MAKALAH
Oleh
i
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12
i
PAYUNG PINTAR YANG MENGINFORMASIKAN CUACA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cuaca merupakan keadaan fisik atmosfer/udara pada suatu daerah tertentu pada waktu
tertentu. Iklim adalah rata-rata kondisi fisik udara di suatu tempat. Perbedaan utama antara
cuaca dan iklim adalah durasi terjadinya. Musim yang berganti setiap hari seringkali
membuat bingung orang-orang saat harus mengenakan pakaian masa kini. Tidak hanya
pakaian, masyarakat juga bingung untuk membawa barang seperti payung.
Di cuaca hujan seperti ini menjelang akhir tahun, payung menjadi barang penting
untuk dibawa kemana-mana. Saat musim hujan, payung menjadi benda yang penting untuk
dibawa. Sialnya karena terburu-buru, kerap kali malah lupa dibawa Kita menganggap
payung sebagai aksesoris yang nyaman untuk melindungi kita dari hujan, tetapi ketika kita
tidak terburu-buru untuk mencarinya di tas kita, atau menyalahkan diri sendiri karena
melupakannya, karena kita jarang memikirkannya.
Sebenarnya kalau sedang tidak hujan pun payung tetap memiliki banyak kegunaan
fungsi lain,seperti: Melindungi dari panas terik, antisipasi tindak kejahatan, alat bantu, dll.
Bagaimana jika kita memiliki sebuah payung pintar? Mungkin akan berguna, mengingat
payung memang kerap tertinggal atau ketinggalan di suatu tempat setelah dipakai. Nah, untuk
menyiasati kerap tertinggalnya payung, sebuah perusahaan di berbagai negara merilis payung
pintar dengan berbagai macam merek dan harga yang fantastis buat dimiliki untuk harga
sebuah payung.
Secara keseluruhan, payung dibuat dan dikembangkan dalam satu workshop mulai
dari desain, pembelanjaan bahan baku, pembuatan komponen, perakitan hingga penerapan
teknologi. Melibatkan para tenaga ahli sesuai bidang dalam komponen yang diperlukan,
ditunjang dengan peralatan workshop yang mumpuni guna untuk menciptakan optimalnya
fungsi dari produk. Pemilihan bahan baku dilakukan oleh tenaga ahli yang kompeten baik
dari internal maupun mitra yang bekerjasama. Ukuran payung pintar ini sangat berpengaruh
pada bahan baku yang sehingga membuat harga payung pintar ini menjadi mahal.
1
Rumusan Masalah
Tujuan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Payung ditemukan sekitar tahun 2000 SM. Peradaban paling awal yang menggunakan
payung adalah orang Mesir, Suriah, Yunani, dan Cina. Bukti adanya payung pada peradaban
tersebut dapat dilihat pada artefak kuno yang ditemukan. Selain itu, lukisan dan ukiran Mesir
menunjukkan payung yang digunakan untuk melindungi raja dari sinar matahari langsung di
luar istana kerajaan.
Sejak abad ke-16 hingga abad ke-19, payung baru populer di negara-negara Eropa
sebagai aksesori untuk aktivitas sehari-hari wanita di luar ruangan. Mereka biasanya
menggunakan payung saat berpesta di taman atau berjalan-jalan di kota. Pada abad ke-18,
seorang penulis bernama Jonas Hanway mempopulerkan payung di kalangan pria. Payung
akhirnya bisa digunakan oleh semua kalangan, dan tidak lagi identik dengan aksesoris yang
mempercantik penampilan wanita.
Awalnya, payung yang ada di Eropa terbuat dari kayu dan tulang ikan paus, penutup
terbuat dari alpaka atau kanvas yang diminyaki, dan pegangannya terbuat dari kayu hitam.
Namun pada tahun 1852, Samuel Fox menemukan desain payung yang menggunakan rangka
baja.
Di Indonesia sendiri payung selain untuk melindungi diri dari hujan bisa juga digunakan
sebagai aksesoris bagi sebuah pertunjukkan seni, seperti tari payung. Selain itu juga payung
menjadi salah satu kerajinan masyarakat di Jawa Barat. Bahan yang digunakan untuk
membuat payung kerajinan itu adalah kertas, yang memiliki banyak warna dan motif.
Payung digunakan untuk melindungi pemakainya dari terik matahari, hujan atau salju.
Alat ini terdiri dari 3 bagian, yaitu atap, batang, dan tulang rusuk yang menghubungkan atap
dan batang. Selain sebagai pelindung, fungsi payung juga berkembang menjadi simbol status
sosial pemakainya. Hal ini terlihat pada penggunaan payung pada upacara-upacara tertentu,
seperti kematian atau penobatan.
1
B. Perkembangan Payung di Berbagai Negara
Tidak ada seorang pun tahu pasti siapa orang yang pertama kali menciptakan
payung, tetapi sebenarnya payung telah digunakan sejak zaman kuno tepatnya sekitar
4 ribu tahun lalu.
Barangkali, payung pertama kali digunakan oleh bangsa Cina, pada sekitar abad ke-11
Sebelum Masehi.
Payung-payung generasi awal di Eropa dibuat dari kayu atau tulang ikan paus dan
ditutup kain kanvas yang diberi minyak. Sebagai penarik diberi sentuhan seni dengan
gambar warna-warni dan gagang yang melengkung terbuat dari kayu keras, macam
kayu eboni, dan sebagainya. Sampai akhirnya pada tahun 1852, Samuel Fox
menemukan rangka besi guna menyangga kain payung. Sejak saat itu selanjutnya
teknik desain payung lebih terfokus pada cara bagaimana menemukan teknologi
menutup atau melipat payung itu agar lebih praktis saat dibawa. Pada 1928, Hanz
Haupt membuat purwarupa payung saku. setahun kemudian benda ini dipatenkan.
1
C. JENIS PAYUNG PINTAR
Payung Kisha
Seorang penemu asal Kroasia bernama Goran Candrlic telah menciptakan sebuah
payung yang bisa meramal perkiraan cuaca. Ia menyebut aying ciptaannya tersebut
dengan nama Kisha. Kisha diciptakan agar bisa terhubung dengan aplikasi
smartphone melalui koneksi Bluetooth, untuk meng-update ramalan cuaca secara
akurat. Di dalam pegangan payung tersebut ditanamkan chip Bluetooth dan ketika
dipasangkan dengan aplikasi gadget, Kisha akan
melaporkan prakiraan cuaca selama lima hari ke depan. Sehingga pemakainya tahu apakah
hari ini atau besok perlu membawa payung atau tidak.
Menurut Goran, ide menciptakan payung canggih ini didapat ketika hujan terus
menerus turun dan temannya pun mengajaknya untuk membuat inovasi sebuah
payung yang memiliki sebuah chip di dalamnya, agar patung tersebut juga tidak
mudah hilang. Goran pun lalu merealisasikan ide tersebut.
Selain bisa meramal cuaca, chip Bluetooth yang tertanam di payung ini juga
mudah dilacak. Hal ini untuk mengantisipasi kalo payung ini tertinggal di tempat
umum, entah itu stasiun kereta api, restoran atau tempat umum lainnya, sang pemilik
bisa tahu di mana posisi terakhir payung itu berada. Ketika dihubungkan dengan
aplikasi smartphone, Kisha akan mengirimkan peringatan kalau payung tersebut telah
tertinggal dan di mana letaknya. Pemilik juga bisa melacak posisinya dengan peta
digital.
Oombrella
Dirancang untuk tetap kuat dalam cuaca berangin, payung Oombrella memiliki
bingkai yang terbuat dari Kevlar. Perusahaan mengatakan bahan tersebut dapat
menahan hujan lebat dan badai salju. Oombrella juga tahan air, dengan pegangan
ergonomis dan kanopi tahan UV. Oombrella, payung pintar yang bisa mengetahui saat
hujan, tidak murah. Sebuah payung berharga US$66 atau sekitar Rp867.000.
1
Sedangkan untuk sensornya sendiri dibanderol dengan harga $32 atau 420.000 rupiah.
Ada tiga desain warna yang bisa dipilih, yaitu putih, hitam dan terang.
Jonas
Payung ini bisa dimiliki seseorang dengan membelinya seharga 10.778 yen atau
sekitar Rp1,3 juta (sekitar US$95). Caranya, setelah menginstal aplikasi terkait dan
menghubungkan Jonas ke ponsel cerdas melalui Bluetooth, sistem payung akan
memberi ‘peringatan’ jika Anda cukup kejam untuk meninggalkannya dengan
mengirimkan pesan ke ponsel. Ini juga bekerja secara terbalik, jika meninggalkan
ponsel cerdas Anda, Jonas akan bergetar dan memberi tahu dengan alarm. Lebih dari
itu, Jonas melakukan lebih dari sekadar menjauhkan Anda dari yang hilang dan
ditemukan. Payung ini juga mampu mengunduh ramalan cuaca mingguan sehingga
sekali melihat Jonas sebelum Anda keluar akan membantu memutuskan apakah
sebaiknya melanjutkan perjalanan atau tidak.
TARAbrella
Sebuah mikroprosesor kemudian akan mengolah data dari kedua sensor tersebut
dan mendasarkan ramalan cuaca pada kondisi tekanan dan nilai kelembaban yang
berubah dari waktu ke waktu. Pengguna dapat mengetahui ramalan cuaca melalui
layar LED di bagian gagang payung. Jika layar tetap menampilkan warna transparan
maka langit cenderung cerah atau berawan dan biasanya berlaku selama enam jam.
Jika layar LED menampilkan warna biru muda maka kondisi langit sedang mendung
dan jika layar LED menampilkan warna biru tua maka mengindikasikan akan segera
turun hujan.
1
Namun, keakuratan alat tetap menjadi masalah, termasuk apakah kelembaban di
dalam ruangan sebenarnya disebabkan oleh faktor lain, seperti ketika Anda memasak
makanan dan menghasilkan uap, itu akan mempengaruhi kelembaban di dalam
ruangan. TARAbrella masih aktif di Indiegogo. Mereka saat ini sedang menggalang
dana untuk mewujudkan proyek tersebut, dan ketika memasuki produksi, mereka
berjanji untuk menjualnya seharga $89 atau sekitar Rp1,2 juta.
memiliki fungsi lain sebagai penunjuk jam saat cuaca cerah. Apabila akan digunakan,
pengguna tinggal mengarahkan payung ke arah utara sesuai dengan petunjuk kompas
yang terletak di ujung pegangan dari payung tersebut. Kemudian sinar matahari akan
menunjuk pada angka yang terletak di bawah payung dengan akurat.
Payung Awan (Cumulus Parasol)
The Cumulus Parasol atau payung awan ini adalah payung pelindung dari sinar
matahari bertenaga surya yang mengembang dengan sendirinya saat matahari mulai
bersinar. Setiap kali matahari terbit, payung ini mengembang secara otomatis menjadi
awan menggunakan panel surya di bagian atas dalam waktu sekitar 20 detik.
Bentuk lengkung dari awan yang digelembungkan bersifat aerodinamis,
memungkinkannya menahan cuaca berangin. Saat cuaca cerah, panel-panel surya di
bagian atas akan menyalakan kipas yang mengembangkan tubuh payung. Saat
matahari terbenam payung mengempis secara otomatis.
Payung Santun (Polite Umrella)
Payung santun ini menghilangkan efek benturan kasar dengan adanya pegangan
praktis yang memungkinkan pemakainya untuk memanipulasi bentuk payung agar
tidak menabrak orang lain. Bentuk payung yang dapat menguncup ini juga
memberikan perlindungan yang lebih besar dari angin kencang dan hujan saat
dibutuhkan karena menutupi tubuhmu dengan lebih efisien.
Dengan menarik pegangan ke bawah, kamu bisa meminimalkan ruang yang ditempati,
sementara melepaskan pegangan mengembalikan payung ke bentuk standarnya.
Bumprella
Payung transparan ini mampu menutupi sebagian besar tubuh bagian atas. Dengan
hanya memutar pegangan ke belakang akan mengempiskan payung. Di bagian atas
dan pinggiran payung terdapat tanda yang diterangi oleh lampu LED. Payung ini
bertujuan untuk menghemat tempat dan meminimalkan kemungkinan cedera akibat
benturan saat penggunanya berada dalam kondisi luar ruangan yang penuh sesak.
1
Desainer Park Je Sung dan Kwon Woo Jung asal Korea Selatan telah
mengembangkan payung unik yang hanya terdiri dari pegangan dan tidak ada yang
lain. Payung yang diberi sebutan payung udara ini bekerja dengan sistem mengambil
udara dari bagian bawah pengontrol lalu menembakkannya dari atas untuk
menciptakan 'tirai' udara yang dapat mengusir tetesan hujan.
Kekuatan udara yang didorong dapat diatur secara manual sesuai dengan seberapa
deras hujan. Payung ini juga dapat ditarik kembali sehingga pas bila dimasukkan ke
dalam tas atau saku.
Oto Shigure
Oto Shigure adalah jenis payung yang dikembangkan bersama oleh Universitas Keio
dan perusahaan IT,Toa Engineering asal Jepang. Bentuknya menyerupai payung
tradisional Jepang biasa yang terbuat dari bambu dan kertas minyak, namun
didalamnya memiliki sistem speaker audio pribadi.
Dibuat oleh desainer Jiang Qian, payung unik ini dilengkapi dengan bingkai logam
dengan lapisan es yang dibekukan melalui terminal khusus yang berfungsi seperti
lemari es. Proses yang terjadi pada payung ini adalah ketika suhu semakin meningkat,
maka lama kelamaan es akan meleleh sehingga akan nampak seperti tirai air.
Pengalaman baru inilah yang ingin diciptakan oleh sang desainer kepada
penggunanya.
Payung Lulin Ding bukanlah payung konvensional biasa. Payung berbentuk unik ini
tidak melindungimu dari hujan, tetapi justru akan memainkan musik spesial yang
akan membantu menenangkan dan menyembuhkan jiwamu sekaligus menghapus
kesedihan dalam dirimu.
Payung yang dilengkapi dengan pemutar MP3 bawaan tersebut memiliki konsep
untuk menciptakan gelembung imajiner ruang pribadi saat penggunanya sedang
bersantai atau merenung. Menurut desainernya, payung ini dikatakan sebagai bantuan
yang sempurna jika kamu ingin menghubungkan kembali pikiran, tubuh, dan jiwa
dengan alam sekitar.
1
BAB III
KESIMPULAN
Di beberapa belahan dunia, terutama di negara tropis seperti Indonesia yang hanya
memiliki dua musim, payung sangat penting. Baik itu pelindung hujan, pelindung matahari,
atau berbagai alat peraga foto, payung dengan berbagai bentuk dan pola telah menemani
banyak orang, melindungi kepala kita dari hujan yang terkadang tidak sehat.
Payung ditemukan sekitar tahun 2000 SM. Peradaban paling awal yang menggunakan
payung adalah orang Mesir, Suriah, Yunani, dan Cina. Payung digunakan untuk melindungi
pemakainya dari terik matahari, hujan atau salju. Alat ini terdiri dari 3 bagian, yaitu atap,
batang, dan tulang rusuk yang menghubungkan atap dan batang. Selain sebagai pelindung,
fungsi payung juga berkembang menjadi simbol status sosial pemakainya. Hal ini terlihat
pada penggunaan payung pada upacara-upacara tertentu, seperti kematian atau penobatan
1
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, N. (2015, Maret 24). Ini Dia Kisha, Payung Canggih Yang Bisa Meramal Cuaca.
Kisha Umbrella, Payung Pintar Anti Hilang. (July, 30). 2015.
Nugraha, B. (2016, November 14). TARAbrella, Payung Pintar yang Dapat Memprediksi
Cuaca.
Okta, M. (2021, Oktober 12). Inilah “Jonas,” Payung Pintar asal Jepang yang Anti Tertinggal.
Ridwan. (2016, April 3). Oombrella, Payung Pintar Bisa Memberitahu Kapan Hujan akan
Turun.