Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN, ASKEP, KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN, KUMPULAN ASKEP,

KEPERAWATAN

FRIDAY, JANUARY 15, 2010

Dermatitis Atopik
Dermatitis Atopik adalah sautu peradangan menahun ( kronik residif ) pada lapisan atas kulit (epidermis)
yang menyebabkan rasa gatal; seringkali terjadi pada bayi dan anak-anakdengan riwayat atopi pada
individu dan keluarganya (asma, rhinitis alergi, konjungtivitis alergi, dan DA ). Juga disertai lesi eritem,
ekskoriasi dan likenifikasi pada tempat-tempat predileksi.penderita rinitis alergika atau penderita asma
dan pada orang-orang yang anggota keluarganya ada yang menderita rinitis alergika atau asma.

ETIOLOGI
Terdapat beberapa teori yang dapat dikaitkan dengan etiologi DA :
Faktor Herediter
Riwayat keluarga ditemukan sekitar 70% pada semua kasus. Pada kondisi atopi kontrol dari produksi IgE
di bawah pengaruh suatu gen dominan pada kromosom 11q13.
Imunologik
Adanya peningkatan dari antibodi IgE total dan IgE spesifik di dalam serum terhadap antigen dari
makanan atau inhalasi.

Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis atopik:


1. Stres emosional
2. Perubahan suhu atau kelembaban udara
3. Infeksi kulit oleh bakteri
4. Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).
5. Pada beberapa anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis atopik.

Penderita dermatitis atopik biasanya juga memiliki penyakit alergi lainnya. Hubungan antara dermatitis
dan penyakit alergi tersebut tidak jelas; beberapa penderita memiliki kecenderungan yang sifatnya
diturunkan untuk menghasilkan antibodi secara berlebihan (misalnya immunoglobulin E) sebagai respon
terhadap sejumlah rangsangan yang berbeda.

PATOGENESIS
Patogenesis penyakit terdiri dari 3 teori, yaitu :
a. Teori Genetik
Dasar imunopatogenesis penyakit dermatitis atopik diatur oleh gen atau lokus genetik. Meskipun
demikian ada 4 dasar fenomena imunopatogenesis penyakit dermatitis atopik yang diatur oleh gen atau
lokus genetik :
1. Peningkatan IgE spesifik
2. Peningkatan respon IgE total
3. Peningkatan aktifitas sel-sel inflamasi, misalnya sel mast, basofil dan eosinofil, serta sel helpet 2 (Th2)
setelah paparan alergen
4. Hiperaktifitas jaringan
b. Teori Imunologi
Teori imunologik didasarkan pada :
1. Sebagian besar (75%) menderita dermatitis atopik yang mempunyai riwayat atopik pada diri sendiri
atau keluarganya.
2. Penderita Dermatits atopik sering memberikan reaksi positif pada uji klinik yang memakai antigen
makanan dan antigen lingkungan.
3. Kira-kira 80% penderita dermatitis atopik memberikan reaksi positif terhadap lebih dari 1 alergen pada
uji kulit tipe cepat.
c. Teori Psikosomatik
Teori psikosomatik menyatakan bahwa dermatitis atopik disebabkan oleh neurosis yang mengakibatkan
respon vegetatif abnormal yang menahun. Neurosis itu dapat disebabkan oleh kecemasan, perasaan
bermusuhan, frustasi, perasaan bersalah dan sebagainya.

MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari Dermatitis Atopik adalah adanya perasaan gatal, adanya makula eritematosa,
papel, atau papulovesikel, daerah eksematous yang berkrusta, likenifikasi dan eksoriasi. Kekeringan dari
kulit dan infeksi sekunder.
Berdasarkan gambaran klinis dan umur penderita, Dermatitis Atopik terbagi dalam 3 type, yaitu :
Tipe Bayi ( infantil )
Biasanya timbul pada usia 2 bulan - 2 tahun. Umumnya diawali sebagai suatu plak eritematous yang
cukup gatal pada pipi disertai dengan berkembangnya vesikel-vesikel intraepidermal yang kemudian
ruptur dan pecah menghasilkan lesi kulit basah dengan daerah berkrusta.
Predileksinya biasa terdapat pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki
atau tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
Tipe Anak-anak ( Childhood )
Biasanya timbul pada usia 4-10 tahun. Pada anak-anak dan dewasa, ruam seringkali muncul dan
kambuh kembali hanya pada 1 atau beberapa daerah, terutama lengan atas, sikut bagian depan atau di
belakang lutut. Lesi biasanya kurang eksudatif atau tidak basah dan dimulai dengan eritem yang cukup
gatal, papel infiltrat dengan sedikit bersisik (skuama).
Bila proses berlangsung kronis sering terlihat adanya likenifikasi awal serta hiperpigmentasi.
Tipe Dewasa ( adult )
Merupakan tipe lanjutan infantil, ataupun dapat timbul pertama kali. Bentuk lesi dari tipe ini selalu kering,
diawali dengan lak eritem, vesikel atau papel, bersisik (squama) disertai gatal hebat dan adanya
likenifikasi.
Predileksi kulit secara klasik ditemukan pada daerah fossa cubiti dan poplitea, leher depan dan belakang,
dahi serta daerah sekitar mata.
]
HISTOPATOLOGI
Gambaran yang dapat terlihat sangat tergantung pada perjalanan penyakit dari seorang penderita. Pada
penderita tanpa lesi kulit, secara histopatologik akan terdapat suatu hiperkeratosis ringan, hiperplasia
epidermisdan sebukan ringan sel radang limfosit di daerah dermis.
Pada penderita dengan lesi akut, histopatologik akan terdapat suatu edema intraseluler (spongiosa) di
epidermis dan edema intrasel. Sebukan ringan sel radang limfosit di epidermis serta dermis daerah
perivenul.
Pada lesi kronik berlikenifikasi, histopatologik akan tampak epdermis hiperplasia disertai perpanjangan
rete ridges, hiperkeratosis yang menyolok, dan spongiosis ringan. Jumlah sel langerhans di epidermis
bertambah dan sebukan sel radang mononuklear di dermis didominasi oleh makrofag.
Gambaran histopatologik dermatitis atopik tidak spesifik dan sesuai dengan berbagai fase dermatitis
lainnya sehingga histopatologik tidak dipakai sebagai parameter untuk kriteria diagnosis.

PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan :
IgE serum
IgE serum dapat diperiksa dengan metode ELISA. Ditemukan 80 % pada penderita dermatitis atopik
menunjukkan peningkatan kadar IgE dalam serum terutama bila disertai gejala atopi ( alergi )
Eosinofil
Kadar serum dapat ditemukan dalam serum penderita dermatitis atopik. Berbagai mediatore berperan
sebagai kemoatraktan terhadap eosinofil untuk menuju nke tempat peradangan dan kemudian
mengeluarkan berbagai zat antara lain Major Basic Protein (MBP). Peninggian kadar eosinofil dalam
darah terutama pada MBP.
TNF-a
Konsentrasi plasma TNF-a meningkat pada penderita dermatitis atopik dibandingkan penderita asma
bronkhial.
Sel T
Limfosit T di daerah tepi pada penderita dermatitis atopik mempunyai jumlah absolut yang normal atau
berkurang. Dapat diperiksa dengan pemeriksaan imunofluouresensi terlihat aktifitas sel T-helper
menyebabkan pelepasan sitokin yang berperan pada patogenesis dermatitis atopik.
Uji tusuk
Pajanan alergen udara (100kali konsentrasi) yang dipergunakan untuk tes intradermal yang dapat
memacu terjadinya hasil positif.
Pemeriksaan biakan dan resistensi kuman
Pemeriksaan dilakukan bila ada infeksi sekunder untuk menentukan jenis mikroorganisme patogen serta
antibiotika yang sesuai. Sampel pemeriksaan diambil dari pus tempat lesi penderita.

b. Dermatografisme Putih
Penggoresan pada kulit normal akan menimbulkan 3 respon, yakni : akan tampak garis merah di lokasi
penggoresan selama 15 menit, selanjutnya mennyebar ke daerah sekitar, kemudian timbul edema
setelah beberapa menit. Namun, pada penderita atopik bereaksi lain, garis merah tidak disusul warna
kemerahan, tetapi timbul kepucatan dan tidak timbul edema.

c. Percobaan Asetilkolin
Suntikan secara intrakutan solusio asetilkolin 1/5000 akan menyebabkan hiperemia pada orang normal.
Pada orang DA. akan timbul vasokontriksi, terlihat kepucatan selama 1 jam.
d. Percobaan Histamin
Jika histamin fosfat disuntikkan pada lesi penderita D.A. eritema akan berkurang, jika disuntikkan
parenteral, tampak eritema bertambah pada kulit yang normal.

PENATALAKSANAAN
a. Menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat memperparah ataupun menimbulkan kekambuhan pada
lesi, misalnya :
Mencegah garukan yang dapat menyebabkan infeksi i kulit.
Menghindari perubahan suhu yang mendadak, misalnya jika mandi,sebaiknya menggunakan air yang
sesuai suhu tubuh.
Menghindari alergen yang dapat menimbulkan terjadinya alergi pada penderita.
Menghindari stres emosional.
Menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan sekitar.

b. Pengobatan
Obat yang spesifik belum ada. Pengobatan sistemik berupa sedativa atau antihistaminika untuk
mengatasi gatalnya. Jika sangat gatal dapat diberikan klorpromazin. Pada penderita yang stres karena
penyakitnya, dapat diberikan nortriptilin atau amitriptilin berkombinasi dengan perfenazin. Antibiotik
diberikan jika terdapat infeksi.
Selain itu untuk mengobati gatal dan inflamasi dapat diberikan kortikosteroid. Namun penggunaan
kortikosteroid jika kelainan telah meluas saja, sebab tablet dan kapsul corticosteroid bisa menimbulkan
efek samping yang serius, karena itu hanya digunakan sebagai pilihan terakhir pada kasus yang
membandel.
Obat ini bisa menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, kelemahan tulang, penekanan kelenjar adrenal
dan masalah lainnya, terutama pada anak-anak. Selain itu, efeknya yang menguntungkan hanya
bertahan sebentar.
Pada dewasa bisa dilakukan terapi dengan sinar ultraviolet ditambah psoralen dosis oral. Terapi ini
jarang dilakukan pada anak-anak karena efek samping jangka panjang yang berbahaya, yaitu kanker kulit
dan katarak

KOMPLIKASI
Penderita Dermatitis Atopik mudah mengalami komplikasi yang diakibatkan oleh disfungsi sel T dan efek
metabolik. Pada semua tipe Dermatitis Atopik, komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi
sekunder yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus

PROGNOSIS
Perjalanan penyakit DA pada seseorang tidak dapat diperkirakan, namun akan terlihat lebih berat dan
persisten pada tipe anak-anak. Selain tiu juga didapatkan bahwa pada hampir 40% kasus penderita
Dermatitis Atopik mengalami resolusi spontan setelah mereka berumur 5 tahun.
posting by mbah bejo di 1/15/2010 08:16:00 PM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Label: kesehatan

No comments:
Post a Comment
Link ke posting ini
Create a Link

Newer Post Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)


BLOG ARCHIVE

 ►  2012 (5)
o ►  October (5)

 ►  2011 (6)
o ►  June (2)
o ►  April (1)
o ►  January (3)

 ▼  2010 (499)
o ►  October (36)
o ►  September (73)
o ►  August (33)
o ►  July (43)
o ►  June (46)
o ►  May (51)
o ►  April (59)
o ►  March (44)
o ►  February (41)
o ▼  January (73)
 Ulcus Cornea
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PYELONEFRITIS...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ULCUS DEKUBIT...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CEDERA KEPAL...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR TERB...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPERTROPI PR...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STRIKTUR URET...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MENINGITIS
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TRAUMA SALURA...
 Hepatitis
 Urticaria
 Appendisitis Acute
 Glaukoma
 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Aritmia
 Limfoma sel-T
 Sindrom Nefritik Akut
 Radiografi dan Diagnosis Periodontal
 Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS)
 Susunan Somatomotorik
 Bakterial Vaginosis
 Insect Bite
 Prurigo Nodularis
 Lethal Midline Granuloma (Sel-T Limfoma)
 Kortikosteroid Topikal
 Nyeri Neuropatik
 Keloid
 Hepatitis
 Penentuan Umur yang Optimal Sampai Kapan Orang Tua...
 Aneurisma Intrakranial
 Reaksi Reversal
 Bone Metastasis
 Kanker Payudara pada Pria
 Pembesaran Adenoid
 Aneurisma Intrakranial
 Demam Tifoid
 Kista Ovarium
 Komplikasi Intrakranial Otitis Media
 Appendisitis Akut
 Hidrosefalus Obstruktif
 Ileus Obstruktif
 Rabies
 Penyakit Autisme
 Kanker Payudara Pada Wanita
 Osteoporosis
 Herniasi Diskus Intervertebralis
 Hipotiroidisme
 Keganasan Payu Dara
 Omphalocele
 Kaki Diabetik
 Diabetic Nephropathy
 Osteoartritis
 Otitis Eksterna Maligna
 Plasenta Previa
 Skoliosis Idiopatik
 Sindroma Kompartemen
 Tuli Mendadak
 Ablasio Retina
 Anemia Akibat Gagal Ginjal Kronik
 Anemia Pernisiosa
 Talasemia
 Polisitemia Vera
 Karsinoma Serviks
 Bronkiolitis
 Cystosarcoma phyilodes
 Dermatitis Atopik
 Eritroderma
 EKG
 Jangan Remehkan Infeksi Saluran Kemih
 Cara menghitung balance cairan
 Skin Grafts for Burn Treatment
 Format Ulang Nokia 6600

 ►  2009 (413)
o ►  December (54)
o ►  November (49)
o ►  October (87)
o ►  September (50)
o ►  August (74)
o ►  July (70)
o ►  June (25)
o ►  April (4)

 ►  2008 (65)
o ►  November (5)
o ►  October (56)
o ►  September (4)

LABELS
if you like free backlinks and one way rather than two
adsense Allergies anak ance askep basil herb budaya
directions. seo techniques which will increase traffic to
cancer cooking copas food gadar ginjal healthy jiwa kdm
your blog or website you believe do not believe but this is
keluarga keperawatan kesehatan kmb komik koneksi lp
really real. ---------------------------- This is a blog about the
makanan maternitas ngeblog review riset sex SP syaraf tht
concept of nursing to create an optimal healthy client,
tips tips dan trick wanita Weight Loss
nursing care, how to maintain health, how to create
optimal health, maintaining a healthy body as optimal as
possible and
<a href="http://feedjit.com/">Feedjit Live Blog
Stats</a>Asuhan Keperawatan

MY TRIK DAN TIPS BLOG

 6 Tipe pria yang pesonanya lelehkan wanita


 GALAXY S4 VERSUS GALAXY S4 ‘SUPERKING’ Ini Dia Perbedaan Galaxy S4 Asli dengan Galaxy S4
Superking
 Keuntungan Jika Mengolah Makanan Sendiri Buat si Kecil
 Awas, Bahaya di Balik Minum Susu
 The Last -Naruto the Movie- Bakal Diangkat ke Sebuah Novel

MY BLOG LIST

My trik dan Tips Blog

6 Tipe pria yang pesonanya lelehkan wanita

1 year ago

INCOME EVERY MONTH


LINK

3 years ago

Prince elf.com

Cinta budaya sendiri

nhuboys.com

anakkomik.blogspot.com. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai