Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH PROMKES

“Kebijakan Pemerintah Tentang Promosi Kesehatan”

Disusun Oleh:

CHIKA AMELIA ARYANTI P201801095

NINING RAHAYU P201801088

ZULIAN FITRI P201801111

ERFIAN RAMADHANI P201801122

NUGROHO DWI P201801110

FITRIYANI A P201801086

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan
rahmat-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya, makalah ini disusun agar pembaca dapat menegtahui tentang
“Kebijakan pemerintah Tentang Promosi Kesehatan” dan untuk memenuhi tugas
yang diberikan. Yang disajikan berdasarkan dari beberapa sumber. Makalah ini
dimuat dengan judul “Kebijakan Pemerintah Tentang Promosi Kesehatan”
semoga makalah yang penulis susun dapat memeberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca tentang “Kebijakan Pemerintah Tentang Promosi Kesehatan”.

Kendari, Maret 2019

i
Daftar Isi

Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5
A. Pengertian Kebijakan Promosi Kesehatan............................................5
B. Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat
Dalam Pola Perilaku.............................................................................6
C. Kebijakan Nsional Promosi Kesehatan................................................7
D. Strategi Promosi Kesehatan..................................................................8
E. Tujuan Dan Sasaran Promosi Kesehatan..............................................9
F. Contoh Kebijakan Promosi Kesehatan.................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13
Daftar Pustaka................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia, dan sekaligus merupakan


investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk
meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM). Oleh karena itu,
menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh
masyarakat Indonesia.

Guna mewujudkan hal tersebut, pembangunan kesehatan di Indonesia


di arahkan untuk mencapai visi”Indonesia sehat”. Yaitu masa depan dimana
bangasa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku
hidup bersih dan sehat mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang
optimal. Dengan visi ini, pembangunan kesehatan di landaskan kepada
paradigma sehat. Paradigma yang akan mengarahkan pemebangunan
kesehatan untuk lebih mengutamakan upaya upaya peningkatan ksehatan
(promoted) dan pencegahan penyakit atau masalah kesehatan preventif),
tanpa mengeyampimkan upaya upaya penangulangan atau penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehalibitatif).

Promosi kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam


proses pemberdayaan masyarakat. Yaitu melalui proses pembelajaran dari,
oleh, untuk dan Bersama masyarakat, sesuai dengan lingkungan social
budaya setempat, agar masyarakat dapat menolong didrinya sendiri dibidang
kesehatan. Promosi kesehatan juga berperan dalam proses peningkatan
kualitas tenaga kesehatan agar lebih responsive dan mampu memberdayakan
kliennya, sehingga akan tercapai pelayanan kesehatan yang bermutu, adil
serta merata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa promosi kesehatan
merupakan pembangunan pilar pertama dari visi Indonesia sehat, yaitu pilar

1
perilaku sehat.di sebut pilar utama oleh karena itu dengan berdirinya pilar
ini, maka pilar kedua yaitu lingkungan sehat, dan pilar ketiga yaitu
pelayanan kesehatan, akan ikut berkembang, menuju tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kebijakan promosi kesehatan ?
2. Apa Strategi, tujuan, sasaran kebijakan Promosi Kesehatan ?
3. Apa Contoh dari kebijakan promosi kesehatan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kebijakan pemerintah tentang
promosi kesehatan
2. Untuk Mengetahui strategi dan tujuan sasaran kebijakan promosi
kesehtan yang telah diterapkan
3. Untuk mengetahui contoh dari promosi keseha

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Promosi Kesehatan


Kebijakan promosi kesehatan merupakan upaya pemerintah untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-
oleh-untuk dan Bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarkat,
sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
public yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa
masyarakat mampu berprilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan
gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta
mampu pula berprilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan
tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Banyak masalah kesehatan yang ada di negri kita Indonesia, termsuk
timbulnya kejadian luar biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku
masyarakat itu sendiri. Sebagai contohnya adalah Diare dimana penyebab
utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti
kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak dijamban), cuci
tangan tidak menggunakan sabun, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain.
Kebijakan promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat
atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
saja, tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku.
Dengan demikian kebijakan promosi kesehatan adalah program-
progam kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan)
baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan
lingkungannya (lingkungan fisik, social budaya, politik, dan sebagainya .
atau dengan kata lain kebijakan promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan
diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi
juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik, dan non-fisik)
dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

3
Sementara itu, kesadaran akan pentingnya dukungan pemberdayaan
masyarakat yang nyata bagi program-program kesehatan, akan menciptakan
kecenderungan untuk dirumuskannya integritas yang jelas dan komperhensif
promosi kesehatan bagi setiap program kesehatan.
Akan tetapi dilain pihak tantangan bagi promosi kesehatan juga akan
semakin besar. Masalah-masalah kesehatan berkembang semakin banyak
dan rumit akibat adanya transisi epidemiologi.
Penyakit-penyakit ineksi masih bertahan, bahkan selain munculnya
penyakit-penyakit infeksi baru (HIV/AIDS,SARS, dan lain-lain), penyakit-
penyakit infeksi yang mulai surut ternyata kembali merabak (frambusia,
kusta, dan lain-lain). Sementara itu penyakit tidak menular (termasuk
penyakit degenerated telah menduduki peringkat tinggi sebagai penyebab
kematian. Globalisasi akan berdampak juga terhadap perilaku dan gaya
hidup masyarakat.
Dengan demikian maka semakin diperlukan upaya kebijakan promosi
kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit peningkatan
pendayagunaan IPTEK dibidang kesehatan juga memiliki dampak samping
berupa perilaku negatif dikalangan petugas kesehatan.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Dalam Pola Perilaku


Masyarakat dalam pola perilaku umumnya ada empat factor yang
dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilaunya, yaitu :
a. Fasilitas, yaitu bila perilaku yang mempengaruhi masyrakat yang
melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih
yang lebih dekat.
b. Pengertian, yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat
dalam konteks pengetahuan local.
c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh
daerah) menyetujui dan mempraktekan perilaku yang dianjurkan.

4
d. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya
kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun
tepat guna sesuai dengan potensi yang di miliki
C. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
1. Promosi kesehatan diselenggarakan dalam rangka desentralisasi kearah
otonomi daerah bidang kesehatan untuk menuju Indonesia sehat.
Disebutkan dalam UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah.
Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintah pleh
pemerintah kepada pemerintah daerah otonom dalam rangka NKRI.
Dengan adanya desentralisasi diharapkan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat optimal berupa keadaan sehat dan produktif.
2. promosi kesehatan harus berlandaskan paradigma sehat, paradigma
sehat merupakan cara pandang atau pola piker dan modelpembangunan
yang bersifat holistic. Melihat masalah kesehatan yang bersifat lintas
sector dalam penyelesaian masalah tidak hanya berfokus pada
penyembuhan atau pemulihan kesehatan tetapi diarahkan pada
peningkatan, perlundungan, pemeliharaan kesehatan.
3. Promosi kesehatan harud didukung oleh kebijakan dan perundang-
undangan, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, JPKM,
subsidi, dll
a. Keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor :
585/MENKES/SK/V/2007 tentang pedoman promosi kesehatan di
puskesmas
b. Peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4tahun 2012
tentang ptunjuk teknis promosi kesehatan di rumah sakit
c. Kepmenkes No. 128 / MENKS / SK / II /2004 menyatakan bahwa
puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari dinas kesehatan
kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Sehingga UPT dari dinas
kesehatan kabupaten / kota (UPTD), puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional dinas kesehatan

5
kabupaten / kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehtan di Indonesia. Pembangunan
permasalahan kesehatan yang di temukan di masyarakat serta disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas.
D. Strategi Promosi Kesehatan
menyimak keadaan dan masalah serta kecenderungannya tersebut di
atas dapat ditetapkan beberapa strategis sebagai berikut :
 Kebijakan Promosi Kesehatan
Ini berkaitan dengan pentingnya ditetapkan kebijakan dan peraturan
perundang-undangan di bidang promosi kesehatan, baik dipusat
maupun didaerah yang dapat digunakan sebagai dasar atau landasan
peningkatan promosi kesehatan.
 Sumber Daya Promosi Kesehatan
Berkaitan dengan perlunya dikembangkan sumber daya untuk
penyelenggaraan promosi kesehtan, baik didaerah maupun dipusat.
Sumberdaya ini meliputi SDM, dana, dan sumber daya lainnya.
 Pengembangan Organisasi Promosi Kesehatan
Isu ini berkaitan dengan perlunya diupayakan posisi unit-unit pengelola
promosi kesehatan yang tepat baik digaris depan, didaerah maupun di
pusat, serta ditingkatkannya manajemen dan kinerja unit-unit tersebut.
 Integrasi dan Sinkronasi Promosi Kesehatan
Berkaitan dengan perlunya dikembangkan dan dilaksanakan integrase
promosi kesehatan ke dalam program-program kesehatan serta
diupayakan sinkronisasi anatara pemberdayaan masyarakat, bina
suasana, dan advokasi.
 Landasan Fakta
Isu ini berkaitan tentang penting nya perencanaan dan perancangan
promosi kesehatan dengan mendayagunakan data atau fakta.
 Kerja Saama dan Kemitraan

6
Isu ini berkaitan dengan perlunya dikembangkan terus kerjasama dan
kemitraan baik lintas sector maupun dengan unsur-unsur masyarakat,
dan dunia usaha.
 Metode, Teknik dan Media
Isu ini berkaitan dengan perlunya dikembangkan terus metode, Teknik,
dan media promosi kesehatan yang sesuai untuk masyarakat dengan
ciri-ciri tertentu.
 Kemampuan Daerah
Isu ini berkaitan dengan perluanya pengembangan kemampuan daerah,
khususnya daerah kabupaten dan kota, dalam penyelenggaraan promosi
kesehatan. Daerah kabupaten dan kota merupakan titik berat otonomi
daerah dan sekaligus sebagi ujung tombak bagi keberhasilan promosi
kesehatan secara nasional.
E. Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan
Sesuai dengan Visi dan Misinya, tujuan umum dari promosi kesehatan
adalah meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarak untuk hidup bersih dan sehat dan mengembangkan upaya sehat
yang bersumber masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang kondusif
untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut. Sedangkan sasarn dan
tujuan khusunya adalah :
1. Individu dan keluarga
 Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik
langsung maupun media massa.
 Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
 Mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju
keluarga atau rumah tangga sehat.
 Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader
kesehatan bagi keluarganya
 Berperan aktif dalam upaya / kegiatan kesehatan.

7
2. Tatanan sarana kesehatan, institusi Pendidikan, tempat kerja dan tempat
umum.
 Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan
 Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya Kawasan
sehat.
3. Organisasi kemasyarakatan / organisasi profsi / LSM dan lingkungan
media massa
 Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat
masyarakat.
 Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.
4. Program / petugas kesehatan
 Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat
dimasyarakat, khususnya melalui pemberdayaan individu,
keluarga, dan atau kelompok yang menjadi klien
 Melakukan integrase promosi kesehatan.
 Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan
kesehatan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat.
5. Lembaga pemerintah / politisi / swasta
 Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam
mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat.
 Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan.
F. Contoh Kebijakan Promosi Kesehatan
Penyakit demam berdarah dengue atau dengue haemmorhagic
fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Alpobictus.
Kedua jenis nyamuk ini ada hampir diseluruh wilayah Indonesia kecuali
ditempat-tempat ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. (Wahono
et al.2004). wabah demam berdarah dengue di Indonesia yang
menyebabkan banyak kematian untuk pertama kalinya pada tahun 1968

8
dikota Jakarta dan Surabaya. Pada tahun-tahun selanjutnya penyakit ini
menyebar ke berbagi daerah di Indonesia (suroso 1983). Hingga saat ini
hampir semua provinsi di Indonesia hampir semua pernah mengalami
wabah demam berdarah dengue. Penyebaran oenyakit ini secara pesat
sejak tahun 1968 di Indonesia dikarenakan virus semakin mudah
penyebarannya menulari lebih banyak manusia karena factor
meningkatanya mobilitas penduduk karena semakin baiknya sarana
trasportasi di dalam kota maupun atar daerah, kebiasaan masyarakat
menampung air bersih untuk keperluan sehari-hari apalagi penyedian air
bersih belum mencukupi kebutuhn atau keterbatasan sumber dan letaknya
jauh dari pemukiman mendorong masyarakat menampung air dirumah
masing-masing (karena nyamuk Aedes aegypti hidup di air bersih ),
kemudian sikap dan pengetahuan masyarakat tentang nyamuk Aedes
Aegypti yang masih kurang. (Sudarmo 1983).
Kebijakan umum pemberantasan penyakit menular antara lain
dirumuskan dalam undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang wabah
penyakit menular. Dalam undang-undang ini dikatakan bahwa mentri
kesehatan menetapkan jenis-jenis penyakit yang dapat menimbulkan
wabah (pasal 3) dan daerah dalam wilayah Indonesia yang ditetapkan
sebagai daerah wabah serta daerah yang sudh bebas wabah (pasal 4)
Adapun kebijakan lainnya dari pemerintah yang telah diterapkan yaitu :
 Pemerintah mengintruksikan semu rumh sakit baik negri maupun
swasta untuk tidak menolak pasien penderita DBD.
 Pemerintah merekomendasikan sejumlah rumah sakit milik
pemerintah untuk memberikan pengobatan gratis kepada penderita
DBD yang dirawat diruang perawatan kelas III.
 Pemerintak merekrut juru pemantau jentik untuk memeriksa jentik-
jentik nyamuk Aedes aegypti di setiap rumah tangga
 Pemerintah melakukan penyuluhan masyarakat melalui iklan layanan
masyarat di media massa, brosur, dan penyuluhan melalui tenaga
kesehatan

9
 Pemerintah melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui
perkembangan virus dengue
 Pemerintah menarapkan sistem peringatan dini dan menetapkan
status Kejadian Luar Biasa pada wilayah yang mengalami ledakan
kejadian demam berdarah dengue.
 Pemerintah memberikan perlakuan seperti pada penanganan
Kejadian Luar Biasa, walaupun kejadian belum sampai pada kriteria
Kejadian Luar Biasa (DEPKES 2005).
Kebijakan yang ada, baim tentang penanggulangan wabah penyakit
menular secara umum, maupun penanggulanagan wabah demam berdarah
secara khusus, diarahkan pada terdorongnya aprtisipasi masyarakat secara
aktif. Ini sesuai dengan paradigma baru pembangunan kesehatan yang
dirumuskan dalam Visi Misi Indonesia sehat 2010 (DEPKES 2003).
WHO (2004)0 mencatat bahawa di negara-negara dimana wabah demam
berdarah masih terjadi dalam besaran yang mengkhawatirkan, program
pengontrolan vector penular cenderung dilakukan secra pasif oleh
pemerintah. Ketidak berhasilan pemberantasan secara menyeluruh dapat
terjadi dikarenakan tidak semua masyarakat melakukan upaya
pemberantasan vector penyakit menular, pemberantasan sarang nyamuk
tidak mungkin dapat tuntas dilakukan bila anggota masyarakat sampai ke
lingkungan terkecil rumah tangga tidak melakukannya. Mengingat bahwa
pemberantasan sarang nyamuk dengan kegiatan 3M seharusnya juga
dilakukan tidak hanya dirumah tetpi juga di temoat umum di masyarakat
banyak berkumpul dipagi hari sperti sekolah, kantor, kampus, mengingat
bahwa nyamuk Aedes aegypti mengigit manusia pada pagi hari.
Maka setidaknya penanggulangan mandiri yang masyarakat pasti tahu
adalah dengan cara membakar atau mengubur barang-barang yang sudah
tidak terpakai kemudian jangan menggantung pakaian, membersihkan
kolam air dan rumah secara teratur atau melakukan foging setiap sebulan
sekali secara maksimal. Jika semua telah dilakukan maka wabah virus

10
nyamuk Aedes aegypti akan berkurang dan tingkat penyakit demam
berdarah ini pun nantinya juga akan berkurang disetiap tahunnya.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan pemerintah tentang promosi kesehatan dibuat agar
masyarakat dapat mengetahui bagamian cara melakukan hidup bersih dan
sehat. Selain itu promosi kesehatan ditujukan juga untuk memberikan
panduan yang rinci petunjuk untuk meningkatkan kemampuan
individu,keluarga dan kelompok atau asyarakat agar bisa mandiri dalam
mencegah masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya
kesehatan.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri,
Upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan merupakan pilar
utama yang berpengaruh sukses jenis layanan kesehatn lainnya. Tindkan
promosi kesehatan tersebutyaitu kuratif, dan merehabilitasi yang
dilaksanakan dalam berbagai sector (pemerintah swasta, masyarakat, dan
LSM ) sesuai dengan kebijakan yang ada.
B. Saran
Diharapkan pembaca dapat berprilaku hidup bersih dan sehat
dimanapun berada. Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat.
Dan petugas kesehatan mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan
dengan baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, (2007). promosi kesehatan Jakarta: Depkes RI


KEMENKES RI Nomor: 585/MENKES/SK/V/2007 tentang pedoman
pelaksaanaan promosi kesehatan di puskesmas.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
585/MENKES/SK/V/2007 tentang pedoman pelaksanaan promosi
kesehatan di puskesmas

13

Anda mungkin juga menyukai