Anda di halaman 1dari 14

PERANCANGAN MEDIA EDUKASI

MENGENAI ALTERNATIF PENGGUNAAN KULIT HEWAN


PADA PRODUKSI JAKET KULIT
Disusun sebagai syarat kelulusan Mata Kuliah DKV 511 – Research
Methods

Nama : Muhammad Zaidaan Hilmi


NIM : 00000052670
Program Studi : Desain Komunikasi Visual
Fakultas : Seni dan Desain

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA


TANGERANG
2023
BAGIAN I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beberapa orang percaya bahwa penggunaan Kulit Hewan sebagai


material Fashion mereka terutama Jaket Kulit lebih memiliki kualitas dan
tingkat durabilitas yang sangat baik, sehingga orang awam yang
mengetahui itu akan mudah mengimani hal tersebut tanpa memikirkan
efek samping dari penggunaan Kulit Hewan sebagai produksi Jaket Kulit
mereka.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat di simpulkan rumusan masalah


sebagai berikut:
a. Dampak lingkungan:
Industri kulit hewan memiliki dampak lingkungan yang signifikan.
Proses pengolahan kulit menggunakan bahan kimia berbahaya
seperti kromium, yang dapat mencemari air tanah dan merusak
ekosistem.
b. Konservasi Spesies:
Penggunaan kulit hewan yang berasal dari spesies yang
terancam punah dapat membahayakan keberlanjutan populasi
hewan tersebut. Beberapa spesies seperti harimau, buaya, dan
ular phyton telah menjadi sasaran perburuan yang berlebihan
karena kulit mereka yang berharga untuk dijadikan kepetingan
Fashion.
Merujuk pada rumusan masalah tersebut, maka penulis mengajukan
penelitian desain dengan pertanyaan penelitian:
a. Bagaimana merancang media edukasi mengenai kekurangan dan
apa saja yang dapat menjadi alternatif dari penggunaan kulit hewan
sebagai produksi jaket kulit?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah berisi uraian dan daftar batasan-batasan penelitian
desain yang akan dilakukan agar hasil lebih terfokus dan tidak tersebar
terlalu luas, tujuan peneliti dan target sasaran dengan batasan masalah
sebagai berikut:

Demografis:
Usia : 19 - 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
Social Economic Status (SES) :A-C
Bahasa yang digunakan : Indonesia

Geografis:
Negara : Indonesia
Provinsi : Banten

Psikografis:
- Masyarakat yang kurang sadar terhadap dampak lingkungan
dan konservasi spesies hewan yang dijadikan sebagai material
utama dari pembuatan Jaket Kulit.
- Masyarakat yang membutuhkan informasi tentang kekurangan
atau dampak buruk dari penggunaan kulit hewan terhadap
fashion mereka.
- Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan.
BAGIAN II TINJAUAN PUSTAKA DAN KARYA

2.1. Tinjauan Pustaka

Kulit Hewan Sebagai Fashion

Sejarah penggunaan kulit hewan sebagai fashion telah berlangsung


selama ribuan tahun. Manusia telah menggunakan kulit hewan untuk
berbagai tujuan, termasuk keperluan fungsional dan mode, sejak zaman
prasejarah. Di bawah ini adalah gambaran umum tentang perkembangan
sejarah penggunaan kulit hewan sebagai fashion:
- Zaman Prasejarah: Manusia prasejarah menggunakan kulit
hewan sebagai pakaian dan alas kaki untuk melindungi diri dari
cuaca dan lingkungan yang keras. Pada saat itu, kulit hewan
yang diolah menjadi kulit tidak hanya berfungsi sebagai alat
pelindung, tetapi juga menunjukkan status sosial dan identitas
suku.

- Zaman Kuno: Pada zaman kuno, penggunaan kulit hewan


sebagai pakaian dan mode semakin beragam. Beberapa
budaya mengembangkan teknik pengolahan kulit yang lebih
canggih, seperti penggunaan pewarna alami untuk memberikan
warna pada kulit. Kulit hewan juga digunakan dalam pembuatan
perlengkapan militer dan romawi kuno sering mengenakan
jubah dari kulit hewan sebagai simbol status.

- Abad Pertengahan: Penggunaan kulit hewan dalam fashion


semakin berkembang selama Abad Pertengahan. Para
bangsawan dan keluarga kerajaan sering mengenakan pakaian
dan aksesoris dari kulit hewan yang lebih eksklusif, sementara
kulit hewan yang lebih umum digunakan oleh masyarakat biasa.

- Era Penerbangan dan Kendaraan: Pada abad ke-20, dengan


kemajuan teknologi, penggunaan kulit hewan semakin
diterapkan dalam industri penerbangan dan kendaraan. Dalam
hal ini, kulit hewan digunakan untuk menutupi kursi, kemudi, dan
bagian interior lainnya.
- Era Modern: Seiring berjalannya waktu, penggunaan kulit
hewan sebagai fashion semakin umum di berbagai industri
seperti fashion, sepatu, tas, dan aksesoris lainnya. Ini menjadi
simbol kemewahan dan keanggunan. Namun, pada saat yang
sama, berkembang juga kesadaran tentang etika dan
konservasi, yang menyebabkan beberapa produsen beralih ke
bahan sintetis atau kulit yang didaur ulang untuk mengurangi
dampak pada hewan dan lingkungan.

Dalam beberapa tahun terakhir, gerakan anti-kulit hewan telah


berkembang pesat, mendorong banyak merek dan perancang mode
untuk beralih ke bahan-bahan yang ramah lingkungan dan etis. Ini
mencakup penggunaan kulit sintetis yang canggih dan inovatif yang
semakin menyerupai kulit asli.
Penting untuk diingat bahwa perdebatan etika dan lingkungan seputar
penggunaan kulit hewan sebagai fashion terus berlangsung hingga hari
ini. Sementara beberapa orang masih menggemari produk kulit asli,
semakin banyak yang mengutip kepedulian terhadap kesejahteraan
hewan dan lingkungan untuk mengurangi permintaan akan produk kulit
hewan.

(Sign the petition. (n.d.). Change.org. https://www.change.org/p/joko-widodo-stop-


penggunaan-kulit-hewan-eksotik-sebagai-fashion-stop-using-animal-leather-for-fashion)
(Natusch, D. (n.d.). Pelarangan kulit eksotik untuk fashion dapat musnahkan ular dan
buaya dalam jangka panjang. The Conversation.
https://theconversation.com/pelarangan-kulit-eksotik-untuk-fashion-dapat-musnahkan-
ular-dan-buaya-dalam-jangka-panjang-114631)
Dampak Penggunaan Kulit Hewan Sebagai Fashion

Berdasarkan latar belakang, dapat di simpulkan rumusan masalah


sebagai berikut:

a. Dampak lingkungan:
Industri kulit hewan memiliki dampak lingkungan yang signifikan.
Proses pengolahan kulit menggunakan bahan kimia berbahaya
seperti kromium, yang dapat mencemari air tanah dan merusak
ekosistem.

b. Konservasi Spesies:
Penggunaan kulit hewan yang berasal dari spesies yang
terancam punah dapat membahayakan keberlanjutan populasi
hewan tersebut. Beberapa spesies seperti harimau, buaya, dan
ular phyton telah menjadi sasaran perburuan yang berlebihan
karena kulit mereka yang berharga untuk dijadikan kepetingan
Fashion.

2.1.1. Elemen Desain

Menurut Robin Landa (2014), Desain grafis merupakan bentuk


komunikasi visual yang berfungsi untuk menyampaikan pesan atau
informasi kepada audiens. Ia mewakili ide-ide secara visual dengan
menggunakan kreativitas dalam menciptakan, memilih, dan
mengatur elemen-elemen visual. Sebuah desain grafis yang kuat
memiliki kemampuan untuk menginspirasi pesan dengan makna
yang mendalam dan lebih berarti. Berikut adalah elemen desain
menurut Robin Landa:
2.1.1.1. Garis

Titik atau dot adalah unit terkecil dari garis dan biasanya
dapat diidentifikasi sebagai bentuk lingkaran. Dalam gambar
berbasis layar, titik merujuk pada piksel cahaya tunggal yang
terlihat (dengan atau tanpa warna) yang memiliki bentuk
persegi, bukan lingkaran.
Di dunia digital dan perangkat lunak pengolahan gambar,
semua elemen gambar terdiri dari piksel. Garis adalah titik
yang diperpanjang, dianggap sebagai jalur pergerakan titik.
Ini juga bisa diartikan sebagai tanda yang tercipta saat alat
visual digunakan untuk menggambar di permukaan (Robin
Landa, 2014).

2.1.1.2. Bentuk

Garis atau kerangka dari suatu objek dapat dianggap sebagai


suatu bentuk. Bentuk juga dapat diartikan sebagai jalur yang
membentuk suatu area tertutup atau sebagai suatu bentuk
yang memiliki batas yang terhubung dan tertutup (Robin
Landa, 2014).

2.1.1.3. Warna

Warna adalah karakteristik atau representasi dari energi


cahaya, dan kemampuan kita untuk melihat warna
bergantung pada cahaya. Warna yang kita amati pada
permukaan objek di sekitar kita adalah hasil dari pantulan
cahaya atau disebut sebagai warna pantulan (Robin Landa,
2014).
2.2. Tinjauan Karya

2.2.1. Infografis: Sepatu Fashionable dari Kulit Ceker Ayam

(Foto: Tim Grafis iNews.id)

Infografik ini menggunakan Axial Layout yang focus utamanya diletakkan


di tengah-tengah konten kemudian elemen pendukungnya diletakkan di
sisi kanan dan kiri nya. Kemudian pemilihan Font, size dan warna juga
dirasa cukup tepat sehingga dapat terbaca dengan jelas dan membuat
nyaman pembaca.
2.2.2. Pros and Cons Leather Shoes

Pros and Cons Leather Shoes (Foto: https://helpshoe.com/leather-shoes-better/)

Infografik Pros and Cons atau This and That sangat populer di-era
modern seperti sekarang ini, karena layout yang digunakan sangat
minimalis dan mudah untuk dicerna oleh audiens atau pembaca. Pilihan
warna yang digunakan pada sub- headline saya rasa kurang tepat karena
kurang terbaca dengan jelas pada tulisan “Leather Shoes”.
BAGIAN III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Kualitatif

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua metode penelitian


yaitu kualitatif dan juga kuantitatif. Berikut adalah metode pengumupulan
data kualitatif yang akan digunakan peneliti:

3.1.1. Wawancara

Wawancara yang akan dilakukan peneliti bersifat terbuka dan


langsung, wawncara dilakukan di Lingkungan Kampus Universitas
Multimedia Nusantara. Tujuan peneliti melakukan wawancara
adalah agar mendapatkan informasi yang mendalam terkait
pengetahuan Narasumber terhadap topik yang dibahas.

Transkrip Wawancara:

(Wawancara dengan Ida Bagus Mahasiswa jurusan Desain)

 Apakah Saudara/i mengikuti Fashion terkini?


Oh tentu saja dong, aku perhatiin dan ngikutin banget fashion yang
lagi nge-hits sekarang.
 Biasanya genre Fashion yang Saudara/i pakai itu seperti apa?
Kalo aku lebih ke Casual tapi mungkin Street juga masih masuk sih

 Apakah Saudara/i mengetahui “Leather Jacket”?


Oh tau dong, jaket yang dibuat menggunakan material kulit hewan
dan yang sering ditemukan sih pakai kulit sapi.
 Apakah Saudara/i mengetahui dampak buruk “Leather Jacket”?
Kalau untuk jangka panjang dan pakai kulit hewan lain yang
dilindungi mungkin besar dampak buruknya ya, tapi so far yang aku
tahu kalau jaket kulit sapi kayaknya aman deh

 Menurut Saudara/i apakah Desain Grafis dapat berperan


mengurangi produksi “Leather Jacket”?
Bisa banget, secara sekarang zaman sudah berkembang, udah ada
smartphone dan social media kita bisa menyebarkan edukasi terkait
issue Leather Jacket ini, karena saya rasa banyak yang kurang
mengetahui apa kekurangan dan dampak buruk penggunaan atau
produksi jaket kulit.

 Bagaimana cara Saudara/i menyikapi produksi marak “Jacket


Kulit” sebagai seorang Desainer Grafis?
Seperti yang saya bilang tadi, sekarang sudah banyak banget
bentuk perkembangan zaman, kita bisa manfaatin sosial media
untuk edukasi atau bisa nulis buku tentang fenomena tersebut,
apalagi sekarang udah ada e-Book yang buat pembaca jadi lebih
fleksibel buat akses dimana dan saja kapan saja.

3.2. Metode Kuantitatif

3.2.1. Kuesioner

Kuesioner yang akan dibagikan peneliti bersifat online dengan


menggunakan google form. Tujuan peneliti melakukan metode ini
adalah supaya bisa mendapatkan sample yang lebih banyak secara
efisien. Pertanyaan yang diberikan kepada responden adalah
pertanyaan pilihan ganda dan menggunakan skala pengukuran 1-5.

3.3 Perencanaan Observasi

Observasi Narasumber terkait pengetahuan mereka terhadap topik


yang dibahas Mewawancarai teman mahasiswa kampus Universitas
Multimedia Nusantara tentang wawasan serta pengetahuan mereka
terkait kekurangan atau dampak buruk penggunaan kulit hewan
sebagai produk Fashion yang mereka gunakan Observasi lokasi,
lakukan pengamatan awal untuk mendapatkan gambaran kondisi
terkini terkait objek yang diteliti. (Lokasi Kantin dan Loby A UMN)
Berikut beberapa susuan perencanaan yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan Observasi:

Mengumpulkan Referensi, Beberapa Benchmark dan Referensi


akan saya kumpulkan untuk dijadikan acuan terkait observasi ini.
Tentukan jadwal dan lokasi observasi.
Waktu : 12:00 – 13:30 (Jam Istirahat Makan Siang)
Jenis Wawancara : Wawancara Terbuka Informal
Lokasi : Kantin dan Loby A UMN
Narasumber : Mahasiswa UMN
Highlight poin-poin penting, Poin-poin ini yang nantinya akan
dijadikan benchmark atau tolak ukur untuk mengetahui seberapa
jauh narasumber atau responden memiliki pengetahuan dan
pemahaman terkait topik yang sedang dibahas.
Instrumen penelitian, Untuk mencatat hasil pengamatan, saya
akan menggunakan perangkat perekam baik video maupun audio
menggunakan Handphone untuk mendapatkan kualitas yang baik
dan jelas.
Strategi untuk merekam dan menganalisis data, Karena target
narasumber dari wawancara terbuka ini merupakan anak muda yaitu
Mahasiswa UMN maka dibangunlah wawancara yang informal agar
terasa lebih santai dan fleksibel terlebih topik yang dibahas adalah
fashion yang mana setiap orang sangat mungkin memiliki taste yang
berbeda-beda dan unik dalam cara ber-pakaian dan mereka pasti
memiliki alasan atas hal tersebut.
Menganalisis Waktu dan Lokasi yang tepat, Apa saja yang ada
dan terjadi di lokasi yang bisa saja sangat pada hasil observasi,
maka dari itu saya mengambil kesempatan yang tepat yaitu waktu
pelaksaan observasi yang dilaksanakan pada jam istirahat makan
siang (12:00 – 13:30) ini merupakan jam yang cukup santai dan
kemungkinan menemukan narasumber yang tepat sangat besar
dikarenakan traffic yang cukup tinggi di jam dan lokasi tersebut.
Perizinan observasi, Guna memperlancar pelaksaan observasi
maka diperlukannya izin observasi, perizinan observasi ini akan
diurus kepada security kurang lebih sekitar H-2 sebelum
dilakukannya observasi.
BAGIAN IV DAFTAR PUSTAKA

Buku

Tisna. (2023). Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk Sebagai Bahan


Pembuatan Kulit Vegan dengan Senyawa Linoleum Pada Produk
Fashion (1st ed.). Seni Rupa Murni dan Desain.

E-Book
Itb,W.T.U.P.(n.d.). Digilib
ITB. https://digilib.itb.ac.id/index.php/gdl/view/51905
Lubis, M. Y., Ked, S., ... & Firdaus, A. A. (2020).

FAST FASHION KILLS. (2021, December 20). Creative


Advertising. https://ca.binus.ac.id/2021/12/20/fast-fashion-kills/

Jurnal

COSH! (2023, April 4) Does Suistanable Leather Exist?


https://cosh.eco/en/articles/sustainable-leather

Mkhonza, A., Molefe, K., & Ramafoko, O. T. L. (2022). Success in animal


skin fashion in African countries or the boom of the wet
market. Veterinary World, 1328–
1332. https://doi.org/10.14202/vetworld.2022.1328-1332

Ramadhanu, I. (2022). Tekstil hasil kembangan laboratorium adalah


masa depan dunia fesyen

TFR. TFR. https://tfr.news/articles/2022/8/10/tekstil-hasil-kembangan-


laboratorium-adalah-masa-depan-dunia-fesyen

Anda mungkin juga menyukai