Anda di halaman 1dari 7

e-ISSN 2579-9479 Jurnal Ilmu Peternakan Terapan

Accredited by a Directorate General of Strengthenging March 2021, 4 (2):71-77


for Research and Development No. 200/M/KPT/2020 DOI: https://doi.org/10.25047/jipt.v4i2.2495

Identifikasi keragaman jenis parasit cacing pada ternak ayam kampung di


Kabupaten Jember
The identification of diversity helminth parasites on local chickens in Jember Regency

Satria Budi Kusuma1*, Suluh Nusantoro1, Aan Awaludin1, Yendri Junaidi2, Tutik Lusyta Aulyani3
1
Program Studi Produksi Ternak, Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember, Jl. Mastrip PO BOX 164, Jember,
Jawa Timur, Indonesia
2
Program Studi Penyuluh Peternakan dan Kesejahteraan Hewan, Jurusan Peternakan, Politeknik Pembangunan
Pertanian Malang, Jawa Timur, Indonesia
3
Program Studi Budidaya Ternak, Jurusan Peternakan, Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa, Jl. Malino KM 7,
Romang Lompoa, Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
*
Email Koresponden: satriabudikusuma@polije.ac.id

ARTICLE INFO ABSTRAK

Received: Parasit cacing (Helminth) merupakan kendala kesehatan yang berhubungan


11 February 2021 dengan investasi parasit sering dijumpai pada ayam. Penelitian ini bertujuan untuk
Accepted: mengidentifikasi keragaman parasit cacing yang terdapat pada ayam kampung di
28 March 2021 Kabupaten Jember. Prosedur pengambilan sampel ekskreta ayam kampung dilakukan
Published:
secara acak. Sampel ekskreta yang diambil sebanyak 150 sampel di Kabupaten Jember.
31 March 2021
Identifikasi keragaman spesies cacing dilakukan melalui pemeriksaan telur cacing
pada sampel ekskreta dengan metode sedimentasi yang dilakukan di BBVet (Balai
Besar Veteriner) Wates, Yogyakarta. Parasit cacing yang teridentifikasi pada sampel
Kata kunci:
ekskreta ayam kampung merupakan cacing dari kelas Nematoda yang terdiri dari
Ayam kampung
Capillaria sp. (24,67%); Heterakis sp. (10,67%); Strongyloides sp. (3,33%); dan
Helmintiasis
Ascaridia sp. (2,67%).
Jember

ABSTRACT

Parasitic worms (Helminths) are the one of health problems related to the parasite
investment that is often found in native chickens. This study aimed to identify the
diversity of worm parasites found in native chickens in Jember Regency. The sampling
procedure for native chicken excreta was carried out randomly. The excreta samples
taken were 150 samples around Jember Regency. Identification of the diversity of
worm species was carried out by examining worm eggs in excreta samples using the
Key words: sedimentation method at BBVet (Balai Besar Veterinary) Wates, Yogyakarta. The
Native chicken parasitic worms identified in the excreta samples of native chickens were worms from
Helminthiasis the Nematode class consisting of Capillaria sp. (24.67%); Heterakis sp. (10.67%);
Jember Strongyloides sp. (3.33%); and Ascaridia sp. (2.67%).

PENDAHULUAN performa produksi ternak sangat dipengaruhi


oleh genetik, lingkungan, dan interaksi antara
Seiring dengan pertambahan jumlah keduanya. Faktor lingkungan masih menjadi
penduduk di Indonesia, kebutuhan pemenuhan faktor yang memberikan kontribusi besar
protein hewani juga meningkat. Produk turunan terhadap performa produksi maupun reproduksi
asal ayam adalah satu di antara produk pangan ternak tidak terkecuali pada ternak unggas.
hewani yang dikonsumsi dalam jumlah paling Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain
besar baik bagi kebutuhan industri maupun rumah pakan yang diberikan, manajemen pemeliharaan,
tangga. Menurut Sulastri dan Hamdani (2018) dan kesehatan ternak.

71
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. March 2021, 4 (2): 71-77 Satria Budi Kusuma et al.

Salah satu gangguan kesehatan atau memiliki beberapa kendala, yaitu sistem
penyakit yang menyerang ayam adalah infestasi manajemen perkandangan dan pemeliharaan
endoparasit, khususnya helminthiasis atau yang cenderung kurang memerhatikan sanitasi
kecacingan. Endoparasit adalah parasit yang kandang.
hidup dan makan di dalam hewan inang. Infestasi Permasalahan yang kerap timbul akibat
berat dapat menyebabkan buruknya efisiensi kurang diperhatikannya sanitasi kandang
pakan, pertumbuhan, penurunan produksi yaitu kesehatan hewan yang menyebabkan
telur, bahkan kematian. Unggas yang terinfeksi produktivitas ayam kampung tidak akan optimal.
helminthiasis juga lebih rentan terhadap berbagai Salah satu permasalahan kesehatan hewan
penyakit dan stres (Slimane, 2016). Helminthiasis yang sering dijumpai dan kurang disadari oleh
pada ayam berdampak negatif karena mampu peternak adalah infestasi parasit cacing atau
menurunkan efisiensi pakan, bobot ayam tidak Helminthiasis. Penelitian tentang Helminthiasis
bertambah sementara konsumsi pakan tetap. sangat diperlukan untuk mengidentifikasi dan
Kondisi semacam ini akan bermuara pada mengevaluasi pencegahan serta penanganan
penurunan pada bobot panen dan produktivitas Helminthiasis yang dilakukan di peternakan ayam
telur. Menurut Elenwo dan Elenwo (2014) hal kampung agar tercapai suatu metode yang tepat
ini tentu menyebabkan pemborosan biaya pakan dalam mengurangi kasus Helminthiasis pada
yang pada akhirnya akan menyebabkan kerugian ayam kampung.
secara ekonomi.
Kejadian infeksi akibat infestasi parasit MATERI DAN METODE
cacing dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah lingkungan yang tercemar oleh Pengambilan sampel dilakukan pada bulan
telur atau larva cacing stadium infektif. Kejadian Juli 2020. Sampel diambil secara acak dari ayam
cacingan pada ayam sangat dipengaruhi oleh kampung di beberapa kecamatan di Kabupaten
lokasi geografis dan iklim serta musim di Jember. Sampel berupa ekskreta ayam kampung
sepanjang tahun. Cacing yang berparasit pada yang baru didefekasikan. Ekskreta atau kotoran
ayam menurut morfologinya dibagi menjadi tiga ayam merupakan campuran feses, urin, dan sisa
kelas yaitu Nematoda, Cestoda, dan Trematoda hasil metabolisme yang berasal dari pakan yang
yang mempunyai siklus hidup berbeda tidak tercerna di dalam saluran pencernaan.
(Thienpont et al., 2003). Keberadaan cacing Jumlah sampel ekskreta yang diambil
dalam jumlah sedikit mampu ditoleransi oleh sebanyak 150 sampel. Masing-masing sampel
unggas, namun dalam jumlah tertentu cacing kurang lebih 5 gram. Ekskreta dimasukkan ke
akan merugikan kesehatan unggas karena dapat dalam pot plastik sampel dan dicampur dengan
mengambil nutrisi, menimbulkan kerusakan 2-3 tetes formalin 10% kemudian diberi label.
ekstensif pada mukosa usus dan mengganggu Identifikasi keragaman spesies telur cacing dengan
proses penyerapan nutrien pakan. Helminthiasis melakukan pemeriksaan telur cacing yang terdapat
pada ayam menyebabkan kerugian secara pada sampel ekskreta ayam menggunakan metode
ekonomi sehingga perlu perhatian khusus dalam sedimentasi yang dilakukan di Balai Besar Veteriner
penanganannya (Yazwinski et al., 2013). (BBVet) Wates.
Kabupaten Jember secara geografis terletak
diantara 113⁰15’47’’ s/d 114⁰02’35’’ Bujur Timur Metode Sedimentasi
dan diantara 7⁰58’06’’ s/d 8⁰33’44’’ Lintang Sampel ekskreta diambil sebanyak 3 gram
Selatan. Kabupaten Jember merupakan bagian dari kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass 100
Provinsi Jawa Timur yang terletak kurang lebih ml dan ditambah dengan akuades hingga 50 ml
200 km ke arah Timur dari Surabaya. Sebagaian kemudian diaduk sampai ekskreta hancur dan
besar kawasan Kabupaten Jember merupakan homogen. Larutan ekskreta yang sudah homogen
Kawasan hijau yang terdiri dari hutan, sawah, diambil dengan menggunakan pipet dan
tegal, dan perkebunan (BPS., 2020). Pemeliharaan dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse sampai
ayam kampung di Kabupaten Jember terutama 2/3 tabung. Sentrifugasi dilakukan dengan
di peternakan rakyat masih dilakukan secara kecepatan 2000 rpm selama 5 menit (Awaludin et
tradisional. Sistem pemeliharaan tradisional al., 2018).

72
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. March 2021, 4 (2): 71-77 Satria Budi Kusuma et al.

Supernatan dibuang kemudian endapan Tabel 1. Hasil identifikasi telur cacing pada ternak ayam
ditambah dengan akuades sampai 2/3 tabung dan kampung di Kabupaten Jember
dilakukan sentrifugasi kembali dengan kecepatan n (ayam) Prevalensi Jenis telur cacing
2000 rpm selama 5 menit. Pengendapan ini No. (%)
dilakukan hingga supernatan kelihatan jernih Total infeksi
kemudian supernatan dibuang, endapan 1 150 1 0,67 Ascaridia sp.
(sedimen) yang terbentuk diambil dengan pipet 2 2 1,33 Ascaridia sp.,
dan diletakkan di atas object glass, ditambahkan Capillaria sp.
zat warna (larutan eosin 1%) kemudian ditutup 3 27 18 Capillaria sp.
dengan deck glass. Pengamatan dilakukan 4 4 2,67 Heterakis sp.
dengan mikroskop pada perbesaran 10x10 5 8 5,33 Heterakis sp.,
untuk melakukan identifikasi telur cacing yang Capillaria sp.
ditemukan (Awaludin et al., 2018). Data yang 6 1 0,67 Heterakis sp.,
didapatkan kemudian dianalisis secara deskriptif Ascaridia sp.
dengan dibandingkan literatur yang relevan. 7 3 2 Heterakis sp., Stron-
gyloides sp.
Rumus Nilai Prevalensi 8 102 68 Negatif
Nilai prevalensi Helminthiasis dihitung 9 2 1,33 Strongyloides sp.
dengan rumus menurut (Jaiswal et al., 2020)
sebagai berikut: Nilai Prevalensi = Jumlah sampel
terinfeksi/Jumlah sampel yang diuji x 100% spesies Nematoda dominan kemudian Railletina
tetragona (54,0%) dan Railletina echinobothrida
HASIL DAN PEMBAHASAN (46,8%) adalah spesies yang paling umum
teridentifikasi dari kelas Cestoda.
Hasil pemeriksaan dan identifikasi telur Telur cacing kelas Nematoda merupakan
cacing pada sampel ekskreta ayam kampung satu-satunya parasit cacing yang teridentifikasi
di Kabupaten Jember terlihat adanya sebaran pada ayam kampung di Kabupaten Jember.
berbagai spesies parasit cacing. Sebaran spesies Parasit cacing dewasa dari kelas Nematoda
parasit cacing pada ayam kampung yaitu sebanyak tersebut merupakan cacing yang berparasit pada
48 sampel positif (32%) teridentifikasi adanya saluran gastrointestinal khususnya pada bagian
parasit cacing (Tabel 1.). usus halus. Parasit cacing dari kelas Nematoda
Parasit cacing yang teridentifikasi pada ini dalam siklus hidupnya tidak memerlukan host
ayam kampung di Kabupaten Jember terdiri dari reservoir, sehingga siklus hidup parasit ini lebih
kelas Nematoda, yang terdiri dari Capillaria sp. sederhana sehingga sangat mudah penyebarannya
(24,67%), Heterakis sp. (10,67%), Strongyloides dalam menginfeksi dan berinfestasi pada
sp. (3,33%), dan Ascaridia sp. (2,67%). Telur ternak (Levine, 1990). Nematoda termasuk
cacing yang ditemukan pada sampel ekskreta dalam filum Nemathelminthes, kelas Nematoda.
ayam kampung tersebut diduga disebabkan Nematoda unggas bersifat parasit, dan cacing
manajemen pemeliharaan ayam kampung yang tidak tersegmentasi. Bentuknya biasanya
cenderung diumbar sehingga siklus hidup parasit silindris dan memanjang, tetapi kutikula bisa
cacing akan terus berjalan dan menyebar ke ayam melingkar annulasi, halus, memiliki garis-garis
kampung lainnya. Semakin tinggi nilai prevalensi membujur atau ornamen berupa duri kutikular
Helminthiasis menunjukkan bahwa semakin (Belete et al., 2016). Infestasi parasit cacing kelas
rendah manajemen pengendalian penyakit yang Nematoda juga ditemukan pada peternakan
diterapkan pada suatu peternakan tersebut. ayam petelur umbaran (Sherwin et al., 2013).
Seperti dilaporkan oleh (Sarba et al., 2019) bahwa Tingginya frekuensi kehadiran parasit cacing dari
parasit gastrointestinal tersebar luas di dunia kelas Nematoda khususnya Ascaridia galli dan
termasuk di Ethiopia. Pemeriksaan parasitologis Strongyloides sp. pada ayam buras karena cacing
menunjukkan adanya tiga spesies Nematoda dan ini dapat bertahan di tempat yang lembap. Faktor
lima spesies Cestoda. Ascaridia galli (69,8%) cuaca seperti temperatur dan kelembapan yang
dan Heterakis gallinarum (13,5%) adalah sesuai dengan kehidupan cacing serta manajemen

73
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. March 2021, 4 (2): 71-77 Satria Budi Kusuma et al.

atau cara pemeliharaan dan pemberian pakan 2016).


yang kurang baik dapat mendukung terjadinya Terdapat enam puluh delapan persen dari
infeksi cacingan (Pradana et al., 2015). populasi penelitian yang menunjukkan hasil
Telur cacing dapat diidentifikasi dengan negatif atau tidak ditemukannya telur cacing pada
melihat bentuk morfologi telur cacing. Parasit ekskreta ayam kampung tersebut. Hal tersebut
cacing kelas Nematoda pada ayam kampung dapat disebabkan karena periode pengambilan
di Kabupaten Jember terdiri dari beberapa sampel pada bulan Juli, yang diketahui bertepatan
spesies. Pada spesies Capillaria sp. memiliki pada musim kemarau. Masih ditemukannya
telur dengan karakteristik termasuk ke dalam kasus Helminthiasis pada peternakan ayam
telur cacing berukuran kecil, berbentuk lemon, kampung di Kabupaten Jember mengindikasikan
memiliki ukuran panjang 45-50 μm, lebar 22- bahwa sanitasi lingkungan kandang dan upaya
25 µm, mempunyai sumbat kutub (polar plugs) pengendalian penyakit yang belum optimal.
yang sedikit menonjol, memiliki cangkang tebal Menurut Kementan (2014) iklim tropis dan
dengan permukaan berkerut, tidak bersegmen kelembaban yang tinggi memberikan kondisi
(unsegmented), granular. Spesies Strongyloides yang menguntungkan bagi perkembangan telur
sp. memiliki telur dengan karakteristik yang cacing dan ketahanan hidup larva dan telur
termasuk dalam telur cacing berukuran sedang, infektif di alam. Terdapat korelasi positif antara
memiliki ukuran telur dengan panjang 47-65 μm, populasi cacing Ascaridia galli pada ayam dengan
lebar 25-26 μm, berbentuk ellips lebar, berdinding suhu, curah hujan dan kelembaban. Umumnya
tipis, tidak mempunyai warna, cangkang chitinous jumlah cacing lebih banyak pada musim hujan
dengan permukaan halus, berembrio (Thienpont karena telur dapat berkembang pada lingkungan
et al., 2003). yang lembab, khususnya pada unggas yang tidak
Spesies Ascaridia sp. menyebabkan dikandangkan kemungkinan tertular cacing
pertumbuhan terhambat, produktivitas rendah, Ascaris lebih besar.
iritasi dan radang mukosa sehingga mengganggu Prevalensi Helminthiasis yang ditunjukkan
penyerapan makanan (Uhuo et al., 2013). pada Tabel 1 didominasi oleh cacing kelas
Ascaridia sp. memiliki ukuran telur sedang dengan Nematoda. Pada penelitian sejenis terdapat
panjang 75– 80 μm, lebar 45 – 50 μm, berbentuk pula jenis cacing dari kelas lain seperti Cestoda.
elips, dinding samping agak berbentuk tabung, Nilai prevalensi pada penelitian ini masih lebih
cangkang 3 lapis yang tebal dan halus dengan rendah jika dibandingkan dengan nilai prevalensi
lapisan tengah paling berkembang, konten tidak Helminthiasis pada penelitian El Dakhly et al.,
tersegmentasi, dibedakan dari telur Heterakis (2018) yaitu mencapai 55,79%. Semakin tinggi
sp. yang ukurannya lebih kecil dan dinding nilai prevalensi Helminthiasis menunjukkan
sampingnya halus. Spesies Heterakis sp. memiliki bahwa semakin rendah tindakan pengendalian
ukuran telur sedang dengan panjang 63–75 μm, penyakit yang dilakukan oleh suatu peternakan
lebar 36 – 48 μm, berbentuk elips dengan dinding tersebut.
samping yang halus, tebal dan cangkang yang Hasil pemeriksaan menggunakan metode
halus, konten tidak tersegmentasi, berbeda dari sedimentasi dan apung oleh Damayanti et
telur Ascaridia sp. yang ukurannya lebih besar al. (2019) menunjukkan jenis cacing saluran
dan bentuk dinding sampingnya agak seperti pencernaan yang menginfeksi ayam buras di Desa
tabung (Thienpont et al., 2003). Kramat yaitu terdiri dari cacing kelas Cestoda yaitu
Infeksi Nematoda menyebabkan Hymenolepis sp., Railletina sp. sedangkan dari
penurunan laju pertumbuhan dan penurunan kelas Nematoda yaitu Capillaria sp., dan Heterakis
berat badan terkait dengan kerusakan mukosa gallinarum. Infestasi parasit cacing pada ayam
usus yang disertai dengan kerusakan dinding kampung didominasi oleh cacing Nematoda dan
usus, kehilangan darah dan infeksi sekunder Cestoda (El Seify et al., 2017). Terdapat hubungan
yang menyebabkan penurunan berat badan dan erat antara terjadinya Helminthiasis dengan
produksi yang rendah. Umumnya Nematoda umur ayam yaitu prevalensi tinggi lebih banyak
secara signifikan mempengaruhi kesehatan ayam ditemukan pada ayam dewasa daripada ayam
dengan berbagi pakan yang dikonsumsi oleh inang, muda (El Dakhly et al., 2018). Molla et al. (2012)
pada ayam akan menghambat pertumbuhan dan melaporkan setidaknya ada tiga jenis infestasi
mengurangi produksi telur dan daging (Slimane., Helminthiasis oleh Nematoda dan tujuh jenis dari

74
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. March 2021, 4 (2): 71-77 Satria Budi Kusuma et al.

Cestoda pada ayam kampung. Tingginya angka usus halus. Hal ini umum terjadi pada ayam yang
prevalensi infestasi parasit cacing Nematoda dan lebih tua. Inang perantara seperti cacing tanah
Cestoda pada ayam kampung menuntut adanya diperkirakan berperan dalam penularan Ascaridia
tindakan preventif dan metode pengendalian galli sehingga ayam kampung cenderung memiliki
yang sesuai (Berhe et al. (2019); Shiferaw et risiko infeksi yang lebih tinggi.
al. (2016); Cherinet (2019)). Prevalensi cacing Banyak faktor yang dapat meningkatkan
gastrointestinal yang tinggi pada ayam kampung prevalensi Helminthiasis pada suatu peternakan
kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat ayam antara lain manajemen pemeliharaan,
manajemen dan pelayanan kesehatan (Belete dan lokasi peternakan dan sumber infeksi. Oleh
Addis, 2015). karena itu, Slimane (2016) berpendapat
Terbatasnya keberagaman telur cacing bahwa tindakan tegas harus dilakukan untuk
yang teramati dapat disebabkan oleh tidak mengendalikan parasit yang penting secara
teridentifikasinya telur cacing karena sudah ekonomi ini. Usaha untuk memperbaiki sistem
memasuki fase larva. Pengamatan lebih lanjut pemeliharaan, sanitasi kandang (Dakpogan et
perlu dilakukan dengan menggunakan metode al., 2019), lingkungan yang higienis (Jaiswal et
nekropsi untuk mengamati saluran pencernaan al. 2020) menjaga kebersihan tempat pakan dan
ayam tersebut. Pemeriksaan dengan metode minum serta pemberian anthelmintik dan dosis
nekropsi yaitu pemeriksaan patologis pada objek yang tepat pada peternakan ayam kampung perlu
hewan yang telah mati dengan cara pembedahan dilakukan dengan baik dan benar agar prevalensi
dan pengamatan langsung pada organ atau Helminthiasis dapat ditekan (Iboh, (2019); Uhuo
bagian tubuh tertentu hewan tersebut (Zannah et et al., (2013)). Dampak positif dari rendahnya
al., 2020). prevalensi Helminthiasis nantinya dapat dirasakan
Besar kemungkinan pada bagian intestin oleh peternak, yaitu memperoleh keuntungan
dan sekum terdapat larva cacing yang lebih yang optimal. Salam (2015) memaparkan bahwa
beragam jika dilakukan nekropsi pada sampel dalam kebanyakan kasus, tingkat keparahan
ayam kampung yang diteliti. Siklus perkembangan perubahan patologis akibat Helminthiasis
Nematoda dijelaskan oleh (Belete et al., 2016), tergantung pada derajat infeksi parasit selain
contohnya pada siklus hidup Ascaridia galli dapat potensi patogen dari parasit.
bersifat langsung dalam inang tunggal, melibatkan
dua populasi utama, yaitu parasit yang dewasa KESIMPULAN
secara seksual di saluran pencernaan dan tahap
infektif yaitu larva 3 (L3). Larva tidak menetas Parasit cacing yang teridentifikasi pada
tetapi berkembang di dalam telur sampai ayam kampung di Kabupaten Jember merupakan
mencapai tahap L3 yang membutuhkan waktu cacing dari kelas Nematoda yang terdiri dari
tujuh sampai empat belas hari, tergantung pada Capillaria sp. (24,67%); Heterakis sp. (10,67%);
faktor lain seperti kondisi cuaca. Siklus hidup Strongyloides sp. (3,33%); dan Ascaridia sp.
selesai saat telur infektif tertelan oleh inang baru (2,67%). Penelitian tentang derajat infeksi pada
melalui air atau pakan yang terkontaminasi. Telur- setiap parasit cacing perlu dilakukan untuk
telur yang mengandung larva 3 secara mekanis mengetahui tingkat keparahan infestasi cacing.
diangkut ke duodenum. Telur infektif tertelan Upaya yang dapat dilakukan untuk menekan
oleh ayam hingga mencapai proventrikulus dan timbulnya kasus Helminthiasis pada peternakan
menetas. Suhu, tingkat karbon dioksida, dan nilai ayam kampung di Jember diantaranya adalah
pH dianggap sebagai faktor pemicu yang memberi memperbaiki sistem pemeliharaan, menjaga
tanda pada larva untuk menetas dari telurnya. sanitasi kandang, kebersihan tempat pakan dan
Larva kemudian menggali lubang lapisan minum, serta pemberian anthelmintik yang
mukosa usus halus sebagai tempat berkembang, terprogram dengan baik dan benar.
kemudian masuk kembali ke usus halus dan
berkembang menjadi dewasa dengan memakan UCAPAN TERIMA KASIH
isi usus. Jika hewan itu mampu meningkatkan
kekebalan respon terhadap larva, yaitu dari Tim peneliti berterima kasih kepada P3M
sebelum terpapar, larva tidak berkembang Politeknik Negeri Jember yang telah mendanai
menjadi dewasa tetapi bersembunyi di mukosa

75
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. March 2021, 4 (2): 71-77 Satria Budi Kusuma et al.

kegiatan penelitian ini melalui sumber dana Galliformes) in Poultry Farms in Parts of
PNBP 2020. Rivers State, Nigeria.” Journal of Natural
Sciences Research 4(1):14–19.
DAFTAR PUSTAKA Iboh, Cletus Inah. 2019. “Investigation of
Gastrointestinal Parasites of Local Chickens
(Gallus Domesticus) in Ugep, Yakurr Local
Awaludin, Aan, Nurkholis, and Suluh Nusantoro. Government Area, Cross River State,
2018. “Identify the Diversity of Helminth Nigeria.” South Asian Journal of Parasitology
Parasites in Cattle in Jember District (East 2(3):1–5.
Java - Indonesia).” in 1st International Jaiswal, Kamal, Suman Mishra, and Anjum Bee.
Conference on Food and Agriculture. IOP 2020. “Prevalence of Gastrointestinal
Conference Series: Earth and Environmental Helminth Parasites in Gallus Gallus
Science. Vol. 207. Bali: IOP Publishing. Domesticus in Lucknow, U. P, India.”
Belete, Abebe, and Mekonnen Addis. 2015. “A Advances in Zoology and Botany 8(5):422–
Survey of Gastrointestinal Helminthes 30.
among Chickens in Bahir Dar Town, Kementan, Kementerian Pertanian. 2014. Manual
Ethiopia.” European Journal of Applied Penyakit Unggas. 2nd ed. Jakarta.
Sciences 7(2):64–71. Levine, Norman D. 1990. Buku Pelajaran
Belete, Abebe, Mekonnen Addis, and Mihretu Ayele. Parasitologi Veteriner. Yogyakarta: Gadjah
2016. “Review on Major Gastrointestinal Mada University Press.
Parasites That Affect Chickens.” Journal Molla, W., H. Haile, G. Almaw, and W. Temesgen.
of Biology, Agriculture and Healthcare 2012. “Gastrointestinal Helminths of
6(11):11–21. Local Backyard Chickens in North Gondar
Berhe, Mebrahtu, Berhanu Mekibib, Abrha Administrative Zone , Ethiopia.” Revue de
Bsrat, and Gebretsadik Atsbaha. 2019. Medecine Veterinaire 163(7):362–67.
“Gastrointestinal Helminth Parasites of Pradana, David Putra, Tjipto Haryono, and Reni
Chicken under Different Management Ambarwati. 2015. “Identifikasi Cacing
System in Mekelle Town, Tigray Region, Endoparasit Pada Feses Ayam Pedaging
Ethiopia.” Journal of Veterinary Medicine Dan Ayam Petelur.” Lentera Berkala Ilmiah
2019. Biologi.
BPS, Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Salam, S. .. T. 2015. “Gastro-Intestinal
Jember Dalam Angka 2020. Jember: Badan Helminthiasis: An Unseen Threat To the
Pusat Statistik Kabupaten Jember. Backyard Poultry Production of Kashmir
Cherinet, Yoseph. 2019. “Burden of Gastrointestinal Valley.” Internation Journal of Science and
Helminths in Backyard Local Chickens in Nature 6(1):63–69.
Selected Sites in East Shoa Zone, Oromia, Sarba, Edilu Jorga, Morka Dandecha Bayu, Endrias
Ethiopia.” Journal of Veterinary Medicine Zewdu Gebremedhin, Ketema Motuma,
and Allied Science 3(3):2019. Samson Leta, Kebede Abdisa, Getachew
El Dakhly, Khaled Mohamed, Mahmoud A. El Kebebew, and Bizunesh Mideksa Borena.
Seify, Eman Sayed Mohammed, and Ismail 2019. “Veterinary Parasitology : Regional
Saad Elshahawy. 2018. “Prevalence and Studies and Reports Gastrointestinal
Distribution Pattern of Intestinal Helminths Helminths of Backyard Chickens in Selected
in Chicken and Pigeons in Aswan, Upper Areas of West Shoa Zone Central , Ethiopia.”
Egypt.” Tropical Animal Health and Veterinary Parasitology: Regional Studies
Production. and Reports 15(April 2018):100265.
Dakpogan, Hervé Brice, Venant Pascal El Seify, Mahmoud A., Khaled Mohamed El Dakhly,
Houndonougbo, Serge Mensah, Toussaint and Eman Sayed. 2017. “Studies On Parasitic
Hagbe, Grégoire Tchodo, Armand Bienvenu Helminths of Domestic Birds in Aswan
Gbangboche, Frédéric Houndonougbo, and Governorate.” Kafrelsheikh Veterinary
Christophe Chrysostome. 2019. “Chicken Medical Journal 15(1):43–64.
Gastrointestinal Nematode and Coccidia Sherwin, C. M., M. A. F. Nasr, E. Gale, M. Patek, K.
Prevalence in Abomey-Calavi District, Stafford, M. Turp, and G. C. Coles. 2013.
Benin.” International Journal of Biosciences “Prevalence of Nematode Infection and
6655:363–69. Faecal Egg Counts in Free-Range Laying
Elenwo, A. C., and E. J. Okafor-Elenwo. 2014. Hens: Relations to Housing and Husbandry.”
“Production Losses Associated with Gastro- British Poultry Science 54(1):12–23.
Intestinal Helminthiasis in Egg-Laying Shiferaw, Solomon, Firaol Tamiru, Askale Gizaw,
Domestic-Fowl (Gallus Gallus Domesticus: Dagmawit Atalel, Waktole Terfa, Morka

76
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. March 2021, 4 (2): 71-77 Satria Budi Kusuma et al.

Dandecha, and Abreham Mekibib. 2016. Yazwinski, T., C. Tucker, E. Wray, L. Jones, Z.
“Study on Prevalence of Helminthes of Johnson, S. Steinlage, and J. Bridges. 2013. “A
Local Backyard and Exotic Chickens in Survey on the Incidence and Magnitude of
and Around Ambowest Shoa Zone, Oromia Intestinal Helminthiasis in Broiler Breeders
Regional State, Ethiopia.” Journal of Originating from the Southeastern United
Veterinary Medical Science 4(2):2–5. States.” Journal of Applied Poultry Research
Slimane, Badreddine Ben. 2016. “Prevalence of 942–47.
the Gastro-Intestinal Parasites of Domestic Zannah, Miftakhul, Aan Awaludin, Dyah Laksito
Chicken Gallus Domesticus Linnaeus, 1758 Rukmi, Suluh Nusantoro, and Satria Budi
in Tunisia According to the Agro-Ecological Kusuma. 2020. “Case Study on Genesis
Zones.” Journal of Parasitic Diseases Infectious Bursal Disease (IBD) on Broiler
40(3):774–78. Chickens at PT. Aretha Nusantara Farm
Sulastri, and Muhammad Dima Iqbal Hamdani. Bandung.” Journal of Livestock Science and
2018. Dasar Pemuliaan Ternak. Bandar Production 4(1):224–30.
Lampung: Aura.
Thienpont, D., Frans Rochette, and O. F. J.
Vanparijs. 2003. Diagnosing Helminthiasis
by Coprological Examination. 3rd ed. Beerse,
Belgium: Janssen Animal Health.
Uhuo, A. C., F. C. Okafor, O. O. Odikamnoro, C. S.
Onwe, M. C. Abarike, and J. .. Elom. 2013.
“Common Gastrointestinal Parasites of Local
Chicken (Gallus Domesticus) Slaughtered in
Some Selected Eatery Centres in Abakaliki,
Ebonyi State: Implication for Meat Qualit.”
International Journal of Development and
Sustainability 2(2):1416–22.

77

Anda mungkin juga menyukai