Anda di halaman 1dari 16

‫‪Renungan Tentang Waktu‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫ما ُؤ ُه‬ ‫س َ‬ ‫ت أَ ْ‬ ‫س ْ‬ ‫د َ‬ ‫ق َّ‬ ‫ه تَ َ‬ ‫م ُد لِلَّ ِ‬ ‫ح ْ‬ ‫ه‪ ،‬اَ ْل َ‬ ‫م ُد لِلَّ ِ‬ ‫ح ْ‬ ‫اَ ْل َ‬


‫ه‪،‬‬
‫ما ُت ُ‬‫كلِ َ‬ ‫ت َ‬ ‫م ْ‬ ‫وتَ َّ‬ ‫ه َ‬ ‫م ُت ُ‬ ‫وعَ ظَ َ‬ ‫ج ُد ُه َ‬ ‫م ْ‬ ‫ه‪ ،‬تَعَالَى َ‬ ‫فا ُت ُ‬ ‫ص َ‬ ‫و ِ‬ ‫َ‬
‫صى‪،‬‬ ‫ح َ‬ ‫ه الَّتِي اَل ُت ْ‬ ‫م ِ‬ ‫ع ِ‬ ‫ك ُر ُه عَ لَى نِ َ‬ ‫ش ُ‬ ‫وأَ ْ‬ ‫ي َ‬ ‫م ُد َربِ ّ ْ‬ ‫ح َ‬ ‫أَ ْ‬
‫ه‬ ‫ك لَ ُ‬ ‫ش ِر ْي َ‬ ‫ح َد ُه اَل َ‬ ‫و ْ‬ ‫هللا َ‬ ‫اَّل‬‫ِ‬ ‫إ‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ِ‬ ‫إ‬ ‫اَل‬ ‫نْ‬ ‫ه ُد أَ‬ ‫َ‬ ‫ش‬‫ْ‬ ‫وأ َ‬ ‫َ‬
‫ُ‬
‫ه ُد‬
‫ش َ‬ ‫وأ َ ْ‬ ‫ه‪َ ،‬‬ ‫ت أَيَا ُت ُ‬ ‫م ْ‬ ‫ظ َ‬ ‫وعَ ُ‬ ‫ه َ‬ ‫ح َدانِيَ ُت ُ‬ ‫و ْ‬ ‫ن َ‬ ‫ه ْي ُ‬ ‫ت َب َرا ِ‬ ‫ضا َء ْ‬ ‫أَ َ‬
‫ت‬‫واتَ َر ْ‬ ‫ُه تَ َ‬ ‫س ْول ُ‬ ‫و َر ُ‬ ‫م ًدا عَ ْب ُد ُه َ‬ ‫ح َّ‬‫م َ‬ ‫سيِ ّ َدنَا ُ‬ ‫و َ‬ ‫أَنَّ نَبِيَّ َنا َ‬
‫ل‬
‫ص ِّ‬ ‫م َ‬ ‫ه‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫فا ُت ُ‬ ‫ص َ‬ ‫و ِ‬ ‫ه َ‬ ‫خاَل ُق ُ‬ ‫ت أَ ْ‬ ‫م ْ‪B‬‬ ‫ك ُر َ‬ ‫و َ‬ ‫ه َ‬ ‫م ْعجِ َز ُت ُ‬ ‫ُ‬
‫د‪،‬‬ ‫م ٍ‬‫ح َّ‬ ‫م َ‬ ‫ك ُ‬ ‫س ْولِ َ‬ ‫و َر ُ‬ ‫ك َ‬ ‫د َ‬ ‫ك عَ لَى عَ ْب ِ‬ ‫وبَا ِر ْ‬ ‫م َ‬ ‫سلِ ّ ْ‬ ‫و َ‬ ‫َ‬
‫ن‬ ‫ع ْي َ‬ ‫م ِ‬ ‫ج َ‬ ‫ه أَ ْ‬ ‫ح ِب ِ‬ ‫ص ْ‬ ‫و َ‬ ‫ه َ‬ ‫وعَ لَى آلِ ِ‬ ‫‪َ .‬‬

‫ْد‬ ‫‪..‬أَ َّ‬


‫مابَع ُ‬

‫ساَل ِ‬
‫م‬ ‫اإل ْ‬ ‫ن ِ‬ ‫م َ‬ ‫ك ْوا ِ‬
‫س ُ‬ ‫م َّ‬ ‫وتَ َ‬
‫وى‪َ ،‬‬ ‫ق ال َّت ْق َ‬‫ح َّ‬ ‫هللا َ‬‫َ‬ ‫فاتَّ ُق ْوا‬‫َ‬
‫ُّ‬
‫الش ُر ْو َر‬ ‫قا ُه‬‫و َ‬
‫هللا َ‬
‫َ‬ ‫قى‬ ‫ن اتَّ َ‬‫م ِ‬ ‫ف َ‬ ‫قى‪َ :‬‬ ‫و ْث َ‬
‫و ِة ال ُ‬
‫ع ْر َ‬‫بِال ُ‬
‫ك َ‬
‫ف َر‬ ‫و َ‬
‫ه َ‬ ‫صى َربَّ ُ‬ ‫وعَ َ‬ ‫وا ُه َ‬‫ه َ‬ ‫ع َ‬ ‫ن اتَّبَ َ‬ ‫م ِ‬ ‫و َ‬
‫م ْهلِكَاتِ‪َ ،‬‬ ‫وا ْل ُ‬ ‫َ‬
‫د َركَاتِ‬ ‫دا ُه فِي ال َّ‬ ‫وأَ ْر َ‬ ‫الش َ‬
‫قا ُء َ‬ ‫َ‬ ‫ه أَ ْد َرك ُ‬
‫َه‬ ‫بِ ِ‬
‫‪Ibadallah,‬‬
Waktu adalah salah satu nikmat yang agung dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada manusia. Sudah sepantasnya manusia memanfaatkannya secara
baik, efektif dan semaksimal mungkin untuk amal shalih.

Allah Ta’ala telah bersumpah dengan menyebut masa dalam firman-Nya:

‫﴾ إِاَّل‬٢﴿ ‫س ٍر‬
ْ ‫خ‬ ُ ‫ان لَ ِفي‬
َ ‫س‬ َ ‫﴾ إِنَّ اإْل ِ ْن‬١﴿ ‫ص ِر‬ ْ ‫ع‬ َ ‫وا ْل‬َ
‫ق‬ َ ‫ص ْوا بِا ْل‬
ِّ ‫ح‬ َ ‫وا‬َ َ‫وت‬
َ ِ‫حات‬
َ ِ‫صال‬َّ ‫ملُوا ال‬ ِ َ‫وع‬ َ ‫م ُنوا‬
َ ‫ين آ‬
َ ‫ذ‬ ِ َّ‫ال‬
‫ص ْب ِر‬
َّ ‫ص ْوا بِال‬َ ‫وا‬ َ َ‫وت‬ َ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati
supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”
(QS. al-‘Ashr:1-3).

Di dalam surat yang mulia ini Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan


masa, dan ini menunjukkan pentingnya masa. Sesungguhnya di dalam masa
terdapat keajaiban-keajaiban. Di dalam masa terjadi kesenangan dan kesusahan,
sehat dan sakit, kekayaan dan kemiskinan. Jika seseorang menyian-nyiakan
umurnya, seratus tahun berbuat sia-sia, bahkan kemaksiatan belaka, kemudian ia
bertaubat di akhir hayatnya, dengan taubat yang diterima, maka ia akan
mendapatkan kebahagiaan sempurna sebagai balasannya, berada di dalam surga
selama-lamanya. Dia betul-betul mengetahui bahwa waktu hidupnya yang
paling berharga adalah sedikit masa taubatnya itu. Sesungguhnya masa
merupakan anugerah Allah Ta’ala, tidak ada cela padanya, manusia-lah yang
tercela ketika tidak memanfaatkannya.
Ibadallah,

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan pentingnya


memanfaatkan waktu, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:

ِ ‫هللا عَ لَ ْي‬
‫ه‬ ُ ‫صلَّى‬
َ ‫ي‬ ُّ ‫ل ال َّن ِب‬
َ ‫قا‬َ ‫ل‬
َ ‫قا‬َ ‫اس‬ٍ َّ‫ن عَ ب‬ ِ ‫ن ا ْب‬ ْ َ‫ع‬
‫اس‬
ِ ‫ن ال َّن‬
ْ ‫م‬
ِ ‫كثِي ٌر‬ َ ‫ما‬َ ‫يه‬ِ ِ‫ون ف‬
ٌ ‫مغ ُْب‬َ ‫ن‬ ِ ‫م َتا‬ َ ‫م نِ ْع‬َ َّ‫سل‬ َ ‫و‬ َ
َ ‫وا ْل‬
ُ‫ف َراغ‬ َ ُ‫حة‬ َّ ّ‫ص‬
ِ ‫ال‬
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada
keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari).

Hadits yang mulia ini memberitakan bahwa waktu luang adalah nikmat yang
besar dari Allah Ta’ala, tetapi banyak manusia tertipu dan mendapatkan
kerugian terhadap nikmat ini.

Di antara bentuk kerugian ini adalah:

Pertama: Seseorang tidak mengisi waktu luangnya dengan bentuk yang paling
sempurna. Seperti menyibukkan waktu luangnya dengan amalan yang kurang
utama, padahal ia bisa mengisinya dengan amalan yang lebih utama.

Kedua: Dia tidak mengisi waktu luangnya dengan amalan-amalan yang utama,
yang memiliki manfaat bagi agama atau dunianya. Namun kesibukkannya
adalah dengan perkara-perkara mubah yang tidak berpahala.
Ketiga: Dia mengisinya dengan perkara yang haram, ini adalah orang yang
paling tertipu dan rugi. Karena ia menyia-nyiakan kesempatan memanfaatkan
waktu dengan perkara yang bermanfaat. Tidak hanya itu, bahkan ia
menyibukkan waktunya dengan perkara yang akan menggiringnya kepada
hukuman Allah di dunia dan di akhirat.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Urgensi waktu dan kewajiban menjaganya merupakan perkara yang disepakati


oleh orang-orang yang berakal. Berikut adalah diantara point-point yang
menunjukkan urgensi waktu.

Pertama: Waktu Adalah Modal Manusia.

Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:

‫ب‬ َ ‫ذ‬
َ ‫ه‬ َ ‫م‬
ٌ ‫ب يَ ْو‬ َ ‫ذ‬
َ ‫ه‬ َ ‫ما‬
َ َّ‫كل‬ ٌ ‫ت أَيَّا‬
ُ ‫م‬ َ ‫ما أَ ْن‬
َ َّ‫م إِن‬
َ ‫د‬َ ‫نآ‬َ ‫اِ ْب‬
‫ك‬
َ ‫ض‬ُ ‫بَ ْع‬
“Wahai Ibnu Adam (manusia), kamu itu hanyalah (kumpulan) hari-hari, tiap-
tiap satu hari berlalu, hilang sebagian dirimu.” (Riwayat Abu Nu’aim dalam
Hilyatul-Auliya).

Diriwayatkan bahwa Umar bin Abdul-Aziz rahimahullah berkata:

‫ما‬
َ ‫ه‬
ِ ‫ل فِ ْي‬
ْ ‫م‬ َ ‫ك‬
َ ْ‫فاع‬ ِ ‫ماَل‬
َ ‫ن فِ ْي‬ َ ‫ها َر يَ ْع‬
َ ‫وال َّن‬ َ ‫إِنَّ اللَّ ْي‬
َ ‫ل‬
“Sesungguhnya malam dan siang bekerja terhadapmu, maka beramalah pada
malam dan siang itu.”

Kedua: Waktu Sangat Cepat Berlalu.

Seseorang berkata kepada ‘Amir bin Abdul-Qais rahimahullah, salah seorang


tabi’i: “Berbicaralah kepadaku!” Dia menjawab: “Tahanlah jalannya matahari!”

Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Aku tidak menyerupakan masa muda


kecuali dengan sesuatu yang menempel di lengan bajuku, lalu jatuh”.

Abul-Walid al-Baji rahimahullah berkata: “Jika aku telah mengetahui dengan


sangat yakin, bahwa seluruh hidupku di dunia ini seperti satu jam di akhirat,
maka mengapa aku tidak bakhil dengan waktu hidupku (untuk melakukan
perkara yang sia-sia, Pen.), dan hanya kujadikan hidupku di dalam kebaikan dan
ketaatan”.

Ketiga: Waktu Yang Berlalu Tidak Pernah Kembali.

Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu berkata:

ٌّ‫حق‬ ِ َّ‫ولِل‬
َ ‫ه‬ ِ ‫ُه بِاللَّ ْي‬
َ ،‫ل‬ ُ ‫ها ِر اَل يَ ْقبَل‬ َ ‫قا بِال َّن‬ ًّ ‫ح‬
َ ‫ه‬ ِ َّ‫إِنَّ لِل‬
‫ها ِر‬
َ ‫ُه بِال َّن‬ ُ ‫ل اَل يَ ْقبَل‬ِ ‫بِاللَّ ْي‬
“Sesungguhnya Allah memiliki hak pada waktu siang, Dia tidak akan
menerimanya di waktu malam. Dan Allah juga memiliki hak pada waktu
malam, Dia tidak akan menerimanya di waktu siang.” (Riwayat Ibnu Abi
Syaibah).

Dengan demikian seharusnya seseorang bersegera melaksanakan tugasnya pada


waktunya, dan tidak menumpuk tugas dan mengundurkannya sehingga akan
memberatkan dirinya sendiri. Oleh karena itu waktu di sisi Salaf lebih mahal
dari pada uang. Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:

‫ه‬Bِ ‫م ِر‬ ُ ‫ح عَ لَى‬


ْ ‫ع‬ َ َ‫م أ‬
َّ ‫ش‬ ْ ُ‫ح ُده‬ َ َ‫َان أ‬
َ ‫وامًا ك‬ َ ‫ْت أَ ْق‬
ُ ‫أَ ْد َرك‬
‫دنَانِ ْي ِر ِه‬
َ ‫و‬َ ‫ه‬ِ ‫م‬ِ ‫ه‬ َ ‫ه عَ لَى‬
ِ ‫د َرا‬ ُ ‫م ْن‬ِ
“Aku telah menemui orang-orang yang sangat bakhil terhadap umurnya (waktu)
daripada terhadap dirham dan dinarnya.”

Sebagian penyair berkata:

‫ل‬
َ ‫ه‬ ْ َ‫وأَ َرا ُه أ‬
َ ‫س‬ َ …‫ه‬ ِ ‫ح ْف‬
ِ ‫ظ‬ َ ‫ما عَ َن ْي‬
ِ ِ‫ت ب‬ َ ‫س‬ُ ‫ف‬ َ ‫ت أَ ْن‬
ُ ‫و ْق‬ َ ‫وا ْل‬ َ
‫ع‬
ُ َّ‫ضي‬
َ ‫ك ُي‬ َ ‫ما عَ لَ ْي‬ َ
Waktu adalah perkara paling mahal yang perlu engkau perhatikan untuk dijaga,
tetapi aku melihatnya paling mudah engkau menyia-nyiakannya.

Keempat: Manusia tidak mengetahui kapan berakhirnya waktu yang diberikan


untuknya.
Oleh karena itu Allah Ta’ala banyak memerintahkan untuk bersegera dan
berlomba dalam ketaatan. Demikian juga Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkan agar bersegera melaksanakan amal-amal shalih. Para
ulama telah memperingatkan agar seseorang tidak menunda-nunda amalan. Al-
Hasan berkata:

‫ت‬
َ ‫س‬ ْ َ‫ول‬َ ‫ك‬ َ ‫م‬ ِ ‫ك بِيَ ْو‬
َ َّ‫ف ِإن‬َ ‫ف‬ َ ‫و ْي‬ ِ ‫س‬ ْ ‫وال َّت‬ َ ‫ك‬َ ‫م إِيَّا‬ َ ‫د‬َ ‫نآ‬ َ ‫اِ ْب‬
‫ي‬
ْ ِ‫ت ف‬
َ ‫ك ْن‬ُ ‫ما‬ َ ‫ك‬ َ ‫د‬ َ ‫ن فِي‬
ٍّ ‫غ‬ ْ ‫ك‬ ُ ‫ف‬َ ‫ك‬ َ َ‫د ل‬ َ ‫ن‬
ٌّ ‫غ‬ ْ ‫ك‬ ُ َ‫ف ِإنْ ي‬ َ ‫د‬ ٍّ ‫غ‬َ ِ‫ب‬
‫ي‬
ْ ِ‫ت ف‬
َ ‫ط‬ ْ ‫ف َّر‬ َ ‫ما‬ َ ‫م عَ لَى‬ ْ ‫م تَ ْن َد‬ ْ َ‫ك ل‬
َ َ‫ن ل‬ ْ ‫ك‬ ُ َ‫وإِاَّل ي‬َ ‫م‬ َ ‫ا ْليَ ْو‬
‫م‬ِ ‫ا ْليَ ْو‬
“Wahai anak Adam, janganlah engkau menunda-nunda (amalan-amalan),
karena engkau memiliki kesempatan pada hari ini, adapun besok pagi belum
tentu engkau memilikinya. Jika engkau bertemu besok hari, maka lakukanlah
pada esok hari itu sebagaimana engkau lakukan pada hari ini. Jika engkau tidak
bertemu esok hari, engkau tidak akan menyesali sikapmu yang menyia-nyiakan
hari ini.”

Ibadallah,

Realitanya, orang-orang terbagi-bagi dalam menyikapi waktu. Mereka juga


berbeda paham akan urgensi waktu tersebut. Di antara mereka ada orang-orang
yang amalan shalih mereka lebih banyak daripada waktu mereka.

Diriwayatkan bahwa Syaikh Jamaluddin al-Qashimi rahimahullah melewati


warung kopi. Dia melihat orang-orang yang mengunjungi warung kopi
tenggelam dalam permainan kartu dan dadu, meminum berbagai minuman,
mereka menghabiskan waktu yang lama. Maka Syaikh berkata, “Seandainya
waktu bisa dibeli, sungguh pasti aku beli waktu mereka!”

Di antara mereka pula ada orang-orang yang menghabiskan waktu mereka


dalam mengejar perkara yang tidak berfaidah, baik berupa ilmu yang tidak
bermanfaat, atau urusan-urusan dunia lainnya.

Imam Ibnul-Qayyim rahimahullah menyebutkan seorang laki-laki yang


menghabiskan umurnya untuk mengumpulkan dan menumpuk harta. Ketika
kematian mendatanginya, dikatakan kepadanya, “Katakanlah la ilaha illa
Allah,” namun ia tidak mengucapkannya, bahkan ia mulai mengucapkan, “Satu
kain harganya 5 dirham, satu kain harganya 10 dirham, ini kain bagus”. Dia
selalu dalam keadaan demikian sampai ruhnya keluar.

Ada pula orang-orang yang tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan
terhadap waktu.

Seorang ulama zaman dahulu berkata:

Aku telah melihat kebanyakan orang menghabiskan waktu dengan cara yang
aneh. Jika malam panjang, mereka habiskan untuk pembicaraan yang tidak
bermanfaat, atau membaca buku percintaan dan begadang. Jika waktu siang
panjang, mereka habiskan untuk tidur. Sedangkan pada waktu pagi dan sore,
mereka di pinggir sungai Dajlah, atau di pasar-pasar. Aku ibaratkan mereka itu
dengan orang-orang yang berbincang-bincang di atas kapal, kapal itu terus
berjalan membawa mereka dan berita mereka. Aku telah melihat banyak orang
yang tidak memahami arti kehidupan.

Di antara mereka, ada orang yang telah diberi kecukupan oleh Allah ‘Azza wa
Jalla, ia tidak butuh bekerja karena hartanya yang sudah banyak, namun
kebanyakan waktunya padai siang hari ia habiskan dengan nongkrong di pasar
(kalau zaman sekarang di mall dan sebagainya, Pen.) melihat orang-orang (yang
lewat). Alangkah banyaknya keburukan dan kemungkaran yang melewatinya.

Di antara mereka ada yang menyendiri bermain catur. Di antara mereka ada
yang menghabiskan waktu dengan kisah-kisah kejadian tentang raja-raja,
tentang harga yang melonjak dan turun, dan lainnya.

Maka aku mengetahui bahwa Allah tidak memperlihatkan urgensi umur dan
kadar waktu kesehatan kecuali kepada orang-orang yang Allah berikan taufiq
dan bimbingan untuk memanfaatkannya. Allah berfirman:

َ ‫ما ُيلَقَّا‬
‫ها إِاَّل ذُو‬ َ ‫و‬
َ ‫صبَ ُروا‬
َ ‫ين‬
َ ‫ذ‬ َ ‫ما ُيلَقَّا‬
ِ َّ‫ها إِاَّل ال‬ َ ‫و‬ َ
‫يم‬
ٍ ‫ظ‬ِ َ‫ظ ّ ع‬ ٍ ‫ح‬ َ
“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang
yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang
mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 35).

،‫م‬ ِ ‫ظ ْي‬ِ ‫ع‬َ ‫ن ال‬ِ ‫م فِي ال ُق ْرآ‬ ْ ‫ك‬ ُ َ ‫ول‬


َ ‫ي‬ ْ ِ‫هللا ل‬
ُ ‫ك‬َ ‫بَا َر‬
‫ذ ْك ِر‬ِّ ‫وال‬ َ ‫ت‬ِ ‫ن األَيَا‬ َ ‫م‬ ِ ‫ه‬ِ ‫ما فِ ْي‬َ ِ‫م ب‬ ْ ‫ك‬ُ ‫وإِيَّا‬ َ َ‫ون‬
َ ‫ف ْع ِني‬ َ
‫ه‬ ‫و َ‬
‫ق ْولِ ِ‬ ‫ن َ‬ ‫سلِ ْي َ‬ ‫م ْر َ‬ ‫د ال ُ‬‫س ِي ّ ِ‬‫ه ْديِ َ‬ ‫ف ْع َنا بِ َ‬ ‫ونَ َ‬ ‫م‪َ ،‬‬ ‫حكِ ْي ِ‬ ‫ال َ‬
‫هللا لِي‬‫َ‬ ‫س َت ْغ ِف ُر‬‫وأ َ ْ‬‫ه َذا َ‬ ‫ق ْولِي َ‬ ‫ل َ‬ ‫م‪ ،‬أَ ُق ْو ُ‬ ‫و ْي ِ‬‫ق ِ‬ ‫ال َ‬
‫ب‪،‬‬ ‫ذ ْن ٍ‬ ‫ل َ‬ ‫ك ِّ‬‫ن ُ‬ ‫م ْ‬ ‫ن ِ‬ ‫م ْي َ‬‫سلِ ِ‬‫م ْ‬ ‫سائِ ِر ال ُ‬ ‫ول ِ َ‬ ‫م َ‬ ‫ك ْ‬ ‫ولَ ُ‬ ‫َ‬
‫م‬‫ح ْي ُ‬ ‫غ ُف ْو ُر ال َر ِ‬ ‫و ال َ‬ ‫ه هُ َ‬ ‫اس َت ْغ ِف ُر ْو ُه إِنَّ ُ‬ ‫ف ْ‬ ‫‪َ .‬‬
‫‪Khutbah Kedua:‬‬

‫ن‬‫م ْ‬ ‫ل َ‬ ‫ذ ُّ‬ ‫م ِ‬‫و ُ‬ ‫قا ُه‪َ ،‬‬ ‫واتَّ َ‬‫ه َ‬ ‫ن أَطَاعَ ُ‬ ‫م ْ‬ ‫ع ُّز َ‬ ‫م ِ‬‫ه ُ‬ ‫م ُد لِلَّ ِ‬ ‫ح ْ‬ ‫اَ ْل َ‬
‫ح َد ُه اَل‬ ‫و ْ‬ ‫ه َ‬ ‫ه ُد أَنْ اَل إِلَ َ‬ ‫ش َ‬ ‫وأ َ ْ‬‫صا ُه‪َ ،‬‬ ‫وعَ َ‬ ‫م َر ُه َ‬ ‫ف أَ ْ‬ ‫خالَ َ‬ ‫َ‬
‫س ِي ّ َدنَا‬‫و َ‬ ‫ه ُد أَنَّ نَ ِبيَّ َنا َ‬ ‫ش َ‬ ‫وأ َ ْ‬‫وا ُه‪َ ،‬‬ ‫س َ‬ ‫ه ِ‬ ‫ه اَل إِلَ َ‬ ‫ك لَ ُ‬ ‫ش ِر ْي َ‬ ‫َ‬
‫اج َتبَا ُه‪.‬‬‫و ْ‬ ‫ُّه َ‬
‫فا ُه َرب ُ‬ ‫صط َ َ‬ ‫ُه اِ ْ‬ ‫س ْول ُ‬ ‫و َر ُ‬ ‫م ًدا عَ ْب ُد ُه َ‬ ‫ح َّ‬ ‫م َ‬ ‫ُ‬
‫ك‬
‫س ْولِ َ‬ ‫و َر ُ‬ ‫ك َ‬ ‫د َ‬ ‫ك عَ لَى عَ ْب ِ‬ ‫وبَا ِر ْ‬ ‫م َ‬ ‫سلِ ّ ْ‬ ‫و َ‬ ‫ل َ‬ ‫ص ِّ‬ ‫م َ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫ن‬‫ع ْي َ‬‫م ِ‬
‫ج َ‬‫ه أَ ْ‬ ‫ح ِب ِ‬‫ص ْ‬‫و َ‬ ‫ه َ‬ ‫وعَ لَى آلِ ِ‬ ‫د‪َ ،‬‬ ‫م ٍ‬ ‫ح َّ‬ ‫م َ‬ ‫‪ُ .‬‬
‫ْد‬ ‫‪:‬أَ َّ‬
‫ما بَع ُ‬

‫و أَ ْن ُت ْ‬
‫م‬ ‫ن إِاَّل َ‬ ‫واَل تَ ُ‬
‫م ْو ُت َّ‬ ‫ه َ‬ ‫ق ُت َ‬
‫ق ات ِ ِ‬ ‫ح َّ‬
‫هللا َ‬
‫َ‬ ‫فاتَّ ُق ْوا‬‫َ‬
‫ن‬ ‫م ْو َ‬
‫س ِل ُ‬‫م ْ‬ ‫‪ُ .‬‬
‫‪Ibadallah,‬‬

‫‪Adapun yang menjadi penyebab perbedaan keadaan manusia dalam menyikapi‬‬


‫‪waktu, kembali kepada tiga perkara berikut.‬‬
Sebab pertama, tidak menetapkan tujuan hidup. Oleh karena itu, seorang
muslim wajib mengetahui bahwa tujuan Allah menciptakannya adalah untuk
beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:

ِ ‫س إِاَّل لِيَع ُْب ُدو‬


‫ن‬ َ ‫واإْل ِ ْن‬
َ ‫ن‬
َّ ‫ج‬ ُ ‫خلَق‬
ِ ‫ْت ا ْل‬ َ ‫ما‬
َ ‫و‬
َ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56).

Dia harus mengetahui bahwa dunia ini adalah tempat beramal, bukan tempat
santai dan main-main, sebagaimana firman-Nya:

‫م إِلَ ْي َنا اَل‬ ُ َّ‫وأَن‬


ْ ‫ك‬ َ ‫م عَ بَ ًثا‬ ُ ‫خلَ ْق َنا‬
ْ ‫ك‬ َ َّ‫م أَن‬
َ ‫ما‬ ْ ‫س ْب ُت‬
ِ ‫ح‬ َ ‫ف‬َ َ‫أ‬
‫ون‬َ ‫ع‬ ُ ‫ج‬َ ‫ُت ْر‬
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami?” (QS. al-Mukminun: 115).

Dunia adalah sawah ladang akhirat. Jika engkau menanam kebaikan di dunia
ini, maka engkau akan memetik kenikmatan abadi di akhirat nanti. Jika engkau
menanam keburukan di dunia ini, maka engkau akan memetik siksaan pedih di
akhirat nanti.
Namun demikian, ini bukan berarti manusia tidak boleh bersenang-senang
dengan perkara yang Allah ijinkan di dunia ini, karena Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam juga bersabda:

‫ك ِنّي‬ِ َ‫ه ل‬ُ َ‫م ل‬ ْ ‫ك‬ ُ ‫قا‬ َ ‫وأَ ْت‬


َ ‫ه‬ِ َّ‫م لِل‬
ْ ‫ك‬ُ ‫شا‬َ ‫خ‬ ْ َ ‫ه إِنِ ّي أَل‬ِ َّ‫والل‬َ
‫ن‬
ْ ‫م‬ َ ‫سا َء‬
َ ‫ف‬ َ ّ‫ج ال ِن‬ُ ‫و‬َّ ‫وأَتَ َز‬
َ ‫وأَ ْر ُق ُد‬
َ ‫ص ِل ّي‬ َ ‫و ُأ‬
َ ‫ط ُر‬ِ ‫و ُأ ْف‬
َ ‫وم‬
ُ ‫ص‬ ُ َ‫أ‬
‫منِّي‬ ِ ‫س‬َ ‫فلَ ْي‬ َ ‫س َّنتِي‬ ُ ‫ن‬ ْ َ‫ب ع‬ َ ‫غ‬ ِ ‫َر‬
Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut dan paling takwa
di antara kamu kepada Allah, tetapi aku berpuasa dan berbuka, shalat (malam)
dan tidur, dan aku menikahi wanita-wanita. Barangsiapa membenci sunnahku,
maka ia bukan dariku. (HR al-Bukhari, no. 4776; Muslim, no. 1401)

Sebab kedua, tidak megentahui nilai dan urgensi waktu.

Sebab ketiga, lemahnya kehendak dan tekad.

Banyak orang mengetahui nilai dan urgensi waktu, dan mengetahui perkara-
perkara bermanfaat yang seharusnya dilakukan untuk mengisi waktu, tetapi
karena lemahnya kehendak dan tekad, mereka tidak melakukannya. Maka
seorang muslim wajib mengobati perkara ini dan bersegera serta berlomba
melaksanakan amalan-amalan shalih, serta memohon pertolongan kepada
Allah Ta’ala, kemudian bergabung dengan kawan-kawan yang shalih.

Jika kita benar-benar mengerti tujuan hidup, dan kita benar-benar memahami
nilai waktu, maka seharusnya kita isi waktu kita dengan perkara yang akan
‫‪menjadikan ridha Penguasa kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala . Semoga Allah‬‬
‫‪selalu membimbing kita di atas jalan yang lurus. Amin.‬‬

‫اب‬‫ك َت ُ‬ ‫ث ِ‬ ‫د ْي ِ‬ ‫ح ِ‬‫خ ْي َر ا ْل َ‬ ‫م ْوا أَنَّ َ‬ ‫ن‪ ،‬اِعْ لَ ُ‬ ‫م ْو َ‬ ‫س ِل ُ‬ ‫م ْ‬ ‫ها ال ُ‬ ‫أَيُّ َ‬


‫م ْو َر‬ ‫ش َّر األُ ُ‬ ‫و َ‬ ‫د‪َ ،‬‬ ‫م ٍ‬ ‫ح َّ‬ ‫م َ‬ ‫ي ُ‬ ‫ه ْد ُ‬ ‫ي َ‬ ‫ه ْد ِ‬ ‫خ ْي َر ال َ‬ ‫و َ‬ ‫هللاِ ‪َ ،‬‬
‫ل‬
‫ك َّ‬ ‫و ُ‬ ‫ن بِ ْدعَةُ ‪َ ،‬‬ ‫د ْي ِ‬ ‫ة فِي ال ِّ‬ ‫ح َدثَ ٍ‬ ‫م ْ‬ ‫ل ُ‬ ‫ك َّ‬ ‫و ُ‬ ‫ها‪َ ،‬‬ ‫ح َدثَا ُت َ‬ ‫م ْ‬ ‫ُ‬
‫م‬
‫ك ْ‬ ‫ع ْل ْي ُ‬‫ف َ‬ ‫ة فِي ال َّنا ِر‪َ ،‬‬ ‫ضاَل لَ ٍ‬ ‫ل َ‬ ‫ك َّ‬ ‫و ُ‬ ‫ضاَل لَةٌ‪َ ،‬‬ ‫ة َ‬ ‫بِ ْدعَ ٍ‬
‫اع‬
‫م ُ‬ ‫ج ِت َ‬ ‫ي‪ :‬اَإْل ِ ْ‬ ‫ه َ‬ ‫و ِ‬ ‫ة َ‬ ‫ماعَ ِ‬ ‫ج َ‬ ‫م بِا ْل َ‬ ‫ك ْ‬ ‫ة‪ ،‬عَ لَ ْي ُ‬ ‫ماعَ ِ‬ ‫ج َ‬‫بِا ْل َ‬
‫م ً‬
‫ة‬ ‫ك ْو ُن ْوا ُأ َّ‬ ‫ه‪ ،‬أَنْ تَ ُ‬ ‫ف َّر ُق ْوا فِ ْي ِ‬ ‫م؛ أَنْ اَل تَ َت َ‬ ‫ك ْ‬ ‫عَ لَى ِد ْي ِن ُ‬
‫د‬‫ح ٌ‬ ‫وا ِ‬ ‫ل َ‬ ‫م ٌ‬ ‫وعَ َ‬ ‫د َ‬ ‫ح ٌ‬ ‫وا ِ‬ ‫ف َ‬ ‫ه ْد ٌ‬ ‫و َ‬ ‫د َ‬ ‫ح ٌ‬ ‫وا ِ‬ ‫ب َ‬ ‫ق ْل ٌ‬ ‫ح َد ًة‪َ ،‬‬ ‫وا ِ‬ ‫َ‬
‫ه‬‫س ْولِ ِ‬ ‫االتِ ّبَاعِ لِ َر ُ‬ ‫و ِ‬ ‫ه َ‬ ‫ص لِلَّ ِ‬ ‫ِ‬ ‫خاَل‬ ‫اإل ْ‬ ‫ي عَ لَى ِ‬ ‫م ْبن ٌّ‬ ‫َ‬
‫ف ِإنَّ َي َد هللاِ‬ ‫م؛ َ‬ ‫سلَّ َ‬ ‫و َ‬ ‫ه َ‬ ‫وعَ لَى آلِ ِ‬ ‫ه َ‬ ‫هللا عَ لَ ْي ِ‬ ‫ُ‬ ‫صلَّى‬ ‫َ‬
‫ذ فِي ال َّنا ِر‪،‬‬ ‫ش َّ‬ ‫ذ َ‬ ‫ش َّ‬ ‫ن َ‬ ‫م ْ‬ ‫و َ‬ ‫ة‪َ ،‬‬ ‫ماعَ ِ‬ ‫ج َ‬ ‫عَ لَى ا ْل َ‬
‫ه‬‫ل‪﴿ :‬إِنَّ اللَّ َ‬ ‫قا َ‬ ‫ف َ‬ ‫م ِر َ‬ ‫م بِأَ ْ‬ ‫ك ْ‬ ‫م َر ُ‬ ‫هللا أَ َ‬ ‫َ‬ ‫م ْوا أَنَّ‬ ‫واعْ لَ ُ‬ ‫َ‬
‫م ُنوا‬ ‫ين آ َ‬ ‫ذ َ‬ ‫ها الَّ ِ‬ ‫ي يَا أَيُّ َ‬ ‫ون عَ لَى ال َّن ِب ّ ِ‬ ‫صل ُّ َ‬ ‫ه ُي َ‬ ‫ك َت ُ‬ ‫مالئِ َ‬ ‫و َ‬ ‫َ‬
‫َس ِليمًا﴾[األحزاب‪]56 :‬‬ ‫موا ت ْ‬ ‫س ِل ّ ُ‬ ‫و َ‬ ‫ه َ‬ ‫صلُّوا عَ لَ ْي ِ‬ ‫‪َ .‬‬

‫د‪،‬‬
‫م ٍ‬ ‫ح َّ‬‫م َ‬‫ك ُ‬ ‫س ْولِ َ‬ ‫و َر ُ‬‫ك َ‬ ‫د َ‬ ‫م عَ لَى عَ ْب ِ‬ ‫س ِل ّ ْ‬
‫و َ‬ ‫ل َ‬ ‫ص ِّ‬ ‫م َ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫طنًا‪،‬‬‫وبَا ِ‬ ‫هرًا َ‬ ‫اعَه ظَا ِ‬ ‫ُ‬ ‫واتَّبَ‬
‫ه َ‬ ‫حبَّ َت ُ‬‫م َ‬ ‫م ا ْر ُز ْق َنا َ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫ش ْرنَا فِي‬ ‫اح ُ‬ ‫م ْ‬ ‫ه‪ ،‬اَللَّ ُه َ‬ ‫ملَّتِ ِ‬‫ف َنا عَ لَى ِ‬ ‫و َّ‬‫م تَ َ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫خ ْل َنا‬‫م أَ ْد ِ‬
‫ه‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫ض ِ‬
‫ح ْو ِ‬ ‫ن َ‬ ‫م ْ‬ ‫س ِق َنا ِ‬ ‫م أَ ْ‬ ‫ه‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫م َرتِ ِ‬ ‫َز ْ‬
‫ت‬
‫ج َّنا ِ‬ ‫ه فِي َ‬ ‫م ْع َنا بِ ِ‬ ‫اج َ‬ ‫م ْ‬ ‫ه‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫شفَاعَ تِ ِ‬ ‫فِي َ‬
‫ن‪،‬‬ ‫ن ال َّن ِب ِي ّ ْي َ‬ ‫م َ‬ ‫م ِ‬ ‫ه ْ‬ ‫ت عَ لَ ْي ِ‬ ‫م َ‬ ‫ع ْ‬ ‫ن أَ ْن َ‬ ‫ع الَّ ِ‬
‫ذ ْي َ‬ ‫م َ‬ ‫م َ‬ ‫ع ْي ِ‬ ‫ال َّن ِ‬
‫ض‬‫م ا ْر َ‬ ‫ن‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫ح ْي َ‬‫ص ال ِ ِ‬‫وال َّ‬ ‫ه َدا ِء َ‬ ‫الش َ‬ ‫ُّ‬ ‫و‬
‫ن‪َ ،‬‬ ‫د ْي ِق ْي َ‬‫صّ ِ ّ‬ ‫وال ِ‬ ‫َ‬
‫ت‬
‫ها ِ‬ ‫م َ‬ ‫ه ُأ َّ‬
‫جاتِ ِ‬ ‫ن َز ْو َ‬ ‫وعَ ْ‬ ‫ن َ‬ ‫د ْي َ‬ ‫ه اَل َّرا ِ‬
‫ش ِ‬ ‫فائِ ِ‬ ‫خل َ َ‬ ‫ن ُ‬ ‫عَ ْ‬
‫ن‬
‫ع ْي َ‬
‫ن ال َّتابِ ِ‬ ‫وعَ ِ‬ ‫ن َ‬ ‫ع ْي َ‬ ‫م ِ‬ ‫ج َ‬ ‫ة أَ ْ‬ ‫ح اب َ ِ‬ ‫ص َ‬ ‫ن ال َّ‬ ‫وعَ ِ‬ ‫ن َ‬ ‫منِ ْي َ‬ ‫م ْؤ ِ‬ ‫ال ُ‬
‫ن‬
‫د ْي َ‬ ‫م ال ِّ‬ ‫ن إِلَى يَ ْو ِ‬ ‫سا ٍ‬ ‫ح َ‬ ‫م بِ ِإ ْ‬ ‫‪ .‬لَ ُه ْ‬

‫ما‬ ‫والَ َنا َ‬


‫ك َ‬ ‫ح أَ ْ‬
‫ح َ‬ ‫وأ َ ْ‬
‫صلِ ْ‬ ‫م َ‬ ‫َه ْ‬
‫مع ُ‬ ‫ض ع َّنا َ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫م ا ْر َ‬
‫ن‬ ‫ب العَالَ ِ‬
‫م ْي َ‬ ‫م يَا َر َّ‬‫والَ ُه ْ‬ ‫ت أَ ْ‬
‫ح َ‬ ‫ح َ‬ ‫‪ .‬أَ ْ‬
‫صل َ ْ‬

‫م‬‫م‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫ه ْ‬


‫م ْو ِر ِ‬ ‫ن ُواَل َة ُأ ُ‬ ‫م ْي َ‬
‫سلِ ِ‬ ‫م ْ‬ ‫ح لِ ْل ُ‬ ‫صلِ ْ‬‫م أَ ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫ح‬‫ص ِل ْ‬ ‫م أَ ْ‬ ‫م‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫ه ْ‬‫م ْو ِر ِ‬‫ن ُواَل َة ُأ ُ‬ ‫م ْي َ‬
‫س ِل ِ‬ ‫م ْ‬ ‫ح لِ ْل ُ‬ ‫ص ِل ْ‬ ‫أَ ْ‬
‫م‬
‫ح َرعْ يَ َت ُه ْ‬ ‫صلِ ْ‬‫م أَ ْ‬ ‫م‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫ه ْ‬ ‫ن ُواَل َة ُأ ُ‬
‫م ْو ِر ِ‬ ‫م ْي َ‬
‫سلِ ِ‬ ‫م ْ‬‫لِ ْل ُ‬
‫ن‬‫م ْي َ‬‫ب العَالَ ِ‬ ‫‪ .‬يَا َر َّ‬

‫ك‬
‫الش ْر َ‬
‫ِّ‬ ‫وأَ ِذ َّ‬
‫ل‬ ‫ن‪َ ،‬‬‫م ْي َ‬‫سلِ ِ‬ ‫م ْ‬ ‫وال ُ‬‫م َ‬ ‫ساَل َ‬
‫اإل ْ‬
‫ع َّز ِ‬ ‫م أَ ِ‬‫اَللَّ ُه َّ‬
‫ن‬ ‫م ْر أَعْ َدا َء ال ِّ‬
‫د ْي َ‬ ‫د ِّ‬‫و َ‬
‫ن‪َ ،‬‬‫ش ِركِ ْي َ‬‫م ْ‬ ‫وال ُ‬ ‫‪َ .‬‬

‫هللا اَل إِلَ َ‬


‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ك أَ ْن َ‬
‫ت‬ ‫ه ُد أَنَّ َ‬
‫َش َ‬‫ك بِأَنَّا ن ْ‬‫َسأَ ُل َ‬‫م إِنَّا ن ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫م‪َ ،‬يا‬ ‫ي َيا َ‬
‫قيُّ ْو ُ‬ ‫ح ُّ‬‫م‪َ ،‬يا َ‬ ‫اإل ْك َرا ِ‬
‫و ِ‬‫ل َ‬‫جاَل ِ‬ ‫ذا ا ْل َ‬ ‫ت يَا َ‬ ‫إِاَّل أَ ْن َ‬
‫ك اللَّ ُه َّ‬
‫م‬ ‫َسأَ ُل َ‬
‫ض‪ ،‬ن ْ‬ ‫واأل َ ْر ِ‬ ‫واتِ َ‬ ‫ما َ‬
‫الس َ‬‫َّ‬ ‫ع‬‫د ْي ُ‬‫ان‪ ،‬يَا بَ ِ‬‫م َّن ُ‬‫َ‬
‫ي اَل ُي َر ُّ‬
‫د‬ ‫ذ ْ‬ ‫ك الَّ ِ‬ ‫س َ‬ ‫ن بَ ْأ َ‬ ‫م ْي َ‬ ‫ص ْربِ الظَّالِ ِ‬ ‫ل بِال َّ‬ ‫أَنْ ُت َن َّز َ‬
‫ك‬
‫أس َ‬ ‫م بَ َ‬ ‫ه ْ‬ ‫ل بِ ِ‬ ‫م أَ ْن ِز ْ‬‫ن‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫م ْي َ‬
‫ج ِر ِ‬ ‫م ْ‬ ‫م ال ُ‬ ‫ق ْو ِ‬ ‫ن ا ْل َ‬ ‫عَ ِ‬
‫ل‬‫م أَ ْن ِز ْ‬ ‫ن‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫م ْي َ‬‫ج ِر ِ‬ ‫م ْ‬ ‫م ال ُ‬ ‫ق ْو ِ‬‫ن ا ْل َ‬ ‫د عَ ِ‬ ‫ي اَل ُي َر ُّ‬ ‫ذ ْ‬ ‫الَّ ِ‬
‫ن‪،‬‬ ‫م ْي َ‬‫ج ِر ِ‬ ‫م ْ‬ ‫م ال ُ‬ ‫ق ْو ِ‬ ‫ن ا ْل َ‬ ‫د عَ ِ‬ ‫ي اَل ُي َر ُّ‬ ‫ذ ْ‬ ‫ك الَّ ِ‬ ‫س َ‬ ‫م َب ْأ َ‬ ‫ه ْ‬ ‫بِ ِ‬
‫م‪،‬‬ ‫ه ْ‬ ‫ك بِ ِ‬ ‫م عَ لَ ْي َ‬ ‫م‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫ه ْ‬ ‫ك عَ لَ ْي ِ‬ ‫وطَأت َ‬ ‫اش ُد ْد َ‬ ‫م ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫م اَل‬‫ف ِإنَّ ُه ْ‬ ‫م؛ َ‬ ‫ه ْ‬ ‫ك بِ ِ‬ ‫م عَ لَ ْي َ‬ ‫م‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫ه ْ‬ ‫ك بِ ِ‬ ‫م عَ لَ ْي َ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫ع ْب َر ًة‬ ‫م ِ‬ ‫علَ ُه ْ‬ ‫َج َ‬ ‫ك أَنْ ت ْ‬ ‫َسأَ ُل َ‬ ‫م إِنَّا ن ْ‬ ‫ك‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫ج ُز ْونَ َ‬ ‫ُي ْع ِ‬
‫م‬‫ح ُ‬ ‫والعَا ِر َيا أَ ْر َ‬ ‫ي َ‬ ‫خ ْز ِ‬ ‫وال ِ‬ ‫ل َ‬ ‫ذ ِّ‬ ‫اس فِي ال ِ‬ ‫ِ‬ ‫لِل َّن‬
‫ن‬
‫م ْي َ‬ ‫ح ِ‬ ‫‪ .‬ال َّرا ِ‬

‫هللا اَل إِلَ َ‬


‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ت‬ ‫ك أَ ْن َ‬ ‫ه ُد أَنَّ َ‬ ‫َش َ‬ ‫ك بِأَنَّا ن ْ‬ ‫َسأَ ُل َ‬ ‫م إِنَّا ن ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫د ْي َ‬
‫ع‬ ‫ان‪ ،‬يَا بَ ِ‬ ‫م َّن ُ‬ ‫م‪ ،‬يَا َ‬ ‫اإل ْك َرا ِ‬ ‫و ِ‬ ‫ل َ‬ ‫جاَل ِ‬ ‫ذا ا ْل َ‬ ‫ت يَا َ‬ ‫إِاَّل أَ ْن َ‬
‫َسأَ ُل َ‬
‫ك‬ ‫م‪ ،‬ن ْ‬ ‫ي يَا َ‬
‫قيُّ ْو ُ‬ ‫ح ُّ‬ ‫ض ‪ ،‬ي َا َ‬‫واأل َ ْر ِ‬ ‫واتِ َ‬ ‫ما َ‬ ‫الس َ‬ ‫َّ‬
‫ن‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬
‫م‬ ‫م ْي َ‬‫س ِل ِ‬ ‫م ْ‬ ‫وانَ َنا ال ُ‬ ‫خ َ‬
‫ص َر إِ ْ‬‫م أَنْ تَ ْن ُ‬ ‫اللَّ ُه َّ‬
‫اب‬
‫ق َ‬ ‫م ِر َ‬ ‫ح ُه ْ‬ ‫منِ ْ‬ ‫ما ْ‬ ‫م‪ ،‬اَللَّ ُه َّ‬ ‫م عَ لَى أَعْ َدائِ ِ‬
‫ه ْ‬ ‫ص ْرهُ ْ‬ ‫ا ْن ُ‬
‫والَ ُه ْ‬
‫م‬ ‫م َ‬ ‫وأ َ ْ‬
‫م َ‬ ‫سا َءهُ ْ‬ ‫ون ِ َ‬ ‫م َ‬ ‫م ِديَا َرهُ ْ‬ ‫وأَ ْو َرثَ ُه ْ‬‫م َ‬ ‫ه ْ‬ ‫أَعْ َدائِ ِ‬
‫د ْي ٍر‬ ‫ق ِ‬‫ي ٍء َ‬ ‫ش ْ‬ ‫ل َ‬ ‫ك ِّ‬ ‫ك عَ لَى ُ‬ ‫م‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫و ُذ ِرّيَّات َُه ْ‬ ‫‪َ .‬‬

‫ك َيا‬‫م َ‪B‬‬
‫ك َر ِ‬ ‫و َ‬
‫ك َ‬ ‫م ِنّ َ‬‫م بِ َ‬‫ه ْ‬
‫وّ ِ‬‫م عَ لَى عَ ُد ِ‬ ‫ص ْرهُ ْ‬‫م ا ْن ُ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫ين‬
‫ذ َ‬ ‫وانِ َنا الَّ ِ‬
‫خ َ‬ ‫اغ ِف ْر لَ َنا َ‬
‫و ِإل ْ‬ ‫م‪َ ﴿ ،‬ربَّ َنا ْ‬ ‫ي ي َا َ‬
‫قيُّ ْو ُ‬ ‫ح ُّ‬ ‫َ‬
‫ين‬
‫ذ َ‬‫غال ً لِلَّ ِ‬
‫َل فِي ُقلُوبِ َنا ِ‬
‫َجع ْ‬ ‫وال ت ْ‬
‫ن َ‬ ‫ما ِ‬‫اإلي َ‬
‫سبَ ُقونَا بِ ِ‬ ‫َ‬
‫م﴾ [الحشر‪]10 :‬‬ ‫حي ٌ‬‫وف َر ِ‬‫ك َر ُء ٌ‬‫م ُنوا َربَّ َنا إِنَّ َ‬
‫‪.‬آ َ‬

‫وإِي َتا ِء‬ ‫ن َ‬ ‫سا ِ‬ ‫ح َ‬ ‫اإل ْ‬


‫و ِ‬ ‫ل َ‬ ‫َد ِ‬ ‫م ُر بِا ْلع ْ‬ ‫ه يَ ْأ ُ‬ ‫عباد هللا‪﴿،‬إِنَّ اللَّ َ‬
‫ك ِر‬ ‫م ْن َ‬ ‫وا ْل ُ‬ ‫شا ِء َ‬ ‫ح َ‬ ‫ف ْ‬ ‫ن ا ْل َ‬ ‫هى عَ ِ‬ ‫ويَ ْن َ‬‫ِذي ا ْل ُق ْربَى َ‬
‫وأَ ْو ُفوا‬ ‫ون (‪َ )90‬‬ ‫ك ُر َ‬ ‫م تَ َذ َّ‬ ‫ك ْ‬ ‫علَّ ُ‬‫م لَ َ‬ ‫ك ْ‬ ‫ع ُ‬
‫ظ ُ‬ ‫ي َي ِ‬‫وا ْلبَ ْغ ِ‬ ‫َ‬
‫ان بَ ْع َد‬ ‫م َ‬ ‫ضوا األ َ ْي َ‬ ‫وال تَ ْن ُق ُ‬ ‫م َ‬ ‫ه ْد ُت ْ‬ ‫ذا عَ ا َ‬ ‫ه إِ َ‬ ‫د اللَّ ِ‬ ‫َه ِ‬
‫بِع ْ‬
‫ك ِفيال ً إِنَّ اللَّ َ‬
‫ه‬ ‫م َ‬ ‫ك ْ‬ ‫ه عَ لَ ْي ُ‬ ‫م اللَّ َ‬ ‫ع ْل ُت ُ‬‫ج َ‬ ‫ق ْد َ‬ ‫و َ‬ ‫ها َ‬ ‫د َ‬‫تَ ْوكِي ِ‬
‫ُون﴾[النحل‪ ،]91-90 :‬واذكروا هللا‬ ‫عل َ‬ ‫ما تَ ْف َ‬ ‫م َ‬ ‫َي ْعلَ ُ‬
‫ه‬
‫م ِ‬ ‫ع ِ‬ ‫العظيم الجليل يذكركم‪ ،‬واشكروه على نِ َ‬
‫ون﴾‬‫ع َ‬ ‫ص َن ُ‬‫ما ت َ ْ‬ ‫م َ‬ ‫ه يَ ْعلَ ُ‬ ‫واللَّ ُ‬ ‫ه أَ ْكبَ ُر َ‬ ‫ذ ْك ُر اللَّ ِ‬ ‫ول َ ِ‬
‫يزدكم﴿ َ‬
‫‪[:‬العنكبوت‬

Anda mungkin juga menyukai