Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Cut mutia

NIM : G1E121012

KELAS : B/Farmasi

MK : pengantar ilmu farmasi

Materi frekuensi dan interval pemberian obat

Faktor-faktor yang mempengaruhi efek obat

 Berat badan
Orang yang memiliki berat badan berlebih memiliki jaringan yang lebih besar untuk perfusi dan
tempat reseptor yang lebih banyak pada beberapa jaringan reaktif. Jadi mereka membutuhkan dosis
yang lebih besar dari yang distandarkan sebelumnya begitu sebaliknya.
 Usia
Anak (mempunyai sistem yang imatur untuk menangani obat)
Dewasa
Lansia (perubahan fisik yang merupakan proses penuaan)
 Jenis kelamin
Ketika memberikan injeksi IM, penting mengingat bahwa pria memiliki lebih banyak otot vaskular
sehingga efek obat tersebut akan terlihat lebih cepat pada pria daripada wanita
 Fisiologis
seperti irama di di jurnal sistem saraf dan sistem endokrin keseimbangan asam-basa hidrasi dan
keseimbangan elektrolit dapat mempengaruhi cara obat.
 Patalogis
Gangguan Gl penyakit vaskular hipotensi, penyakit ginjal dan hati
 Genetik
sebagian orang kekurangan enzim dan sebagian yang lain memiliki enzim yang reaktif
 Imun
sebagian orang dapat alergi terhadap obat sensitifitas terhadap obat memiliki efek dermatologis
sampai sok anafilaksis
 Lingkungan
Stres, perubahan lingkungan panas dan dingin
 Interaksi obat dengan obat
jika salah satu obat meningkatkan efektivitas sistem enzim sehingga mempercepat proses
metabolisme jika hal ini terjadi maka akan mempengaruhi obat lain mencapai kadar terapeutik
karena terlalu cepat di metabolisme
 Interaksi obat dengan makanan
ada obat yang terganggu dengan makanan namun ada juga harga obat yang justru terbantu dengan
adanya makanan.

Frekuensi pemberian obat

Berapa kali obat diberikan dalam skripsi preskripsi dokter harus ditulis secara tepat agar efeknya
sesuai dengan yang diharapkan. dalam penulisan frekuensi obat yang diberikan perlu
mempertimbangkan faktor farmakokinetika obat, bentuk sediaan, dan mudah dilakukan oleh
penderita, agar penderita semakin taat mengikuti jadwal pemberian obat. Perkembangan teknologi
Farmasi saat ini dapat merubah obat-obat yang mempunyai waktu paruh pendek diformulasi
sedemikian rupa sehingga memberikan obat hanya satu sampai dua kali sehari.

Waktu paruh obat adalah waktu yang dibutuhkan agar sejumlah obat dalam tubuh berkurang
separuhnya dari kadar puncak yang dicapai sebelumnya. Waktu paruh ditentukan oleh
keseimbangan absorpsi, distribusi ke jaringan, kecepatan biotransformasi, dan seberapa cepat obat
diet resiko menjadi bahan pertimbangan ketika menentukan waktu paruh obat.

Waktu pemberian obat yang tepat perlu mendapatkan perhatian khusus yang harus mudah diikuti
oleh penderita. Bila absorpsi obat dalam lambung memerlukan kondisi kosong agar dapat
memberikan konsentrasi obat dalam darah memadai, maka obat harus diberikan sebelum makan,
sedangkan untuk obat-obat yang mengiritasi lambung sebaiknya diberikan pada waktu perut tidak
kosong. Untuk obat-obat yang diberikan hanya sekali dalam sehari maka harus dijelaskan kepada
obat tersebut diminum pagi siang atau sore hari agar ef ek optimal obat dapat tercapai.

Obat yang diberikan 1 kali sehari harus diberikan selama 24 jam obat yang diberikan dua kali sehari
harus diberikan dengan jarak 12 jam jika diberikan dengan interval yang terlalu dekat akan
menimbulkan penumpukan kadar dalam tubuh dan memberikan efek yang tidak diinginkan. Begitu
pula jika obat yang diberikan dengan interval yang terlalu panjang akan mengurangi konsentrasi atau
habis sehingga obat tidak akan berefek.

Lama perjalanan suatu penyakit dapat digunakan untuk menentukan lama pemberian obat, hal ini
juga sering digariskan dalam pedoman pengobatan baku, antara lain seperti tersebut di bawah ini:

 Obat yang dimasukkan dalam kelas terapi antibiotika pemberian obatnya dalam waktu
tertentu 2 hari setelah gejala hilang untuk menghindari resistensi
 Obat-obat yang bekerja secara simtomatis pemberiannya apabila gejala muncul, kalau gejala
sudah hilang dapat segera dihentikan.
 Pemberian obat yang harus menerus atau sepanjang hayatnya diperlukan untuk penderita
penyakit kronis hipertensi asma dan diabetes

Anda mungkin juga menyukai