Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ainun Huda

Kelas : PPKH 5A
NIRM : 04.03.19.360
Tugas KUP
1. Pengertian Kelembagaan Menurut Ahli
• Lembaga adalah aturan di dalam suatu kelompok masyarakat atau organisasi yang
menfasilitasi koordinasi antar anggotanya untuk membantu mereka dengan harapan di
mana setiap orang dapat bekerja sama atau berhubungan satu dengan yang lain untuk
mencapai tujuan bersama yang diinginkan (Ruttan dan Hayami, 1984).
• Kelembagaan diidentikan dengan aturan dan rambu-rambu sebagai panduan yang
dipakai oleh para anggota suatu kelompok masyarakat untuk mengatur hubungan yang
saling mengikat atau saling tergantung satu sama lain (Ostrom, 1986).
• Kelembagaan sebagai suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota masyarakat atau
organisasi yang saling mengikat yang dapat menentukan bentuk hubungan antar
manusia atau antar organisasi yang diwadahi dalam suatu organisasi atau jaringan dan
ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik atauran
formal maupun informal untuk pengendalian perilaku sosial serta insentif untuk
bekerjasama dan mencapai tujuan bersama (Djogo, 2003).
Jadi dapat disimpulkan Kelembagaan adalah pola hubungan masyarakat yang saling
mengikat dalam suatu aturan dengan tujuan untuk membantu dalam mencapai tujuan
bersama yang diinginkan.

2. Komponen dan Ciri Kelembagaan


a. Komponen Kelembagaan
• Aturan Formal
• Aturan Informasi
• Mekanisme Penegakan
b. Ciri Kelembagaan
• Memiliki tujuan
• Memiliki alat kelengkapan.
• Memiliki struktur yang jelas.
• Memiliki peraturan yang harus patuhi.

3. Peran Kelembagaan
• Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan.
• Meningkatkan posisi tawar menawar petani dalam kegiatan ekonomi.

4. Fungsi Kelembagaan Menurut Permentan No. 67 Tahun 2016


Kelembagaan petani mempunyai fungsi sebagai wadah proses pembelajaran, wahana kerja
sama, unit penyedia sarana dan prasarana produksi, unit produksi, unit pengolahan dan
pemasaran, serta unit jasa penunjang.
5. Prinsip Pengembangan Kelembagaan
• Prinsip kebutuhan. Kelembagaan yang dibangun dibutuhkan secara fungsional.
Keberadaannya tidak dipaksakan, jika fungsi-fungsi dalam setiap subsistem agribisnis
telah memenuhi kebutuhan.
• Prinsip efektivitas. Kelembagaan hanyalah sebuah alat, bukan tujuan. Sebagai alat
maka elemen kelembagaan yang dikembangkan di setiap subsistem agribisnis haruslah
efektif untuk upaya pencapaian tujuan yang diinginkan.
• Prinsip efisiensi. Penumbuhan elemen kelembagaan harus dipilih opsi yang paling
efisien, yaitu yang relatif paling murah, mudah, dan sederhana namun tetap mampu
mendukung pencapaian tujuan.
• Prinsip fleksibilitas. Kelembagaan yang dikembangkan disesuaikan dengan
sumberdaya yang tersedia dan budaya setempat. Soal nama lembaga pun tidak boleh
dipaksakan jika sudah ada nama yang melembaga di masyarakat.
• Prinsip manfaat. Kelembagaan yang dikembangkan adalah yang mampu memberikan
manfaat paling besar bagi petani dan masyarakat pedesaan.
• Prinsip pemerataan. Kelembagaan yang dikembangkan memberikan pembagian benefit
(sharing system) secara proporsional kepada setiap petani dan pelaku agribisnis lainnya
di pedesaan.
• Prinsip keberlanjutan. Kelembagaan petani yang dikembangkan diharapkan akan terus
berjalan meskipun keterlibatan lembaga jasa penunjang (lembaga pemerintah daerah
dan lembaga keuangan) secara langsung telah berkurang.

Anda mungkin juga menyukai