Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepala merupakan salah satu bagian tubuh yang termasuk sangat rawan dalam anggota
tubuh manusia. Alasan ini terutama karena indera manusia sebagian besar terletak di kepala,
otak yang merupakan pusat dari seluruh aktivitas tubuh manusia juga terletak pada kepala.
Setiap aktivitas yang berhubungan dengan kecelakaan yang terjadi pada kepala harus
diwaspadai keamanannya. Salah satunya adalah kecelakaan motor yang cukup sering terjadi.

Pada jaman sekarang ini, kebutuhan akan keselamatan diri di jalan raya semakin
bertambah dengan meningkatnya penjualan kendaraan khusunya sepeda motor, dengan
bertambahnya sepeda motor maka tingkat kecelakaan pun bertambah setiap tahunnya. semua
orang yang berkendara harus memiliki standar keamanan agar menjaga keamanan dari
pengendara itu sendiri, dan tidak hanya berkendara, tapi dalam melakukan segala hal haruslah
mempertimbangkan faktor keamanannya terlebih dahulu. Dan alat pengaman yang saya
bahas kali ini adalah tentang helm dengan menggunakan helm yang baik dapat mengurangi
tingkat kematian atau kecelakaan dan juga mengurangi resiko yang dihadapi ketika terjadi
kecelakaan agar cidera yang terjadi tidak terlalu parah dan juga tidak menyebabkan kematian,
karena semakin banyak pengendara bermotor di Indonesia, dan tidak semuanya taat
peraturan, apalagi tentang pemakaian helm berstandar SNI, padahal peraturan tersebut dibuat
agar massyarakat atau pengguna kendaraan bermotor lebih aman dan nyaman dalam
berkendara. Helm juga berfungsi sebagai pengaman atau sebagai antisipasi mengurangi
resiko serius jika terjadi kecelakaan khusunya pada bagian kepala.Tidak hanya dalam
berkendara, helm juga digunakan oleh militer sebagai kelengkapan standar prajurit.

Helm muncul sejak jaman Yunani kuno.Pada saat itu, helm merupakan perlengkapan
perang yang dikenakan dengan baju zirah/baju besi. Ini berfungsi sebagai pelindung pada saat
perang, baik dari panah atau tebasan pedang. Dengan perkembangan jaman dan kemajuan
teknologi, helm tidak lagi hanya untuk perang. Fungsi helm juga berkembang, helm juga
dikenakan dalam aktivitas-aktivitas seperti olah raga, pertambangan, dan kegiatan beresiko
lainnya. Saat ini para pengendara bermotor diwajibkan mengenakan helm. Hal ini tentu saja
demi keselamatan kita dan mengurangi resiko yang fatal jika terjadi kecelakaan. Ini karena
kepala merupakan bagian yang vital. Pemerintah memberlakukan standarisasi helm (Helm
SNI). Ini bertujuan agar kualitas helm yang beredar/yang kita kenakan berkualitas, aman, dan
nyaman. Saat ini helm SNI sudah banyak beredar di pasaran, banyak helm yang dijual dengan
berbagai macam merk yang ada, seperti INK, KYT, HIU dan sebagainya. Sebagian besar
merk-merk helm tersebut mempunyai bentuk dan desain yang berbeda-beda, namun memiliki
spesifikasi minimum sesuai dengan syarat-syarat yang diberikan pemerintah. Banyak
perusahaan saat ini tidak hanya memikirakan keamanan penggunanya namun juga harus
memikirkan kenyamanan penguna dengan menambahkan fitur-fitur pada helm dan di pasaran
juga telah beredar berbagai bentuk helm dan motif yang menarik sehingga menarik konsumen
untuk membelinya. Walaupun banyak berbagai bentuk helm dan motif yang menarik
perusahaan juga tidak lupa dengan standarisi helm yang dibuat sehingga banyak perusahaan
yang berlomba-lomba untuk memproduksi helm yang ergonomis dan menarik pemeli
sehingga banyak perusahaan yang membuat helm tidak hanya memikirkan keamanan dan
kenyamanan nya saja namun memikirkan desain helm yang menarik sehingga nantinya ada
kepuasan tersendiri dari si pembeli.

Dalam pembuatan helm juga harus memperhatikan beberapa faktor yang nantinya
agar penguna nyaman dalam memakainya diantaranya dalam pemilihan bahan harus ringan
dan juga tahan terhadap benturan keras, harus memikirkan jarak pandang mata agar penguna
tidak terhalang oleh helm, ukuran helm juga berpengaruh agar penguna tidak kelonggaran
saat memakai dengan memperhatikan panjang dan lebar kepala, dan sirkulasi udara juga
harus diperhatikan agar penguna nyaman saat mengunakannya. Dalam makalah ini akan
membahas faktor-faktor yang menyebakan ke ergonomisan suatu helm yang banyak
digunakan di Indonesia yang bersetandar SNI, dan apa saja yang menyebabkan helm itu
ergonomi dan juga sejarah helm dari masa ke masa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut.
1.2.1 Apa saja faktor-faktor yang mempengarui ergonomi dari helm ?
1.2.2 Bagaimana perkembangan helm dari masa ke masa ?
1.2.3 Bagaimana peran ergonomi dalam helm ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.3.1 Menjelasan kegunaan ergonomi pada pembuatan helm
1.3.2 Menjelaskan faktor-faktor ergonomi yang berpengaruh dalam pembuatan helm
1.3.3 Menjelaskan perbedaan helm dari masa ke masa

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, manfaat yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.4.1 Mampu mengetahui ilmu ergonomi yang dipakai dalam pembuatan helm
1.4.2 Mampu mengetahui faktor-faktor ergonomi apa yg dipakai dalam pembuatan helm
1.4.3 Mampu mengetahui perkembangan helm dari masa ke masa

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Helm

Sejarah kemunculan helm telah lahir sejak zaman Yunani kuno. Pada zaman ini helm
merupakan bagian dari teknologi perang yaitu sebagai pelengkap dari baju zirah/baju besi.
Melihat peranannya yang cukup penting untuk melindungi kepala penggunanya dari ancaman
senjata-senjata musuh maka helm terus berkembang luas.

Helm dianggap sebagai pelindung paling efektif bagi kepala dari tebasan senjata
lawan, lesatan anak panah, atau bahkan bidikan peluru berkecepatan rendah (dari senapan
awal seperti arquebus). Alhasil hingga zaman romawi klasik, abad pertengahan sampai akhir
abad 17, keberadaan helm sebagai perlengkapan pakaian perang ini terus berkembang secara
luas, baik di Eropa bahkan sampai ke Jepang.

Sayangnya perkembangan senjata api sangatlah cepat. Dengan kemampuan ilmu


pengetahuan manusia yang menakjubkan, maka kecepatan peluru pun semakin tinggi.
Akibatnya sejak tahun 1670 penggunaan helm mulai menurun karena dianggap tidak efektif
lagi untuk melindungi penggunanya. Sampai akhirnya pada abad 18, para infantri tidak ada
lagi yang mengenakan helm sama sekali.Namun ternyata riwayat helm tidak berakhir sampai
di situ saja. Meski kecepatan peluru sudah tak terukur lagi, ternyata akhirnya banyak
kalangan yang tetap memandang keberadaan helm sebagai pelindung yang efektif. Hal itu
berdasarkan pemikiran bahwa semua tergantung dari teknologinya dan kualitas bahan yang
digunakan. Akhirnya pada era Napoleon, penggunaan helm kembali dikukuhkan bagi prajurit
kavaleri. Nah, pada maraknya penggunaan artileri berat pada perang dunia I, helm telah
mampu menunjukkan fungsinya dalam mengurangi korban akibat serpihan bom atau
schrapnel. Pembuktian ini menjadikan helm kembali marak digunakan oleh militer sepanjang
waktu kemudian. Sejak pecahnya perang dunia kedua hingga sekarang ini pun helm masih
diwajibkan sebagai peralatan standar bagi prajurit.

Sejalan dengan berkembangnya waktu dan teknologi manusia, helm terus berevolusi.
Dari sisi aktivitas helm tak lagi hanya dibutuhkan untuk perang, tapi juga dikenakan untuk
aktivitas-aktivitas sipil seperti olahraga, pertambangan, berkendara atau kegiatan beresiko
lainnya. Dari sisi bahan, bentuk, teknologi dan modelnya, helm juga terus berubah. Sekarang
ini helm banyak dibuat dari bahan yang lebih bervariasi selain besi yaitu metal atau bahan
keras lainnya seperti kevlar, serat resin, atau bahkan plastik yang kuat.

2.2 Pengertian Ergonomi

Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan


elemen-elemen dalam suatu sistem. Bisa dikatakan juga bahwa ergonomi berkaitan dengan
kesesuaian antara orang dengan pekerjaan. Ergonomi memperhatikan keterbatasan-
keterbatasan yang dimiliki manusia sehingga elemen-elemen dari dari sistem tersebut
disesuaikan dengan manusia sebagai pekerja dengan tujuan memaksimalkan produktivitas
dan keselamatan. Dalam suatu pekerjaan ergonomi sangat penting untuk diterapkan. Dengan
menerapkannya dalam suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut akan sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan pekerjanya dengan tujuan pekerja mampu berproduksi optimal
dengan mengutamakan keselamatan.
2.3 Perkembangan helm dari masa ke masa

Tahun 1954 dibuat helm pertama untuk sepeda motor dari Schuberth.

Tahun 1976 dibuat helm pertama full face helmet dengan bahan komposit.

Tahun 1984 dibuat helm pertama full face dengan bingkai visor.

Pada tahun 1986 dibuat helm pertama dengan permukaan aerodinamis.

Pada tahun 1987 dibuat helm pertama full face dengan sepotong dagu berputar.

Pada tahun 1996 dibuat helm pertama dengan sun visor yang terintergrasi.

Pada tahun 1998 dibuat helm pertama flip-up.

Pada tahun 2002 dibuat helm pertama berkembang di terowongan angin setelah kriteria
aeroacoustic.

Pada tahun 2005 dibuat helm pertama dengan pelinddung dagu.


Pada tahun 2010 dibuat sistem komunikasi pertama - yang terintegrasi dalam kerah helm.

Pada tahun 2012 dibuat helm pertama, di mana antena untuk sistem komunikasi sudah
terintegrasi ke dalam helm.

2.3 Penerapan Ergonomi Pada Helm

Helm merupakan alat keselamatan untuk pengendara motor. Dalam perancangan


produk, ergonomi juga sangat diperhatikan untuk mengutamakan kenyamanan bagi
penggunanya. Ergonomi membuat produk lebih manusiawi dan membuat prosuk menjadi
cocok dengan fisik penggunanya. Ergonomi memiliki beberapa batasan-batasan yang harus
dipenuhi dalam perancangan produk, batasan tersebut berupa ukuran fisik manusia, sifat
psikis manusia, dan catatan interaksi antara manusia dengan alat. Ergonomi dalam
perancangan produk yang paling dasar adalah dari segi antropometri yang berhubungan
dengan ukuran fisik manusia, hal ini bertujuan agar produk yang dirancang sesuai dengan
ukuran penggunanya sehingga nyaman untuk digunakan.

Helm standar harus mempehatikan antropometri agar sesuai dengan ukuran


pengunanya. Untuk perancangan helm ukuran antropometri yang wajib digunakan adalah
panjang kepala dan lebar kepala. Selain itu helm juga tersedia dalam berbagai ukuran
tujuannya sama yaitu untuk lebih menyesuaikan dengan ukuran kepala penggunanya hal ini
dilakukan agar helm tersebut dapat digunakan dengan nyaman. Faktor lainnya juga perlu
diperhatikan agar helm menjadi efektif, aman, sehat, nyaman dan efisien. Sehingga harus
dibuat berdasarkan ukurannya sesuai dengan atropometri kepala orang agar tidak terjadi pada
helm yang dirasakan terlalu sempit maupun longgar saat digunakan oleh pengunannya. Helm
yang terlalu sempit dapat menyebabkan konsentrasi dalam mengendara menjadi berkurang,
sedangkan helm yang terlalu longgar dapat menyebabkan helm bergerak saat mengendarai
sepeda motor sehingga helm harus dibuat berdasarkan ukuran S, M maupun L berdasarkan
rata-rata kepala manusia.

. Adapun dimensi yang digunakan dalam desain dalam helm, antara lain :
1. Panjang kepala
2. Lebar kepala
3.  Diameter maksimum dari dagu
4. Dagu ke puncak kepala
5. Telinga ke puncak kepala
6. Telinga ke belakang kepala
7. Antara dua telinga
8. Mata ke puncak kepala
9. Mata ke belakang kepala
10. Antara dua pupil mata
11. Hidung ke puncak kepala
12. Hidung ke belakang kepala
13. Mulut ke puncak kepala
14.  Lebar mulut

     Untuk lebih spesifiknya banyak data antropometri yang harus diterapkan seperti jarak dari
mata sampai ke ujung kepala dan jarak dari hidung ke dagu . Data tersebut betujuan untuk
mementukan ukuran kaca yang sesuai dengan penggunanya. Bagian luar helm harus
mengunakan bahan yang kuat dan tahan terhadap benturan. Adapun jenis bahan adalah
campuran plastik, fiber glass, fiber carbon. Bagian dalam helm memiliki foam khusus yang
mampu meredam benturan bila terjadi kecelakaan. Foam juga dilapis oleh kain yang dapat
menyerap keringat. Bahan tersebut terasa lembut dikulit dan terasa nyaman bila digunakan,
sehingga bagian dalam helm yang terbuat dari busa juga bertujuan untuk menciptakan
kenyamanan saat digunakan. Bentuk dari busa itu sendiri juga menyesuaikan dengan bentuk
kepala terutama pada telinga. Pada bagian telinga, busa diberi lubang agar telinga tidak
tertutup. Bahkan sekarang banyak dikembangkan teknologi untuk busa helm itu sendiri
bahkan beberapa perusahaan helm sudah menerapkannya. Yaitu fitur “U-shape Air Pump
System” yang berfungsi untuk menyesuaikan tekanan udara pada busa bagian pipi. Teknologi
ini menggunakan kantung udara yang dipasang pada dalam helm tepatnya di bagian pipi yang
bisa dipompa dan juga dikempiskan. Tujuan dari fitur ini adalah agar bentuk busa bisa lebih
menyesuaikan dengan bentuk pipi yang berbeda-beda setiap orangnya sehingga bisa lebih
nyaman untuk digunakan. Disini sangat menonjolkan keergonomisan dari helm-helm yang
beredar saat ini. Selain dari segi busa helm standar saat ini juga memiliki sirulasi udara yang
baik dengan adanya lubang-lubang pada bagian tertentu pada helm sehingga tetap ada udara
yang bersirkulasi di dalam helm sehingga penguna nyaman saat mengunakan helm meskipun
berjam-jam. Bagian lain yang memperhatikan faktor ergonomi adalah pada bagian pengait
tali helm, ukuran pengain disesuaikan dengan jari penggunanya sehingga mudah untuk
dilepas pasang.

     Hal lain yang penting dalam proses perancangan produk adalah usability. Usability
berhubungan dengan bagaimana produk tersebut dapat untuk digunakan dan kesesuaian
dengan penggunanya. Setiap produk memiliki tingat usability yang berbeda-beda satu dama
lain. Kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan produk juga berbeda-beda yang bisa
disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat pendidikan, gender, perbedaan lingkungan,
perbedaan budaya, dan perbedaan pengalaman.
     Dari segi usability ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam sebuah produk. Pertama
adalah kegunaan, hal ini sangat mendasari dalam proses perancangan produk. Produk harus
memiliki keguanaan yang bisa dimanfaatka oleh penggunanya. Dalam hal ini helm diciptakan
untuk memberikan keamanan kepada penggendara motor. Kedua adalah kapasitas, produk
yang diciptakan haruslah memiliki keluaran atau manfaat yang sesauai dengan keinginan
pemakai ketika menggunakan. Helm yang baik tindak hanya mementingkan keamanan saja
tetapi juga harus mementingkan kenyamanan, itu yang diinginkan oleh pemakai ketika
menggunakan helm. Ketiga adalah subyetifitas. Setiap produk harus bisa menyentuh sisi
personalitas seorang calon pemakai, dan memuaskan pemakai secara personal. Memberi
identitas disetiap produk itu sangat penting jadi pengguna merasa puas dengan produk yang
berbeda degan produk yang lain. Hal ini yang memberikan kepuasan lebih kepada pengguna
yang ingin menonjolkan identitas diri. Keempat adalah keandalan, produk yang diciptakan
disini haruslah bisa diandalkan, hal yang berhubungan dengan keandalan adalah produk
tersebut bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Kelima adalah kemudahan untuk
dipelajari, ini berhubungan bagaimana caranya agar produk yang diciptakan mudah untuk
digunakan. Ketika konsumen melihat suatu produk dan langsund dapat mengetahui
bagaimana cara menggunakan produk tersebut maka produk itu memenuhi point kelima ini.
Keenam adalah mengurangi kesalahan, seuah produk yang baik haruslah menawarkan
keamanan yang tinggi dan dapat meminimalisir kesalahan dengan cara memperhatikan
keterbatasan-keterbatasan pada manusia.
     Unsur utama dalam perancangan produk adalah fungsi. Setiap produk sudah seharusnya
mempunyai fungsi, seperti halnya helm. Helm disini sudah jelas memiliki fungsi untuk
melindungi kepala pengendara motor dari benturan ketika terjadi kecelakaan. Sekarang ini
banyak inovasi-inovasi yang dikembangkan oleh designer sehingga helm yang digunakan
menarik. Helm sekarang banyak dikembangkan inovasi-inovasnya dari yang ada
antimalingnya sehingga helm lebih aman bahkan tidak sedikit juga helm yang memiliki kaca
ganda atau yang biasa disebut double visor. Dengan teknologi doule visor tersebut, helm
mmiliki dua lapis kaca yang berbeda dan dapat digunakan siang maupun malam hari. Pada
siang hari bisa menggunakan kaca gelap sehingga pengguna tidak silau. Sebaliknya, pada
malam hari bisa menggunakan kaca yang bening sehingga pandangan terlihat lebih jelas.
Banyak helm-helm standar yang beredar dipasaran saat ini. Bahkan helm juga bisa
dijadikan sebagai fashion dengan bentuk-bentuknya yang menarik. Untuk pengendara yang
suka memperhatikan detail dan estetika memiliki helm yang unik memiliki nilai kepuasan
tersendiri. Dengen helm yang bersih dan keren maka bisa meningkatkan rasa percaya diri dari
penggunanya
     Ergonomi sangat berberan dalam berbagai macam perancangan produk, baik dari yang
paling sederhana sampai bagian yang kompleks. Karena tanpa ergonomi, produk tersebut
akan menjadi sangat kakum menyulitkan dan bahkan bisa mengurangi kenyamanan sampai
hal yang paling fatal yaitu membahayakan keselamatan. Perkembangan ergonomi saat ini
tidak hanya membahas masalah fisik, tapi juga lebih ke arah psikologi sehingga bisa
mempengaruhi dan menyatu dengan penggunanya. Dengan memperhatikan faktor ergonomi
akan banyak mendapatkan nilai tambah yang sangat bermanfaat bagi penggunanya.

     Sekarang ini desain berkembang sangat pesat di bidang ergonomi, banyak perusahaan
yang mulai melihat pentingnya desain sebagai alat untuk bersaing dengan perusahaan lain.
Desain yang dibuat pastinya tidak lepas dari sisi ergonomi juga. Jadi, tanpa disadari banyak
sekali penerapan ergonomi yang berada disekitar kita. Cakupan ergonomi yang sangat luas
dan selalu berkembang menjadi perhatian bagi perusahaan-perusahaanyang bergelut di
bidang pembuatan produk.

BAB 3

PENUTUP

1.5 Kesimpulan

Ergonomi sangat berberan dalam berbagai macam perancangan produk terutama


dalam perancangan helm harus memperhatikan antropometri, usability dan subyetifitas
agar efektif, aman, sehat, nyaman dan efisien (EASNE). Sekarang helm tidak hanya
digunakan sebagai pengaman dalam berkendara namun sudah dijadikan fashion
dengan bentuk-bentuk yang menarik dan sesuai dengan standarisai dengan di tambah
fitur-fitur baru sesuai dengan perkembangannya teknologi.

Anda mungkin juga menyukai