Anda di halaman 1dari 7

Pemakaian Helm

Kewajiban menggunakan helm standar nasional Indonesia bagi pengendara sepeda motor
diatur dalam Pasal 57 ayat (1) jo ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (UU No. 22/2009) yang berbunyi :

(1) Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan wajib dilengkapi dengan
perlengkapan Kendaraan Bermotor.

(2) Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Sepeda Motor berupa helm
standar nasional Indonesia.

Selain itu, Pasal 106 ayat (8) UU No. 22/2009 mengatur bahwa:

Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor dan Penumpang Sepeda Motor
wajib mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia.

Jadi, berdasarkan ketentuan di atas pengendara motor baik pengemudi maupun penumpang
diwajibkan menggunakan helm dengan standar nasional Indonesia. Apabila melanggar,
ancaman atas pelanggaran tersebut diatur dalam Pasal 291 UU No. 22/2009 yang berbunyi :

(1) Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor tidak mengenakan helm standar
nasional Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak
Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

(2) Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor yang membiarkan penumpangnya
tidak mengenakan helm sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) dipidana

1
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak
Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Adapun helm dengan standar nasional Indonesia sesuai UU No. 22/1009 dapat diketahui dari
adanya tanda SNI pada helm. Hal ini sesuai ketentuan Pasal 3 huruf b Peraturan Menteri
Perindustrian No. 40/M-IND/PER/6/2008 Tahun 2008 Tentang Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI) Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua Secara
Wajib.

Keamanan Dalam Berkendara

Keselamatan merupakan hal utama yang harus di jaga pada saat berkendara. Keamanan dan
keselamatan sangat penting untuk kita jaga dan kita terapkan pada saat sedang mengendarai
motor atau mobil. Seperti yang kita lihat saat sekarang ini maraknya orang berkendara tanpa
menggunakan alat pelindung diri dimana APD itu sangat perfungsi untuk melindungi
keselamatan diri saat berkendara. Maraknya kecelakaan yang terjadi sekarang ini sudah
menjadi bukti besar bahwa itu merupakan kelalaian mereka dalam berkendara tanpa
menggunakan alat pelindung. Selain itu maraknya pula adanya ngebut atau balap* liar motor
yang sangat berbahaya bahkan bisa merenggut nyawa. Ini di karenakan kurangnya
pengetahuan atau ketidak patuhan mereka saat berkendara tanpa menggunakan alat
pelindung. Alat pelindung yang kita gunakan sangat berfungsi dan dapat menjaga kesehatan
dan keselamatan jiwa. Berdasarkan kasus dan kejadian yang marak terjadi akibat kematian
dari kecelakaan saat berkendara maka untuk kita wajib menggunakan dan selalu menerapkan
alat pelindung diri saat berkendara misalnya menggunakan helm, sarung tangan, dan jaket
pengaman sehingga itu dapat meminimalisir dan mengurangi angka kecelakaan dan kematian
yang sedang marak terjadi. Hindari kecelakaan dan selalu gunakan alat pelindung diri.

PENTINGNYA SAFETY GEAR

Safety gear adalah perlengkapan keselamatan yang idealnya selalu dikenakan ketika kita
mengendarai sepeda motor. Safety gear dan fungsinya :

1. Helm

2
Perlengkapan yang satu ini hukumnya wajib dikenakan saat mengendarai sepeda motor,
kapanpun dan di manapun! Pastikan helm yang Biker gunakan sudah berstiker SNI atau
DOT(Departement of Transportation). Ini artinya helm yang Biker gunakan sudah berstandar
nasional dan sudah melewati beberapa tahapan pengujian.
* Pastikan helm yang Biker kenakan dalam kondisi terbaik. Maksudnya, pastikan visor
helm tidak memiliki goresan yang dapat mengganggu visibilitas atau busanya sudah tipis.
Pastikan juga helm yang Biker beli tidak mengganggu pendengaran saat dikenakan.
* Ketika membeli helm pastikan juga kulit terluar/batok helm. Helm dengan banderol
harga lebih mahal biasanya memiliki kulit terluar dari bahan fiberglass atau campuran plastik.
Meskipun tergolong ringan, helm tersebut cukup kuat dan mampu meredam benturan keras.
* Pastikan juga kulit terluar helm menyediakan ventilasi dan didesain dengan konsep
aerodinamis. Maksudnya tentu saja untuk mengurangi kebisingan dan tekanan angin saat
berkendara motor.
* Pilih helm yang benar-benar pas di kepala Biker, jangan terlalu kecil atau kebesaran.
Helm yang terlalu kecil biasanya akan membuat kepala kita pusing karena tekanan di dalam
helm terlalu besar. Sementara helm yang terlalu besar juga berbahaya karena tidak akan
memberikan perlindungan sempurna saat terjadinya benturan.
* Selalu pastikan pengaman helm terkunci dengan rapat sebelum berkendara. Biasanya
hal ini ditandai dengan bunyi klik pada pengaman helm yang artinya helm tersebut sudah
terkunci dengan benar. Hal ini juga mencegah helm bergerak kesana kemari saat digunakan.
* Pelindung Mata. Pelindung mata disini bisa berupa visor pada helm, atau kacamata.
Yang jelas, pastikan pelindung mata Biker bersih dan tidak memiliki goresan. Pasalnya, visor
atau kacamata dengan goresan/retak, dapat mengganggu visibilitas Biker saat berkendara.
* Jika cuaca sedang cerah, ada baiknya pilih visor atau kacamata yang sedikit gelap.
Sementara jika cuaca mendung (hujan) atau Biker berkendara pada saat malam hari, ada
baiknya gunakan visor atau kacamata transparan.
2. Jaket
Fungsi jaket bagi biker sangat besar, bukan hanya saja untuk melindungi tubuh dari
benturan benda keras jika terjadi kecelakaan, tapi juga untuk melindungi tubuh dari terpaan
angin, debu/kotoran, bahkan untuk urusan gaya/style sekalipun. Bedanya, jaket motor
biasanya didesain lebih tebal pada bagian siku tangan tapi tetap memiliki ventilasi udara yang
cukup saat dipakai. Dilihat dari material/bahannya, jaket motor ada yang berbahan kulit,
sintetik, parasut, dan berbahan jins. Keempatnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

3
masing. Jaket kulit misalnya, sangat cocok digunakan pada saat cuaca panas maupun dingin,
tidak tembus angin, tapi gampang menimbulkan bau yang kurang sedap.
3. Pelindung Siku
Berfungsi untuk melindungi siku apabila terjadi kecelakaan.
4. Sarung Tangan
Sarung tangan motor digunakan untuk melindungi tangan Biker dari cidera saat
terjatuh. Refleks dasar manusia untuk menahan dengan tangan ketika terjatuh menjadi
penyebab terjadinya cidera parah pada tangan. Selain itu, sarung tangan juga berfungsi untuk
menjaga tangan tetap hangat pada musim dingin/hujan dan menjaga tangan tetap kering pada
saat musim panas, karena keringat seringkali menimbulkan slip saat menarik gas motor.

5. Celana Panjang
Perlengkapan keselamatan yang satu ini boleh jadi bikin kita sangat malas
memakainya. Tapi jika Biker sudah mengenakan helm, sarung tangan, dan jaket untuk
perlindungan tubuh, rasanya kurang lengkap jika tidak disertai dengan celana panjang. Sama
seperti jaket, celana panjang biker biasanya didesain dengan bahan tertentu dan cenderung
lebih tebal di bagian dengkul. Ada banyak pilihan celana panjang biker yang menarik saat ini,
sehingga Biker bisa tetap tampil sporty atau kasual.
6. Pelindung Lutut
Karena kaki biasanya menjadi salah satu anggota tubuh yang paling sering mendapat
cidera saat terjatuh dari motor, maka wajar jika perlengkapan yang harus dipakai di area kaki
cukup banyak. Pelindung tulang kering/shin guards biasanya terbuat dari bahan plastik yang
cukup keras dan dipasang di sekitar area tulang kering.
7. Sepatu
Salah satu komponen safety gear yang satu ini fungsinya sudah sangat jelas yaitu
untuk melindungi kakidari cidera. Biasanya sepatu biker didesain seperti sepatu boot untuk
melindungi pergelangan kaki/ankle dan jari saat terjatuh.
Nah, itulah safety gear atau perlengkapan keselamatan bagi pengendara sepeda
motor yang penggunaannya seringkali kita abaikan. Tapi, safety gear pada dasarnya hanya
meminimalisir cidera saat terjadi kecelakaan atau pada saat terjatuh dari motor. Perilaku kita
sebagai smart bikers yang selalu taat aturan, tidak ugal-ugalan, dan bisa menjaga emosi saat
di jalan, lebih dominan menyelamatkan kita saat di jalan. Keep safety riding !

4
Pengalihan Jalan Jika Ada Keramaian

Penggunaan Jalan Selain untuk Kegiatan Lalu Lintas/ Keramaian


Pesta pernikahan dengan memasang tenda yang menghalangi sebagian jalan raya termasuk
sebagai penggunaan jalan selain untuk kegiatan lalu lintas. Mengenai hal ini dapat dilihat
ketentuannya dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (UU LLAJ) dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
No. 10 Tahun 2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas Dalam Keadaan Tertentu dan Penggunaan
Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu Lintas (Perkapolri 10/2012). Penggunaan jalan selain
untuk kegiatan lalu lintas adalah kegiatan yang menggunakan ruas jalan sebagian atau
seluruhnya di luar fungsi utama dari jalan.1[1]

Penggunaan jalan untuk pesta pernikahan termasuk sebagai penggunaan jalan untuk
kepentingan pribadi. Penggunaan jalan yang bersifat pribadi antara lain untuk pesta
perkawinan, kematian, atau kegiatan lainnya.2[2] Jalan yang dapat digunakan untuk
kepentingan pribadi ini adalah jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.3[3]

Jika penggunaan jalan untuk kepentingan pribadi tersebut mengakibatkan penutupan jalan,
maka penggunaan jalan dapat diizinkan apabila ada jalan alternatif.4[4] Pengalihan arus

5
lalu lintas ke jalan alternatif tersebut harus dinyatakan dengan rambu lalu lintas sementara. 5
[5]

Jika penggunaan jalan tersebut mengakibatkan penutupan jalan, harus ada izin penggunaan
jalan yang diberikan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). 6[6] Polri nantinya
akan bertanggung jawab menempatkan petugas pada ruas jalan untuk menjaga keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.7[7] Sedangkan
pengguna jalan di luar fungsi jalan ini bertanggung jawab atas semua akibat yang
ditimbulkan.8[8]

Izin Penggunaan Jalan


Cara memperoleh izin penggunaan jalan tersebut adalah dengan mengajukan permohonan
secara tertulis kepada:9[9]
a. Kapolda setempat yang dalam pelaksanaannya dapat didelegasikan kepada Direktur Lalu
Lintas, untuk kegiatan yang menggunakan jalan nasional dan provinsi;
b. Kapolres/Kapolresta setempat, untuk kegiatan yang menggunakan jalan kabupaten/kota;
c. Kapolsek/Kapolsekta untuk kegiatan yang menggunakan jalan desa.

Permohonan tersebut diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum waktu pelaksanaan
dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut:10[10]
a. foto kopi KTP penyelenggara atau penanggung jawab kegiatan;
b. waktu penyelenggaraan;

10

6
c. jenis kegiatan;
d. perkiraan jumlah peserta;
e. peta lokasi kegiatan serta Jalan alternatif yang akan digunakan; dan
f. surat rekomendasi dari:
1. satuan kerja perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan pemerintahan
perhubungan darat untuk penggunaan jalan nasional dan provinsi;
2. satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang membidangi urusan
pemerintahan perhubungan darat untuk penggunaan jalan kabupaten/kota; atau
3. kepala desa/lurah untuk penggunaan jalan desa atau lingkungan.

Khusus bagi penggunaan Jalan untuk prosesi kematian, permohonan izin dapat diajukan
secara tertulis maupun lisan kepada pejabat Polri, tanpa memperhitungkan batas waktu
pengajuan sebagaimana disebutkan dalam persyaratan di atas.11[11]

Jadi, pada dasarnya seseorang dapat mengadakan pesta pernikahan dengan memasang tenda
yang menghalangi sebagian jalan raya selama dia telah mendapatkan izin penggunaan jalan
selain untuk kegiatan lalu lintas.
Macam Macam metode Pengalihan Arus lalu lintas :
1. Merubah setengah jalan lama menjadi jalan 2 arah, sementara sebelahnya
dilakukan pelaksanaan pembangunan/ keramaian.
2. Buka tutup jalan, cranya menempatkan dua personil pada kedua sisi ujung jalan
yang sedng dibangun, kedua petugas berkomunikasi dengan alat komunikasi
tertentu spt HT atau HP.
3. Mengalihkan arus lantas ke jalur alternatif dengan cara menutup jalan dan
penggunaan rambu penunjuk arah lantas.

11

Anda mungkin juga menyukai