1. Bagaimana cara proses terbentuknya perilaku manusia ?
Pembentukan perilaku dibagi menjadi tiga cara sesuai keadaan yang diharapkan, sebagai berikut. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, maka akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut mempunyai dasar pandangan yang tidak jauh berbeda satu sama lain.
Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan pengertian. Cara ini didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai dengan adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang dipentingkan dalah pengertian. Kohler adalah salah satu tokoh psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model Disamping cara-cara pembentukan perilaku diatas, pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh bagi yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan oleh teori belajar sosial (social learning theory) atau (observational learning theory) yang dikemukakan oleh (Albert Bandura, 1977). 2. Bagaimana proses terbentuknya sikap sebelum perilaku ? Para Psikolog Sosial menyakini bahwa sikap adalah hasil dari proses belajar. Sebagian besar psikolog sosial memfokuskan perhatiannya pada bagaimana pembentukan sikap. Namun demikian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sikap dapat dipengaruhi oleh orang tua kepada anaknya yakni bersifat genetik (Baron, 2003). Proses pembentukan sikap menurut Baron terjadi dengan sistem adopsi dari orang lain yakni melalui satu proses yang disebut proses pembelajaran sosial. Classical conditioning adalah Bentuk dasar dari pembelajaran di mana satu stimulus, yang awalnya netral menjadi memiliki kapasitas untuk membangkitkan reaksi melalui rangsangan yang berulang kali dengan stimulus lain. Dengan kata lain satu stimulus menjadi sebuah tanda bagi kehadiran stimulus lainnya (Robert A Baron, 2003). Dalam proses ini seorang anak yang awalnya biasa saja menyaksikan Ibunya bersikap marah terhadap suku bangsa tertentu namun karena sikap sang Ibu tersebut dilakukan berulang kali maka terjadilah proses classical conditioning pada diri sang anak. Sang anak yang awalnya netral menjadi ter-stimulasi untuk bersikap negatif seperti yang dilakukan Ibunya. Dalam hal ini anak memperlajari bagaimana bersikap dari orang terdekatnya.