Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Materi Mata Kuliah

Hewan Coba Untuk Analisis Khasiat Obat

HAMDIKA YENDRI PUTRA


B3501202045

SEKOLAH PASCASARJANA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
Ringakasan Materi
Matakuliah Hewan Coba untuk Analisis Keamanan Obat memberikan banyak ilmu
tentang penggunaan hewan coba dalam pengujian sediaan obat. Mata kuliah ini mengajarkan
mulai dari dasar pemilihan hewan coba yang tepat untuk pengujian sediaan, jumlah hewan
coba yang digunakan, jenis hewan coba, cara pemeliharaan, cara pengujian sediaan sesuai
dengan protokol pengujian, peningkatan kesejahteraan hewan, hingga pengujian sediaan
dengan metode in vitro.
Pada mata kuliah ini diajarkan tentang pengenalan hewan coba. Seperti yang
diketahui hewan coba yang umum digunakan adalah tikus. Tetapi selain tikus ada banyak
hewan coba lain yang biasa digunakan dalam pengujian obat. Contohnya kelinci, mencit,
monyet, ayam, kuda, guinea pig, marmosset, marmut dan hewan lainnya. Penggunaan hewan
diseuaikan dengan kebutuhan pengujian. Contohnya penggunaan kelinci sebagai hewan coba
ujipirogenik dikarenakan kelinci sangat sensitif terhadap zat-zat pirogen sehingga diharapkan
mudah mendeteksi adanya sediaan yang menyebabkan demam. Pemilihan guinea pig pada uji
sensitiivtas kulit karena hewan kulit hewan ini sangat sensitiv terhadap zat kimia yang
menyebabkan iritasi.
Selain pemilihan hewan, dalam mata kuliah ini juga diajarkan cara perawatan hewan
yang sesuai dengan prinsip kesejahteraan hewan. Pemeliharaan tikus harus sesuai dengan
kondisi dan kebiasaan tikus. Tikus nyaman berada pada suhu 20-25 oC, tikus merupakan
hewan nocturnal sehingga pencahayaan kandang perlu diperhatikan agar tikus tidak merasa
stres. Kemudian yang perlu diperhatikan adalah alas kandang yang harus diganti secara
berkala. Hewan coba tidak suka dengan kondisi yang ribut dan bising sehingga perlu
dijadikan perhatian dalam pemeliharaan.
Penggunaah hewan coba juga harus memperhatikan aspek 5 F yaitu bebas dari rasa
haus dan lapar, bebas dari rasa takut dan trauma, bebas dari sakit dan penyakit, bebas
mengekspresikan periaku alamiah dan bebas dari rasa stres. Kelima aspek ini harus sangat
diperhatikan dalam penggunaan hewan coba sebagai bahan pengujian obat. Pemenuhan
nutrisi, kebiasaan makan, kondisi dan kebersihan kandang hingga meminimalisir rasa sakit
merupakan salah satu cara menerapkan aspek 5f selain itu ada aspek 3R yang harus
diperhatikan yaitu reduce, refinerment dan repplacement. Reduce adalah menggunakan
hewan coba secara efisien dengan jumlah yang cukup. Tidak menjadikan hewan coba sia-sia
dan berlebihan dalam jumlah hewan yang digunakan. Refientment adalah meminimalkan rasa
sakit yang diterima oleh hewan dengan pemberian obat analgesik atapun anastesi
padapercobaan. Replacement adalah mengganti hewan coba dengan organisme tingkat rendah
ataupun perangkat lunak komputer.
Saat semua aspek sudah dipenuhi, yang harus dilakukan adalah menentukan metode
pengujian yang tepat untuk bahan obat. Pengujian obat dilakukan dengan beberapa metode
mengacu pada peraturan BPOM. Uji yang dilakukan adalah uji safety atau kemanan obat, uji
safety yang umum digunakan adalah uji LD50, uji mutagenik, teratogenik, uji toksisitas akut,
uji toksisitas kronis. Kemudian menyesuaikan uji yang digunakan dengan hwan coba dan
melaksanakanengujian
Pelaksanaan pengujian juga harus memperhatikan cara mengkoleksi sampel. Tahap
koleksi sampel harus memperhatikan aspek keamanan hewan. Sampel yang umum dikoleksi
adalah darah, organ, otak, kulit, urin, feses, embrio dan lainnya. Pengkoleksian sampel
disesuaikan dengan kebutuhan dalam pengujian. Cara megkoleksi sampel juga harus
disesuaikan. Sampel darah dikoleksi dari vena laterale ekor hewan tikus. Pada hewan coba
domba pengkoleksian darah dari vena jugularis, pada kucing dan anjing dari vena cepalica
brachii kaki depan atau vena femoralis di kaki nelakang. Koleksi sampel organ harus melalui
prosedur eutanasia terleih dahulu. Pemilihan sediaan eutanasia harus memperhatikan prinsip
kemanan dan kesejahteraan hwan. Metode eutanasi dislokasi os atlas harus dilakukan dengan
baik untuk mengurangi rasa sakit pada hewan coba. Metode eutanasia menggunakan bahan
kimia harus memperhatikan efek sediaan jam dosis yang tepat. Pengkoleksian sampel ogan
harus dilakukan dnegan baik dan penyimpanan sampel dengan baik. Sampel yang diambil
secukupnya.
Pengujian yang dilakukan harus diperhatikan apakah bisa dilakukan secara invitro
dengan kultur sel atau dapat dilakukan dengan simulasi perangkat lunak. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi penggunaan hewan coba dalam pengujian obat. Berkembangnya teknologi
sudah memungkinkan bahwa hewan coba disimulasikan dalam perangkat lunak untuk melihat
respon yang ditimbulkan dalam pemberian sediaan. Apabila ingin melihat secara spesifik
terhadap organ, teknologi sudah berkembang kearah penelitian in vitro yang membiakkan sel
tertentu dan dimodelkan dengan sel organ dalam tubuh, kemudian diberikan sediaan dan
melihat efek yang dimunculkan terhadap sel

Anda mungkin juga menyukai