviasi atau varians dan semakin rendah korelasi semakin baik keamanan untuk
pilihan investor. Apa pun risiko sekuritas individual dalam isolasi, risiko total
portofolio semua sekuritas mungkin lebih rendah, jika kovarians pengembaliannya
negatif atau dapat diabaikan.

Kriteria Dominasi:
Dominasi mengacu pada superioritas satu portofolio di atas yang lain. Satu set dapat
mendominasi yang lain, jika dengan pengembalian yang sama, risikonya lebih rendah
atau dengan risiko yang sama, pengembaliannya lebih tinggi. Prinsip dominasi
melibatkan pertukaran antara risiko dan pengembalian.
Advertisement

Untuk dua portofolio keamanan, minimalkan risiko portofolio dengan persamaan-

σp = Wa σa2 + W b σ b 2 + 2 (W a W b σ a σ b σab)

E (Rp) = WaE (Ra) + Wb E (Rb)

R mengacu pada pengembalian dan E (Rp) adalah pengembalian yang diharapkan, σp


adalah standar deviasi, W mengacu pada proporsi yang diinvestasikan dalam setiap
sekuritas σaσb adalah simpangan baku a dan b sekuritas dan σab adalah kovarians
atau keterkaitan dari pengembalian keamanan .

Konsep-konsep di atas digunakan dalam perhitungan pengembalian yang diharapkan,


berarti standar deviasi sebagai ukuran risiko dan kovarians sebagai ukuran hubungan
antar satu keamanan kembali dengan yang lain.
Pengukuran Risiko:
Risiko dibahas di sini dalam hal portofolio aset. Setiap risiko investasi adalah
variabilitas pengembalian saham, aset, atau portofolio. Ini diukur dengan standar
deviasi pengembalian atas Mean untuk sejumlah pengamatan.
Advertisement

Contoh:

Deviasi standar yang akan dihitung: Rata-rata dalam Pengamatan Rata-rata: 10% - 5%
20% 35% - 10% = 10% akan menjadi Mean.

Risiko Portofolio:

Ketika dua atau lebih sekuritas atau aset digabungkan dalam portofolio, kovarians
atau risiko interaktifnya harus dipertimbangkan. Jadi, jika pengembalian dua aset
bergerak bersama-sama, kovariansnya positif dan risikonya lebih pada portofolio
semacam itu. Jika di sisi lain, pengembalian bergerak secara independen atau
berlawanan arah, kovarians negatif dan risiko secara total akan lebih rendah.

Secara matematis, kovarians didefinisikan sebagai-

di mana Rx adalah return on security x, Ry return security Y, dan R̅ x dan R̅y


diharapkan mengembalikan masing-masing dan N adalah jumlah pengamatan.
Koefisien korelasi adalah ukuran lain yang dirancang untuk menunjukkan kesamaan
atau ketidaksamaan dalam perilaku dua variabel. Kami mendefinisikan koefisien
korelasi x dan y as-
Advertisement

Cov xy adalah kovarians antara x dan y dan σ x adalah standar deviasi x dan σ y adalah
standar deviasi y.

Di mana, N = 2

Persamaan kovarian adalah sebagai berikut:

Koefisien korelasi dapat ditetapkan sebagai berikut:

Jika koefisien korelasi antara dua sekuritas adalah - 1.0, itu adalah korelasi negatif
yang sempurna. Jika itu + 1.0, itu adalah korelasi positif yang sempurna. Jika
koefisiennya '0' maka pengembaliannya dikatakan independen. Singkatnya, korelasi
antara dua sekuritas tergantung- (a) pada kovarians di antara mereka, dan (b) standar
deviasi masing-masing.
Dalam Model Markowitz, kita perlu memiliki input pengembalian yang diharapkan,
risiko diukur dengan standar deviasi pengembalian dan kovarians antara
pengembalian aset yang dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai