Anda di halaman 1dari 35

HANDOUT CELANA

SANTAI
KELAS XII TATA BUSANA

Disusun Oleh:
Khikmatul Khasanah,S.Pd

PPG DALAM JABATAN


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 KARANGGAYAM
Jl. Kebakalan KM 10, Karanggayam, Kebumen 54365
Website: www.smkn1karanggayam.sch.id, e-mail: smknegeri1karanggayam@gmail.com

HANDOUT 1
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Karanggayam
Mata Pelajaran : Pembuatan Busana Industri
Kelas/Semester : XI TB / II ( Gasal )
Program : Tata Busana
Materi Pokok : Pengertian Celana Santai
Macam-macam celana santai
Karakristik celana santai
Alat dan bahan celana santai
Prosedur pembuatan celana santai
Alokasi Waktu : 12 jp x @ 45 Menit

A. KOMPETENSI DASAR
3.14 Menganalisis pembuatan celana santai
4.14 Membuat celana santai

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.14 Menganalisis pembuatan celana santai
4.14 Membuat celana santai
4.14.5 Melakukan proses sewing celana santai secara industri

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.14.1. Peserta didik kelas XII Tata Busana dapat menjelaskan pengertian celana santai, ketepatan
minimal 75 % dengan menerapkan kejujuran dan kedisiplinan setelah mempelajari hand
out yang sudah di share di google classroom.

3.14.2. Peserta didik kelas XII Tata Busana dapat menjelaskan karakteristik celana santai,
ketepatan minimal 75 % dengan menerapkan kejujuran dan kedisiplinan setelah
mempelajari hand out yang sudah di share di google classroom.

3.14.3. Peserta didik kelas XII Tata Busana dapat menjelaskan macam – macam celana santai,
ketepatan minimal 75 % dengan menerapkan kejujuran dan kedisiplinan setelah
mempelajari hand out yang sudah di share di google classroom.

3.14.4. Peserta didik kelas XII Tata Busana dapat menguraikan prosedur pembuatan celana santai
secara industri, ketepatan minimal 75 % dengan menerapkan kejujuran dan kedisiplinan
setelah mempelajari hand out yang sudah di share di google classroom.
3.14.5. Peserta didik kelas XII Tata Busana dapat menentukan alat dan bahan yang digunakan
dalam pembuatan celana santai secara industri, ketepatan minimal 75 % dengan
menerapkan kejujuran dan kedisiplinan setelah mempelajari hand out yang sudah di share
di google classroom.

4.14.1 Setelah mengikuti pembelajaran praktik sesuai job sheet peserta didik kelas XII Tata
Busana dapat menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan celana santai
dengan tanggung jawab sesuai SOP.
4.14.2. Setelah mengikuti pembelajaran praktik sesuai job sheet peserta didik kelas XII Tata
Busana dapat melakukan spreading pembuatan celana santai dengan cermat sesuai SOP.
4.14.3. Setelah mengikuti pembelajaran praktik sesuai job sheet peserta didik kelas XII Tata
Busana dapat melakukan cutting pembuatan celana santai dengan tanggung jawab sesuai
SOP.
4.14.4. Setelah mengikuti pembelajaran praktik sesuai job sheet peserta didik kelas XII Tata
Busana dapat melakukan bundling dan numbering pembuatan celana santai dengan cermat
sesuai SOP.

D. PENDAHULUAN

Handout pembauatan celana santai ini merupakan rangkuman materi tentang pengertian,
karakristik, spesifikasi, alat dan bahan serta prosedur pembuatan celana santai dalam mata
pelajaran pembuatan busana industri. Dalam hand out ini juga berisi tentang langkah spreading,
cutting, bendling dan numbering, sewing, finishing, pressing dan packing sampai dengan contoh
gambar dan cara pengerjaannya.

E. MATERI PEMBELAJARAN

MENGANALISIS PEMBUATAN CELANA SANTAI


A. Pengertian Celana Santai
Celana adalah pakaian luar yang menutup pinggang sampai mata kaki, kadang-kadang hanya
sampai lutut, yang membungkus batang kaki secara terpisah, terutama merupakan pakaian lelaki.
Santai dalam arti bebas dari rasa ketegangan; dalam keadaan bebas dan senggang.

Jadi pengertian Celana Santai adalah pakaian luar yang bebas yang membungkus batang kaki
secara terpisah yang menutupi dari pinggang sampai panjang yang diinginkan.
B. Karakteristik Celana santai
1. Nyaman digunakan, longgar, bebas untuk bergerak, panjang maupun pendek
2. Bahan yang digunakan mudah menyerap keringat
3. Pemilihan model simpel
4. Digunakan untuk kesempatan santai

C. Bahan yang digunakan


1. Kain Katun
Kain katun merupakan jenis bahan rajut yang berbahan dasar dari serat kapas. Kain ini
memiliki karakteristik tidak mudah kusut dan luntur saat dicuci, walaupun sedikit kaku tetapi
sangat nyaman digunakan karena bahannya dingin dan menyerap keringat. Celana dengan
bahan ini cocok digunakan sebagai celana santai yang dapat mendukung penampilan casual.

2. Kain Drill
Kain drill merupakan bahan yang dipintal dengan tekstur miring / diagonal dan memiliki
jalinan benang yang kuat. Jenis kain ini sangat nyaman dipakai dan memiliki koleksi warna
terlengkap dibandingkan bahan lain. Bahannya terasa tebal, kuat , dan agak kaku. Jenis kain
drill sering digunakan untuk acara formal, semi formal maupun casual.

3. Kain Polyester
Jenis kain polyester merupakan bahan yang ringan dan mudah menyerap keringat. Selain itu
bahan ini juga cepat kering jika basah karena air, dan dijamin harga juga relatif murah
dibandingkan bahan lain.
4. Kain Canvas
Kain canvas merupakan jenis bahan yang memiliki karakteristik tebal dan berat, agak gerah
ketika digunakan. Celana canvas biasanya digunakan untuk celana pendek maupun panjang.

5. Kain Ripstock
Kain ripstock merupakan kain yang memiliki karakteristik tekstur kotak-kotak yang terbuat
dari tenunan benang nilon yang diperkuat secara khusus dengan selingan tenunan benang
yang berukuran lebih besar. Kain ini bersifat kedap air, kedap udara serta fire resistant
sehingga menjadikannya kuat dan tidak mudah terbakar.

6. Kain Denim
Kain denim merupakan kain yang terbuat dari bahan alam yaitu kapas, sering disebut katun
twill. Kain ini dibuat dari serat kapas yang dibuat kasar , ditenun secara diagonal
menggunakan tambahan tertentu. Jenis bahan ini sangat banyak diminati karena sangat
fleksibel untuk dipadukan dengan baju atasan.
7. Kain Corduroy
Kain corduroy memiliki tekstur khas, yaitu permukaan kain yang bergaris-garis dan tebal.
Jenis bahan ini dapat mempertahankan bentuknya setelah dicuci sehingga bisa langsung
dipakai tanpa terlalu sering disetrika. Akan tetapi, bahan corduroy mudah rusak jika terlalu
sering dicuci.

8. Kain Jersey
Kain jersey biasa digunakan sebagai bahan celana untuk pakaian olahraga. Material dari kain
jersey terbuat dari campuran katun dan kain sintetis. Karakter yang dimiliki kain ini adalah
halus, tidak berbulu, elastis, dan lembut.

9. Kain Spandex
Kain spandek merupakan jenis kain yang terbuat dari serat buatan yang memiliki karakter
bahan yang elastis atau mampu merenggang. Kemampuan merenggang pada kain spandex
bisa mencapai 5 kali dati ukuran aslinya. Bahan yang satu ini didesain dengan bahan
sintetisyang 100% digunakan untuk menggantikan peran karet
D. Motif Celana Santai
Macam macam mofit pada celana santai yaitu :
1. Motif batik
2. Bunga
3. Simetris
4. Flora fauna
5. Kotak
6. Polkadot
7. Abstrak
8. Lurik, dan motif motif lainnya

E. Macam – Macam Celana


Berdasarkan siluet, celana di uraikan sebagai berikut :
A B C D E F

KETERANGAN :

A. Celana dengan siluet lurus.


B. Celana dengan siluet longgar di sekitar pinggang, selanjutnya meruncing menuju kelim
bawah.
C. Celana bersiluet sangat besar dari pinggul ke kelim bawah, seperti kantong / baggy.
D. Celana dengan siluet melebar lembut keluar dari pinggul atau paha menuju kelim bawah.
E. Siluet celana yang longgar pada bagian atas pesak (crotch) kemudian sangat sempit ketika
mencapai kelim bawah.
F. Siluet celana yang melebar, pas pada bagian kaki menuju ke lutut, kemudian melebar dalam
bentuk sebuah lonceng.

Berdasarkan panjangnya, celana terdiri atas bagian – bagian sebagai berikut :

1. Short, yaitu celana panjang yang panjangnya cukup menutupi panggul.


2. Jamaica, yaitu celana yang panjangnya pertengahan paha.
3. Bermuda, yaitu celana yang panjangnya sampai di atas lutut.
4. Pedal pusher, yaitu celana yang panjangnya sampai di bawah lutut.
5. Capri pant, yaitu celana yang panjangnya sampai di atas mata kaki.
6. Full Lenght, yaitu celana yang panjangnya sampai mata kaki
CONTOH DESAIN CELANA SANTAI

F. Pengertian
Pembuatan
Busana
Secara
Industri
Dalam industry busana, satu model busana diproduksi secara massal artinya diproduksi dalam
jumlah besar. Untuk satu produk bisa dibuat satu ukuran atau beberapa ukuran, dengan ukuran
standart ( S, M, L, dan XL atau dengan nomor 14, 15, 16 dst)
Dalam menggunting busana industry menggunakan mesin potong, sehingga bisa memotong
dalam jumlah banyak ( bisa sampai 100 lembar atau lebih ). Pada umumnya system
produksinya menggunakan system ban berjalan atau borongan.

Keterangan :
Spreading : proses menggelar kain lembar demi
lembar menjadi tumpukan kain
Cutting : proses pemotongan kain mengikuti
garis-garis pola pada kertas marka
Sewing : proses menjahit komponen dan
merakitnya hingga menjadi pakaian lengkap
Finishing : proses penyempurnaan; trimming,
ironing, folding, tickets, label, dll.
Packaging : proses pembungkusan dengan plastik
dan masukkan ke carton box
Shipping : pengapalan/pengiriman barang kepada konsumen.

1. Alat dan Bahan Pembuatan Celana Santai


Alat :
 Meja potong / meja datar
 Mesin Spreading
 Penindih kain ( Jika tidak menggunakan mesin spreading )
 Mesin potong/ Gunting kain
 Gunting benang
 Pita ukur
 Penggaris
 Kapur jahit
 Alat menggunakan Tag Gun
 Mesin jahit
 Alat jahit
 Alat pressing

Bahan :
 Kain atau bahan yang akan di potong
 Marker celana santai
 Bahan untuk tiket mengggunakan kertas sticker
 Bahan untuk label menggunakan ketas karton, manila, duplexs, plastik mika
 Benang

2. Proses Pembuatan Busana Industri


a. Penggelaran bahan (spreading)
Pembentangan (spreading) kain dilakukan dengan cara membentangkan, menyusun, dan
menumpuk kain di atas meja potong sesuai dengan jumlah tumpukan yang telah
direncanakan sebelumnya.
Penggelaran bahan merupakan kegiatan pengkondisian, pembukaan, penggelaran kain pada
meja cutting dengan panjang dan jumlah tumpukan tertentu untuk perlakuan proses
pemotongan bahan.

Hal – Hal yang harus diperhatikan dalam penggelaran bahan


1) Gelar kain sesuai dengan kebutuhannya
2) Perhatikan gelaran kain lembar demi lembar secara teliti dan cermat
3) Pastikan antara gelaran pertama sampai gelaran terakhir tepi kain harus sama baik
memanjang maupun melebar
4) Tegangan kain harus sama
5) Pastikan tidak ada kain yang melipat, kendor, menggelembung, renggang satu sama lain,
dan kain harus rata
6) Tinggi tumpukan kain atau jumlah lembar kain harus lebih rendah, dibandingkan dengan
tinggi efektif pisau potong
7) Kerapatan atau kepadatan kain dibagian atas, tengah, bawah, harus sama
8) Pasang kertas marker yang sudah di cek, dan siap untuk di pasang pada gelaran kain
9) Siapkan stiker budling dan numbering pada setiap komponen marker
10) Siapkan mesin potong sesuai dengan spesifikasi tumpukan kain dan gunakan pisau
potong yang tajam.

 Metode Penggelaran Bahan


1) Metode manual, kain digelar secara manual tanpa alat oleh spreader

2) Metode semi otomatis, kain digelar dengan rol yang digerakkan oleh spreader
3) Metode otomatis, kain digelar secara mekanik oleh mesin yang dikendalikan
computer

 Mode/Arah Gelaran Bahan


Dalam menggelar kain ada beberapa mode/arah yang dapat dipilih
https://www.slideshare.net/PriyambadaKhushboo/apparel-manufacturing- process:

1) Mode Face / one / Way, Nap / one / Way (F / O / W, N / O / W)


Pada mode ini setiap lapis kain digelar menghadap ke atas dan digelar satu arah saja dari
ujung meja ke ujung didepannya. Hal ini memungkinkan spreader untuk melihat semua
permukaan kain untuk mengidentifikasi cacat dalam kain. Mode ini merupakan mode
penggelaran kain terbaik/tingkat kualitas tertinggi.

2) Mode Face / one / Way, Nap / Up / Dow (F / O / W, N / U / D)

Dalam mode ini, kain ini digelar dari awal meja hingga ke ujung meja. Kain dipotong arah
lebar kain, selanjutnya gulungan kain diputar 1800 kain digelar lagi dari awal kembali ke
ujung meja di mana kain akan dipotong dan diputar lagi. Proses ini diulang sampai semua
lapisan kain yang diperlukan lebar.
Mode ini memiliki kualitas terbaik kedua dan hanya digunakan pada kain yang
simetri.

3) Mode Face to Face (F/F), Nap-one-way (N/O/W)Pada mode ini lapis kain digelar bagian
baik saling berhadapan, bagian buruk juga saling berhadapan. Kain digelar dari ujung
meja potong ke ujung berikutnya, kemudian kain dipotong, diputar sehingga bagian baik
saling berhadapan dan selanjutnya kain ditarik ke ujung awal menuju ujung
berikutnya. Begitu seterusnya bergantian bagian buruk kain berhadapan dan diulang
sampai gulungan kain tergelar semua.
4) Mode Face to Face, Nap / Up / Down (F/F- N / U / D)

Mode ini merupakan mode penggelaran kain paling cepat, penggelaran dimulai dari
ujung meja, ke ujung meja lainnya dengan llapisan kain bagian baik saling
berhadapan dan bagian buruk juga saling berhadapan (lipatan kain seperti kipas). Mode
tidak memerlukan biaya mahal, karena penggelaran tidak memerlukan waktu lama.
Namun tidak semua lapisan kain dapat teridentifikasi cacatnya.

 Proses Penggelaran Bahan Celana

Berikut ini proses penggelaran bahan yang dilakukan di industry pada umumnya
https://www.youtube.com/watch?v=nmkS8brdWhI, termasuk penggelaran bahan untuk
celana.
1) Bentangkan kertas alas, bentangan kertas alas disesuaikan dengan panjang marker
paper dan beri allowance ½” pada ujung dan akhir kertas alas.

2) Bentangkan kain untuk kemeja 5 layer sesuai dengan instruksi/catatan yang terdapat
pada cutting sheet. Periksa defect dan kondisi kain secara menyeluruh. Ratakan seluruh
lapisan kain dengan penggaris panjang/pengga
3) Pasang marker, cek apakah semua komponen sudah masuk di dalam area ka

4) Agar marker tidak bergeser letakkan


pemberat kain untuk menahannya.

b. Memotong bahan (Cutting)


Pemotongan bahan merupakan proses pencacahan lembaran kain menjadi bagian-bagian
potongan/bentuk tertentu yang merupakan bagian-bagian sebuah produk/apparel sesuai dengan
marker-nya
1) Hal – Hal yang harus diperhatikan dalam pemotongan bahan
a) Jenis mesin cutting yang akan dipakai
b) Bentukan-bentukan potongan sesuai marker
c) Jumlah tumpukan kain yang akan dipotong
d) Kemungkinan adanya pergeseran lembaran kain dalam tumpukan
e) Tanda-tanda potongan yang mungkin ada

2) Metode Pemotongan Bahan


a) Metode manual, yaitu cara pemotongan bahan yang dikendalikan oleh tangan/pemotongan
bahan yang dilakukan secara manual mesin potong digerakkan dengan tangan. Mesin potong
yang digunakan: round knife, straight knife, band knife.
https://www.youtube.com/watch?v=qvr1JvGasF8
b) Mesin potong kain pisau bundar (round knife cutting)
Mesin potong kain ini memiliki pisau berdiameter antara 10 – 20 cm, berat sekitar mesin 3
kg dan memiliki kemampuan memotong dengan ketebalan tumpukan kain hingg 3 cm atau
sekitar 20 – 30 lapis kain.

c) Mesin potong kain pisau lurus (straight knife cutting)


Mesin potong kain ini tersedia dalam beberapa tipe sesuai ukuran panjang pisaunya.
Panjangpisau berkisar 5 inchi-13 inchi. Mampu memotong kain dengan ketebalan 5-30 inchi
atau sekitar 50-10 lapisan kain.
d) Mesin potong bahan Band Knife
Mesin potong ini memiliki ciri khusus yaitu pada saat proses memotong yang digerakkan
adalah kainnya mengikuti garis potong pola. Biasanya digunakan untuk merapikan hasil
potongan dari round knife ataupun straight knife.

e) Metode semi otomatis, kain digelar dengan rol yang digerakkan oleh spreader
https://www.youtube.com/watch?v=Ac_rhEMmyqg

f) Metode Otomatis
Mesin potong bahan otomatis merupakan mesin potong yang digerakkan oleh computer
(Computer Aided Machine/CAM). Pada industry garmen yang berorientasi ekspor
umumnya telah menggunakan mesin-mesin CAD/CAM (Computer Aided Design) dari
pembuatan desain, pola hingga marker dilakukan dengan program computer. Selanjutnya
hasil dari program CAD dimasukkan dalam system CAM untuk dilakukan proses
penggelaran kain dan pemotongan bahan secara otomatis dikontrol dengan computer.
Mesin potong yang digunakan dengan metode otomatis adalah: knife cutting, water jet, laser
cutting, plasma torch cutting. https://www.youtube.com/watch?v=qvr1JvGasF
b. Bundling dan Numbering
Bundling adalah proses pengikatan dan pemberian keterangan/informasi atau data pada komponen-
komponen pakaian sesuai dengan bagiannya sesudah dilakukan pemotongan bahan. Tujuan bundling
adalah untuk mempermudah membedakan bagian-bagian potongan komponen pakaian maupun size.
Contoh urutan proses bundling bahan kemeja/celana:
a) Proses Bundling
a) Ambil hasil dari proses pemotongan bahan pada setiap komponen pola celana, lalu bundel
secara langsung untuk menyatukan komponen tersebut agar tidak tercampur dengan komponen
lainnya.
b) Dari bendel-bendel tersebut selanjutnya lakukan pengelompokan komponen-
komponen pola per size dengan jumlah tertentu misalnya setiap 150-an lembar
menjadi 1 bendel. Kemudian setiap bendel beri identitas dengan tiket bundling.

Contoh keterangan stiker bundling


Style : diisi dengan kode model, kategori
produk
Size : diisi ukuran komponen pola
Tahap : diisi sesuai urutan proses pemotongan
Bendel : diisi urutan bendel komponen pola
No seri : diisi urutan lapisan/tumpukan
Jumlah : diisi jumlah total dalam 1 bendel
Komponen : diisi nama komponen pol

Pembuatan tiket dilakukan dengan mencetak keterangan dengan printer, seperti contoh
berikut ini :
Hasil cetak dipotong kemudian ditempelkan pada kerta tebal, seperti berikut ini:

Selanjutnya dipasangkan pada bendel potongan komponen seperti berikut ini:

Sistem bundling dilakukan pada proses garmen, karena proses garmen tidak hanya
membuat 1 potong pakaian tetapi membuat lebih banyak sesuai dengan pesanan buyer,
tetapi jika hanya membuat 1 potong tidak perlu dilakukan bundling. Jika proses
bundling selesai, selanjutnya diakukan pemotongan bahan

b) Proses Numbering

Numbering adalah proses pemberian nomor pada bagian komponen– komponen pola
sesuai dengan urutannya saat penggelaran kain lembar demi lembar menjadi tumpukan
banyak, misal 150 lembar setiap tumpukan. Berarti pola kemeja body belakang
sebanyak 150 lembar, maka harus di beri nomor dari lembar 1 s.d. 150. Ini dilakukan
pada setiap komponen. Tujuan dari proses numbering adalah :
a) Memudahkan memilih panel/komponen pada proses sewing,
b) Menghindari shading antara komponen yang satu dengan yang lainnya,
c) Menghindari tertukarnya ukuran komponen, jadi setiap satu ukuran garment
akan dirakit dengan komponen tetap pada satu layer,
d) Mengidentifikasi size label pada proses jahit.
e) Numbering bisa menggunakan sticker atau cap tinta

Urutan proses numbering komponen hasil pemotongan bahan kemeja/celana adalah


sebagai berikut:
a) Ambil bendel komponen celana
b) Siap kan alat pemasang stiker
nomer

c) Tempeli nomer pada komponen celana (badan celana depan dan belakang) lembar
demi lembar secara urut sesuai dengan urutan pada susunan kain saat spreading

d) Kalau sudah selesai langsung bendel kembali dan dikelompokan sesuai dengan
size/ukurannya
Sistem numbering perlu dilakukan pada proses garmen, karena pada proses garmen
membuat pakaian dengan jumlah banyak dan dengan jangka waktu yang telah
ditentukan sehingga proses produksi akan lebih lancar.

G. RANGKUMAN
Celana santai sejak dahulu memang dikenal sebagai salah satu jenis item fashion yang
sangat pas dan nyaman saat dikenakan dalam berbagai kesempatan casual. Bentuk dan
variasi dari celana santai sendiri sebenarnya sangat beragam dan dapat dipilih sesuai
kebutuhan pemakainya. Mulai dari hot pants, jigger pants, cargo pants hingga pajama
pants yang berpotongan simple.

H. SUMBER BELAJAR
1. Sri Emy Yuli dan Adam Jerusalem. 2019. Modul PPGJ Pembuatan Busana Industri.
Kemenristekdikti.
2. Agustin Rinartati dan Heni Mustofani. 2018. Pembuatan Busana Industri Tata
Busana. School of fashion and garment production Surabaya.
3. Lily Masyhariati. 2016. Modul Guru Pembelajar Produksi Kemeja dan Blus.
Kementrian dan Kebudayaan RI
4. https://www.youtube.com/watch?v=nmkS8brdWhI, (Penggelaran bahan/spreading)
5. https://www.helmiwarti.com/cara-membuat-gambar-pola-dasar-celana-panjang-pria/
6. https://www.youtube.com/watch?v=qvr1JvGasF8 (metode pemotongan bahan
manual)
7. https://www.youtube.com/watch?v=Ac_rhEMmyqg (metode pemotongan bahan semi
otomaris)
8. https://www.youtube.com/watch?v=qvr1JvGasF (metode pemotongan bahan
otomatis)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 KARANGGAYAM
Jl. Kebakalan KM 10, Karanggayam, Kebumen 54365
Website: www.smkn1karanggayam.sch.id, e-mail: smknegeri1karanggayam@gmail.com

HANDOUT 2
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Karanggayam
Mata Pelajaran : Pembuatan Busana Industri
Kelas/Semester : XI TB / II ( Gasal )
Program : Tata Busana
Materi Pokok : Sewing, finishing, pressing, dan packing
Alokasi Waktu : 12 jp x @ 45 Menit

A. KOMPETENSI DASAR
3.14 Menganalisis pembuatan celana santai
4.14 Pembuatan Celana Santai

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.14.6. Menganalisis pembuatan celana santai secara industri
3.14 Membuat celana santai

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.14.6. Peserta didik kelas XII Tata Busana dapat menganalisis pembuatan celana santai,
ketepatan minimal 75 % dengan menerapkan kejujuran dan kedisiplinan setelah
mempelajari hand out.

4.14.6 Peserta didik kelas XII Tata Busana dapat membuat celana santai, ketepatan
minimal 75 % dengan menerapkan kejujuran dan kedisiplinan setelah mempelajari
hand out.

D. PENDAHULUAN
Busana industri adalah pakaian yang dibuat secara massal untuk dijual dalam keadaan
siap pakai. Busana industri tidak diukur menurut pesanan perorangan, tetapi menurut
ukuran yang sudah ditentukan atau menggunakan ukuran standar (S, M, L, XL), dijahit
dalam partai besar, pengerjaan dan penyelesaian jahitan 100% menggunakan mesin
industri, proses penjahitan atau sewing dilakukan sesuai alur yang sudah ditentukan.

Persiapan produksi/pre-production dalam keseluruhan proses produksi pakaian seringkali


terlupakan sebagai proses awal yang memegang peranan penting dalam menciptakan
efisiensi dan kualitas produk akhir, karena seringkali kesalahan-kesalahan yang terjadi
pada proses-proses ini tidak dapat diperbaiki pada proses-proses selanjutnya. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dimasukkan dalam persiapan produksi adalah pattern, grading,
marker, speading, cutting, bundling dan numbering.

E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Penjahitan secara industri (Sewing)
Proses menjahit merupakan kegiatan utama dalam penciptaan sebuah produk. Dalam
menjahit kemeja dan celana diperlukan beberapa mesin jahit yang akan
menghasilkan stitch.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses menjahit adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat-alat jahit yang diperlukan Seperti mesin jahit yang siap pakai yang
telah diatur jarak setikannya, jarum tangan, jarum pentul, pendedel, seterika dan
sebagainya, serta bahan yang telah dipotong beserta bahan penunjang/pelengkap
yang sesuai dengan desain.
2. Pelaksanaan menjahit 
Secara umum langkah–langkah menjahit celana santai sebagai berikut:
a. Menjahit saku samping depan celana
b. Menyambungkan bagian sisi depan dan belakang celana
c. Menyambung sisi dalam bagian depan dan belakang celana.
d. Menyambung pesak
e. Mengelim bawah celana
Penjahitan merupakan proses yang sangat penting dalam suatu usaha busana. Tujuan
penjahitan adalah untuk membentuk sambungan jahitan (seam) dengan
mengkombinasikan antara penampilan yang memenuhi standar  proses produksi yang
ekonomis.
Menjahit busana untuk produksi massal, proses menjahit sebaiknya dilakukan dengan ban
berjalan, maksudnya untuk selembar pakaian dikerjakan oleh sederet operator
menjahit.Setiap bagian menggunakan mesin jahit yang khusus, sesuai dengan teknik
jahitnya, dan operatornya disesuaikan dengan keahliannya.

2. Langkah kerja menjahit celana santai

Peta Proses Menjahit Celana Santai


Untuk memudahkan pembuatan peta proses penjahitan maka sebaiknya dilakukan
analisa penjahitan dari jenis pakaian yang akan diproduksi.
Langkah Kerja

1. Gabungkan bagian kiri depan dan bagian


kanan depan celana dengan jarum pentul.
Kemudian jahit bagian tengahnya.
Lakukan hal yang sama untuk
menyambung bagian kanan depan dan
bagian kiri depan celana kemudian obras
bagian tepinya

2. Selanjutnya jahit pula bagian selakangan


serta bagian samping kanan dan samping
kiri celana (bagian yang lurus) dengan
menggunakan mesin jahit. Rapikan bagian
kain yang bertiras dengan mesin obras

5. Untuk membuat ban pinggang celana, lipat


bagian atas celana sekitar 3 cm atau sesuai
dengan ukuran karet yang akan digunakan
lalu jahit seluruh tepinya. Sisakan sedikit
celah untuk memasukkan karet elastis
6. Ukur panjang karet sesuai ukuran lingkar
pinggang. Lebihkan sekitar 5 hingga 10
cm untuk mempermudah proses
pengerjaan berikutnya. Masukkan karet
pada ban pinggang dengan menggunakan
bantuan peniti

7. Satukan kedua ujung karet elastis


kemudian kunci bagian sambungannya
dengan jahitan mesin jahit atau tangan
supaya tidak mudah terlepas

8. Terakhir rapikan ujung bagian bawah


celana dengan cara mengobras dan
melipatnya ke bagian dalam. Kemudian
jahit sekelilingnya supaya tidak terlepas
kembali

F. RANGKUMAN
Celana santai sejak dahulu memang dikenal sebagai salah satu jenis item fashion yang
sangat pas dan nyaman saat dikenakan dalam berbagai kesempatan casual. Bentuk dan
variasi dari celana santai sendiri sebenarnya sangat beragam dan dapat dipilih sesuai
kebutuhan pemakainya. Mulai dari hot pants, jigger pants, cargo pants hingga pajama
pants yang berpotongan simple.

G. SUMBER BELAJAR
1. Sri Emy Yuli dan Adam Jerusalem. 2019. Modul PPGJ Pembuatan Busana Industri.
Kemenristekdikti.
2. Agustin Rinartati dan Heni Mustofani. 2018. Pembuatan Busana Industri Tata
Busana. School of fashion and garment production Surabaya.
3. Lily Masyhariati. 2016. Modul Guru Pembelajar Produksi Kemeja dan Blus.
Kementrian dan Kebudayaan RI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 KARANGGAYAM
Jl. Kebakalan KM 10, Karanggayam, Kebumen 54365
Website: www.smkn1karanggayam.sch.id, e-mail: smknegeri1karanggayam@gmail.com

HANDOUT 3
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Karanggayam
Mata Pelajaran : Pembuatan Busana Industri
Kelas/Semester : XI TB / II ( Gasal )
Program : Tata Busana
Materi Pokok : Pembuatan celana santai
Alokasi Waktu : 12 jp x @ 45 Menit

A. KOMPETENSI DASAR
3.14 Menganalisis pembuatan celana santai

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.14.6. Menganalisis pembuatan celana santai secara industri

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.14.6. Peserta didik kelas XII Tata Busana dapat menganalisis pembuatan celana santai,
ketepatan minimal 75 % dengan menerapkan kejujuran dan kedisiplinan setelah
mempelajari hand out.

D. PENDAHULUAN
Pelaksanaan produksi adalah assembling (perakitan) komponen sehingga terwujud
produk busana. Assembling di industri busana berbeda dengan assembling secara
perorangan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana mengerjakan order sesuai waktu yang
telah ditetapkan, standar yang ditetapkan, memperoleh harga yang bersaing. Proses
Produksi yang berjalan dengan baik dan benar akan menghasilkan sebuah produk pakaian
yang sesuai dengan standar kualitas dengan efisiensi yang tinggi tidak terlepas dari
ketepatan pemilihan sistem produksi. Sistem produksi yang ditetapkan akan memandu
pengaturan mesin dan sarana lain secara efektif dan efisien, didukung peta proses
menjahit yang terorganisir akan memandu kerja operator jahit secara efisien dan
maksimal. Kesalahan dalam penetapan sistem produksi dan proses menjahit akan
mengakibatkan terjadinya in-effisiensi yang tentunya akan membebani keuangan sebuah
industri.
Penyelesaian akhir (finishing) merupakan proses menyempurnakan produk sebelum
produk tersebut didistribusikan. Proses ini sangat penting mengingat penampilan akhir
dari sebuah produk akan membantu industri mendapatkan kepercayaan akan kualitas
produk yang dipesan/dibeli.

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Penjahitan secara industri (Sewing)


Proses menjahit merupakan kegiatan utama dalam penciptaan sebuah produk. Dalam
menjahit kemeja dan celana diperlukan beberapa mesin jahit yang akan
menghasilkan stitch.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses menjahit adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat-alat jahit yang diperlukan Seperti mesin jahit yang siap pakai
yang telah diatur jarak setikannya, jarum tangan, jarum pentul, pendedel,
seterika dan sebagainya, serta bahan yang telah dipotong beserta bahan
penunjang/pelengkap yang sesuai dengan desain.
2. Pelaksanaan menjahit 
Dalam pelaksanaan menjahit untuk mendapatkan hasil yang berkualitas
hendaklah mengikuti prosedur kerja yang benar dan tepat disesuaikan dengan
desain.
Secara umum langkah–langkah menjahit celana santai sebagai berikut:
a. Menjahit saku samping depan celana
b. Menyambungkan bagian sisi depan dan belakang celana
c. Menyambung sisi dalam bagian depan dan belakang celana.
d. Menyambung pesak
e. Mengelim bawah celana
Penjahitan merupakan proses yang sangat penting dalam suatu usaha busana.
Tujuan penjahitan adalah untuk membentuk sambungan jahitan (seam) dengan
mengkombinasikan antara penampilan yang memenuhi standar  proses produksi
yang ekonomis.
Menjahit busana untuk produksi massal, proses menjahit sebaiknya dilakukan
dengan ban berjalan, maksudnya untuk selembar pakaian dikerjakan oleh sederet
operator menjahit.Setiap bagian menggunakan mesin jahit yang khusus, sesuai
dengan teknik jahitnya, dan operatornya disesuaikan dengan keahliannya

2. Langkah kerja menjahit celana santai


Peta Proses Menjahit Celana Santai

Untuk memudahkan pembuatan peta proses penjahitan maka sebaiknya dilakukan


analisa penjahitan dari jenis pakaian yang akan diproduksi.

Langkah Kerja

1. Untuk membuat ban pinggang celana,


lipat bagian atas celana sekitar 3 cm
atau sesuai dengan ukuran karet yang
akan digunakan lalu jahit seluruh
tepinya. Sisakan sedikit celah untuk
memasukkan karet elastis

2. Ukur panjang karet sesuai ukuran


lingkar pinggang. Lebihkan sekitar 5
hingga 10 cm untuk mempermudah
proses pengerjaan berikutnya.
Masukkan karet pada ban pinggang
dengan menggunakan bantuan peniti

3. Satukan kedua ujung karet elastis


kemudian kunci bagian sambungannya
dengan jahitan mesin jahit atau tangan
supaya tidak mudah terlepas
4. Terakhir rapikan ujung bagian bawah
celana dengan cara mengobras dan
melipatnya ke bagian dalam.
Kemudian jahit sekelilingnya supaya
tidak terlepas kembali

3. Penyelesaian dan pengendalian kualitas (Finishing)


Finishing melingkupi semua kegiatan yang diperlukan dan diharuskan untuk
menyelesaikan suatu produk busana. Proses finishing ini beragam, tergantung
pada tipe busana yang diproduksi, seperti:
a. pembuatan lubang kancing dan pasang kancing
b. pemasangan label
c. pembersihan sisa benang jahit
d. pencucian jika diperlukan
e. penyetrikaan, pelipatan dan pengepakan
f. pemeriksaan akhir (final inspection) secara sampling.
Hayes et al. (2012) menyatakan bahwa pada prinsipnya proses penyelesaian
(finishing) ini akan terdiri atas: proses pemasangan kancing (attaching button), label
(labels), pembersihan (cleaning), penyelesaian (final touches).

a. Pemasangan Kancing (Attaching Button)

Pemasangan kancing pada padarnya terdiri atas dua (2) tahap, yaitu tahap marking
dan sewing. Pada proses marking posisi kancing mensyaratkan keakurasian dalam
beberapa aspek seperti: 1) pada busana yang simetri, posisi kancing harus dipastikan
simetri dengan busana; 2) jarak antar kancing harus presisi.
Kancing untuk blouse dan classic shirt pada umumnya di proses pada fase
produksi dengan menggunakan alat jahit kancing otomatis. Mesin kancing ini dapat
menyesuaikan jarak kancing sesuai dengan spesifikasi dari buyer. Pemasangan
kancing acapkali dilakukan di ruang sampel (sample room) karena dirasa lebih
nyaman dari pada menggunakan mesin pemasang kancing yang ada di ruang
produksi Hayes et al. (2012).

b. Label (labels)
Label merupakan salah satu media informasi kepada konsumen akan identittas
produk dan produsen suatu busana. Oleh karenanya, pemasangan label harus baik
sehnggat tidak mudah terlepas atau terpisah dari produk selama pemakaian normal
kecuali jika label yang direncanakan untuk dilepas saat akan dipakai. Label ini dapat
berupa lembaran terpisah dari busananya, dan dapat pula berupa keterangan yang
dicetak langsung pada produknya. Tujuan pemasangan label adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan merek (brand) dan citra (image) produk busana
2. Menjelaskan identitias produk
3. Menunjukkan orisinalitas (keaslian) dan hak cipta produk
4. Menjelaskan cara pemeliharaan produk
5. Penambah nilai estetika produk

Pada umumnya, pemasangan label dilakukan pada saat proses produksi garmen
dilakukan. Beberapa teknik pemasangan label dapat diihat sebagaimana berikut.
1. Looped folded, merupakan teknik pemasangan label dengan cara pelipatan
pada bagian tengah dengan dua sisi label yang dijahit bersamaan.
2. End fold, merupakan teknik pemasangan label dengan cara pelipatan ke belakang
pada bagian kanan dan kiri dan kemudian dijahit.
3. Mitre fold, merupakan teknik pemasangan label dengan cara pelipatan bagian
kanan dan kiri secara diagonal ke belakang dan kemudian dijahit
4. Centre fold up, merupakan teknik pemasangan label dengan cara dilipat di
bagian bawah penjahitan di bagian atas dan bagian belakang dapat diisi
tulisan (terhitung dua label)
5. Centre fold side, merupakan teknik pemasangan label dengan cara pelipatan
dilipat di bagian samping penjahitan di bagian samping dan bagian belakang
dapat diisi tulisan (terhitung dua label)

Beberapa produsen garment memberikan informasi tentang bagaimana cara


perawatan busana (care label), ukuran busana (size label), dan tag gantung (hang
tag). Care label merupakan petunjuk bagaimana teknik merawat busana baik dalam
teknik pencucian (cuci basah maupun kering), pengelantangan, pengeringan, hingga
penyeterikaan. Care label ini diinformasikan melalui simbol-simbol yang sudah
terstandar. Size label berisi informasi ukuran busana tersebut sesuai dengan
ukuran yang dikenal di negara tempat busana tersebut dipasarkan. Beberapa size
label menampilkan ukuran tidak hanya untuk satu negara, namun untuk
beberapa negara dalam berbagai ukuran yang berbeda. Hang tag merupakan media
informasi yang tergantung pada busana yang dapat berisi informasi tentang
merek dagang, penggunaan, spesifikasi atau pengelompokan jenis produk,
kandungan, perlakukan atau komposisi khusus pada bahan baku yang ditambahkan,
ataupun harga jual produk. Pemasangan hang tag pada umumnya pada proses
finishing / packing.

c. Pembersihan (cleaning)

Fase terakhir dalam proses finishing adalah pembersihan dari semua sisa benang da
noda. Hal ini berarti produk busana ini harus lolos pemeriksaan (inspection) yang
dilakukan secara cermat. Mengingat produk busana yang dipasarkan harus
memberikan kepuasan bagi konsumen (Hayes et al., 2012).

d. Melaksanakan Pengepresan (Pressing/Ironing)

Pengepresan dapat diartikan sebagai proses pengubahan struktur geometrik kain


dengan memberikan perlakuan dengan menggunakan panas, uap, maupun tekanan
secara terkendali. Tidak semua produk busana boleh mendapat perlakuan pengepresan
seperti underwear. Oleh karenanya dalam busana industri, pengepresan ini dapat
dikategorikan menjadi beberapa kelompok.
1. No pressing.
Pada kategori ini, produk busana tidak boleh di pressing atau di seterika (ironing).
Contohnya underwear, pakaian renang, dan pakaian dari bahan rajut
2. Minimum pressing.
Pada kategori ini proses pressing dengan menggunakan uap (steam). Proses
minimum pressing ini biasa diterapkan pada gaun malam, rajutan, T-shirt.
3. Under pressing.
Kategori pressing ini dilakukan pada tahap penyelesaian.
Ditujukan agar memudahkan proses dan memperoleh bentuk yang indah dengan
memberikan efek lipatan sebelum dijahit. Proses under pressing ini biasa
diterapkan pada produksi mantel, jaket, dan celana panjang.
4. Final pressing.
Kategori ini dilakukan setelah produk busana selesai dikerjakan.
5. Permanent pressing.
Proses ini ditujukan untuk membentuk pakaian dalam kondisi tertentu. Contoh,
untuk mempertahankan pleat tidak berubah setelah dicuci, maka jenis seterika
yang dilakukan dengan menggunakakn suhu tinggi dan uap.

e. Melaksanakan Pelipatan (Folding)


Pelipatan suatu produk garmen dimaksudkan supaya efisien dalam pengepakan,
menarik konsumen manakala didisplay di showroom, dan dapat diterima konsumen
dalam keadaan baik (tidak kusut). Metode pelipatan garment tergantung pada jenis
dan bentuk garmen. Sebagai contoh pelipatan pada celana dengan metode pelipatan
sebagai berikut (International Packing Guidelines, 2013).
1. Lipat celana menjadi setengah dengan bagian inseam dan outseam menjadi
sentral pelipatan.
2. Balik posisi celana dengan menyelipkan/merapikan bagian ritsleting
3. Lipat celana menjadi setengah, dengan cara menempatkan bagian bawah dari
celana ke bagian atas celana
4. Lipat celana menjadi setengah lagi dari hasil proses 3
5. Jangan melakukan pengepresan pada garmen yang telah dilipat

f. Melaksa nakan
Pengepak
a n
(Packing)
Pengepa kan atau
pengema san
ditujuka n untuk
melindu ngi
produk garment
dan membuat
nyama dalam
penanga nan/distri
busi dengan
cara
membun gkus atau
meringk as.
Terdapat beberapa metode dalam pengepakan garmen sebagai berikut.
1. Solid Size Assorted Color.
Metode ini menempatkan satu ukuran produk garmen dengan berbagai
macam warna dalam satu kotak kemasan.
2. Solid Size and Solid Color.
Metode ini menempatkan satu desain, satu ukuran, dan satu warna dalam satu
kotak kemasan.
3. Assorted Size Solid Color.
Metode pengepakan ini menempatkan berbagai ukuran namun satu warna
dalam satu kotak kemasan.
4. Assorted size assorted color.
Metode ini menempatkan beberapa ukuran dan warna dalam satu kotak
kemasan.
5. Hanger pack yang pada umumnya digunakan untuk sport wear.
3. SUMBER BELAJAR

1. Sri Emy Yuli dan Adam Jerusalem. 2019. Modul PPGJ Pembuatan Busana Industri.
Kemenristekdikti.
2. Agustin Rinartati dan Heni Mustofani. 2018. Pembuatan Busana Industri Tata
Busana. School of fashion and garment production Surabaya.
3. Lily Masyhariati. 2016. Modul Guru Pembelajar Produksi Kemeja dan Blus.
Kementrian dan Kebudayaan RI
4. Eri Novida. 2016. Modul Guru Pembelajar Produksin Gaun Sederhana. Kementrian
dan Kebudayaan RI

Anda mungkin juga menyukai