Anda di halaman 1dari 1

Nama: Tarisya Isverania Wibawa

NIM / Kelas: 061811133151 / D

Hubungan Dosis Obat Dengan Umur

Obat merupakan suatu zat atau bahan-bahan yang berguna dalam menetapkan
diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan fisik dan rohani pada manusia atau hewan, termasuk
mempercantik tubuh atau bagian tubuh manusia. Pemberian obat sendiri harus sesuai dengan
kebutuhan jika tidak sesuai bisa menjadi racun bagi tubuh kita.
Dosis obat merupakan takaran jumlah obat yang dapat menghasilkan efek terapi pada
fungsi tubuh yang terkena gangguan. Dosis obat haruslah tepat dengan tingkat keparahan
serta kondisi pasien, jika dosis berlebihan efek yang ditimbulkan obat akan berubah menjadi
efek toksik, sedangkan jika dosis terlalu kecil, obat tidak akan efektif. Oleh karena itu,
perhitungan dosis harus didasari dengan pertimbangan usia, berat badan, dan lain-lain.
Hubungan usia dengan obat sangat penting karna berpengaruh pada tubuh sehingga
dosis obat dewasa dan anak-anak tidak sama. Usia berhubungan erat dengan kondisi organ
tubuh seseorang, terutama ginjal dan hati. Jadi, ginjal dan hati itu berperan penting dalam
membuang sisa obat dari dalam tubuh. Jika kerja ginjal dan hati mulai menurun karena
faktor usia, maka sisa obat yang dibuang dari dalam tubuh akan berkurang. Hal ini dapat
menyebabkan efek terapi obat berlangsung lebih lama, namun berpotensi juga
meningkatkan kejadian efek samping.
Pasien lansia atau lanjut usia adalah pasien dengan usia di atas 65 tahun. Beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan ketika memperhitungkan dosis obat untuk lansia antara lain
adalah: 1) Tingkat sensitifitas tubuh dan organ pada lansia lebih meningkat daripada pasien
usia dewasa. Hal ini terjadi dikarenakan menurunnya kualitas dan fungsi sirkulasi darah pada
pasien dengan usia lanjut. 2) Menurunnya jumlah albumin dalam darah. 3) Menurunnya
fungsi hati dan ginjal sehingga sisa obat yang bersifat toksis tidak bisa disaring dengan baik
oleh ginjal dan hati. 4) Kecepatan eliminasi obat menurun, sehingga memungkinkan residu
obat terendap di tubuh. 5) Penggunaan banyak obat dapat menyebabkan interaksi obat. 6)
Pada umumnya lansia memiliki berbagai penyakit
Pada pasien anak-anak (khususnya bayi) sistem metabolismenya belum sempurna
sehingga kemungkinan terjadinya efek samping dapat lebih besar. Serta pada anak diketahui
meningkatkan risiko efek samping pada obat-obatn tertentu karena perbedaan profil
farmakokinetik atau karena efek obat pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anda mungkin juga menyukai