Anda di halaman 1dari 12

PAYUNG PINTAR SEBAGAI MENGINFORMASIKAN CUACA

SECARA AMAN DAN PRAKTIS

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas Kewirausahaan Semester V

Oleh

1.Reynald Julliwan sampe (202055202016)


2.Ramadan Arianto (201855202024)
3.Putri Zulaikha (202055202065)
4.Ahmad Fadil (20205522005)
5.Aten Pigai (202055202090)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG


20222

i
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

i
PAYUNG PINTAR YANG MENGINFORMASIKAN CUACA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cuaca merupakan keadaan fisik atmosfer/udara pada suatu daerah tertentu pada waktu
tertentu. Iklim adalah rata-rata kondisi fisik udara di suatu tempat. Perbedaan utama antara
cuaca dan iklim adalah durasi terjadinya. Musim yang berganti setiap hari seringkali
membuat bingung orang-orang saat harus mengenakan pakaian masa kini. Tidak hanya
pakaian, masyarakat juga bingung untuk membawa barang seperti payung.

Di cuaca hujan seperti ini menjelang akhir tahun, payung menjadi barang penting
untuk dibawa kemana-mana. Saat musim hujan, payung menjadi benda yang penting untuk
dibawa. Sialnya karena terburu-buru, kerap kali malah lupa dibawa Kita menganggap
payung sebagai aksesoris yang nyaman untuk melindungi kita dari hujan, tetapi ketika kita
tidak terburu-buru untuk mencarinya di tas kita, atau menyalahkan diri sendiri karena
melupakannya, karena kita jarang memikirkannya.

Sebenarnya kalau sedang tidak hujan pun payung tetap memiliki banyak kegunaan
fungsi lain,seperti: Melindungi dari panas terik, antisipasi tindak kejahatan, alat bantu, dll.
Bagaimana jika kita memiliki sebuah payung pintar? Mungkin akan berguna, mengingat
payung memang kerap tertinggal atau ketinggalan di suatu tempat setelah dipakai. Nah, untuk
menyiasati kerap tertinggalnya payung, sebuah perusahaan di berbagai negara merilis payung
pintar dengan berbagai macam merek dan harga yang fantastis buat dimiliki untuk harga
sebuah payung.

Secara keseluruhan, payung dibuat dan dikembangkan dalam satu workshop mulai
dari desain, pembelanjaan bahan baku, pembuatan komponen, perakitan hingga penerapan
teknologi. Melibatkan para tenaga ahli sesuai bidang dalam komponen yang diperlukan,
ditunjang dengan peralatan workshop yang mumpuni guna untuk menciptakan optimalnya
fungsi dari produk. Pemilihan bahan baku dilakukan oleh tenaga ahli yang kompeten baik
dari internal maupun mitra yang bekerjasama. Ukuran payung pintar ini sangat berpengaruh
pada bahan baku yang sehingga membuat harga payung pintar ini menjadi mahal.

1
Rumusan Masalah

1. Apa kegunaan payung dan bagaimana asal usul payung?


2. Apa yang membuat payung pintar tersebut sampai dibuat ?
3. Kenapa payung tersebut sampai mahal dibandingkan dengan payung lainnya?
4. Apa yang dimaksud dengan payung pintar?
5. Bagaimana cara memberikan fasilitas publik yang dapat menunjang kegiatan di luar
ruangan dengan payung pintar?

Tujuan

1. Untuk mengetahui kegunaan payung dan asal usul payung.


2. Untuk mengetahui perkembangan teknologi saat ini yang inovatif dan kreatif.
3. Untuk Ikut mengikuti trend saat yang serba modern.
4. Payung pintar adalah payung yang mengambarkan ciptaan mereka sebagai stasiun
cuaca yang bisa dibawa kemana – mana, terbuat dari permukaan yang berfungsi
seperti kaca dengan sensor yang merekam data berupa pencahayaan ,kelembapan,
tekanan dan suhu dalam sewaktu – waktu.
5. Dengan cara payung pintar memproses data dan informasi melalui media sosial
sebelum mengirim peringatan kapan akan terjadi hujan dan jika pengguna lupa
membawa payung dimana hari tersebut perpotensi hujan atau meninggalkannya di
restoran, saat di luar ruangan . peringatan akan dikirim dengan teknologi GPS, agar
payung tidak hilang.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Asal Usul Payung Serta Kegunaan nya.

Payung ditemukan sekitar tahun 2000 SM. Peradaban paling awal yang menggunakan
payung adalah orang Mesir, Suriah, Yunani, dan Cina. Bukti adanya payung pada peradaban
tersebut dapat dilihat pada artefak kuno yang ditemukan. Selain itu, lukisan dan ukiran Mesir
menunjukkan payung yang digunakan untuk melindungi raja dari sinar matahari langsung di
luar istana kerajaan.

Sejak abad ke-16 hingga abad ke-19, payung baru populer di negara-negara Eropa
sebagai aksesori untuk aktivitas sehari-hari wanita di luar ruangan. Mereka biasanya
menggunakan payung saat berpesta di taman atau berjalan-jalan di kota. Pada abad ke-18,
seorang penulis bernama Jonas Hanway mempopulerkan payung di kalangan pria. Payung
akhirnya bisa digunakan oleh semua kalangan, dan tidak lagi identik dengan aksesoris yang
mempercantik penampilan wanita.

Awalnya, payung yang ada di Eropa terbuat dari kayu dan tulang ikan paus, penutup
terbuat dari alpaka atau kanvas yang diminyaki, dan pegangannya terbuat dari kayu hitam.
Namun pada tahun 1852, Samuel Fox menemukan desain payung yang menggunakan rangka
baja.

Di Indonesia sendiri payung selain untuk melindungi diri dari hujan bisa juga digunakan
sebagai aksesoris bagi sebuah pertunjukkan seni, seperti tari payung. Selain itu juga payung
menjadi salah satu kerajinan masyarakat di Jawa Barat. Bahan yang digunakan untuk
membuat payung kerajinan itu adalah kertas, yang memiliki banyak warna dan motif.

Payung digunakan untuk melindungi pemakainya dari terik matahari, hujan atau salju.
Alat ini terdiri dari 3 bagian, yaitu atap, batang, dan tulang rusuk yang menghubungkan atap
dan batang. Selain sebagai pelindung, fungsi payung juga berkembang menjadi simbol status
sosial pemakainya. Hal ini terlihat pada penggunaan payung pada upacara-upacara tertentu,
seperti kematian atau penobatan.

1
B. Perkembangan Payung di Berbagai Negara

Tidak ada seorang pun tahu pasti siapa orang yang pertama kali menciptakan
payung, tetapi sebenarnya payung telah digunakan sejak zaman kuno tepatnya sekitar
4 ribu tahun lalu.

Barangkali, payung pertama kali digunakan oleh bangsa Cina, pada sekitar abad ke-11
Sebelum Masehi.

Peradaban Mesir dan Babylonia pun memanfaatkan payung sebagai pelindung


dari terik matahari. Ternyata ada hal aneh dibalik penggunaan payung pada zaman itu,
yaitu payung digunakan sebagai lambang otoritas artinya hanya untuk orang-orang
tertentu saja, contohnya di Timur Jauh, pada masa kuno, payung hanya boleh dipakai
oleh keluarga kerajaan atau pejabat tinggi. Di Eropa, bangsa Yunani adalah bangsa
pertama yang menggunakan payung sebagai pelindung dari terik matahari. Tetapi, ada
pendapat yang menyebutkan bahwa yang menggunakan payung sebagai pelindung
hujan adalah bangsa Romawi Kuno.

Pada zaman pertengahan, payung hilang sementara dari peredaran. Selanjutnya,


payung muncul kembali di Italia pada akhir abad ke-16. Pada tahun 1680, payung
hadir di Perancis, dan kemudian hadir juga di Inggris. Kebanyakan payung pada masa
ini digunakaan untuk aksesoris kaum wanita kalangan elit. Selain wanita,para pria
eropa terutama inggris juga tertarik menggunakan payung sebagai aksesoris. Saking
populernya payung dijuluki ‘’Teman Jalan’’ oleh pria inggris.

Payung-payung generasi awal di Eropa dibuat dari kayu atau tulang ikan paus dan
ditutup kain kanvas yang diberi minyak. Sebagai penarik diberi sentuhan seni dengan
gambar warna-warni dan gagang yang melengkung terbuat dari kayu keras, macam
kayu eboni, dan sebagainya. Sampai akhirnya pada tahun 1852, Samuel Fox
menemukan rangka besi guna menyangga kain payung. Sejak saat itu selanjutnya
teknik desain payung lebih terfokus pada cara bagaimana menemukan teknologi
menutup atau melipat payung itu agar lebih praktis saat dibawa. Pada 1928, Hanz
Haupt membuat purwarupa payung saku. setahun kemudian benda ini dipatenkan.

1
C. JENIS PAYUNG PINTAR
 Payung Kisha

Seorang penemu asal Kroasia bernama Goran Candrlic telah menciptakan sebuah
payung yang bisa meramal perkiraan cuaca. Ia menyebut aying ciptaannya tersebut
dengan nama Kisha. Kisha diciptakan agar bisa terhubung dengan aplikasi
smartphone melalui koneksi Bluetooth, untuk meng-update ramalan cuaca secara
akurat. Di dalam pegangan payung tersebut ditanamkan chip Bluetooth dan ketika
dipasangkan dengan aplikasi gadget, Kisha akan

melaporkan prakiraan cuaca selama lima hari ke depan. Sehingga pemakainya tahu apakah
hari ini atau besok perlu membawa payung atau tidak.

Menurut Goran, ide menciptakan payung canggih ini didapat ketika hujan terus
menerus turun dan temannya pun mengajaknya untuk membuat inovasi sebuah
payung yang memiliki sebuah chip di dalamnya, agar patung tersebut juga tidak
mudah hilang. Goran pun lalu merealisasikan ide tersebut.

Selain bisa meramal cuaca, chip Bluetooth yang tertanam di payung ini juga
mudah dilacak. Hal ini untuk mengantisipasi kalo payung ini tertinggal di tempat
umum, entah itu stasiun kereta api, restoran atau tempat umum lainnya, sang pemilik
bisa tahu di mana posisi terakhir payung itu berada. Ketika dihubungkan dengan
aplikasi smartphone, Kisha akan mengirimkan peringatan kalau payung tersebut telah
tertinggal dan di mana letaknya. Pemilik juga bisa melacak posisinya dengan peta
digital.

 Oombrella

Dirancang untuk tetap kuat dalam cuaca berangin, payung Oombrella memiliki
bingkai yang terbuat dari Kevlar. Perusahaan mengatakan bahan tersebut dapat
menahan hujan lebat dan badai salju. Oombrella juga tahan air, dengan pegangan
ergonomis dan kanopi tahan UV. Oombrella, payung pintar yang bisa mengetahui saat
hujan, tidak murah. Sebuah payung berharga US$66 atau sekitar Rp867.000.

1
Sedangkan untuk sensornya sendiri dibanderol dengan harga $32 atau 420.000 rupiah.
Ada tiga desain warna yang bisa dipilih, yaitu putih, hitam dan terang.

 Jonas

Payung ini bisa dimiliki seseorang dengan membelinya seharga 10.778 yen atau
sekitar Rp1,3 juta (sekitar US$95). Caranya, setelah menginstal aplikasi terkait dan
menghubungkan Jonas ke ponsel cerdas melalui Bluetooth, sistem payung akan
memberi ‘peringatan’ jika Anda cukup kejam untuk meninggalkannya dengan
mengirimkan pesan ke ponsel. Ini juga bekerja secara terbalik, jika meninggalkan
ponsel cerdas Anda, Jonas akan bergetar dan memberi tahu dengan alarm. Lebih dari
itu, Jonas melakukan lebih dari sekadar menjauhkan Anda dari yang hilang dan
ditemukan. Payung ini juga mampu mengunduh ramalan cuaca mingguan sehingga
sekali melihat Jonas sebelum Anda keluar akan membantu memutuskan apakah
sebaiknya melanjutkan perjalanan atau tidak.

 TARAbrella

Jika sebuah perangkat harus menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk


memberikan Anda ramalan cuaca, berarti perangkat itu sendiri sebenarnya tidak dapat
memprediksi cuaca. Berbeda dengan TARAbrella, ini adalah aying pintar yang berdiri
sendiri, memiliki fungsi ramalan cuaca tanpa memerlukan aplikasi pihak ketiga.
Payung ini bisa dikatakan tahu kapan hujan akan turun. Bila tidak digunakan,
TARAbrella dapat digantung di dinding sama seperti aying pada umumnya. Ketika
digantung di dalam ruangan, TARAbrella menggunakan barometer digital untuk
memonitor tekanan udara setiap 35 detik. Payung ini juga dapat melacak kelembaban
menggunakan hygrometer onboard.

Sebuah mikroprosesor kemudian akan mengolah data dari kedua sensor tersebut
dan mendasarkan ramalan cuaca pada kondisi tekanan dan nilai kelembaban yang
berubah dari waktu ke waktu. Pengguna dapat mengetahui ramalan cuaca melalui
layar LED di bagian gagang payung. Jika layar tetap menampilkan warna transparan
maka langit cenderung cerah atau berawan dan biasanya berlaku selama enam jam.
Jika layar LED menampilkan warna biru muda maka kondisi langit sedang mendung
dan jika layar LED menampilkan warna biru tua maka mengindikasikan akan segera
turun hujan.

1
Namun, keakuratan alat tetap menjadi masalah, termasuk apakah kelembaban di
dalam ruangan sebenarnya disebabkan oleh faktor lain, seperti ketika Anda memasak
makanan dan menghasilkan uap, itu akan mempengaruhi kelembaban di dalam
ruangan. TARAbrella masih aktif di Indiegogo. Mereka saat ini sedang menggalang
dana untuk mewujudkan proyek tersebut, dan ketika memasuki produksi, mereka
berjanji untuk menjualnya seharga $89 atau sekitar Rp1,2 juta.

 Payung Jam (Clock Parasol)


Desainer Jepang bernama Kota Nezu telah merancang payung dengan derajat sinar
dan angka untuk dibaca dari bagian bawahnya. Selain sebagai perlindungan, payung
ini

memiliki fungsi lain sebagai penunjuk jam saat cuaca cerah. Apabila akan digunakan,
pengguna tinggal mengarahkan payung ke arah utara sesuai dengan petunjuk kompas
yang terletak di ujung pegangan dari payung tersebut. Kemudian sinar matahari akan
menunjuk pada angka yang terletak di bawah payung dengan akurat.
 Payung Awan (Cumulus Parasol)

The Cumulus Parasol atau payung awan ini adalah payung pelindung dari sinar
matahari bertenaga surya yang mengembang dengan sendirinya saat matahari mulai
bersinar. Setiap kali matahari terbit, payung ini mengembang secara otomatis menjadi
awan menggunakan panel surya di bagian atas dalam waktu sekitar 20 detik. 
Bentuk lengkung dari awan yang digelembungkan bersifat aerodinamis,
memungkinkannya menahan cuaca berangin. Saat cuaca cerah, panel-panel surya di
bagian atas akan menyalakan kipas yang mengembangkan tubuh payung. Saat
matahari terbenam payung mengempis secara otomatis.
 Payung Santun (Polite Umrella)
Payung santun ini menghilangkan efek benturan kasar dengan adanya pegangan
praktis yang memungkinkan pemakainya untuk memanipulasi bentuk payung agar
tidak menabrak orang lain. Bentuk payung yang dapat menguncup ini juga
memberikan perlindungan yang lebih besar dari angin kencang dan hujan saat
dibutuhkan karena menutupi tubuhmu dengan lebih efisien.
Dengan menarik pegangan ke bawah, kamu bisa meminimalkan ruang yang ditempati,
sementara melepaskan pegangan mengembalikan payung ke bentuk standarnya.
 Bumprella
Payung transparan ini mampu menutupi sebagian besar tubuh bagian atas. Dengan
hanya memutar pegangan ke belakang akan mengempiskan payung. Di bagian atas
dan pinggiran payung terdapat tanda yang diterangi oleh lampu LED. Payung ini
bertujuan untuk menghemat tempat dan meminimalkan kemungkinan cedera akibat
benturan saat penggunanya berada dalam kondisi luar ruangan yang penuh sesak.

 Payung Udara (Air Umbrella)

1
Desainer Park Je Sung dan Kwon Woo Jung asal Korea Selatan telah
mengembangkan payung unik yang hanya terdiri dari pegangan dan tidak ada yang
lain. Payung yang diberi sebutan payung udara ini bekerja dengan sistem mengambil
udara dari bagian bawah pengontrol lalu menembakkannya dari atas untuk
menciptakan 'tirai' udara yang dapat mengusir tetesan hujan.

Kekuatan udara yang didorong dapat diatur secara manual sesuai dengan seberapa
deras hujan. Payung ini juga dapat ditarik kembali sehingga pas bila dimasukkan ke
dalam tas atau saku.
 Oto Shigure

Oto Shigure adalah jenis payung yang dikembangkan bersama oleh Universitas Keio
dan perusahaan IT,Toa Engineering asal Jepang. Bentuknya menyerupai payung
tradisional Jepang biasa yang terbuat dari bambu dan kertas minyak, namun
didalamnya memiliki sistem speaker audio pribadi.

Selain melindungi tubuh penggunanya, saat dihubungkan ke iPod atau perangkat


audio lain yang kompatibel, maka dari payung tersebut akan dihasilkan ruang suara
3D yang sangat terlokalisasi dan hanya dapat didengar oleh orang-orang di bawahnya.

 Payung Es (Ice Cycle Umbrella )

Dibuat oleh desainer Jiang Qian, payung unik ini dilengkapi dengan bingkai logam
dengan lapisan es yang dibekukan melalui terminal khusus yang berfungsi seperti
lemari es. Proses yang terjadi pada payung ini adalah ketika suhu semakin meningkat,
maka lama kelamaan es akan meleleh sehingga akan nampak seperti tirai air.
Pengalaman baru inilah yang ingin diciptakan oleh sang desainer kepada
penggunanya.

 Payung Lulin Ding (Lulin Ding Umbrella)

Payung Lulin Ding bukanlah payung konvensional biasa. Payung berbentuk unik ini
tidak melindungimu dari hujan, tetapi justru akan memainkan musik spesial yang
akan membantu menenangkan dan menyembuhkan jiwamu sekaligus menghapus
kesedihan dalam dirimu. 

Payung yang dilengkapi dengan pemutar MP3 bawaan tersebut memiliki konsep
untuk menciptakan gelembung imajiner ruang pribadi saat penggunanya sedang
bersantai atau merenung. Menurut desainernya, payung ini dikatakan sebagai bantuan
yang sempurna jika kamu ingin menghubungkan kembali pikiran, tubuh, dan jiwa
dengan alam sekitar.

1
BAB III

KESIMPULAN

Di beberapa belahan dunia, terutama di negara tropis seperti Indonesia yang hanya
memiliki dua musim, payung sangat penting. Baik itu pelindung hujan, pelindung matahari,
atau berbagai alat peraga foto, payung dengan berbagai bentuk dan pola telah menemani
banyak orang, melindungi kepala kita dari hujan yang terkadang tidak sehat.

Payung ditemukan sekitar tahun 2000 SM. Peradaban paling awal yang menggunakan
payung adalah orang Mesir, Suriah, Yunani, dan Cina. Payung digunakan untuk melindungi
pemakainya dari terik matahari, hujan atau salju. Alat ini terdiri dari 3 bagian, yaitu atap,
batang, dan tulang rusuk yang menghubungkan atap dan batang. Selain sebagai pelindung,
fungsi payung juga berkembang menjadi simbol status sosial pemakainya. Hal ini terlihat
pada penggunaan payung pada upacara-upacara tertentu, seperti kematian atau penobatan

Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membuat orang-orang semakin kreatif


mengeluarkan sebuah produk. Salah satunya Payung, ada beberapa upaya untuk
meningkatkan fungsi payung dalam beberapa tahun terakhir. Dengan adanya payung pintar
bisa memudahkan pemiliknya saat hujan tiba, Payung Kisha memungkinkan kita tahu
prakiraan cuaca untuk beberapa hari ke depan di lokasi anda saat ini. Fitur ini sekaligus
memberi saran pada kita apakah kita harus mengambil payung Kisha atau meninggalkannya
di rumah, karena payung Kisha ini terhubung dengan ponsel, maka payung ini akan
mengirimkan pemberitahuan ketika telepon anda telah bergerak terlalu jauh dari payung
Kisha. Sehingga hal itu akan mencegah anda meninggalkan payung pada bus atau di tempat
lain. Selain payung Kisha, ada beberapa jenis payung pintar didunia, yakni: Ombrella, Jonas,
TARAbrella, dan jenis jenis payung lain nya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, N. (2015, Maret 24). Ini Dia Kisha, Payung Canggih Yang Bisa Meramal Cuaca.
Kisha Umbrella, Payung Pintar Anti Hilang. (July, 30). 2015.
Nugraha, B. (2016, November 14). TARAbrella, Payung Pintar yang Dapat Memprediksi
Cuaca.
Okta, M. (2021, Oktober 12). Inilah “Jonas,” Payung Pintar asal Jepang yang Anti Tertinggal.
Ridwan. (2016, April 3). Oombrella, Payung Pintar Bisa Memberitahu Kapan Hujan akan
Turun.

Anda mungkin juga menyukai