Anda di halaman 1dari 27

Farmakologi Pediatrik

BIODATA
• Nama : apt. Januarius Tomi Kiik S.Farm
• No Hp : 081237250220
• Email : tommikiik47@gmail.com
• Pekerjaan :
• 2014 – 2016 Rumah Sakit Siloam Kupang
• 2016 – 2018 Puskesmas Sikucur Kab. Padang Pariaman Sumatera
Barat (Nusantara Sehat Tim)
• 2019 – 2021 Puskesmas Pasokan Kab. Tojo Una-Una Sulawesi
Tengah (Nusantara Sehat Individu)
• 2022 – sekarang Puskesmas Ngadu Ngala Kab. Sumba Timur NTT
(Nusantara Sehat Individu)
Penggunaan Obat Pada Paediatrik
British Pediatric Association membagi masa
Pediatric berdasarkan perubahan Biologis:
• Neonatus : 0 – 1 bulan
• Bayi : 1 - 4 bulan
• Anak : 2 – 12 tahun
• Remaja : 12 – 18 tahun
A. Fase Farmasetik
• Obat diminum peroral mengalami 3 fase: farmasetik, farmakokinetik dan
farmakodinamik.
• Fase farmasetik: Fase perubahan obat → larutan sehingga bisa menembus
membran biologi.
• Fase farmasetik tidak terjadi untuk pemberian obat melalui rute: subkutan
intramuscular atau intravena.
• Fase farmasetik:

2. Disolusi: melarutnya
1. Disintegrasi:
partikel² kecil dalam cairan
pemecahan tablet/ pil →
gastrointestinal utk
partikel lebih kecil.
diabsorbsi.
B. Farmakokinetik
• Proses pergerakan obat dari saat obat diminum sampai kadar
obat hilang dari dalam tubuh.
• Ada 4 fase dalam proses Farmakokinetika:
• 1. ABSORBSI:

Pergerakan partikel Faktor yang mempengaruhi:


• Aliran darah
obat dari saluran • Motilitas Usus
gastrointestinal → • pH lambung
cairan tubuh. • Kecepatan pengosongan
lambung
Dapat berpengaruh terhadap beberapa
hal:
 bayi baru lahir pH lambung ↑, waktu pengosongan lambung lambat, waktu makanan
tinggal didalam lambung lebih lama → absorbs penisilin G dan ampisilin ↑.
 Salisilat absorpsi ↑ di lambung sedangkan fenobarbital absorpsinya ↑ di usus halus
atau usus besar.
 Pemberian perkutan ↑ → terjadi efek toksik pada kortikosteroid, asam borat,
aminoglikosida
 pemberian injeksi pada malnutrisi menyebabkan konsentrasi obat lebih tinggi
dalam sirkulasi
 peristaltic usus bayi baru lahir belum teratur, umumnya lambat → jumlah absorpsi

2. DISTRIBUSI

Proses penyaluran obat kedalam cairan tubuh


dan jaringan tubuh melalui sirkulasi darah.

Faktor yang mempengaruhi:


Aliran darah afinitas (kekuatan
penggabungan) terhadap jaringan dan efek
pengikatan dgn protein.
3. METABOLISME ATAU BIOTRANSFORMASI

Proses perubahan Hati merupakan tempat utama Waktu paruh, dilambangkan


dengan t½ dari suatu obat
struktur kimia obat untuk metabolisme.
Kebanyakan obat diinaktifkan adalah waktu yang
yang terjadi dalam oleh dibutuhkan
tubuh dan dikatalis oleh enzim-enzim hati dan kemudian oleh separuh konsentrasi
obat untuk dieliminasi.
enzim. Pada proses ini diubah atau ditransformasikan
oleh enzim-enzim hati Metabolisme dan eliminasi
molekul obat diubah menjadi metabolit inaktif atau mempengaruhi
menjadi lebih polar, zat yang larut dalam air untuk waktu paruh obat.
pada kelainan fungsi hati atau
artinya lebih mudah diekskresikan.
Penyakit-penyakit hati, seperti ginjal, waktu paruh obat
larut dalam air dan sirosis , hepatitis, menjadi lebih panjang dan
kurang larut dalam mempengaruhi lebih sedikit obat
dimetabolisasi dan
lemak sehingga lebih metabolisme obat.
Selain sel hati, ada juga sel dieliminasi. Jika suatu obat
mudah diekskresi jaringan lain misalnya ginjal, diberikan terus menerus,
melalui ginjal. paru, epitel, saluran cerna, dan maka dapat terjadi
plasma. penumpukan obat.
• Suatu obat akan melalui beberapa kali waktu paruh sebelum lebih dari 90%
obat itu dieliminasi. Jika seorang klien mendapat 650 mg aspirin (miligram)
dan waktu paruhnya adalah 3 jam, maka dibutuhkan 3 jam untuk waktu paruh
pertama untuk mengeliminasi 325 mg, dan waktu paruh kedua (atau 6 jam)
untuk mengeliminasi 162 mg berikutnya, dan seterusnya, sampai pada waktu
paruh keenam (atau 18 jam) di mana tinggal 10 mg aspirin terdapat dalam
tubuh.Waktu paruh 4-8 jam dianggap singkat, dan 24 jam atau lebih dianggap
panjang.Jika suatu obat memiliki waktu paruh yang panjang (seperti digoksin,
36 jam), maka diperlukan beberapa hari agar tubuh dapat mengeliminasi obat
tersebut seluruhnya.
4. EKSKRESI

• Obat dikeluarkan dari tubuh melalui • pH urin mempengaruhi ekskresi obat.


berbagai organ ekskresi dalam •
bentuk metabolit hasil Urin yang asam meningkatkan
biotransformasi atau dalam bentuk eliminasi obat-obat yang bersifat
asalnya. Obat atau metabolit polar basa lemah. Aspirin, suatu asam
diekskresi lebih cepat daripada obat lemah, dieksresi dengan cepat dalam
larut lemak, kecuali pada ekskresi urin yang basa. Jika seseorang
melalui paru. meminum aspirin dalam dosis
berlebih, natrium bikarbonat dapat
• Rute utama dari eliminasi obat diberikan untuk mengubah pH urin
adalah melalui ginjal, rute-rute lain menjadi basa.
meliputi empedu, feses, paru-paru, •
saliva, keringat, dan air susu ibu. Liur dapat digunakan sebagai
pengganti darah untuk menentukan
• Ekskresi obat melalui ginjal menurun kadar obat tertentu. Rambut pun
pada gangguan fungsi ginjal sehingga dapat digunakan untuk menemukan
dosis perlu diturunkan atau intercal logam toksik, misalnya arsen, pada
pemberian diperpanjang. kedokteran forensik.
C. Farmakodinamik
• Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi
dan biokimia selular dan mekanisme kerja obat. Respons
obat dapat menyebabkan efek fisiologis primer atau
sekunder atau kedua-duanya. Efek primer adalah efek yang
diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau tidak
diinginkan. Salah satu contoh dari obat dengan efek primer
dan sekunder adalah difenhidramin (Benadryl), suatu
antihistamin. Efek primer dari difenhidramin adalah untuk
mengatasi gejala-gejala alergi, dan efek sekundernya
adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan
rasa kantuk.
• .
waktu obat memasuki plasma dan berakhir
Mula Kerja sampai mencapai konsentrasi efektif
Obat minimum (MEC= minimum effective
concentration).
Puncak saat obat mencapai konsentrasi tertinggi
Kerja Obat dalam darah atau plasma

Lama Kerja
Farmakodinamika lamanya obat mempunyai efek farmakologis
Obat

Efek Terapi
Obat Efek yang diinginkan/ alasan obat diresepkan

Efek Samping efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan


Obat efek obat yang diinginkan

batas efek yang tidak diinginkan dari obat


Efek Toksik
Obat
yang mengakibatkan efek samping yang
ringan sampai berat
Benar Benar
Pasien Dosis

Prinsip Benar
Pemberian Benar Rute
Obat Pemberian
Obat

Benar
Waktu
Pemberian
D. DRP (drug related problem)
• Kondisi yang tidak diterapi
Pasien memerlukan • Terapi yang sinergis/ potensial
tambahan terapi • Profilaksis/ terapi preventif

• Obat tanpa indikasi


• Penggunaan obat yang recreational
Pasien mendapatkan • Terapi non obat lebih tepat
terapi yang tidak perlu • Duplikasi terapi
• Terapi ROTD yang bisa dihindari

• Bentuk sediaan tidak tepat


Pasien mendapatkan • Adanya kontraindikasi
obat yang salah • Kondisi yang sukar diobati
• Ada obat yang lebih efektif
• Dosis salah
Pasien • Frekuensi tidak tepat
mendapatkan dosis •

Durasi tidak tepat
Tidak tepat penyimpanan
terlalu rendah • Tidak tepat cara pemberian

• Obat tidak aman bagi pasien


• Reaksi alergi
Pasien mengalami • Interaksi obat
ROTD • Meningkatkan atau menurunkan dosis terlalu cepat
• Efek yang tidak diinginkan

• Dosis yang salah


Dosis terlalu tinggi • Frekuensi tidak tepat
untuk pasien • Durasi tidak tepat
• Interaksi
• Produk obat tidak tersedia
• Pasien tidak mampu membeli
Pasien •

Pasien tidak memahami instuksi
Pasien tidak mampu membeli
tidak patuh •

Pasien lupa minum obat
Pasien tidak menyukai obat
E. Faktor penyebab DRP pada paediatrik

Kurangnya
Kesalahan
informasi
perhitungan
dosis standar
dosis
yang sesuai

Kurang
Kurang
pemahaman
tersedianya
tentang
bentuk
dosis
sediaan
pediatrik
F. Faktor yang harus dipertimbangkan ketika memilih
rejimen dosis obat atau rute pemberian obat untuk pasien
anak
Usia, Berat
Badan, Luas
permukaan
tubuh

Dosi
Interaksi
s

Rute
pemberian,
sediaan
Nilai
serta interval
formulasi
G. Perhitungan dosis anak
• Untuk anak < 2 tahun
• Dosis Anak (DA) = umur anak (dlm bulan) x Dosis Dewasa
Fri • 150
ed
• Untuk anak < 12 tahun
Yo • Dosis Anak (DA) = umur anak dalam tahun (n) x Dosis Dewasa
un • n + 12

g
• Untuk anak < 15 tahun
Di • Dosis Anak (DA) = umur anak dalam tahun (n) x Dosis Dewasa
lli • 20

ng
Putri 3 thn, BB 12 kg, demam. Berapa
dosis PCT yg diberikan? Ibuprofen?
• Dosis anak: 15 mg/kg setiap 4 – 6 jam
• Maksimal: 60 mg/kg setiap 24 jam
• 1x minum: Dosis Pemberian X BB
• 15 mg/kg X 12 kg = 180 mg (180 mg: 500mg X 10 = 3,5 tab)
• 60 mg/kg X BB = 720 mg
• mengandung: 120 mg/ 5 ml (didalam 5 ml obat sirup, ada kandungan 120 mg
paraset)
• 120 mg = 5 mL
• 180 mg = X……mL X = 180 mg : 120 mg X 5 ml
• X = 7,5 mL
Ibuprofen.
• Dosis anak: 5 – 10 mg/kg
• Maksimal: 40 mg/kg
• 1x minum = dosis pemberian X BB
(60 – 120) mg
1 hari = 480 mg
Mengandung ; 100 MG/ 5 mL
100 mg = 5 ml
120 mg = ……mL
X = 120 mg : 100 mg x 5 ml
= 6 ml
• Ayu 3 thn BB 12 kg
• Dosis anak 15 mg/kg X BB setiap 4 – 6 jam
• Maksimal 60 mg/kg X BB setiap 24 jam
1x dosis = Dosis pemberian X BB
15 mg/kg X 12 kg = 180 mg
1 hari: 60 mg/kg X 12 kg = 720 mg
120 mg/ 5 mL (dalam 5 ml sirup pct terdapat 120 mg Pct)
120 mg = 5 mL
180 mg = …….mL
X = 180 mg : 120 mg X 5 mL
= 7,5 ml (jika 1 sendok 5 ml – 1,5 sendok)
4 x 7,5 mL = 30 ml
• Dosis nya: 5 – 10 mg/kg BB setiap 6 - 8 jam
• Maksimal 40 mg/kg BB setiap 24 jam
• 1x dosis = dosis pemberian x BB
• 1x = 5 – 10 mg/kg X 12 kg
• = 60 – 120 mg
• 1 hari = 480 mg
100mg/ 5 mL
120 mg = ….mL X= 120 : 100 x 5 ml
= 6 mL
1 hari= 6 ml x 3
120 mg x 3 = 360 mg < 480 mg
Thank You

@tommijnr

tommikiik47@gmail.com

+6281 237 250 220


Tugas
• Kelompok I:
1. Pasien anak bernama Joseph umur 8 hari. • temukan problem terapi?
Menerima resep sebagai berikut:
• apa actionnya?
• R/ amoksisilin 50 mg
• apa monitoring?
• CTM 0,3 mg
s3ddp1 (3x1 bungkus)
• 2. cari obat – obatan golongan
• R/ Nipe drop fl 1 antibiotic, analgetik, antipiretik,
s3dd gtt, cc 0,3 (3x 0,3 tetes) asma (Nama obat, kandungan,
Mekanisme kerja, dosis, efek terapi,
• R/ Tempra drop fl 1 efek samping)
s. Prn 3 dd gtt, cc 0,4 (3x 0,4 tetes)
Kelompok II • temukan problem terapi?
1. AH umur 11 bulan, BB 9,6 kg • apa actionnya?
• Gejala : gejala ISK T 280 C • apa monitoring?
• Diagnosa : 2 kali ISK
• Terapi : sirup PCT 120 mg tiap 3 jam prn 2. cari obat – obatan golongan
(120mg/6 ml) antihipetrnsi, antidiabetes, diuretik

(Nama obat, kandungan, Mekanisme
mendapat resep sirup trimetroprim (50mg/5 kerja, dosis, efek terapi, efek samping)
mL) 2 mL bid selama 7 hari, selain terapi
tersebut dokter juga menyarankan profilaksis
dengan trimetroprim.
• Kelompok III:
• 1. temukan problem terapi?
R/ erysanbe chew 175 mg
2. apa actionnya?
• histapan ½ tab 3. apa monitoring?
• bricasma ½ tab
• m.f. p. dtd no XV
2. cari obat – obatan golongan
• s.3.dd. p 1 antiemetik, ekspektoran, mukolitik
• R/ aminofilin 30 mg (Nama obat, kandungan, Mekanisme
• kalmethason ½ tab kerja, dosis, efek terapi, efek samping)
• m.f. dtd. no XV
• s. prn. 3. dd. p 1 (kalau batuk)
• Pro : yosephine (2,5 tahun)

Anda mungkin juga menyukai