Anda di halaman 1dari 18

DAMPAK GEMPA BUMI DI

KABUPATEN TASIKMALAYA
PROPINSI JAWA BARAT
TERHADAP GEDUNG D FTKE

Oleh :
Ir. Afiat Anugrahadi, MS

Ketua Prodi Teknik Geologi

2 September 2009

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
PENDAHULUAN
Gempa bumi merupakan bancana alam yang datangnya tiba-tiba dan dalam waktu
yang relatif singkat menghancurkan semua yang ada dimuka bumi, baik harta benda
dan manusia. Menurut Lutgens (1982) gempa bumi adalah getaran bumi yang
dihasilkan oleh percepatan energi yang dilepaskan, energi ini menyebar ke segala
arah dari pusat sumbernya. Gempa bumi yaitu pelepasan energi secara mendadak
dari energi tumbukan antar lempeng yang telah dihimpun dalam kurun waktu yang
lama

Wilayah Indonesia terletak pada tumbukan dua lempeng samudra dan dua lempeng
benua, yaitu Samudra Indonesia (Indian ocean plate) di selatan, Samudra Pasifik di
timur, Benua Asia (Eurasian plate) di utara dan benua Australia di selatan, memiliki
bahan galian dan mineral ekonomis dan kaya minyak & gas bumi, juga sangat
potensi terjadinya gempa dan tsunami (Gambar 1).

Studi USGS (Gambar 2) yang menghasilkan Draft Seismic Hazard Map 2007 untuk
Indonesia Barat yang merekomendasikan gempa disain yang lebih besar dari SNI
Gempa 2002.
Jakarta

Gambar 1. Tumbukan Lempeng Samudra dan Benua


03/22/22 3
Gambar 2 Draft Seismic Hazard Map 2007 untuk Indonesia
Barat
Gambar 3 Kondisi bangunan pasca gempa (R.O. Hamburger, San Francisco, CA, USA)
Foto Marmer dinding
lepas dan pecah di
Lobby Gedung D
Tanggal 2 Sep 2009, di
foto 10 menit setelah
Gempa 7,3 SR di
Tasikmalaya
Foto Dinding sebelah
Barat Gedung D
Tanggal 1 April 2009,
sebelum Gempa 7,3
SR di Tasikmalaya
Foto Dinding retak di bagian
Barat Gedung D
Tanggal 2 Sep 2009, di foto 12
menit setelah Gempa 7,3 SR di
Tasikmalaya
Foto Kaca pecah Dinding
sebelah UtaraGedung D.
Tanggal 2 Sep 2009, 10 menit
setelah Gempa 7,3 SR di
Tasikmalaya
Foto Dinding retak di bagian
Selatan Gedung D (Barat)
Tanggal 2 Sep 2009, di foto 16
menit setelah Gempa 7,3 SR di
Tasikmalaya
Foto Dinding dan tiang retak di
bagian Selatan Gedung D (pintu
selatan)
Tanggal 2 Sep 2009, di foto 19
menit setelah Gempa 7,3 SR di
Tasikmalaya
Foto Dinding retak di
bagian Selatan Gedung
D (Timur)
Tanggal 2 Sep 2009, di
foto 22 menit setelah
Gempa 7,3 SR di
Tasikmalaya
Foto Tiang dan Dinding
retak di bagian Timur
Gedung D
Tanggal 2 Sep 2009, di
foto 25 menit setelah
Gempa 7,3 SR di
Tasikmalaya
Foto Dinding retak di bagian
Utara Gedung D (Timur)
Tanggal 2 Sep 2009, di foto 30
menit setelah Gempa 7,3 SR di
Tasikmalaya
Foto Dinding retak di
bagian Utara Gedung D
(sebelah Timur)
Tanggal 2 Sep 2009, di
foto 33 menit setelah
Gempa 7,3 SR di
Tasikmalaya
REKOMENDASI
Agar segera menetapkan kebijakan bahwa
bangunan-bangunan pra 2002 harus direview ulang
keamanannya terhadap gempa dan di-retrofit
seperlunya, untuk menjamin didapatnya kondisi
tempat belajar dan mengajar yang aman terhadap
gempa.

Konsep disain dan retrofitting bangunan yang


didasarkan pada Performance Based Earthquake
Engineering dan Performance Based Earthquake
Destruction
Foto 1 : Dosen & Mahasiswa Kuliah Lapangan di Tasikmalaya
pada Juli dan Agustus 2009, sebelum Gempa 7,3 SR pada 2 Sep 2009
Foto 2 : Presentasi Mahasiswa Kuliah
Lapangan dihadapan Dosen di
Tasikmalaya pada Juli dan Agustus
2009, sebelum Gempa 7,3 SR pada 2
Sep 2009

Anda mungkin juga menyukai