Anda di halaman 1dari 14

MATEMATIKA DASAR (TK301)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR


Prodi Studi Pendidikan Teknik Arsitektur
Program Studi Arsitektur

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL


Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Program Studi Teknik Sipil

Dosen :
Drs. Budi Kudwadi, M.T. (1516)
Dr. H. Johar Maknun, M.Si. (1772)
Drs. Anto Rianto Hermawan (1773)

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
Pertemuan 1:
- Pengantar Kuliah:
Pertemuan 16x,
UTS, UAS, Tugas, Kehadiran
Penilaian : NA = 10%H + 20%T + 30%UTS + 40%UAS

- Materi Kuliah : Sistem Bilangan, Fungsi, Grafik Fungsi, Limit


Fungsi, Turunan dan Penerapannya, Integral dan Penerapannya

- Referensi:
Buku Utama
Purcell, Edwin J., Varberg, Dale, dan Rigdon, Steven E. (2000).
CALCULUS. VIII Ed. New Jersey: Prentice-Hall
Buku Kedua
Ayres, Frank Jr. (1972). CALCULUS. 2/nd Ed. Johannesburg:
McGraw-Hill Book Company.
Pamuntjak, Handali.(1987). KALKULUS PEUBAH BANYAK.
Bandung: ITB
Ringkasan Materi Matematika Dasar (TK301)
Sistem Bilangan
-Sistem Bilangan Real
-Sifat-Sifat Medan
-Sifat Urutan Bilangan
-Bentuk Desimal
-Operasi Hitung pada Bilangan
-Nilai Mutlak, Akar Kuadrat, Kuadrat
-Ketaksamaan
-Sistem Koordinat Persegi Panjang
Fungsi:
-Definisi & Notasi
-Domain/Daerah Asal (Df)
-Kodomain/Daerah Hasil/ Range (Rf)
-Operasi pada fungsi
-Fungsi Komposisi
-Fungsi Aljabar:
-Definisi & Notasi
-Bentuk Polinom
-Pangkat atau Linier
-Grafik fungsi Aljabar
Fungsi Transenden:
-Definisi & Notasi
-Trigonometri & Inversnya
-Eksponen
-Logaritma
-Grafik fungsi Transenden
Limit fungsi:
-Pengertian, Definisi & Notasi
-Menghitung limit fungsi
-Menentukan limit sepihak
-Teorema limit
Kekontinuan Fungsi:
-Pengertian
-Syarat Kontinu di titik x=c
-Syarat Kontinu di selang (a,b)
-Fungsi yang kontinu
-Fungsi yang tak kontinu
-Kontinu kiri & Kontinu kanan
-Contoh Fungsi Kontinu
-Contoh Fungsi Tak Kontinu
Turunan Fungsi & Penerapannya
Turunan Fungsi:
-Pengertian
-Definisi
-Notasi
-Turunan => kekontinuan
-Contoh-Contoh Penyelesaian
Aturan Turunan:
-Pengertian, Definisi & Notasi
-Aturan/Teorema/Dalil
-Aturan Rantai
-Contoh & Penyelesaian
Turunan Tingkat Tinggi:
-Notasi
-Turunan Kedua
-Turunan Ke-n
Turunan Implisit:
-Bentuk Implisit
-Bentuk Eksplisit
-Teknik Penyelesaian
Penerapan Turunan:
-Turunan Pertama
-Gradien garis
-Kecepatan sesaat
-Percepatan
Penerapan Turunan:
-Laju yang Berkaitan
-Maksimum-Minimum
-Contoh & Penyelesaian
Integral:
-Definisi & Notasi
-Aturan/Teorema
-Integral Tak Tentu
-Integral Tertentu
-Fungsi yang terintegralkan
Teknik Integrasi:
-Cara Substitusi
-Bentuk Trigonometri
-Contoh & Penyelesaian
Teknik Integrasi:
-Integrasi Parsial
-Bentuk Rasional
-Contoh & Penyelesaian
Penerapan Integral:
-Luas Daerah di bawah Kurva
-Volume Benda Pejal
-Contoh & Penyelesaian
Penerapan Integral:
-Volume Benda Putar
-Metode Cakram
-Metode Kulit Tabung
-Panjang Kurva
Penerapan Integral:
-Luas Permukaan
-Momen
-Massa
-Pusat Massa
1.1 Sistem Bilangan Real
Bilangan Bulat dan Rasional
Diantara sistem bilangan, yang paling sederhana adalah sistem bilangan asli
A  {1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9,...} N: Natural
Sistem bilangan asli bersama-sama dengan bilangan nol dan bilangan-bilangan bulat negatif
membentuk Sistem Bilangan Bulat, ditulis dengan notasi Z,
Z  ...,  3,  2,  1, 0,1, 2, 3, ... B:Bulat Z: Zahlen
Bilangan rasional adalah bilangan yang merupakan hasil bagi bilangan bulat dan bilangan
asli. Himpunan semua bilangan rasional ditulis dengan notasi Q : Quotion
a  3 −7 21 16
Q   : a  Z dan b  N  contohnya , , , dan
b  4 8 5 2

Dalam kehidupan nyata seringkali dijumpai bilangan-bilangan yang tidak rasional. Bilangan
yang tidak rasional disebut bilangan irasional. Contoh-contoh bilangan irasional antara lain

adalah 2 dan . Bilangan 2 dapat diukur atau dihitung dengan menggunakan panjang
sisi miring segitiga siku-siku dengan panjang sisi-sisi tegaknya masing-masing adalah 1 (lihat
Gambar 1.1.1).

2
1

1
Gambar 1.1.1

Sedangkan bilangan  merupakan hasil perbandingan keliling sebarang lingkaran terhadap


diameternya (Gambar 1.1.2).

l1 l2
l1 l
 2 
d1 d2 d1 d 2

Gambar 1.1.2
Himpunan semua bilangan Irasional (I) bersama-sama dengan Rasional (Q) membentuk
himpunan semua bilangan real R. Seperti telah diketahui, untuk menyatakan sebarang
bilangan real seringkali digunakan cara desimal. Sebagai contoh, bilangan-bilangan
3 5 7
, , dan masing-masing dapat dinyatakan dalam desimal sebagai
4 3 66
0,75, 1,666..., dan 0,1060606.... Dapat ditunjukkan bahwa bentuk desimal bilangan-
bilangan rasional adalah salah satu dari 2 tipe berikut:
3 5 1
i. berhenti ( , , dst. ), atau 1,25 = 1,2 1,15 = 1,2
4 2 8
5 7
ii. berulang beraturan ( , , dst. ). 0,234234...=x  234,234234...=1000x
3 66
234,000... = 999x  x=234/999 (a/b)
Apabila bentuk desimal suatu bilangan tidak termasuk salah satu tipe di atas, maka bilangan
tersebut adalah irasional. Sebagai contoh, bilangan-bilangan:
2  1,414213...   3,14159...
¾ = 0,75 = 0,75000 = 0,75000...
Bilangan Real
Gabungan bilangan Q dan I adalah bilangan R real (bilangan nyata). Hubungan keempat
himpunan N (bilangan asli), Z (bilangan bulat), Q (bilangan Rasional), dan R (bilangan Real)
dapat dinyatakan dengan
N⊂Z⊂Q⊂R QUI= R Q∩I= { }= 0
dan digambarkan dengan diagram venn berikut.
Sifat Sifat Medan
Pada R telah dikenal operasi penjumlahan dan perkalian. Misalkan x dan y bilangan real
maka penjumlahan x dan y ditulis x + y dan perkalian x dan y ditulis x . y atau secara singkat
ditulis xy. Sifat-sifat operasi penjumlahan dan perkalian pada R adalah sebagai berikut.
1. Hukum komutatif: x + y = y + x dan xy = yx.
2. Hukum asosiatif: x + (y + z) = (x + y) + z dan x(yz) = (xy)z.
3. Hukum distributif: x(y + z) = xy + xz.
4. Elemen-elemen identitas: Terhadap penjumlahan: 0 sebab x + 0 = x. Terhadap
perkalian: 1 sebab x.1 = x.
5. Invers (balikan): Setiap bilangan real x mempunyai invers aditif (disebut juga negatif)
–x yang memenuhi x + –x = 0 dan setiap bilangan real x yang tidak nol mempunyai
invers multiplikatif (disebut juga balikan) yaitu x−1 yang memenuhi x. x−1 = 1.

a-b = a + (-b)
a/b = a.(1/b)
x–y=y–xx–y≠y–x
x/y = y/x  x/y ≠ y/x
x + (y + z) = (x + y) + z  x+y+z = x+y+z
x-(y-z) = (x-y)-z  x-y+z ≠ x – y - z
x(yz) = (xy)z.  xyz = xyz
x/(y/z) = (x/y)/z  xz/y ≠ x/yz
(y + z)x = yx + zx
0 elemen identitas/unsur satuan untuk operasi penjumlahan
1 elemen identitas/unsur satuan untuk operasi perkalian

Urutan
Bilangan-bilangan real bukan nol dibedakan menjadi dua himpunan terpisah yaitu bilangan
bilangan real positif dan bilangan-bilangan real negatif. Berdasarkan fakta ini diperkenalkan
relasi urutan < (dibaca “kurang dari”) yang didefinisikan dengan:

x < y jika dan hanya jika y – x positif.

x < y mempunyai arti yang sama dengan y > x.

+&+ ; -&-; -&+; -&0; 0&+


 : jika dan hanya jika
=>: jika ... maka ...
≤ : lebih kecil atau sama dengan
Sifat-sifat urutan:
1. Trikotomi: Jika x dan y bilangan-bilangan real maka pasti berlaku salah satu di antara
yang berikut: x < y atau x = y atau x > y.

2. Transitif: jika x < y dan y < z maka x < z. (B)  : jika ... maka...
Jika x<z maka x<y dan y<z  Jika 1<2 maka 1<3 dan 3<2 (S)
3. Penambahan: x < y ⇔ x + z < y + z
4. Perkalian:
Jika z positif maka x < y ⇔ xz < yz
Jika z negatif maka x < y ⇔ xz > yz

Relasi urutan ≤ (dibaca “kurang dari atau sama dengan”) didefinisikan dengan:
x ≤ y jika dan hanya jika y – x positif atau nol.

1.3 Ketaksamaaan
Pertidaksamaan merupakan kalimat terbuka yang menggunakan relasi <, >, ≤ atau ≥.
Penyelesaian suatu pertidaksamaan adalah semua bilangan yang memenuhi pertidaksamaan
tersebut yang biasanya merupakan interval atau gabungan intervalinterval. Mengenai interval
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Interval terbuka (a,b) adalah himpunan semua bilangan real yang lebih besar dari a
dan kurang dari b. Jadi (a,b) = {x | a < x < b}. Sedangkan interval tertutup [a,b] adalah
himpunan semua bilangan real yang lebih besar atau sama dengan a dan kurang atau sama
dengan b. Jadi [a,b] = {x | a ≤ x ≤ b}. Beberapa interval ditunjukkan dalam daftar berikut.
Contoh Pertidaksamaan
1) 2x – 7 < 4x – 2
2) –5 ≤ 2x + 6 < 4
3) x2 – x – 6 < 0
4) 3x2 – x – 2 > 0

Contoh 1
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 2x – 7 < 4x – 2.
Penyelesaian: 2x – 7 < 4x – 2
⇔ 2x < 4x + 5
⇔ –2x < 5
5
⇔ x>−
2
5 5
Hp: interval ( − , ∞) = {x | x >− }
2 2
Contoh 2
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan –5 ≤ 2x + 6 < 4.
Penyelesaian: –5 ≤ 2x + 6 < 4

⇔ –11 ≤ 2x < –2
11
⇔ − 2 ≤ x < –1
11 11
Hp: interval (− 2 , –1) = {x|− 2 ≤ x < –1}

Contoh 3
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan x 2 – x – 6 < 0.

Penyelesaian: x2 – x – 6 < 0
⇔ (x – 3)(x + 2) < 0

Hp: interval (–2, 3) = {x| –2 < x < 3}

Contoh 4
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 3x2 – x – 2 > 0
Penyelesaian: 3x2 – x – 2 > 0
⇔ (x – 1)(3x + 2) > 0

2 2
Hp: interval (–∞ ,− 3) ∪ (1 , ∞) = {x| x <− 3 atau x > 1}

1.4 Nilai Mutlak, Akar kuadrat, Kuadrat

Konsep nilai mutlak sangat diperlukan untuk mempelajari kalkulus. Oleh karena pembaca
yang ingin memahami betul konsep-konsep dalam kalkulus disarankan mempunyai
ketrampilan dalam bekerja menggunakan nilai mutlak.
Definisi: Nilai mutlak bilangan real x, ditulis |x| didefinisikan dengan

x jika x ≥ 0
|x| ={ }
−x jik𝑎 x < 0
Misal: |5| = 5 , |− 5| = −(−5) = 5 , |0| = 0

Sifat-sifat nilai mutlak


1) |ab| = |a| |b|
𝑎 |𝑎|
2) | | =
𝑏 |𝑏|
3) |a +b| ≤ |a| +|b| (ketidaksamaan segitiga)
4) |a − b| ≥ ||a| − |b||
Pertidaksamaan yang memuat nilai mutlak
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan yang memuat nilai mutlak dapat digunakan teorema
berikut.
Teorema:
1) |x| < a ⇔ –a < x < a
2) |x| > a ⇔ x < –a atau x > a.

Secara fisis |x| dapat menyatakan jarak x ke 0, sehingga x yang memenuhi |x| < a
menyatakan x yang jaraknya ke 0 kurang dari a.
Secara fisis |x − c| dapat menyatakan jarak x ke c, sehingga x yang memenuhi |x − c| < a
menyatakan x yang jaraknya ke c kurang dari a.

Contoh 1
Tentukan penyelesaian |x| < 3.
Penyelesaian:
Nilai x yang memenuhi –3 < x < 3 merupakan penyelesaian pertidaksamaan |x| < 3.
Gambarkan penyelesaian pertidaksamaan tersebut pada garis bilangan.

Contoh 2
Tentukan penyelesaian pertidaksamaan |x − 2| < 3.
Penyelesaian:
|x − 2| < 3 ⇔ –3 < x – 2 < 3

⇔ –3 + 2 < x < 3 + 2
⇔ –1 < x < 5

Jadi, penyelesaiannya adalah x yang memenuhi –1 < x < 5. Gambarkan pada garis
bilangan penyelesaian pertidaksamaan ini.

Jika diketahui persamaan , maka


dapat dicari dengan rumus abc berikut :

|x|2 = x2
1.5 Sistem Koordinat Persegi-Panjang

Sistem koordinat cartesius terdiri dari 2 garis lurus, satu garis mendatar (horisontal) dan garis
yang lain tegak (vertikal). Garis mendatar ini disebut sumbu-x, sedangkan garis yang tegak
disebut sumbu-y. Perpotongan kedua sumbu tersebut dinamakan titik asal (origin) dan diberi
tanda O. Biasanya, titik-titik disebelah kanan O dikaitkan dengan bilangan-bilangan real
positif sedangkan titik-titik di sebelah kiri O dengan bilangan-bilangan real negatif. Titik-titik
di sebelah atas O dikaitkan dengan bilangan-bilangan real positif dan di sebelah bawah O
dikaitkan dengan bilangan-bilangan real negatif. Sumbu-sumbu koordinat membagi bidang
menjadi 4 daerah, disebut kuadran, yaitu kwadran I, kwadran II, kwadran III, dan kwadran
IV.

Rumus Jarak : d(P,Q) = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2


Rumus jarak P ke Q
Contoh 1
Cari jarak antara titik P(-2,3) dan titik Q(4,-1)
Penyelesaian:
Jarak dari titik P ke titik Q adalah

Persamaan Lingkaran
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang terletak pada suatu jarak tetap (jari-jari) dari suatu
titik tetap (pusat). Persamaan lingkaran yang berjari-jari r dan berpusat di (h,k) mempunyai
persamaan (x – h)2 + (y – h)2 = r2

Contoh 2
Persamaan lingkaran r = 3 dan berpusat di (6,4) adalah x – 6 ) 2 + (y – 4) 2 = 9

Rumus Tiik Tengah


̅̅̅̅ dengan koordinat A(𝑥1 , 𝑦1 ) dan B(𝑥2 , 𝑦2 ) dengan 𝑥1 ≤ 𝑥2
Jika P adalah titik tengah dari 𝐴𝐵
dan 𝑦1 ≤ 𝑦2 maka koordinat titik P diberikan oleh (x, y) dengan rumus
Contoh 3
Tentukan titik tengah dari segmen AB jika koordinat masing-masing titik diberikan oleh (1, 5)
dan (–3, –1).
Penyelesaian:

Jadi, P(–1, 2)

Anda mungkin juga menyukai