Anda di halaman 1dari 82

TRAUMA

THORAX
Pembimbing: dr. Roy C.P Simanjuntak, Sp.BTKV

Oleh:
Juan Kevin Phenca / 01073190059
Leonardo Bryan / 01073190054
Marielle Ancilla Domini / 01073190152
Ni Ketut Putri Ratih Sindunanta / 01073190061
Tania Liestary / 01073190068
ANATOMI THORAX
BONES OF THE THORAX
BONES OF THE THORAX - RIBS

● 1 set 12 tulang yang membentuk thoracic cage → melindungi organ internal rongga dada

● Berartikulasi dengan kolom vertebra posterior dan berterminasi di anterior sebagai cartilage (costal cartilage)

● Peran dalam pernapasan = bergerak saat ekspansi dada → memungkinkan inflasi paru-paru
Typical Ribs
a) Head
○ wedge shaped
○ 2 sisi artikulasi
b) Neck
○ menghubungkan head dengan shaft
○ Tuberkulum kasar → sisi artikulasi dengan
prosesus transversus vertebra
c) Shaft
○ datar dan melengkung
○ permukaan internal → groove untuk suplai
neurovaskular thorax

Atypical Ribs (memiliki fitur yang tidak umum


untuk semua tulang rusuk)
● Rib 1 → lebih lebar dan pendek, hanya
memiliki 1 sisi artikulasi
● Rib 2 → lebih tipis dan panjang dari rib 1
● Rib 10 → hanya memiliki 1 sisi artikulasi
● Rib 11 & 12 → tidak memiliki leher, hanya
memiliki 1 sisi artikulasi
True ribs

Ribs 1-7 = menempel ke sternum

False ribs

Ribs 8-10 = menempel ke superior costal


cartilage

Floating ribs

Ribs 11-12 = tidak ada perlekatan secara


anterior dan berakhir pada otot-otot abdominal
BONES OF THE THORAX - STERNUM

● Flat bone berbentuk ‘T’

● Letak di bagian anterior thorax pada garis tengah dada

● Bagian dari “thoracic cage” → melindungi visera internal thorax →

jantung, paru-paru dan esofagus

3 bagian

1. Manubrium → paling superior, bentuk trapezoid

2. Body → rata dan memanjang, bagian terbesar dari tulang sternum,

terdapat facet yang berhubungan dengan costae 1-7

3. Xiphoid process → paling inferior, bagian terkecil, ujungnya setingkat

dengan vertebra T10


BONES OF THE THORAX - THORACIC SPINE
● Segmen kedua dari kolom vertebra

● Antara segmen vertebra servikal dan lumbar

● 12 tulang vertebra

● Bersama dengan ribs dan sternum, membentuk “thoracic cage”

4 karakteristik spesial

1) Heart shaped vertebral body

2) Demi-facets pada setiap sisi vertebral body

3) Costal facets pada prosesus transversus (hanya pada T1-T10)

4) Spinous processus = panjang dan miring kebawah → ↑ proteksi

spinal cord
MUSCLE OF THORACIC CAGE - OTOT INTERKOSTALIS

● Otot interkostalis eksterna


○ Mengangkat tulang rusuk dan meningkatkan
volume toraks saat inspirasi
● Otot interkostalis interna
○ Terletak di bawah otot interkostalis eksterna
○ Depresi costae → ↓ volume intrathorax pada
forced expiration
● Innermost Intercostals
○ Memiliki struktur dan fungsi yang mirip dengan
otot interkostalis interna
MUSCLE OF THORACIC CAGE - TRANSVERSUS THORACIS &
SUBCOSTALS
Transversus thoracis
● Continuous dengan transversus abdominis
inferior
● Secara lemah menekan ribs
● Attachment: dari permukaan posterior
sternum inferior ke permukaan internal
kartilago kosta 2-6

Subcostals
● Terletak pada bagian inferior thoracic wall
● Peran yang sama dengan otot interkostalis
internal
DIAFRAGMA

● Lembaran muskulotendinous berkubah


ganda (dome-shaped)
● Terletak di aspek paling inferior dari rib cage
● Otot = pars sternalis, costalis, lumbaris
● Peran
○ Memisahkan rongga dada dari rongga
perut
○ Mengalami kontraksi dan relaksasi,
mengubah volume rongga toraks dan
paru-paru → inspirasi dan ekspirasi
PLEURA

● Selaput tipis yang melapisi paru - paru dan dinding dada

● 2 bagian

○ Pleura parietal (outer) → menempel ke dinding dada

○ Pleura visceral (inner) → cover the lungs

● Cavum pleura → berisi cairan pleura (berfungsi sebagai lubrikan

supaya tidak terjadi gesekan antar pleura saat respirasi)


VASKULARISASI
Suplai darah
utama ke dinding thorax berasal dari tiga
sumber: Drainase
● 1st posterior intercostal vein →
1) Thoracic aorta brachiocephalic vein
2) Subclavian artery ● 2nd dan 3rd posterior intercostal vein akan
3) Axillary artery membentuk superior intercostal veins →
brachiocephalic vein
● 4th-11th posterior intercostal vein →
Masing-masing sumber utama ini azygous/hemizygous veins
mengalirkan darah ke arteri-arteri yang
secara langsung suplai darah ke dinding
dada: Drainase
1) Posterior intercostal arteries ● anterior intercostal vein → internal thoracic
2) Anterior intercostal arteries vein
3) Internal thoracic arteris
INERVASI

Cabang utama = n. intercostalis (dibentuk oleh


ramus anterior n. Spinalis T-T11)
● Cabang muskular → otot interkostalis, otot
serratus
● Cabang kolateral → otot interkostalis, parietal
pleura
● Cabang lateral kutaneus → kulit dinding
thorax lateral
● Cabang anterior kutaneus → kulit dinding
thorax anterior
MEDIASTINUM
● Area yang ditemukan pada midline thorax cavity yang dikelilingi oleh pleural sacs
● Dibagi menjadi superior dan inferior mediastinum (anterior, middle dan posterior mediastinum)
MEDIASTINUM

Batas: Costae 1 (superior), T4 (inferior)


Superior Isi: Timus, trakea, esofagus, duktus toraksikus, arkus aorta, vena (SVC, brachiocephalic, left
Mediastinum superior intercostal), nerve (vafus, phrenic, left recurrent laryngeal), lymphatics

Anterior Inferior Batas: T4 (superior) - T9 (inferior), sternum (anterior) - perikardium (posterior)


Isi: Sisa timus, lymph nodes
Mediastinum
Batas: T4 (superior) - T9 (inferior), aspek anterior dari perikardium (anterior) - aspek posterior
Middle Inferior
perikardium
Mediastinum Isi: Phrenic nerve, jantung, perikardium, ascending aorta, pulmonary trunk, superior vena cava

Batas: T4 (superior) - T12 (inferior), aspek posterior dari perikardium (anterior) - spine (posterior)
Posterior Inferior Isi: Descending thoracic aorta, azygos vein, hemiazygos vein, thoracic duct, esophagus,
Mediastinum esphageal plexus, vagus nerve, lymphatics
TRAUMA THORAX
DEFINISI

Trauma thorax adalah luka atau cedera mengenai rongga


thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding
thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh
trauma tajam atau trauma tumpul dan dapat menyebabkan
keadaan gawat thorax akut

05 06
ETIOLOGI

Trauma Tumpul Trauma Penetrasi

- Pada trauma tumpul tidak terjadi - Pada trauma tembus terjadi


diskontinuitas dinding toraks. diskontinuitas dinding toraks (laserasi)
- Penyebabnya antara lain kecelakaan lalu langsung akibat penyebab trauma,
lintas, terjatuh, cedera olahraga, dsb. terutama akibat tusukan benda tajam
- Kelainan tersering akibat trauma tumpul (pisau, kaca, peluru, dsb).
toraks adalah kontusio paru. - Sekitar 10-30% dari trauma tembus
- <10% trauma jenis ini memerlukan operasi memerlukan operasi torakotomi
torakotomi
TRAUMA TUMPUL
TRAUMA ASPHYXIA

● Adanya kompresi pada thorax yang


menyebabkan terjadinya back-flow dari
vena dari atrium kanan ke arah leher dan
kepala
○ Facial & upper chest petechiae
○ Subconjunctival hemorrhage
○ Cervical cyanosis
○ Temporary loss of vision → retinal
edema

● Self limiting
○ Supportive treatment
■ Elevasi kepala 30 derajat
■ Dekompresi thorax
FRAKTUR COSTAE
● Sangat sering terjadi pada trauma tumpul
● Iga bagian tengah (iga ke 4 sampai ke 9) paling sering fraktur
● Gejala yang paling prominen:
○ Nyeri dada yang bertambah saat batuk dan bernafas
dalam
○ Sesak nafas
○ Palpasi → nyeri tekan & krepitus
● Tipe fraktur:
○ Fraktur 1 atau 2 ribs secara unilateral

○ Fraktur 1st dan 2nd ribs

○ Multiple atau bilateral rib fracture


FRAKTUR COSTAE

Fraktur 1 atau 2 kosta Unilateral


● Prioritas → kontrol nyeri, menjaga ventilasi pasien adekuat, mencari luka lain
● Kontrol nyeri
○ Epidural analgesia
○ Intercostal nerve blocks
○ Intrapleural regional anesthesia
○ Transcutaneous electrical nerve stimulation
FRAKTUR COSTAE
Fraktur kosta 1 atau kosta 2 Fraktur multipel
● Prioritas → kontrol nyeri, menjaga ventilasi ● Prioritas → kontrol nyeri, menjaga ventilasi
pasien adekuat, mencari intrathoracic pasien adekuat, luka lain
injuries ● Kontrol nyeri
● Associated injuries ○ Transdermal analgesia + oral
○ Brain, Intraabdominal, Intrathoracic analgesic + anti-inflammatory agents
● CT angiography → melihat adanya great ● Perhatikan → jumlah fraktur kosta, umur,
vessels injury underlying pulmonary status
FRAKTUR COSTAE

Fraktur 1 atau 2 kosta Unilateral

Fraktur kosta 1 atau kosta 2 Flail Chest

Fraktur multipel
FLAIL CHEST
● Ketidakstabilan dinding dada yang disebabkan oleh adanya fraktur iga (unilateral / bilateral
multipel) atau terdapat gangguan pada costochondral junction
● Terjadi fraktur pada > 3 tulang rusuk di setidaknya 2 tempat berbeda.

Pernapasan Paradoksal
FLAIL CHEST
● Anam & PF ● Tatalaksana
○ Riwayat trauma ○ Kontrol nyeri → pemberian
○ Nyeri analgesia
○ Sesak nafas ○ Mempertahankan oksigenasi
○ Pernapasan paradoksal dan ventilasi
○ Krepitus saat palpasi ○ Menjaga hemodinamik →
● Imaging resusitasi cairan
○ Fraktur iga multipel ○ Memperbaiki fraktur → open
○ Pemisahan reduction internal fixation
costochondral joint
FRAKTUR STERNAL
● Fraktur sternal biasa transversal dan terletak di bagian atas dan
tengah tulang sternum
● Insidens fraktur sternum pada trauma toraks cukup jarang, umumnya
terjadi pada korban KLL yang mengalami kecelakaan dengan gaya
trauma yang cukup berat
● Pemeriksaan fisik ditemukan:
○ nyeri terutama di area sternum
○ pembengkakan
○ deformitas
● Pemeriksaan Penunjang:
○ Foto thorax lateral: ditemukan garis fraktur pada daerah
sternum atau gambaran sternum yang tumpang tindih
○ CT-scan
FRAKTUR SCAPULA

● Jarang terjadi karena terlindungi oleh otot, dan terletak mendatar pada dinding dada
● Leher scapula dapat mengalami fraktur akibat benturan atau jatuh pada bahu
● Gejala: nyeri serta pembengkakan pada daerah yang terkena trauma.
● Tatalaksana:
○ Shoulder immobilization
○ Surgical repair bila ada gangguan glenohumeral joint
FRAKTUR KLAVIKULA

● fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat


jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstretched
hand)
● Karena posisinya yang terletak di bawah kulit maka tulang ini sangat
rawan sekali untuk patah
● Manifestasi klinis:
○ nyeri
○ pembengkakan
○ benjolan pada daerah bahu
○ bahu dan lengan terasa lemas, mati rasa dan kesemutan
● Tatalaksana:
○ Sling and analgesia
○ Surgical repair bila ada fraktur yang parah
PULMONARY CONTUSION

● Disebut juga Lung contusion


● Terjadi kerusakan pada jaringan parenkim paru akibat trauma
(mostly blunt)
○ Kapiler → akumulasi cairan dalam parenkim paru
■ Pertukaran gas inadekuat → hypoxia
● Diagnosis → chest x-ray / CT
● Treatment
○ Supportive care (analgesic & oxygen)
TRAUMA PENETRASI
HEMOTHORAX
Klasifikasi
- Terakumulasinya darah pada rongga toraks akibat
trauma tumpul atau tajam. Sumber perdarahan ● Minimal
umumnya berasal dari A. intercostalis atau A. ○ Kehilangan darah 750 ml
○ Bayangan <15 foto rontgen
mamaria interna
○ Perkusi pekak pada iga IX
- Pasien hematotoraks dapat terjadi syok hipovolemik ● Moderate
berat yang mengakibatkan terjadinya kegagalan ○ Kehilangan darah 750 -1500ml
○ Tampak bayangan yang menutup 15-30%
sirkulasi
pada foto rontgen
- Manifestasi Klinis: tachypnea, decreased or absent ○ Perkusi pekak pada iga VI
breath sounds, dullness to percussion, chest wall ○ Timbul gejala awal shock
● Severe
asymmetry, tracheal deviation, hypoxia, and
○ Kehilangan darah >1500ml
hypotension ○ Lebih dari 30 persen foto rontgen
- Tatalaksana: stabilisasi hemodinamik, ○ Perkusi pekak pada iga IV
○ Shock hemorrhagic
menghentikan pendarahan, dan mengeluarkan
darah serta udara dari rongga pleura
PNEUMOTHORAX
● Keadaan dimana rongga pleura terisi dengan gas /
udara
● Tipe-tipe pneumothorax
○ Penyebab
■ Primary → spontan / tdk jelas
■ Secondary → ada kelainan paru-paru
yang mendasari
■ Traumatic → blunt / penetrating trauma
○ Jenis
■ Closed
■ Open
■ Tension
PNEUMOTHORAX
Diagnosis
● Anamnesis & PF
○ Riwayat trauma / penyakit paru-paru, riwayat
sebelumnya
○ Nyeri dada, sesak napas
○ Chest expansion tidak simetris, hypersonor
○ Taktil fremitus menurun
○ Deviasi trakea, Auskultasi paru absent
○ Hypotension & takikardia
● Imaging
○ Hyperlucent & deviasi trakea
PNEUMOTHORAX
Tatalaksana
● Temporary dressing - “three-way dressing”
● Needle decompression
● Thoracostomy
CARDIAC TAMPONADE
● Suatu keadaan darurat medis yang dimana perikardium terisi oleh cairan sehingga menekan jantung dan
menurunkan cardiac output dan menyebabkan syok.
● Penyebab tersering disebabkan oleh luka/trauma tembus
● Manifestasi klinis:
○ Hypotension
○ Distended jugular vein Beck’s Triad
○ Muffled heart sounds
○ Nyeri dada
○ Sesak napas
○ Takikardi
○ Pulses paradoxus
Pathophysiology
CARDIAC TAMPONADE
Pemeriksaan Penunjang
● Foto thorax: gambaran cardiomegaly “water bottle shape”
● EKG: takikardia, low QRS complex voltages, electrical alternans
● CT scan: efusi perikardium
● Echocardiogram: efusi perikardium, swinging heart
Tatalaksana
● Primary Survey (ABCD)
○ Oksigen
○ Pasang IV → menaikkan venous pressure dan cardiac output
● Perikardiosentesis → untuk mengeluarkan akumulasi cairan
● Thoracotomy → definitive treatment
THE DEADLY DOZEN
THE DEADLY DOZEN

LETHAL SIX HIDDEN SIX


Immediate life-threatening Potentially life-threatening

● Airway obstruction ● Thoracic aortic disruption


● Tension pneumothorax ● Tracheobronchial disruption
● Open pneumothorax ● Myocardial contusion
● Massive hemothorax ● Traumatic diaphragmatic tear
● Cardiac tamponade ● Esophageal disruption
● Flail chest ● Pulmonary contusion
LETHAL SIX
Airway Obstruction

Perhatikan
● Deformitas leher/hematoma, krepitus dari fraktur laryngeal, surgical emphysema, suara
serak/gurgling
● Complete airway obstruction → silent chest, paradoxical chest movement
● Partial airway obstruction → stridor, respiratory distress
● Sianosis

Tata Laksana
● High flow oxygen 15 lpm → non-rebreather mask
● Buka jalan nafas → jaw-thrust, suction, oropharyngeal airway (Guedel)
● Endotracheal tube intubation
● Luka leher terbuka → amankan trakea distal dengan forsep (retraksi) dan intubasi melalui luka
● Bronchoscopy/thoracotomy
LETHAL SIX
Tension Pneumothorax

Perhatikan
● Respiratory distress
● Takikardia, hipotensi
● Pengembangan dada tidak simetris (hiperekspansi ipsilateral)
● Deviasi trakea ke kontralateral
● Penurunan suara nafas ipsilateral

Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● Dekompresi → needle thoracocentesis / finger thoracostomy
● Intercostal catheter (chest tube)
LETHAL SIX
Open Pneumothorax

Perhatikan
● Luka terbuka di dinding dada
● Respiratory distress
● Takikardia
● Gerakan dada ipsilateral menurun
● Penurunan suara nafas ipsilateral

Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● 3-sided occlusive dressing → bekerja sebagai flutter-type valve
● Chest tube
LETHAL SIX
Massive Hemothorax

Perhatikan
● Syok hipovolemik: pallor, takikardia, hipotensi, akral dingin
● Gerakan dada ipsilateral menurun
● Perkusi → pekak ipsilateral
● Penurunan suara nafas ipsilateral

Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● Chest tube
● Resusitasi hemostasis → massive transfusion protocol
● Thoracotomy
LETHAL SIX
Cardiac Tamponade

Perhatikan
● Syok obstruktif → takikardia, hipotensi, akral dingin
● Beck’s triad → muffled heart sounds, hipotensi, distensi vena leher
● Pulsus paradoxus

Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● Needle pericardiocentesis
● Terapi definitif → pericardotomy
● Cardiac arrest → emergency thoracotomy
LETHAL SIX
Flail Chest

Perhatikan
● Nyeri dada
● Respiratory distress
● Krepitus
● Pernafasan paradoksal

Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● Analgesik
○ Paracetamol, NSAIDs
● Monitor dan support pernafasan
○ SpO2, respiratory effort, ABG
● Tindakan bedah
○ Fiksasi tulang rusuk
HIDDEN SIX
Thoracic Aortic Disruption

Perhatikan
● Pasien yang sadar → tearing chest & back pain, defisit neurologis
● Defisit pulsasi di ekstremitas bawah
● Hipotensi
● Respiratory distress / dypsnea
● Interskapular sistolik murmur

Tata Laksana
● High flow oxygen → maintain SpO2
● Hindari resusitasi cairan yang berlebihan
● Terapi definitif → bedah, stent
HIDDEN SIX
Tracheobranchial Disruption

Perhatikan
● Hemoptysis, batuk, respiratory distress
● Subcutaneous emphysema
● Pneumothorax meskipun sudah dipasang chest tube

Tata Laksana
● High flow oxygen 15 lpm → non-rebreather mask
● Multiple intercostal catheters
● Bronchoscopy & tindakan operasi
HIDDEN SIX
Myocardial Contusion

Perhatikan
● Suspek apabila terjadi trauma tumpul parah dengan fraktur sternum, rusuk, vertebrae thoracal
● Takikardia persisten yang tidak bisa dijelaskan
● Nyeri tekan, bengkak, ecchymosis
● Nyeri dada (tidak membaik dengan nitrate)
● Pericardial friction rub, S3 gallop

Tata Laksana
● Konsul, monitor jantung, echocardiogram
● Cedera arteri koroner → PCI, stent, CABG
● Trauma penetrasi, valvular dysfunction → cardiac surgery
● Cardiac arrest → emergency thoracotomy
HIDDEN SIX
Traumatic Diaphragmatic Tear

Perhatikan
● Suspek apabila ada trauma penetrasi yang dapat meluas antara T4-T12
● Suspek apabila ada trauma tumpul yang parah ke torso
● Bisa asimtomatik
● Nyeri abdomen, guarding, rigidity
● Auskultasi thorax

Tata Laksana
● Laparoscopy, thoracoscopy
● Surgical repair
HIDDEN SIX
Esophageal Disruption

Perhatikan
● Nyeri dada/epigastrik, dysphagia, hematemesis
● Luka pada leher/dada
● Surgical emphysema
● Efusi pleura (terutama di bagian kiri)
● Chest tube → drain isi gastrointestinal

Tata Laksana
● High flow oxygen 15 lpm → non-rebreather mask
● Resusitasi cairan
● NGT
● Antibiotik broad spectrum
● Surgical repair
HIDDEN SIX
Pulmonary Contusion

Perhatikan
● Suspek apabila ada trauma thorax
● Respiratory distress, hemoptysis, sianosis
● Suara nafas turun dan crackles pada paru yang terkena
● Hypoxia/hypercapnia pada ABG
● Nyeri dada

Tata Laksana
● High flow oxygen 15 lpm → non-rebreather mask
● Restriksi cairan
● Analgesik
● Respiratory support → pada kasus parah perlu intubasi dan mechanical ventilation
ADVANCED TRAUMA
LIFE SUPPORT (ATLS)
INITIAL MANAGEMENT
● Preparation
● Triage
● Primary survey
● Adjunct to primary survey and resuscitation
● Consideration of the need of patient transfer
● Secondary survey
● Adjunct to secondary survey
● Ongoing post-resuscitation monitoring and reevaluation
● Definitive care
PRIMARY SURVEY
AIRWAY

● Nilai patensi jalan nafas → obstruksi jalan nafas


● Upper airway → head tilt chin lift, jaw thrust, suction, nasopharyngeal airway, laryngeal mask
airway
● Lower airway → intubasi, crycothyroidotomy
● Intubasi
○ GCS <9
○ Apnea
○ Respiratory distress (RR >30, hypoxia/hypercarbia)
● Fiksasi pergerakan cervical → cervical collar
PRIMARY SURVEY
BREATHING - Ventilasi & Oksigenasi

● Paparkan bagian thorax dan evaluasi


○ Laju pernafasan (RR) dan dalam pernafasan
○ Ekspansi thorax → simetris
○ Deviasi trakea
○ Perkusi thorax → hemothorax (dull), pneumothorax (hipersonor)
○ Auskultasi thorax → menurun/hilang
○ Saturasi oksigen
● Pemberian oksigen
PRIMARY SURVEY
CIRCULATION

● Cari sumber perdarahan eksternal → balut tekan


● Perfusi jaringan
○ BP, HR
○ Kulit: warna, suhu, CRT
○ Ginjal: urine output
● Akses vaskular
○ IV line → 2 large bore 2000 cc crystalloid
○ Ambil sampel darah → CBC, elektrolit, glukosa, ureum, creatinine, SGOT, SGPT, cross match,
analisa gas darah
PRIMARY SURVEY
DISABILITY - Neurologic Examination

● Level of consciousness → GCS


● Cek Brain Injury
○ Peningkatan TIK → sakit kepala, mual, muntah projektil
○ Refleks pupil
○ Lateralisasi
PRIMARY SURVEY
Exposure and Environment Control

● Undress pasien
○ Melakukan assessment pada luka yang ada
● Logroll
○ Menilai bagian belakang
● Selimuti pasien
○ Mencegah hipotermia
ADJUNCT TO PRIMARY SURVEY
● Kateter → dekompresi, monitor urine output
● NGT → dekompresi abdomen
● Monitor hemodinamik → BP, HR
● Monitor pernafasan → RR, SpO2 (pulse oximetry)
● Evaluasi trauma intraperitoneal
○ FAST (Focused Assessment by Sonography in Trauma)
○ DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage)
● Imaging
SECONDARY SURVEY
ANAMNESIS

● AMPLE
○ Allergies
○ Medications
○ Past medical history
○ Last meal
○ Events / environmental
● MIST
○ Mechanism of injury
○ Injury sustained
○ Sign and symptom
○ Treatment
SECONDARY SURVEY
PEMERIKSAAN FISIK - Head to toe examination

● Kepala
○ Reevaluasi GCS
○ Fraktur basis cranii → racoon eye, battle sign
○ Mata → diameter pupil, RCL, RCTL, gerakan bola mata
○ THT → kebocoran CSF
○ Rongga mulut → fraktur mandibula, laserasi lidah
● Leher
○ Inspeksi: deformitas, deviasi trakea, bengkak, hematoma
○ Palpasi: nyeri, pulsasi
○ Auskultasi: arteri karotid → bruit
SECONDARY SURVEY
PEMERIKSAAN FISIK - Head to toe examination

● Thorax
○ Inspeksi: pengembangan dada saat statis dan dinamis (simetris), deformitas, fraktur
terbuka, hematoma
○ Palpasi: nyeri tekan, krepitus, taktil fokal
○ Perkusi: pekak, hipersonor
○ Auskultasi: suara paru dan jantung
● Abdomen
○ Inspeksi: luka, distensi, hematoma, cullen sign, gray turner sign
○ Auskultasi: bising usus
○ Perkusi: timpani, pekak
○ Palpasi: nyeri tekan, rebound tenderness, defans muscular
SECONDARY SURVEY
PEMERIKSAAN FISIK - Head to toe examination

● Pelvis
○ Perineum: kontusio/hematoma (butterfly hematoma), laserasi, perdarahan uretra
○ Genital: laserasi vagina, hematoma skrotum
○ Anorektum: perdarahan, laserasi, tonus sfingter ani, keutuhan dinding rektum, posisi prostat
● Ekstremitas
○ Inspeksi: cedera tumpul/tajam, laserasi, deformitas (fraktur, dislokasi), kontusio, bengkak
○ Palpasi: nyeri tekan, krepitasi, fungsi sensorik dan motorik, arteri perifer (kuat dan
ekualitas pulsasi)
● Punggung → logroll
○ Inspeksi: laserasi, hematoma, deformitas
○ Palpasi: nyeri tekan
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Tn. D
● TTL/Usia : 24 November 1948/36 tahun 11 bulan
● Status Perkawinan : Menikah
● Agama : Islam
● Pendidikan : S1
● No. Rekam Medis : RSUS. 00-67-47-XX
● Tanggal Masuk : 22 Oktober 2015 pukul 16:45
● Tanggal Pemeriksaan : 22 Oktober 2015 pukul 16:45
● Jenis Anamnesis : Autoanamnesis
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluhan Utama : Sesak nafas & nyeri saat menarik nafas

Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas yang terjadi pk 09.00. Pasien sedang mengendarai motor & memakai
helm dengan kecepatan 40-50km/jam, dan kemudian pasien ditabrak oleh motor lain dari arah yang
berlawanan dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Kejadian ini membuat pasien jatuh terbanting ke aspal mengenai dada kanan pasien. Pasien sempat pingsan
15 menit, kemudian sadar pada waktu pasien masih berada di pinggir jalan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

● Pasien mengeluh sesak nafas & nyeri saat menarik nafas


● Diperparah dengan nafas dalam & batuk → nafas pasien tidak maksimal
● Nyeri dirasakan di sisi kanan dada

- Pasien tidak ada nyeri kepala


- Tidak ada mual & muntah
- Pasien bisa ingat kejadian sebelum kejadian tapi tidak ingat pada waktu kejadian
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

● Sudah dapat penanganan di Rumah Sakit Asih untuk


foto thorax
● Dirujuk ke Rumah Sakit Umum Siloam karena RS tsb
tidak ada Sp. BTKV
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat kejang / keadaan Pasien tidak pernah Riwayat penyakit jantung &
neurologis disangkal oleh mengeluhkan keluhan serupa paru disangkal
pasien sebelumnya

RIWAYAT KELUARGA: keluarga tidak ada keluhan serupa & tidak ada riwayat jantung &
paru - paru di keluarga
RIWAYAT KEBIASAAN

Pasien tidak Pasien tidak


konsumsi alkohol merokok
ANAMNESIS
MIST

M → Mechanism of Injury
Menabrak apa, sejak kapan (onset), ditabrak apa, oleh apa & dari mana?

I → Injury sustain
Apakah terdapat luka, perdarahan, apakah terdapat pecahan tajam / lainnya (kaca) yang masih menancap

S → Sign & symptoms


Nyeri di lokasi mana? anggota gerak dapat digerakkan / tidak? Apakah terdapat nyeri kepala, penurunan
kesadaran sebelum datang? Berapa lama pingsannya, apakah ingat kejadian (kronologi)?
Mual, muntah?

T → Treatment
Apakah sudah diobati sebelum datang? Apakah sudah pergi ke puskesmas?
PRIMARY SURVEY
AIRWAY + C - SPINE CONTROL ====> CLEAR
- pasien dapat berbicara → tidak ada obstruksi/clear
- pemasangan cervical collar

BREATHING
- Inspeksi : jejas pada dada kanan, pergerakan dinding dada asimetris (sisi kanan
tertinggal). laju nafas → 30x/menit
- Palpasi : chest expansion asimetris (sisi kanan tertinggal)
vocal fremitus melemah pada sisi kanan
krepitasi pada costae 9,10,11 anterior dextra

- Perkusi : hipersonor pada paru kanan


- Auskultasi : vesikuler ↓/+, wheezing -/-, rhonci -/-

Tindakan: Pemberian nasal canule oksigen 3-5 lpm


PRIMARY SURVEY
CIRCULATION & BLEEDING
- Tekanan darah : 95/80 mmHg,
- Nadi : 100x/menit, kuat angkat, sianosis (-), CRT <2 detik
Tindakan: Pemberian IV line untuk tindakan resusitasi & pemasangan kateter u/ monitor UO

DISABILITY
- GCS (E4 V5 M6)
- Lateralisasi -/-
- Refleks pupil
- langsung : +/+
- tidak langsung : +/+

EXPOSURE
- Luka lain? → tidak ada luka lain / perdarahan aktif
- Beri selimut untuk cegah hipotermia
Tindakan: Buka seluruh baju lakukan log roll untuk melihat bagian belakang tubuh pasien
SECONDARY SURVEY
AMPLE
● Allergy → riwayat alergi?
● Medication → konsumsi obat - obatan rutin?
● Past history → riwayat penyakit sebelumnya? (kejang, operasi, kecelakaan)
● Last meal → jam terakhir makan / sudah makan?
● Environment → tempat kejadian?

HEAD TO TOE EXAMINATION


KEPALA
● Tidak ada tanda fraktur basis cranii (battle sign (-), racoon eye (-))
● Tidak ada deformitas

LEHER
● Tidak ada deformitas
● Tidak ada deviasi trakea
SECONDARY SURVEY

HEAD TO TOE EXAMINATION


THORAX
● Inspeksi : jejas pada dada kanan, pergerakan dinding dada asimetris, parodixal respirasi
(sisi kanan tertinggal). laju nafas → 30x/menit
● Palpasi : chest expansion asimetris (sisi kanan tertinggal)
vocal fremitus melemah pada sisi kanan
krepitasi pada costae 9,10,11 anterior dextra
● Perkusi : hipersonor pada paru kanan
● Auskultasi : vesikuler ↓/+, wheezing -/-, rhonchi -/-
SECONDARY SURVEY
HEAD TO TOE EXAMINATION
ABDOMEN

● Inspeksi : tidak terlihat jejas, pendarahan, distensi pada seluruh regio abdomen
● Auskultasi : bising usus terdengar pada seluruh regio abdomen
● Perkusi : timpani pada seluruh regio abdomen
● Palpasi : nyeri tekan (-), muscular defence (-)

MUSKULOSKELETAL (pada ke-empat ekstremitas)

● Look : tak ada jejas, deformitas, edema


● Feel : tak terdapat krepitas, sensorik baik, pulsasi
pembuluh darah distal teraba kuat
● Move : ROM aktif & pasif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Rutin:
- Hb, Ht, WBC, differential count, thrombocyte
- aPTT, PT

Pemeriksaan lainnya:
- Elektrolit
- Fungsi ginjal → ureum, creatinine
- Fungsi hepar → SGOT, SGPT
- crossmatch

Pemeriksaan Radiologis:
- FAST
- thorax supine AP/PA → untuk lihat cedera servikal, fraktur costae, pneumothorax,
hemathorax
DIAGNOSIS KERJA
Trauma tumpul pada thorax suspect pneumothorax

disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi sehingga pasien terjatuh &
terbanting ke aspal (hipersonance pada perkusi)

DIAGNOSIS BANDING
Pulmonary Contusion Hemothorax
- Riwayat Trauma Tumpul - Riwayat trauma
- SOB - nyeri dada saat bernafas
- Nyeri pada dada - sesak nafas
- Batuk - ↓ suara napas, perkusi redup
- Hemoptysis - Ditegakkan dengan melakukan
- Takikardi penunjang X-Ray
- Ditegakkan dengan melakukan
penunjang X-Ray
TATA LAKSANA
● Monitor → TTV
● Non per oral
● Pemberian oksigen
● Analgesik untuk mengurangi nyeri
● Tatalaksana Dekompresi
○ Pemasangan chest tube (WSD)
● Rujuk BTKV untuk fiksasi fraktur costae
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai