Anda di halaman 1dari 12

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : PHI-SPRAY: SPRAY ANTI AIR MULTIFUNGSI YANG EFEKTIF, EFISIEN, DAN

PRAKTIS BERBAHAN DASAR CHITOSAN YANG RAMAH LINGKUNGAN

BIDANG KEGIATAN : PKM KARSA CIPTA

Diusulkan oleh : Muhammad Waliyyulhaq Abdurrahman Hawary Muhammad Roslan Abdul Gani 1106065546 1106050802 1106019110 2011 2011 2011

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Phi-Spray: Spray anti air multifungsi yang efektif, efisien, dan praktis berbahan dasar chitosan yang ramah lingkungan. : ( ) PKM-P ( ) PKM-KC ( ) PKM-T ( ) PKM-M ( ) PKM-K

2. Bidang Kegiatan

3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas/Institut/Politeknik e. Alamat Rumah dan No Tel./HP f. 4. 5. Alamat email Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIDN c. Alamat Rumah dan No Tel./HP Biaya Kegiatan Total a. Dikti b. Sumber lain (sebutkan . . . ) Jangka Waktu Pelaksanaan

: Muhammad Waliyyulhaq : 1106065546 : Fisika : Universitas Indonesia : Jl. Karet Pasar No. 16 Setiabud/085775258330 : mhaqiw@outlook.com : 2 orang : Dr. Muhammad Hikam : 0028056010 : 081806739500 : Rp 4.525.000,00 : Rp 4.525.000,00 :: 4 Bulan Depok, 24 Juni 2013

6.

7.

Menyetujui Ketua Departemen Fisika Ketua Pelaksana Kegiatan

Dr. Santoso Soekirno NIP. 196104041986031002

Muhammad Waliyyulhaq NPM. 1106065546

Direktur Kemahasiswaan Universitas Indonesia

Dosen Pendamping

(Arman Nefi, S.H., M.M.) NIP. 0508050277

(Dr. Muhammad Hikam) NIP. 196005281982021001

ii

DAFTAR ISI Lembar Judul. Halaman Pengesahan. Daftar Isi... Judul. Latar Belakang. Perumusan Masalah.. Tujuan.. Luaran yang Diharapkan Kegunaan Program ... Tinjauan Pustaka .. Metode Pelaksanaan.. Jadwal Kegiatan. Rancangan Biaya Daftar Pustaka .. Lampiran... Biodata Ketua dan Anggota Kelompok Biodata Dosen Pendamping .....

A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. N. O. P. Q.

i ii iii 1 1 2 2 2 3 3 5 6 6 7 8 8 9

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Gambar 1.2. 3 5

DAFTAR TABEL Tabel 1.1.... 4

iii

A. Judul Program Phi-Spray: Spray anti air multifungsi yang efektif, efisien, dan praktis berbahan dasar chitosan yang ramah lingkungan. B. Latar Belakang Masalah Indonesia, Negara yang terkenal dengan julukannya sebagai paru-paru dunia. Terletak di sekitar garis khatulistiwa, Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keuntungan yaitu memiliki keanekaragaman flora dan fauna, serta sumber daya alam yang sangat melimpah. Menjadi negara yang kaya akan flora, fauna, budaya, dsb, Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi tempat pariwisata yang banyak dikunjungi turis, baik turis lokal maupun internasional. Di Indonesia pola curah hujan sangat bervariasi berdasarkan letak geografis, topografi, dsb. Curah hujan di Indonesia tidak sama tiap tahunnya. Ada yang tinggi sepanjang tahun dan begitu juga sebaliknya. Sulitnya memprediksi musim di Indonesia diakibatkan karena Indonesia berada di Daerah Konvergensi Antar Topik. Ada tiga jenis pola hujan di Indonesia yaitu; Pola Monsoon (adanya perbedaan yang jelas antar musim), Pola Equatorial (memiliki dua puncak musim hujan/bimodial OktoberMaret), Pola Hujan Lokal (memiliki satu puncak musim hujan/unimodial). Ketika curah hujan di Indonesia sangat tinggi, hal ini menyebabkan banyak aktifitas warga terganggu. Warga memilih untuk tetap berada di rumah ketimbang melakukan pekerjaan di luar. Banyak kendala ketika curah hujan tinggi, jalan tertutup genangan air, penglihatan pengendara terganggu, pakaian basah, dsb. Aktifitas di dalam rumah memang lebih praktis dibandingkan aktifitas di luar ketika hujan. Warga merasa lebih nyaman daripada harus basah terkena hujan. Akan tetapi, berbagai solusi muncul untuk mereka yang ingin beraktifitas di luar rumah ketika hujan. Payung, jas hujan, dsb menjadi alat bantu manusia untuk melindungi dirinya dari pakaian atau tubuh yang basah akibat terguyur hujan. Kini telah banyak ukuranukuran payung dan jas hujan, metode penggunaannya juga semakin praktis dan portable. Akan tetapi dalam sebuah solusi masih ada sebuah kekurangankekurangan yang menyebabkan sebuah permasalahan baru. Payung dan jas hujan sangat praktis untuk dibawa pengguna. Mudah dalam penyimpanan, tidak berat, dan bahkan banyak model-model/jenis-jenis yang menarik. Kepraktisan ini bisa kita sematkan pada solusi payung dan jas hujan ketika sebelum penggunaan. Ketika payung dan jas hujan usai digunakan, timbul masalah baru yaitu payung dan jas hujan tidak langsung mengering. Payung dan jas hujan memang melindungi pengguna dari basahnya pakaian atau tubuh yang terkena air hujan, akan tetapi para pengguna merasa tidak praktis ketika membawa payung atau jas hujan ketika usai digunakan karena berada dalam kondisi basah. Membutuhkan waktu yang lama untuk mengeringkan sekitar 5-10 menit membuat payung atau jas hujan ini menimbulkan permasalahan baru. Payung dan jas hujan sendiri hanya melindungi bagian yang terjangkau oleh payung dan jas hujan itu sendiri, tetapi ada bagianbagian tertentu yang tidak bisa dijangkau seperti bagian bawah (sepatu,

sandal, dsb). Jadi payung dan jas hujan bukan merupakan solusi yang utama dalam memproteksi tubuh atau pakaian ketika hujan. Di sisi lain, pada era globalisasi ini, manusia tidak lepas dengan perangkat elektroknik. Perangkat elektronik ini sedikit banyak membantu kehidupan manusia, contohnya perangkat telekomunikasi. Masyarakat Indonesia saat ini banyak yang telah menggunakan perangkat telekomunikasi contohnya handphone. Mulai dari yang biasa saja hingga yang canggih dan mahal sekalipun. Konsumsi masyarakat Indonesia akan perangkat teknologi informasi dan telekomunikasi masih tergolong cukup tinggi. Setiap tahunnya kurang lebih 70 juta perangkat teknologi terjual di Indonesia. Akan tetapi, banyak pengguna yang mengeluh ketika perangkat elektroniknya rusak terkena air. Sehingga sampai saat ini para peneliti sedang mencari bagaimana agar perangkat elektronik dapat terproteksi dari air. Mengacu pada permasalahan ketidakpraktisannya payung dan jas hujan ketika usai digunakan serta perangkat elektronik yang rusak akibat terkena air, sebuah solusi permasalahan ini didapatkan dengan menganalogikan bulu bebek yang tidak basah terkena air karena memiliki zat-zat tertentu di bulunya. Maka dengan menggunakan sebuah zat tertentu untuk melapisi payung, jas hujan, dan perangkat elektronik, kepraktisan dan proteksi yang baik akan didapatkan. Kemudahan dalam penggunaan juga diperhatikan sehingga dibentuk dalam sebuah spray. Phi-Spray menjadi sebuah solusi permasalahan tersebut dalam bentuk produk berbentuk spray yang berisi cairan hidrofobik yaitu chitosan dan berguna untuk memproteksi material tertentu dari air. C. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana meningkatkan aktifitas masyarakat di Indonesia sebagai negara tropis dengan curah hujan tinggi ? 2. Apakah payung atau jas hujan merupakan solusi yang utama pada musim penghujan ? 3. Mengapa peralatan elektronik yang terkena air mudah mengaami kerusakan ? 4. Material atau bahan apakah yang dapat memproteksi peralatan elektronik terhadap air ? D. Tujuan Program Mengimplementasikan cairan anti air berbahan dasar chitosan secara maksimal agar dapat digunakan pada kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan tingkat efektifitas, efisiensi, dan kepraktisan produk. E. Luaran yang Diharapkan Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan disain cairan anti air yang ditujukan untuk mengatasi masalah - masalah yang dijelaskan dalam latar belakang. Luaran yang diharapkan adalah sebuah model/sampel dari cairan anti air berbahan dasar chitosan dalam bentuk spray yang praktis dan

ekonomis. F. Kegunaan 1. Dapat mendisain sebuah cairan anti air yang mudah digunakan dengan menggunakan bahan chitosan. 2. Dapat meningkatkan nilai kepraktisan dalam penggunaan payung, jas hujan, bahan lain ataupun benda-benda yang digunakan manusia setiap harinya. 3. Dapat memproteksi terjadinya kerusakan pada perangkat elektronik terutama handphone. G. Tinjauan Pustaka Wettability Wetting, dalam arti luas menjelaskan tentang perpindahan fluida (cairan atau gas) oleh fluida lainnya pada suatu permukaan (solid atau liquid). Contoh dari pentingnya wettability adalah pada penyebaran tetesan air pada kaca, penetrasi tinta pada kertas, dan banyak lagi yang lainnya. Cara yang paling umum untuk mengategorikan wettability adalah menggunakan sudut kontak (SK) untuk kumpulan cairan pada suatu permukaan seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1.1. Sudut kontak adalah sudut antara permukaan dasar, dan garis singgung permukaan cairan dimana tiga fase saling overlap.

Gambar 1.1. Model wettability Penggunaan SK digunakan untuk mengukur wettability dari suatu sistem. Permukaan dengan wettability yang berbeda terhadap air secara umum dikategorikan menjadi hidrofobik dan hidrofilik, seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.1. Yang telah dijelaskan tentang wettability adalah wettability pada permukaan datar yang homogen. Tetapi suatu permukaan dapat diubah untuk memodifikasi wettability permukaan tersebut. Dua faktor utama yang dapat menyebabkan perubahan adalah: Roughness permukaan Komposisi kimia

Tabel 1.1: Hubungan antara hidrophobisitas dan sudut kontak dengan air. Energi Permukaan dan Roughness Permukaan Permukaan yang memiliki energi permukaan yang rendah cenderung untuk menjadi hidrofobik karena air tidak tertarik secara kuat dan SK akan menjadi lebih besar. Roughness dari permukaan dapat didefinisikan dengan melihat perbedaan antara area planar dan area permukaan sesungguhnya. Area planar mengasumsikan permukaan halus dari suatu lapisan di mana area aktual memperhitungkan bukit dan lembah dari permukaan. Permasalahan dengan pengurangan energi permukaan pada saat ini dapat diselesaikan dengan menggunakan fluorocarbon. Fluorocarbon dalam bentuk adsorption film menarik perhatian dalam beberapa tahun belakangan ini karena dikenal di antara molekul organik memiliki permukaan energi yang paling rendah. Akan tetapi hal itu hanya membuat Super Hydrophobic pada permukaan kasar dengan Multimodal Roughness. Struktur Dari Permukaan Super Hydrophobic Dua pendekatan yang digunakan untuk membuat permukaan super hidrofobik buatan adalah membuat struktur kasar pada permukaan hidrofobik (SK > 90) atau memodifikasi permukaan kasar dengan menggunakan material dengan energi bebas permukaan yang rendah seperti material dengan grup alkyl atau grup fluorinated alkyl. Roughness permukaan memiliki efek yang sangat kuat dalam sifat wetting dari suatu permukaan.

Gambar 1.2: Model dari struktur Super Hydrophobic Surface Chitosan Chitosan adalah mukopolisakarida yang mirip dengan selulosa. Chitosan didapatkan dari deacetylation kitin di mana banyak terdapat pada eksoskeleton pada krustacea (sejenis udang-udangan). Deacetylation kitin dapat dilakukan dengan merebus kitin dari kepiting dan kulit udang dalam sodium dihroksida setelah decolorization dengan menggunakan potassium permanganate. Pada pembuatan nanopartikel chitosan digunakan chitosan dan anion bermuatan negatif. Sebagai anion digunakan heptadecafluoro-1-octane sulfonate dari anionik surfactant CF3(CF2)7SO3Li pada laurtan asam asetik. Untuk nanopartikel digunakan 0.2 vol.% larutan chitosan dalam asam asteil dan variasi konsentrasi CF3(CF2)7SO3Li. Setelah mencapurkan dua larutan, kemudian diaduk selama 60 menit agar terjadi kesetimbangan. Nanopartikel terbentuk setelah 2 jam. Ukuran dan muatan permukaan nanopartikel dapat diatur dengan mengubah konsentrasi dari chitosan dan surfaktan anionik. Pada sisi lain fluoro surfactant juga berperan sebagai stabilizer untuk chitosan melawan penggumpalan. Dan juga, keberadaan dari fluoro carbon pada permukaan chitosan mengurangi energi permukaannya sehingga membuat nanopartikel chitosan menjadi hidrofobik. Untuk membuat permukaan super hidrofobik, nanopartikel didispersikan dalam pelarut dan disemprotkan ke permukaan sampel. Lalu sampel dikeringkan, setelah pelarut menguap maka akan terbentuk permukaan super hidrofobik. H. Metode Pelaksanaan 1. Studi Literatur a. Menganalisis kejadian-kejadian yang menjadi permasalahan utama dalam mewujudkan Phi-Spray b. Memahami cara kerja dari Super Hydrophobic Surface; Chitosan c. Mempelajari cara pengemasan, pengolahan, ataupun pencampuran bahan chitosan 2. Pemodelan Disain a. Pemodelan sistem kerja teoritis Super Hydrophobic Surface; Chitosan b. Pemodelan pencampuran Chitosan dengan bahan lain

c. Pemodelan disain ekonomis dan praktis wadah produk Phi-Spray 3. Analisis Produk a. Pengujian ketahanan produk terhadap air untuk tiap bahan yang diujikan b. Pengujian ketahanan produk seberapa lama dapat di simpan atau digunakan c. Penganalisaan beberapa faktor yang mungkin menimbulkan ketidakmaksimalan produk untuk proteksi terhadap air d. Pembuatan kesimpulan berdasarkan data percobaan dan disesuaikan dengan teori 4. Finishing a. Disain produk yang ekonomis dan praktis I. Jadwal Kegiatan Program
Bulan I No. Bulan II
IV I II III IV I

Bulan III
II III IV I

Bulan IV
II III IV

Kegiatan
Tahap Studi literature Tahap Pemodelan Desain Tahap Simulasi Project Tahap Analisis Tahap Implementasi Project Tahap Monitoring Tahap Manajemen

II

III

1 2 3 4 5 6 7

J.

Rancangan Biaya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Nama Komponen Chitosan/botol Bahan Campuran Wadah alat Jumlah 10 10 10 Harga Satuan Rp 250.000,00 Rp 100.000,00 Rp 15.000,00 Harga Total Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 2.500.000,00 1.000.000,00 150.000,00 50.000,00 25.000,00 300.000,00 50.000,00 300.000,00

Biaya Print dan fotocopy Biaya penjilidan 5 Rp 5.000,00 proposal Bahan uji 10 Rp 30.000,00 Penulisan laporan Transportasi 1 3 Rp 50.000,00 Rp 100.000,00

9.

Finalisasi dan memperbanyak proposal Biaya Total

Rp. Rp

150.000,00 4.525.000,00

K. Daftar Pustaka http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/109779 pada 22 Juni 2013 pukul 19.37 WIB http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Lain_Lain/Artikel pada 22 Juni 2013 pukul 19.39WIB http://www.bakosurtanal.go.id/ pada 21 Juni 2013 pukul 13.05 WIB Rios, Fabian. 2011. Hydrophobicity and Its Applications. New Mexico State University: Mexico Ivanova dan Philipchenko. 2012. Superhydrophobic Chitosan BasedCoatings for Textile Processing. 263(2012)783-787 Lacroix, Monique, dkk. 2003. N-acylated Chitosan: Hydrophobic Matrices for Controlled Drug Release. 93 (2003) 1-13

L. Lampiran Biodata Ketua 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama lengkap NPM Jurusan dan fakultas Tempat, tanggal lahir
Alamat rumah

Nomor telp/handphone Email

: Muhammad Waliyyulhaq : 1106065546 : Fisika/FMIPA : Jakarta, 28 Februari 1991 : Jl. Karet Pasar No. 16 Setiabudi : +6185775258330 : mhaqiw@outlook.com

Ketua

Muhammad Waliyyulhaq

Biodata Anggota 1. 2. 3. 4. 5. Nama lengkap NPM Jurusan dan fakultas Tempat, tanggal lahir Alamat rumah : Abdurrahman Hawary : 1106050802 : Fisika/FMIPA : Depok, 27 Juli 1993 : Ling. Bojong Jl. Kenanga Baru No. 15 Rt 01/19 kel. Abadijaya, Depok : +6285782318442 : abdurrahmanhawary@gmail.com

6. Nomor telp/handphone 7. Email

Anggota

Abdurrahman Hawary

Biodata Anggota 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama lengkap NPM Jurusan dan fakultas Tempat, tanggal lahir Alamat rumah Nomor telp/handphone Email : Muhammad Roslan Abdul Gani : 1106019110 : Fisika/FMIPA : Pangkal Pinang, 7 Agustus 1993 : Jl. Kapuk Podok Cina : +6285310201052 : m.roslan@sci.ui.ac.id

Anggota

M. Roslan Abdul Gani

Biodata Dosen Pembimbing 1. Nama lengkap 2. NIP/NUK 3. Pangkat dan Golongan 4. Tanggal lahir/Umur 5. Tempat lahir 6. Jenis Kelamin 7. Alamat rumah 8. No. HP 9. E-mail 10. Publikasi : Dr. Muhammad Hikam : 196005281982021001 : : : Pekalongan : Laki-Laki : : +6281806739500 : hikam@ui.ac.id
: Yofentina I, Viska IV, Hikam M, Bambang S, Alfan M and Wahyu P, Optimalization of Rotational Speed in the Growing of the Thin Film Using Sol Gel Method Prepared with Spin Coating, J. Material Sci. Eng, 1:4, 2012

Dosen Pembimbing

Dr. Muhammad Hikam

Anda mungkin juga menyukai