THORAX
Pembimbing: dr. Roy C.P Simanjuntak, Sp.BTKV
Oleh:
Juan Kevin Phenca / 01073190059
Leonardo Bryan / 01073190054
Marielle Ancilla Domini / 01073190152
Ni Ketut Putri Ratih Sindunanta / 01073190061
Tania Liestary / 01073190068
ANATOMI THORAX
BONES OF THE THORAX
BONES OF THE THORAX - RIBS
● 1 set 12 tulang yang membentuk thoracic cage → melindungi organ internal rongga dada
● Berartikulasi dengan kolom vertebra posterior dan berterminasi di anterior sebagai cartilage (costal cartilage)
● Peran dalam pernapasan = bergerak saat ekspansi dada → memungkinkan inflasi paru-paru
Typical Ribs
a) Head
○ wedge shaped
○ 2 sisi artikulasi
b) Neck
○ menghubungkan head dengan shaft
○ Tuberkulum kasar → sisi artikulasi dengan
prosesus transversus vertebra
c) Shaft
○ datar dan melengkung
○ permukaan internal → groove untuk suplai
neurovaskular thorax
False ribs
Floating ribs
3 bagian
● 12 tulang vertebra
4 karakteristik spesial
spinal cord
MUSCLE OF THORACIC CAGE - OTOT INTERKOSTALIS
Subcostals
● Terletak pada bagian inferior thoracic wall
● Peran yang sama dengan otot interkostalis
internal
DIAFRAGMA
● 2 bagian
Batas: T4 (superior) - T12 (inferior), aspek posterior dari perikardium (anterior) - spine (posterior)
Posterior Inferior Isi: Descending thoracic aorta, azygos vein, hemiazygos vein, thoracic duct, esophagus,
Mediastinum esphageal plexus, vagus nerve, lymphatics
TRAUMA THORAX
DEFINISI
05 06
ETIOLOGI
● Self limiting
○ Supportive treatment
■ Elevasi kepala 30 derajat
■ Dekompresi thorax
FRAKTUR COSTAE
● Sangat sering terjadi pada trauma tumpul
● Iga bagian tengah (iga ke 4 sampai ke 9) paling sering fraktur
● Gejala yang paling prominen:
○ Nyeri dada yang bertambah saat batuk dan bernafas
dalam
○ Sesak nafas
○ Palpasi → nyeri tekan & krepitus
● Tipe fraktur:
○ Fraktur 1 atau 2 ribs secara unilateral
Fraktur multipel
FLAIL CHEST
● Ketidakstabilan dinding dada yang disebabkan oleh adanya fraktur iga (unilateral / bilateral
multipel) atau terdapat gangguan pada costochondral junction
● Terjadi fraktur pada > 3 tulang rusuk di setidaknya 2 tempat berbeda.
Pernapasan Paradoksal
FLAIL CHEST
● Anam & PF ● Tatalaksana
○ Riwayat trauma ○ Kontrol nyeri → pemberian
○ Nyeri analgesia
○ Sesak nafas ○ Mempertahankan oksigenasi
○ Pernapasan paradoksal dan ventilasi
○ Krepitus saat palpasi ○ Menjaga hemodinamik →
● Imaging resusitasi cairan
○ Fraktur iga multipel ○ Memperbaiki fraktur → open
○ Pemisahan reduction internal fixation
costochondral joint
FRAKTUR STERNAL
● Fraktur sternal biasa transversal dan terletak di bagian atas dan
tengah tulang sternum
● Insidens fraktur sternum pada trauma toraks cukup jarang, umumnya
terjadi pada korban KLL yang mengalami kecelakaan dengan gaya
trauma yang cukup berat
● Pemeriksaan fisik ditemukan:
○ nyeri terutama di area sternum
○ pembengkakan
○ deformitas
● Pemeriksaan Penunjang:
○ Foto thorax lateral: ditemukan garis fraktur pada daerah
sternum atau gambaran sternum yang tumpang tindih
○ CT-scan
FRAKTUR SCAPULA
● Jarang terjadi karena terlindungi oleh otot, dan terletak mendatar pada dinding dada
● Leher scapula dapat mengalami fraktur akibat benturan atau jatuh pada bahu
● Gejala: nyeri serta pembengkakan pada daerah yang terkena trauma.
● Tatalaksana:
○ Shoulder immobilization
○ Surgical repair bila ada gangguan glenohumeral joint
FRAKTUR KLAVIKULA
Perhatikan
● Deformitas leher/hematoma, krepitus dari fraktur laryngeal, surgical emphysema, suara
serak/gurgling
● Complete airway obstruction → silent chest, paradoxical chest movement
● Partial airway obstruction → stridor, respiratory distress
● Sianosis
Tata Laksana
● High flow oxygen 15 lpm → non-rebreather mask
● Buka jalan nafas → jaw-thrust, suction, oropharyngeal airway (Guedel)
● Endotracheal tube intubation
● Luka leher terbuka → amankan trakea distal dengan forsep (retraksi) dan intubasi melalui luka
● Bronchoscopy/thoracotomy
LETHAL SIX
Tension Pneumothorax
Perhatikan
● Respiratory distress
● Takikardia, hipotensi
● Pengembangan dada tidak simetris (hiperekspansi ipsilateral)
● Deviasi trakea ke kontralateral
● Penurunan suara nafas ipsilateral
Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● Dekompresi → needle thoracocentesis / finger thoracostomy
● Intercostal catheter (chest tube)
LETHAL SIX
Open Pneumothorax
Perhatikan
● Luka terbuka di dinding dada
● Respiratory distress
● Takikardia
● Gerakan dada ipsilateral menurun
● Penurunan suara nafas ipsilateral
Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● 3-sided occlusive dressing → bekerja sebagai flutter-type valve
● Chest tube
LETHAL SIX
Massive Hemothorax
Perhatikan
● Syok hipovolemik: pallor, takikardia, hipotensi, akral dingin
● Gerakan dada ipsilateral menurun
● Perkusi → pekak ipsilateral
● Penurunan suara nafas ipsilateral
Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● Chest tube
● Resusitasi hemostasis → massive transfusion protocol
● Thoracotomy
LETHAL SIX
Cardiac Tamponade
Perhatikan
● Syok obstruktif → takikardia, hipotensi, akral dingin
● Beck’s triad → muffled heart sounds, hipotensi, distensi vena leher
● Pulsus paradoxus
Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● Needle pericardiocentesis
● Terapi definitif → pericardotomy
● Cardiac arrest → emergency thoracotomy
LETHAL SIX
Flail Chest
Perhatikan
● Nyeri dada
● Respiratory distress
● Krepitus
● Pernafasan paradoksal
Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● Analgesik
○ Paracetamol, NSAIDs
● Monitor dan support pernafasan
○ SpO2, respiratory effort, ABG
● Tindakan bedah
○ Fiksasi tulang rusuk
HIDDEN SIX
Thoracic Aortic Disruption
Perhatikan
● Pasien yang sadar → tearing chest & back pain, defisit neurologis
● Defisit pulsasi di ekstremitas bawah
● Hipotensi
● Respiratory distress / dypsnea
● Interskapular sistolik murmur
Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● Hindari resusitasi cairan yang berlebihan
● Terapi definitif → bedah, stent
HIDDEN SIX
Tracheobranchial Disruption
Perhatikan
● Hemoptysis, batuk, respiratory distress
● Subcutaneous emphysema
● Pneumothorax meskipun sudah dipasang chest tube
Tata Laksana
● High flow oxygen 15 lpm → non-rebreather mask
● Multiple intercostal catheters
● Bronchoscopy & tindakan operasi
HIDDEN SIX
Myocardial Contusion
Perhatikan
● Suspek apabila terjadi trauma tumpul parah dengan fraktur sternum, rusuk, vertebrae thoracal
● Takikardia persisten yang tidak bisa dijelaskan
● Nyeri tekan, bengkak, ecchymosis
● Nyeri dada (tidak membaik dengan nitrate)
● Pericardial friction rub, S3 gallop
Tata Laksana
● Konsul, monitor jantung, echocardiogram
● Cedera arteri koroner → PCI, stent, CABG
● Trauma penetrasi, valvular dysfunction → cardiac surgery
● Cardiac arrest → emergency thoracotomy
HIDDEN SIX
Traumatic Diaphragmatic Tear
Perhatikan
● Suspek apabila ada trauma penetrasi yang dapat meluas antara T4-T12
● Suspek apabila ada trauma tumpul yang parah ke torso
● Bisa asimtomatik
● Nyeri abdomen, guarding, rigidity
● Auskultasi thorax
Tata Laksana
● Laparoscopy, thoracoscopy
● Surgical repair
HIDDEN SIX
Esophageal Disruption
Perhatikan
● Nyeri dada/epigastrik, dysphagia, hematemesis
● Luka pada leher/dada
● Surgical emphysema
● Efusi pleura (terutama di bagian kiri)
● Chest tube → drain isi gastrointestinal
Tata Laksana
● High flow oxygen 15 lpm → non-rebreather mask
● Resusitasi cairan
● NGT
● Antibiotik broad spectrum
● Surgical repair
HIDDEN SIX
Pulmonary Contusion
Perhatikan
● Suspek apabila ada trauma thorax
● Respiratory distress, hemoptysis, sianosis
● Suara nafas turun dan crackles pada paru yang terkena
● Hypoxia/hypercapnia pada ABG
● Nyeri dada
Tata Laksana
● High flow oxygen 15 lpm → non-rebreather mask
● Restriksi cairan
● Analgesik
● Respiratory support → pada kasus parah perlu intubasi dan mechanical ventilation
ADVANCED TRAUMA
LIFE SUPPORT (ATLS)
INITIAL MANAGEMENT
● Preparation
● Triage
● Primary survey
● Adjunct to primary survey and resuscitation
● Consideration of the need of patient transfer
● Secondary survey
● Adjunct to secondary survey
● Ongoing post-resuscitation monitoring and reevaluation
● Definitive care
PRIMARY SURVEY
AIRWAY
● Undress pasien
○ Melakukan assessment pada luka yang ada
● Logroll
○ Menilai bagian belakang
● Selimuti pasien
○ Mencegah hipotermia
ADJUNCT TO PRIMARY SURVEY
● Kateter → dekompresi, monitor urine output
● NGT → dekompresi abdomen
● Monitor hemodinamik → BP, HR
● Monitor pernafasan → RR, SpO2 (pulse oximetry)
● Evaluasi trauma intraperitoneal
○ FAST (Focused Assessment by Sonography in Trauma)
○ DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage)
● Imaging
SECONDARY SURVEY
ANAMNESIS
● AMPLE
○ Allergies
○ Medications
○ Past medical history
○ Last meal
○ Events / environmental
● MIST
○ Mechanism of injury
○ Injury sustained
○ Sign and symptom
○ Treatment
SECONDARY SURVEY
PEMERIKSAAN FISIK - Head to toe examination
● Kepala
○ Reevaluasi GCS
○ Fraktur basis cranii → racoon eye, battle sign
○ Mata → diameter pupil, RCL, RCTL, gerakan bola mata
○ THT → kebocoran CSF
○ Rongga mulut → fraktur mandibula, laserasi lidah
● Leher
○ Inspeksi: deformitas, deviasi trakea, bengkak, hematoma
○ Palpasi: nyeri, pulsasi
○ Auskultasi: arteri karotid → bruit
SECONDARY SURVEY
PEMERIKSAAN FISIK - Head to toe examination
● Thorax
○ Inspeksi: pengembangan dada saat statis dan dinamis (simetris), deformitas, fraktur
terbuka, hematoma
○ Palpasi: nyeri tekan, krepitus, taktil fokal
○ Perkusi: pekak, hipersonor
○ Auskultasi: suara paru dan jantung
● Abdomen
○ Inspeksi: luka, distensi, hematoma, cullen sign, gray turner sign
○ Auskultasi: bising usus
○ Perkusi: timpani, pekak
○ Palpasi: nyeri tekan, rebound tenderness, defans muscular
SECONDARY SURVEY
PEMERIKSAAN FISIK - Head to toe examination
● Pelvis
○ Perineum: kontusio/hematoma (butterfly hematoma), laserasi, perdarahan uretra
○ Genital: laserasi vagina, hematoma skrotum
○ Anorektum: perdarahan, laserasi, tonus sfingter ani, keutuhan dinding rektum, posisi prostat
● Ekstremitas
○ Inspeksi: cedera tumpul/tajam, laserasi, deformitas (fraktur, dislokasi), kontusio, bengkak
○ Palpasi: nyeri tekan, krepitasi, fungsi sensorik dan motorik, arteri perifer (kuat dan
ekualitas pulsasi)
● Punggung → logroll
○ Inspeksi: laserasi, hematoma, deformitas
○ Palpasi: nyeri tekan
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Tn. D
● TTL/Usia : 24 November 1948/36 tahun 11 bulan
● Status Perkawinan : Menikah
● Agama : Islam
● Pendidikan : S1
● No. Rekam Medis : RSUS. 00-67-47-XX
● Tanggal Masuk : 22 Oktober 2015 pukul 16:45
● Tanggal Pemeriksaan : 22 Oktober 2015 pukul 16:45
● Jenis Anamnesis : Autoanamnesis
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas yang terjadi pk 09.00. Pasien sedang mengendarai motor & memakai
helm dengan kecepatan 40-50km/jam, dan kemudian pasien ditabrak oleh motor lain dari arah yang
berlawanan dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Kejadian ini membuat pasien jatuh terbanting ke aspal mengenai dada kanan pasien. Pasien sempat pingsan
15 menit, kemudian sadar pada waktu pasien masih berada di pinggir jalan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Riwayat kejang / keadaan Pasien tidak pernah Riwayat penyakit jantung &
neurologis disangkal oleh mengeluhkan keluhan serupa paru disangkal
pasien sebelumnya
RIWAYAT KELUARGA: keluarga tidak ada keluhan serupa & tidak ada riwayat jantung &
paru - paru di keluarga
RIWAYAT KEBIASAAN
M → Mechanism of Injury
Menabrak apa, sejak kapan (onset), ditabrak apa, oleh apa & dari mana?
I → Injury sustain
Apakah terdapat luka, perdarahan, apakah terdapat pecahan tajam / lainnya (kaca) yang masih menancap
T → Treatment
Apakah sudah diobati sebelum datang? Apakah sudah pergi ke puskesmas?
PRIMARY SURVEY
AIRWAY + C - SPINE CONTROL ====> CLEAR
- pasien dapat berbicara → tidak ada obstruksi/clear
- pemasangan cervical collar
BREATHING
- Inspeksi : jejas pada dada kanan, pergerakan dinding dada asimetris (sisi kanan
tertinggal). laju nafas → 30x/menit
- Palpasi : chest expansion asimetris (sisi kanan tertinggal)
vocal fremitus melemah pada sisi kanan
krepitasi pada costae 9,10,11 anterior dextra
DISABILITY
- GCS (E4 V5 M6)
- Lateralisasi -/-
- Refleks pupil
- langsung : +/+
- tidak langsung : +/+
EXPOSURE
- Luka lain? → tidak ada luka lain / perdarahan aktif
- Beri selimut untuk cegah hipotermia
Tindakan: Buka seluruh baju lakukan log roll untuk melihat bagian belakang tubuh pasien
SECONDARY SURVEY
AMPLE
● Allergy → riwayat alergi?
● Medication → konsumsi obat - obatan rutin?
● Past history → riwayat penyakit sebelumnya? (kejang, operasi, kecelakaan)
● Last meal → jam terakhir makan / sudah makan?
● Environment → tempat kejadian?
LEHER
● Tidak ada deformitas
● Tidak ada deviasi trakea
SECONDARY SURVEY
● Inspeksi : tidak terlihat jejas, pendarahan, distensi pada seluruh regio abdomen
● Auskultasi : bising usus terdengar pada seluruh regio abdomen
● Perkusi : timpani pada seluruh regio abdomen
● Palpasi : nyeri tekan (-), muscular defence (-)
Pemeriksaan lainnya:
- Elektrolit
- Fungsi ginjal → ureum, creatinine
- Fungsi hepar → SGOT, SGPT
- crossmatch
Pemeriksaan Radiologis:
- FAST
- thorax supine AP/PA → untuk lihat cedera servikal, fraktur costae, pneumothorax,
hemathorax
DIAGNOSIS KERJA
Trauma tumpul pada thorax suspect pneumothorax
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi sehingga pasien terjatuh &
terbanting ke aspal (hipersonance pada perkusi)
DIAGNOSIS BANDING
Pulmonary Contusion Hemothorax
- Riwayat Trauma Tumpul - Riwayat trauma
- SOB - nyeri dada saat bernafas
- Nyeri pada dada - sesak nafas
- Batuk - ↓ suara napas, perkusi redup
- Hemoptysis - Ditegakkan dengan melakukan
- Takikardi penunjang X-Ray
- Ditegakkan dengan melakukan
penunjang X-Ray
TATA LAKSANA
● Monitor → TTV
● Non per oral
● Pemberian oksigen
● Analgesik untuk mengurangi nyeri
● Tatalaksana Dekompresi
○ Pemasangan chest tube (WSD)
● Rujuk BTKV untuk fiksasi fraktur costae
TERIMA KASIH