Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS INVESTASI PASAR MODAL

Karya Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pasar dan Lembaga Keuangan

Disusun Oleh:

Vivi Laelatuz Zahro H24190051

Dosen Pengajar :

Dr. Ir. Budi Purwanto, M.E

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2021

PENDAHULUAN
Menurut Husnan (2005: 3) pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Adapun dalam undang-
undang Pasar Modal (UUPM), yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1
Angka 13 menjelaskan, Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Di
dalam pasar modal terdapat suatu transaksi antara pihak yang memiliki kelebihan
dana untuk memberikannya kepada pihak yang membutuhkan dana. Sehingga pasar
modal merupakan suatu wadah/sarana yang mempertemukan pihak yang kelebihan
modal dan pihak yang kekurangan modal.
Keberhasilan pasar modal di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran
investor sebagai penanam modal perusahaan. Para investor menanamkan modal di
pasar modal untuk mendapatkan return setinggi-tingginya. Meskipun semakin tinggi
return yang bisa di dapat memiliki resiko yang semakin tinggi (high risk, high
return), namun investor tetap berinvestasi dengan tujuan mendapat passive income
yang besar. Passive income adalah bagaimana cara kita menghasilkan uang diluar dari
active income atau pendapatan aktif kita. Salah satu cara mendapatkan passive income
adalah melalui investasi di pasar modal. Salah satu instrumen pasar modal untuk
berinvestasi adalah saham. Saham adalah sebuah bukti kepemilikan nilai sebuah
perusahaan. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang
atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Ada dua sumber pendapatan saham yaitu capital gain dan
dividen. Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham apabila
harga jual saham melebihi harga belinya. Adapun dividen merupakan bagian
keuntungan perusahaan yang menjadi hak pemegang saham.
Pasar modal juga sebagai alat informasi penting yang digunakan oleh investor
dalam membuat keputusan investasi saham. Dengan kata lain, dalam berinvestasi
saham di pasar modal, investor sangat bergantung pada informasi pasar. Melalui
informasi yang akurat, investor dapat memperoleh gambaran umum tentang risiko dan
tingkat pengembalian yang diharapkan dari sekuritas untuk menentukan strategi dan
keputusan investasi dalam mendapatkan keuntungan (return) yang maksimum. Tujuan
utama perusahaan dalam menjalankan usahanya yaitu untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
PEMBAHASAN

Dalam melakukan investasi saham, investor harus melakukan analisis secara


matang agar mencapai tujuan utama investasi, yaitu memperoleh return maksimum.
Analisis yang umum dan disarankan oleh lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
adalah analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal merupakan
analisis dengan menggunakan berbagai indikator seperti moving average, RSI,
stochastic dan lain sebagainya. Analisis fundamental adalah analisis penentu nilai
seperti prospek pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan yang dilihat dari prospek
ekonomi negara serta lingkungan bisnis perusahaan tersebut untuk mencari harga
saham wajar (Bodie, 2014:237). Dalam pembahasan ini, penulis hanya akan
membahas mengenai analisis fundamental dalam memilih saham yang baik untuk
berinvestasi di pasar modal.
Analisis fundamental
Investor dapat menggunakan analisis fundamental untuk memberikan
penilaian harga saham dengan berbagai metode penilaian harga saham. Analisis
fundamental meneliti lingkungan ekonomi, kinerja industri dan kinerja perusahaan
sebelum membuat keputusan. investasi (Suresh, 2013). Analisis fundamental
menggunakan data masa depan dan sekarang untuk memperkirakan saham wajar
pasar dan untuk memprediksi nilai masa depan. Biasanya dimulai dengan
menganalisis file lingkungan ekonomi makro, menganalisis sektor dan kemudian
laporan keuangan secara berurutan untuk menentukan nilai riil perusahaan. Tujuan
dari analisis tidak hanya untuk menemukan sebuah perusahaan yang sukses;
tujuannya adalah untuk menemukan perusahaan yang bernilai lebih dari yang
perkiraan investor. Analisis fundamental bukan jaminan bahwa investor akan
merealisasikan keuntungan tinggi atas saham, tetapi pasti memiliki peran penting
dalam mencapai tujuan ini (Baresa et al., 2013).
1. Analisis Ekonomi Makro
Suatu makro ekonomi sangat mempengaruhi perusahaan dalam menghasilkan
kinerja atau profitabilitas perusahaan. Hal ini karena keadaan ekonomi suatu
negara akan mempengaruhi kondisi pasar sehingga akan sangat mempengaruhi
kinerja suatu perusahaan. Variabel makro yang mempengaruhi diantaranya:
a. Produk Domestik Bruto
PDB merupakan indeks pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dimana ketika
PDB Indonesia tinggi maka hal ini menandakan bahwa daya beli masyarakat
terhadap produk dan jasa juga tinggi. Sehingga ketika PDB tinggi, maka
tingkat penjualan perusahaan juga akan meningkat. Diketahui perekonomian
Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga
berlaku triwulan II-2021 mencapai Rp4.175,8 triliun dan atas dasar harga
konstan 2010 mencapai Rp2.772,8 triliun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada Triwulan II-2021 tumbuh sebesar 7,07% (yoy), tertinggi dalam 16 tahun
terakhir. Ini sekaligus mencatatkan rekor pertumbuhan triwulanan tertinggi
sejak Krisis Subprime Mortgage, bahkan lebih tinggi dari negara peers.
Pertumbuhan tersebut dicapai pada saat Kasus Aktif Covid-19 rata-rata selama
Triwulan II-2021 yang tercatat mencapai sekitar 113.218 kasus. Pertumbuhan
ekonomi yang terjadi tersebut ditopang oleh kuatnya pertumbuhan baik dari
sisi demand maupun supply. Sehingga dapat disimpulkan, tingkat penjualan
setiap perusahaan juga semakin meningkat.
b. Tingkat Pengangguran
Memperlihatkan tingkat produktivitas dari suatu negara. Jika tingkat
pengangguran Indonesia rendah, maka hal ini menunjukkan bahwa tingkat
produktivitas masyarakat tinggi dan penghasilan masyarakat pun tinggi
sehingga dapat membeli produk dan jasa dari perusahaan. Menurut data BPS
2021, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2021
adalah sebesar 6,26 persen, turun 0,81 persen poin dibandingkan dengan
Agustus 2020. Penduduk yang bekerja sebanyak 131,06 juta orang, meningkat
sebanyak 2,61 juta orang dari Agustus 2020. Penurunan tingkat pengangguran
tersebut menandakan bahwa produktivitas masyarakat Indonesia semakin
tinggi sehingga daya beli masyarakat pun berpotensi tinggi.
c. Inflasi
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum
dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Sehingga ketika perusahaan
membeli bahan baku saat terjadi inflasi, maka hal ini akan meningkatkan cost
of capital nya sehingga akan menurunkan keuntungan perusahaan. Menurut
data BI per Agustus 2021, diketahui tingkat inflasi Indonesia sebesar 1,59%
secara tahunan (year on year/yoy) dengan indeks harga konsumen (IHK)
106,57 pada Agustus 2021.
d. Suku Bunga
Suku bunga juga mempengaruhi keputusan dalam berinvestasi. Apabila suku
bunga tinggi, maka investor akan lebih memilih untuk berinvestasi ke obligasi
dan bukan ke saham, begitupun sebaliknya. Rapat Dewan Gubernur (RDG)
Bank Indonesia pada 18-19 Agustus 2021 memutuskan untuk
mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%,
suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility
sebesar 4,25%.
e. Kurs
Kurs adalah harga suatu mata uang dari suatu negara terhadap mata uang yang
berasal dari negara lainnya. Nilai saham umumnya mengikuti pergerakan nilai
tukar mata uang, karena saham dipengaruhi dengan kinerja perusahaan. Karena
kurs valas sangat mempengaruhi jumlah biaya yang harus dikeluarkan, maka
ketika kurs meningkat jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan akan
meningkat dan akan menurunkan profitabilitas perusahaan. Diketahui nilai
kurs Rupiah terhadap dollar AS per Juli-September masih di sekitar Rp 14
ribu.
2. Analisis Industri
Analisis industri dilakukan dengan membandingkan kinerja antar industri. Di
Bursa Efek Indonesia terdapat 12 sektor industri, yaitu energi, konsumen non-
primer, teknologi, barang baku, kesehatan, infrastruktur, perindustrian, keuangan,
transportasi dan logistik, konsumen primer, properti, dan produk Investasi.
Industri yang sedang berkembang terutama di saat pandemi seperti saat ini adalah
sektor industri teknologi. Ditambah dengan berbagai ketetapan pemerintah
mengenai keharusan bekerja di dalam rumah, penggunaan teknologi sangat
membantu masyarakat dalam menjalankan segala aspek kehidupan.
3. Analisis Perusahaan
Masalah fundamental perusahaan tentunya sangat mempengaruhi pergerakan
harga saham. Misalnya, apakah perusahaan memiliki manajemen yang baik,
bagaimana kondisi keuangan di suatu perusahaan, dan apakah manajemennya
dikelola oleh orang yang kompeten. Hal tersebut merupakan poin paling penting
dalam menentukan baik atau tidaknya analisis fundamental dari suatu perusahaan.
Biasanya, perusahaan yang berfundamental memiliki harga saham yang cukup
baik. Dalam pembahasan ini, penulis memilih Bank BRI sebagai emiten terpilih
untuk dianalisis. Dalam melakukan analisis perusahaan perlu dilakukan analisis
antara lain:
a. Valuasi
Valuasi saham adalah metode perhitungan yang digunakan untuk menghitung
nilai intrinsik suatu saham (murah/mahal).
Valuasi > Price = Undervalued → Buy
Valuasi < Price = Overvalued → Sell
Valuasi = Price = Fair Value → Netral
Metode valuasi saham ada dua, yaitu Absolute Valuation, dan Relative
Valuation. Absolute valuation merupakan valuasi berdasarkan laporan
keuangan perusahaan. Sedangkan relative valuation merupakan valuasi dengan
membandingkan multiple harga saham tertentu terhadap indeks acuan, rata-
rata industri, atau perusahaan sejenis. Di dalam pembahasan ini akan
digunakan perhitungan menggunakan metode relative valuation. metode ini
memperhitungkan antara lain:
● Price/earnings
Yaitu rasio yang mengukur harga wajar saham berdasarkan potensi
kenaikan laba perusahaan di masa yang akan datang. Diketahui jumlah
P/E saham BBRI per Q2 2021 adalah sebesar 19,48. Bila dibanding
dengan P/E historisnya, dimana diketahui P/E Q2 2020 sebesar 18,36,
P/E Q2 2019 sebesar 16,63, dan Q2 2018 adalah sebesar 11,77, maka
dapat disimpulkan bahwa harga saham BBRI saat ini overvalue
terhadap rata-rata historisnya.
● Earning Per Share (EPS)
Dari rasio ini dapat diketahui seberapa besar laba atau keuntungan atau
profit sebuah perusahaan dari operasionalnya. Semakin tinggi nilai
EPS maka dapat diartikan bisnis atau usaha yang dijalankan oleh
perusahaan semakin menguntungkan. EPS yang meningkat dari tahun-
tahun sebelumnya juga menunjukkan kinerja perusahaan yang
bertumbuh. Diketahui jumlah EPS saham BBRI per Q2 2021 adalah
sebesar 45,78. Sedangkan EPS historis per Q2 2020 adalah sebesar
16,34, per Q2 2019 sebesar 64,86, dan pada Q2 2018 adalah sebesar
60,68. Pada tahun 2020 sempat mengalami penurunan drastis
dikarenakan adanya pandemi covid-19 yang sangat mempengaruhi
pasar saham salah satunya saham BBRI. Namun, pada tahun ini saham
BBRI kembali mengalami pertumbuhan yang signifikan yang
menandakan bahwa kinerja BRI yang semakin bertumbuh.
● Price Book Value (PBV)
Adalah rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Melalui
PBV kita dapat melihat besaran kelipatan nilai pasar saham dengan
kekayaan bersih suatu perusahaan. PBV sering digunakan untuk
mencari saham yang undervalued. Diketahui nilai PBV BBRI per Q2
2021 adalah sebesar 2,47. Sedangkan nilai PBV historisnya diketahui
per Q2 2020 sebesar 2,02, Q2 2019 sebesar 2,85, dan pada Q2 2018
adalah sebesar 2,13. Sehingga dapat dikatakan, bahwa nilai PBV tahun
ini ditengah-tengah, yakni undervalue jika dibanding pada 2019,
namun overvalue jika dibanding tahun 2018 dan 2020.
● Price Cash Flow
Adalah rasio valuasi investasi yang digunakan oleh investor untuk
mengevaluasi daya tarik investasi terhadap saham suatu perusahaan
dengan membandingkan harga saham suatu perusahaan dengan arus
kas perusahaan tersebut.
b. Strategi Perusahaan
c. Manajemen

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Saham
https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/keuangan/kenali-apa-itu-passive-income-dan-cara-
mendapatkannya
https://media.neliti.com/media/publications/298809-reaksi-pasar-modal-indonesia-terhadap-
pe-e8a0023a.pdf
Permata, C.P., Ghoni, M.A..(2019). Peranan Pasar Modal Dalam Perekonomian Negara
Indonesia. Jurnal AkunStie (JAS). 5(2), 50-61.
https://media.neliti.com/media/publications/87257-ID-analisis-fundamental-dalam-penilaian-
har.pdf

https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/08/05/1813/ekonomi-indonesia-triwulan-ii-2021-
tumbuh-7-07-persen--y-on-y-.html

https://ekon.go.id/publikasi/detail/3196/pertumbuhan-ekonomi-triwulan-ii-2021-menembus-
zona-ekspansif

https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/05/05/1815/februari-2021--tingkat-pengangguran-
terbuka--tpt--sebesar-6-26-persen.html

https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2321321.aspx

Anda mungkin juga menyukai