SUSTAINABLE LIVELIHOOD:
PENANGANAN RURAL POOR DI INDIA
Oleh :
Nela Agustin Kurnianingsih1, Didik Wahyu2
1
Program Magister Pengembangan Wilayah dan Kota Universitas Dipenogoro, Semarang 50275
email : nela.agustin@gmail.com
2
Program Magister Pengembangan Wilayah dan Kota Universitas Dipenogoro, Semarang 50275
ABSTRAK
Pada saat ini kemiskinan sudah menjadi hal yang melekat pada pembangunan yang tidak merata
dan adil (inequality) di seluruh wilayah. Rural poor muncul sebagai salah satu kondisi
kemiskinan yang muncul di wilayah pedesaan. Kualitas SDM yang rendah dan hanya
mengandalkan pada sektor pertanian dan sektor low income serta ditambah adanya peningkatan
jumlah populasi menjadi elemen penegasan keeksistensian kemiskinan di wilayah
pedesaan,seperti yang dialami di India.
Peningkatan kemiskinan di pedesaan memaksa pemerintah India untuk segera menyelesaikan
permasalahan dengan baik. Namun, dalam prinsip pembangunan lama, pembangunan yang
memperhatikan development thinking terkadang akan berseberangan dengan pembangunan yang
tertuju pada environmental thinking. Oleh sebab itu, sustainable livelihood yang lebih
memperhatikan pembangunan berkelanjutan terhadap masyarakat dan SDA yang menjadi
sumber kehidupan dipilih sebagai pembangunan yang mampu menyeimbangkan development
thinking dengan environmental thinking.
Kata Kunci : Sustainable Livelihood, Penanganan, rural poor
75
Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN : 2355-6110
76
Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN : 2355-6110
77
Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN : 2355-6110
78
Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN : 2355-6110
79
Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN : 2355-6110
wilayah perkotaan dengan wilayah pedesaan yang dimiliki tanpa merusak SDA yang ada.
dapat dilihat pada Tabel 1. Program-program pemerintah India banyak
bekerja sama dengan beberapa stakeholder
Tabel 1. Proporsi Penduduk Miskin Di
yang terkait. Salah satunya program hasil
Perkotaan dengan Pedesaan
kerja sama dengan Global Environmental
Facility (GEF) yang tentunya berkonsentrasi
pada proses sustainable livelihood di rural
poor yang berorientasi pekerjaan pada sektor
pertanian.
Nama Program:
National Agricultural Innovation Project
(NAIP)
Sumber: Indian Economy Survey, 2001-2002
dalam Fox, 2002
Tujuan Program:
3.3. Sektor Ekonomi di Rural Poor
India Untuk pengentasan kemiskinan dan
peningkatan pendapatan dengan cara
Kemiskinan yang terjadi pada daerah transformasi berkelanjutan atas orientasi
pedesaan di India disinyalir disebabkan pada sistem pertanian di India dari swasembada
sektor pertanian yang tidak dapat pangan menuju orientasi pasar.
berkembang dengan baik. Rendahnya
produksi dan kualitas SDM pada sektor Sasaran program:
pertanian membuat para pekerja sektor Untuk mempromosikan pendekatan dan
pertanian tidak mampu bersaing dengan teknik untuk pengelolaan lahan pantai
pekerja sektor lainnya. Tercatat pada tahun dan daerah air yang rusak,
2007, rata-rata pertumbuhan untuk
Melestarikan keanekaragaman hayati
perekonomian di pedesaan mengalami
secara berkelanjutan dengan
keadaan yang stagnant yang berkisar antara
menggunakan potensi lokal (tanaman,
angka 2% hingga 2,5%. Padahal pada daerah
hewan dan ikan) untuk intensifikasi
pedesaan terjadi peningkatan jumlah
pertanian dan ketahanan mata
penduduk sebesar 1,75%. Dengan demikian,
pencaharian, dan
semakin mempertegas bahwa kemiskinan
masih mengancam daerah pedesaan. Pada peningkatan kapasitas bertujuan
3.4. Program-Program Sustainable untuk merespon perubahan iklim dan
Livelihood dari DFID yang variabilitas kekeringan dan daerah rawan
Diterapkan banjir.
Sustainable livelihood yang dipilih sebagai Pelaksanaan Program NAIP akan dilakukan
konsep pembangunan penanganan dengan kerja sama dari beberapa
kemiskinan di pedesaan India dianggap stakeholder, seperti:
menjadi pilihan yang tepat untuk
Petani
pembangunan yang tetap memperhatikan
keberlanjutan lingkungan dan SDM dalam Sektor privat
mengolah lingkungannya. Seperti yang
Masyarakat sipil
dijelaskan oleh Scoones (1998, dalam
Rakodi, 2002) yang mengatakan livelihood Organisasi sektor public
akan mampu berlanjut saat bisa menghadapi Pemerintah
ancaman yang ada, mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan atau potensi Lembaga donor
80
Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN : 2355-6110
81
Bandung, Juli 2014 Volume 1 Nomor 2 ISSN : 2355-6110
sustainable livelihood. Hubungan kerja sama Fox, James W. (2002). “Poverty in India
yang baik antara sektor public, sektor privat, Since 1974,” dalam Nathan
dan komunitas mampu menghasilkan Associatic Inc. 02 Juli 2012.
http://www.ekh.lu.se/ekhcgu/teachin
pembangunan yang baik dan lancar.
g/401d4/poverty%20in%20india.pdf
Krantz, Lasse. (2001). The Sustainable
V. REFERENSI Livelihhood Approach to Poverty
Reduction. Swedish: SIDA. 02 Juli
Anonim. (2007). “India's Rural Poor: Why 2012.http://www.forestry.umn.edu/p
Housing Isn't Enough to Create rod/groups/cfans/@pub/@cfans/@fo
Sustainable Communities,” dalam restry/documents/asset/cfans_asset_
India Knowledge @ Wharton. 02 202603.pdf
Juli 2012.
knowledge.wharton.upenn.edu/india Rakodi, Carole. (2002). “Urban Livelihood:
/articlepdf/4219.pdf?CFID=2134831 A Lifelihood Approach –
13&CFTOKEN=11554514&jsessio Conceptual Issues and Definitions.”
nid=a830928fe23fb7256807783452 London: Earthscan Publication Ltd.
5c3673f7e5
Anonim. (2006). “Sustaining Economic
Growth, Rural Livelihoods, and
Environmental Benefits: Strategic
Options for Forest Assistance in
Indonesia.” Jakarta, Indonesia:
World Bank.
Anonim. (2001). “Sustainable Rural
Livelihoods Security through
Innovations in Land and Ecosystem
Management,” dalam project paper.
05 juli 2012. http://www-
wds.worldbank.org/external/default/
WDSContentServer/WDSP/IB/2009
/07/21/000333038_2009072101244
1/Rendered/PDF/494800PJPR0P111
01Official0Use0Only1.pdf
Chambers, Robert & Gordon R. Conway.
(1991).”Sustainable Rural
Livelihood: Practical Concepts for
The 21st Century.” 02 Juli 2012.
http://opendocs.ids.ac.uk/opendocs/b
itstream/handle/123456789/775/Dp2
96.pdf
Chambers, Robert. (1992). “Real-life
Economics: Understanding Wealth
Creation – Sustainable Livelihoods:
The Poor’s Reconciliation of
Environment and Development,
(Ed) Paul Ekins and Manfred Max-
Neef.” London & New York:
Routledge. 02 Juli 2012.
http://opendocs.ids.ac.uk/opendocs/b
itstream/handle/123456789/141/rc17
5.pdf?sequence=2
82