Anda di halaman 1dari 5

A.

PERMASALAHAN DI LAPANGAN

1. Permasalahan makro

Jas hujan adalah pakaian tahan air yang dipakai untuk melindungi tubuh dari hujan. Fungsi
utama jas hujan untuk meminimalkan masuknya air yang mengenai bagian tubuh dan pakaian.
Kebanyakan jas hujan dibuat dengan bentuk seperti keleawar dan baju biasa. Sedangkan pada bagian
tangan dan kaki masih bisa terkena air hujan dan menyebabkan alas kaki menjadi basah serta dingin.

2. Permasalahan mikro

Jas hujan tidak ada yang menutupi seluruh bagian tubuh seperti kaki dan tangan serta
modelnya yang itu-itu saja.

3. Latar belakang

Pada musim hujan seperti saat ini, salah satu benda yang paling diburu adalah jas hujan. Jenis
pakaian pelindung hujan ini makin populer di Indonesia karena dimanfaatkan oleh pengendara motor
untuk menjaga tetap kering. Jas hujan yang kita kenal kini dirancang secara khusus untuk menjaga
pemakainya tetap kering. Kain yang digunakan dibuat agar tidak bisa menyerap air. Namun, tahukah
Anda, jas hujan atau mantel mulanya jauh dari teknologi semacam ini. Mulanya, jas hujan dibuat
dengan sangat sederhana untuk melindungi diri dari hujan.

Salah satu jas hujan paling awal dirancang di China Kuno. Pakaian pelindung hujan ini
terdokumentasikan dalam sejarah China melalui puisi yang ditulis sekitar tahun 1000 masehi. Bentuk
awalnya adalah jubah yang terbuat dari jerami atau rumput. Para petani China zaman dulu
mengenakan jubah ini agar tetap bisa bekerja di ladang atau sawah saat musim hujan. Meski bisa
melindungi dari basah, jubah ini sangat berat dan kaku. Untuk mengatasi itu, masyarakat kemudian
menggunakan metode lain untuk jas hujan. Metode yang digunakan kemudian adalah mengolesi
minyak pada kain sutra ringan agar air tidak terserap pada kain. Ada pula warga yang
mengembangkan anyaman rumput atau daun yang masih segar. Cara ini membuat mantel hujan lebih
ringan. Pada Amerika Selatan ada pula yang menciptakannya, China bukan satu-satunya tempat yang
mengembangkan jas hujan paling awal. Lokasi lain yang mengembangkan pakaian pelindung ini
adalah Amerika Selatan. Sekitar tahun 1200 masehi, orang Amazon menggunakan ekstrak seperti
lateks dari pohon karet untuk membuat anti air primitif. Ekstrak tersebut kemudian dioleskan pada
alas kaki dan pakaian mereka sehingga menciptakan efek seperti jas hujan modern. Saat orang Eropa
menemukan Amerika Selatan sekitar tahun 1700-an, mereka mengikuti cara warga pribumi.
Sayangnya, karet menjadi lengket ketika cuaca panas dan kaku pada udara dingin. Terobosan Modern
Terobosan baru dalam pembuatan jas hujan kemudian diciptakan oleh Charles Macintosh, ahli kimia
Skotlandia pada tahun 1823. Dia membuat metode baru dengan karet untuk membuat pakaian tahan
air. Karet yang digunakan untuk melapisi pakaian ala Macintosh terlebih dahulu dilarutkan dalam
nafta, zat yang berasal dari "memasak" batubara. Dengan metode itu, dia berhasil membuat karet yang
lentur dan mudah digerakkan. Sayangnya, cara yang dipakai oleh Mackintosh masih memiliki
beberapa sifat karet alami. Selain itu, baunya sangat buruk dan pembuatannya cukup berbahaya.
Untuk menghindari kedua masalah di atas, Thomas Hancock kemudian menciptakan proses baru,
yaitu vulkanisasi. Caranya, karet alami dipanasakan dan dicampur dengan belerang dalam kondisi
terkontrol. Plastik Mengambil Alih Sekitar abad ke-20, terjadi ledakan penggunaan bahan-bahan
sintetis seperti plastik dan nilon. Setelah Perang Dunia II, jas hujan plastik dan nilon menjadi tenar.
Bahan ini dengan cepat disukai banyak orang karena mudah didesain, harga terjangkau, lebih mudah
dibuat, dan benar-benar anti-air.
4. Konsep desain

Model jas hujan yang terinspirasi oleh baju bayi yang yang tertutup pada tangan dan kakinya.

B. LANDASAN TEORI

1. Kajian teori fungsi

“Desain merupakan suatu proses kreatif dalam memecahkan suatu permasalahan dalam hal
yang menyangkut perancangan suatu objek yang bersifat fungsional atau estetis. Yang pada
prinsipnya melihat aspek teknis, fungsi, material, tanpa melepaskan unsur warna, garis, tekstur,
keseimbangan komposisi, dan bentuk” Beta (2008, hlm. 5).

2. Kajian teori inovasi (disesuaikan dengan konsep design)

Inovasi adalah salah satu pilihan korporasi dalam menghadapi persaingan pasar dan
pengelolaan yang berkelanjutan. Freeman (2004) menganggap inovasi sebagai upaya dari perusahaan
melalui penggunaan teknologi dan informasi untuk mengembangkan, memproduksi dan memasarkan
produk yang baru untuk industri. Dengan kata lain inovasi adalah modifikasi atau penemuan ide untuk
perbaikan secara terus-menerus serta pengembangan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

C. ARTEFAK

1. Judul

Jas hujan full body.

2. Pengembangan gagasan atau ide sebagai konsep karya

karena Fungsi utama jas hujan untuk meminimalkan masuknya air yang mengenai bagian
tubuh dan pakaian. Kebanyakan jas hujan dibuat dengan bentuk seperti keleawar dan baju biasa.
Sedangkan pada bagian tangan dan kaki masih bisa terkena air hujan dan menyebabkan alas kaki
menjadi basah serta dingin. Pada saat memakai jas hujan juga agak ribet seperti pada jas hujan model
baju biasa. Disini saya akan membuat dengan model inovasi dari bentuk baju bayi yang mudah untuk
dikenakan juga dengan simple, ringan, sederhana, dan efisien.

3. Pemilihan media dalam berkarya

Bahan yang digunakan adalah Bahan parasut. Bahan parasut kebanyakan dipakai untuk
pembuatan bahan pakaian. Salah satu kelebihan bahan ini adalah tahan air dan angin serta ringan.
Ketika jas hujan berbahan parasut digunakan, akan lebih lembut dibandingkan dengan jas hujan
lainnya. Jas hujan jenis ini memang agak mahal dibandingkan dengan jas hujan lainnya karena
bahannya termasuk lebih awet dari bahan jas hujan lainnya.
4. Visualisasi desain berdasarkan referensi teoritik dan praktis

5. Tujuan karya manfaat yang diperoleh untuk manusia

Dapat menutupi seluruh tubuh serta pakaian yang dikenakan termasuk alas kaki seperti sepatu
serta memiliki model baru pada jas hujan masa kini.

D. METODOLOGI PENCIPTAAN DESAIN

1. Pra desain meliputi:

a) Desain tahap eksplorasi

Mencari referensi dari berbagai sumber yang akan dibuat untuk tolak ukur desain
yang akan dibuat. Seperti baju bayi yang tertutup pada tangan dan kakinya.

b) Aktivitas penjelasan ide

menciptakan sebuah desain yang lebih baru dan memiliki kebermanfaatan lebih
seperti pada jas hujan.
c) Pengumpulan data referensi

desain jas hujan ini mengolah dari bentuk baju bayi yang tertutup pada tangan dan
kakinya.

d) Pengolahan dan analisis data dijadikan sebagai dasar untuk membuat rancangan bentuk
desain

pada saat musih hujan dan orang-orang menggunakan jas hujan, mereka selalu basah
pada tangan dan kakinya serta sepatu atau alas kaki lainnya. Jadi saya membuat desain jas
hujan dengan bentuk seberti baju bayi yang tertutup pada tangan dan kakinya dengan simple,
ringan, sederhana, dan efisien.

2. Proses desain

a) Pengembaraan jiwa, pengamatan lapangan/research

Pada 15 orang yang saya tanya ada 11 orang yang menyukai desain jas hujan full
body, sedangkan ada 4 orang yang menyukai desain jas hujan lainnya.
b) Perancangan untuk menuangkan ide

Dari baju bayi tersebut menjadi desain yang akan dirancang meenjadi jas hujan full body

c) Realisasi dan Perwujudan realisasi rancangan

3. Pasca design melakukan evaluasi (kritik desain) perwujudan karya nyata.

Desain logo jas hujan full body yang dibuat dapat menutupi tubuh yang masih terkena
hujan pada saat menggunakan jas hujan biasa serta desain lebih simple dan efisien.
METODE PENCIPTAAN

PERANCANGAN DESAIN JAS HUJAN FULL BODY


Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penciptaan

Disusun oleh:

Naufal Adriansyah (24014180)

Rombel 203-204

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Anda mungkin juga menyukai