Anda di halaman 1dari 5

Nama : Bela Anindya

NIM : 3180179

Mata kuliah : Manajemen Pelatihan & Pengembangan

Tugas

1. Training need analysis atau dalam bahasa Indonesia berarti analisis kebutuhan pelatihan
adalah proses analisis kebutuhan program pelatihan atau pengembangan potensi SDM di
sebuah organisasi. Tujuan dari adanya TNA yaitu peningkatan kinerja karyawan dan
organisasi. TNA harus disiapkan sebelum program berjalan, karena merupakan pondasi
pelatihan dan pengembangan perusahaan. Jika tidak, maka akan meningkatkan risiko
materi yang salah dan efektivitas program yang rendah. Hal tersebut tentu akan
menyebabkan perusahaan merugi.
2. Tujuan training

Tujuan Training Atau Tujuan Pelatihan Karyawan

Umumnya, pelatihan kerja memiliki 3 (tiga) tujuan atau objektivitas yang ingin
dicapai dari kegiatan tersebut, yaitu:

1. Ilmu Pengetahuan (Knowledge)

Para karyawan yang dilatih atau dibina oleh perusahaan diharapkan mendapatkan
ilmu pengetahuan yang cukup untuk dapat mengerjakan tugas yang akan diberikan.

2. Kemampuan (Skill)

Parak karyawan yang baru dilatih diharapkan dapat dan mampu melakukan tugas
saat ditempatkan pada proses yang telah ditentukan.

3. Penentuan Sikap (Attitude)

Setelah melakukan pelatihan kerja, karyawan baru diharapkan dapat memiliki


minat dan kesadaran atas pekerjaan yang akan dilakukannya.

Tujuan yang ingin dicapai dari program training karyawan tersebut pada dasarnya


untuk mendukung kelancaran operasional dan produktivitas perusahaan.

Training dapat dilakukan oleh perusahaan itu sendiri secara internal, maupun


eksternal seperti mengundang trainer dari luar atau membawa karyawan baru pada
pelatihan di luar perusahaan.

3. Pelaksanaan Training
Secara garis besar, terdapat tiga tahapan utama dalam pelaksanaan training yang
lebih efektif, yaitu :
1. Pre Training (Pra/Persiapan Sebelum Pelatihan).
2. On Going Training (Pelaksanaan Pelatihan).
3. Post Training (Pasca Pelatihan/Setelah Pelatihan).

Diantara ketiganya, persiapan materi sudah termasuk ke dalam tahapan Pre Training.
Langkah ini merupakan lanjutan dari hasil pengukuran matrix dan hasil ukur serta
sasaran pelatihan yang sebenarnya telah ditentukan. Sifat dari materi yang nantinya
akan disampaikan adalah langsung terhadap sasaran dan harus memberikan pengalaman
yang lebih tepat. bahan tersebut tidak harus panjang dan semakin berbelit-belit, agar
dapat menciptakan kesan kesungguhan, namun tetap harus tetap menjadi bahan kajian
dan latihan bagi para peserta training. Selain itu, penciptaan pengalaman yang tetap
akan selalu diingat juga sangat penting agar para peserta dapat
mengimplementasikannya dengan lebih mudah.

4. Evaluasi Training

Yang sering menjadi masalah adalah bagaimana perusahaan bisa


mengetahui efektivitas pelatihan karyawan yang diadakan? Diperlukan
sebuah indikator pelatihan karyawan untuk mengetahui kesuksesan dari program
pelatihan karyawan. Evaluasi pelatihan karyawan sendiri merupakan proses sistematis
yang dilakukan dengan tujuan untuk mengukur keberhasilan dari
penyampaian materi pelatihan karyawan.

Contoh evaluasi pelatihan karyawan yang populer adalah Model Evaluasi Kirkpatrick,


dikembangkan oleh pakar evaluasi pelatihan dan pengembangan SDM Donald
Kirkpatrick di tahun 1959. Di dalam Model Evaluasi Krikpatrick, ada beberapa tahapan
yang dilakukan sebagai bagian dari proses evaluasi pelatihan dan
pengembangan karyawan.
Tahap reaksi.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mencari tahu seberapa pentingnya pelatihan untuk
karyawan. Caranya dengan mengukur keterlibatan karyawan
selama program pelatihan karyawan berlangsung, keaktifan mereka, serta bagaimana
karyawan bereaksi atas berbagai materi pelatihan karyawan SDM yang diterima.
Dengan begitu, bisa dicari tahu seberapa baik karyawan dalam menerima dan
mengikuti pelatihan karyawan tersebut.
Tahap pembelajaran
Tujuan dari tahap evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah tujuan pelatihan
karyawan bisa meningkatkan keahlian, sikap, pengetahuan, kepercayaan diri, dan
komitmen mereka dalam melakukan pekerjaannya. Caranya dengan memberikan
sebuah tes kepada peserta pelatihan karyawan sebelum acara berlangsung. Kemudian,
berikan tes lagi setelah training karyawan berakhir. Tujuannya untuk membandingkan
hasil tes sebelum dengan sesudah program pelatihan karyawan, apakah ada perubahan
atau peningkatan yang diharapkan.
Tahap perilaku
Di dalam tahapan ini, perusahaan akan dibantu untuk memahami seberapa baik
karyawan dalam mengaplikasikan hasil pelatihan karyawan dalam pekerjaannya sehari-
hari. Proses pengukuran perilaku yang efektif memakan waktu panjang
setelah pelatihan kerja karyawan, berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Tahap hasil
Hasil dari pelatihan pegawai di sini juga meliputi efek yang dikehendaki oleh
perusahaan untuk dicapai. Hasil pelatihan karyawan yang efektif diukur bukan hanya
hasil dari pencapaian individu masing-masing karyawan, tapi juga pencapaian
perusahaan secara keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai