Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah keberhasilan mengajar
ditentukan oleh faktor pendidik yang berperan sebagai pengelola kegiatan
belajar mengajar. Kita sebagai seorang pendidik harus mengetahui dan
dapat membuat sebuah pembaharuan dalam dunia pendidikan, agar dapat
mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif. Sehingga dapat
diperoleh hasil yang maksimal.
Salah satu bentuk pembaharuan pembelajaran adalah dengan
menggunakan media pembelajaran yang efektif, menarik, dan bermakana
bagi peserta didik. Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar
efektif maka fungsi metode pembelajaran sangat penting untuk
dimanfaatkan. Pembelajaran metode demonstrasi dan LKS dimaksudkan
untuk mempermudah daya cerna siswa terhadap materi yang diberikan.
Metode demonstrasi merupakan salah satu pengembangan dengan
cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan
mendengarkan dengan yangdidemonstrasikan.Sedangkan LKS adalah
lembaran yang berisitugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil mata pelajaran IPA
sebagai objek penelitian.Sebagaimana diketahui bahwa IPA merupakan
salah satu mata pelajaran dalam Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional
(UASBN) di tingkat sekolah dasar, oleh sebab itu guru dituntut untuk
mampu meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Di sisi lain antusias
peserta didik terhadap mata pelajaran ini sangat minim dibanding dengan
mata pelajaran lain. Untuk mengantisipasi kegagalan siswa dalam
pembelajaran, maka diperlukan adanya strategi pembelajaran yang bisa
menarik perhatian siswa sehingga timbul antusias yang tinggi selama
proses pembelajaran berlangsung.

1
B. Identifikasi Masalah
Untuk meningkatkan dan menumbuhkan rasa menyenangkan
dalam pembelajaran IPA guru harus mampu mengemas materi
pembelajaran IPA yang akan disampaikan kepada siswa. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan di Mojomulyo 01. Siswa kurang paham pada
materi IPA maka perlu dilakukan perbaikan dalam sebuah laporan
penelitian.

C. Kondisi Pembelajaran
Pada proses pembelajaran yang terjadi di SD Harapan Yang
menjadi fokus perbaikan pembelajaran dalam hal ini adalah sebagai
berikut:
1. Sumber belajar untuk materi IPA di kelas kurang terpenuhi.
2. Rendahnya tingkat peguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
yang telah diberikan.
3. Kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran.

D. Pembelajaran Yang di Harapkan


Salah satu upaya peneliti untuk mengatasi segala masalah menurut
berbagai ahli sebagai berikut :
1. Menurut Rapoport dan Hopkins untuk membantu mengatasi secara
praktis segala persoalan di kelas dengan pencapaian dibutuhkan kerja
sama antar siswa dan guru dalam kerangka etika yang disepakati
bersama.
2. Menurut PGSM dalam perbaikan ini perlu ditingkatkan kemantapan
rasional dari setiap tindakan siswa dengan sering melaksanakan tugas.
Untuk memperdalam pemahaman terhadap materi pembelajaran IPA.

2
E. Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian tindakan kelas ini, indikator keberhasilan
tindakan mengharapkan minimal 75%. Siswa mencapai KKM dan skor
rata-rata ulangan siswa 70.

F. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dibuat
suatu rumusan masalah sebagai berikut:“Bagaimanakah peningkatan hasil
belajar IPA menggunakan pembelajaran metode demonstrasi dan LKS
pada materi kenampakan permukaan bumi kelas III SDN Mojomulyo 01”?

G. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III di SDN
Mojomulyo 01 pada mata pelajaran IPA materi kenampakan permukaan
bumi dengan menggunakan metode demonstrasi dan LKS.
H. Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru
1) Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga
dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
2) Dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam
memahami bahan ajar/materi tentang kenampakan
permukaan bumi.
b. Bagi Siswa
1) Dapat menambah keaktifan dan kualitas proses
pembelajaran IPA.
2) Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata
pelajaran IPA untuk kehidupan sehari hari.
c. Bagi Sekolah
1) Dapat memberi dampak positif terhadap kemajuan sekolah.
2) Dapat meningkatkan kemampuan professional di sekolah.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Operasioinal Judul


1. Pengertian Hasil Belajar IPA
Ilmu pengetahuan alam(IPA) berasal dari kata science yang
berarti sesuatu yang berhubungan dengan alam. Disini dijelaskan
berbagai perngertian IPA menurut:
a. (Sahono, 2010:7) mendefinisikan IPA sebagai pengkajian dan
penterjemahan pengalaman manusia tentang dunia fisik, yang
mencakup semua aspek pengetahuan yang dihasilkan oleh metode
saintifik yang tidak terbatas pada fakta.
b. (Kusdiyanto, 2010) mendifinisikan IPA sebagai semua
pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah.
c. (Sahono, 2010:7) menyimpulkan bahwa IPA secara garis besar
dapat didefinisikan atas tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses
ilmiah, dan produk ilmiah.
d. (Arini 2011) mengemukakan bahwa pembelajaran IPA diarahkan
agar siswa memiliki kemampuan.
e. (Trianto 2010) mengemukakan bahwa pembelajaran IPA
diarahkan untuk menjadikan siswa memiliki kecakapan kerja.

4
2. Metode Demonstrasi
a. Menurut syaiful Bahri Djamarah (2010) metode demonstrasi
adalah metode yang digunakan oleh tenaga pendidik untuk dapat
memperlihatkan cara kerja benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran secara langsung kepada pendidik.
b. Menurut Hamdani (2011:269) metode demonstrasi adalah suatu
cara mengajar dengan mempertunjukan cara kerja suatu benda.
c. Menurut Sanjaya (2011:152) mtode demonstrasi adalah mtode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses,situasi atau benda tertentu.
d. Menurut Permana (2011:17) metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung proses
terjadinya sesuatu yang disertai penjelasan lisan.
e. Menurut Sanjaya (2011:152) metode demonstrasi adalah metode
yang mengamati dan membandingkan antara teori dan kenyataan.

Kelebihannya:
a. Terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, karena siswa
disuruh langsung memerhatikan pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak
hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Kelemahannya:
a. Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa
persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal.
b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat
yang memadai.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru
yang khusus, sehingga guru dituntut bekerja lebih professional.

5
3. Materi pembelajaran IPA
Kenampakan permukaan bumi
A. Bentuk Permukaan Bumi
Bentuk permukaan bumi tidak rata. Bumi terdiri dari tempoat yang
tinggi dan tempat yang rendah. Bagian permukaan bumi ada yang
menonjol, ada yang datar, ada juga berupa cekungan. Perbedaan
tinggi rendahnya permukaan bumi tersebut disebut relief. Berbagai
macam bentuk permukaan bumi dapat dilihat dalam sebuah peta.
Peta adalah gambar dua dimensi suatu tempat dipermukaan bumi.
Permukaan bumi dibedakan atas daratan dan perairan.
1. Daratan
a) Daratan adalah permukaan bumi yang tidak digenangi air.
b) Daratan yang sangat luas disebut benua.
c) Daratan yang lebih sempit dari benua disebut pulau.
d) Pulau-pulau kecil yang berdekatan dan membentuk
gugusan disebut kepulauan.
e) Wilayah daratan terdiri dari penggunungan, perbukitan,
daratan, lembah, dan tanjung.

a. Pegunungan
Daerah pegunungan permukaanya lebih tinggi dari daerah
lain. Gunung adalah tonjolan din permukaan bumi yang
mempunyai ketinggian lebih dari 400 meter di atas
permukaan laut. Gunung terdiri dari puncak, lereng dan
kaki. Kumpulan dan banyak gunung disebut pegunungan.
1) Gunung berapi adalah gunung yang bisa meletus
sewaktu-waktu.
2) Dataran
3) Gunung nati adalah gunung yang tidak
mengeluarkan asap lagi.

6
b. Perbukitan
Daerah tinggi yang permukaanya lebih rendah daripada
gunung disebut bukit.pembukitan adalah daerah yang
mempunyai banyak bukit.
c. Dataran
Dataran yang mempunyai ketinggian yang hamper sama
disebut dataran. ada dua macam dataran:
1) Dataran tinggi yaitu daerah datar yang terletak
pada ketinggian lebih dari 600 meter permukaan
laut.
2) Dataran rendah yaitu daerah yang terletak di
daerah rendah.
d. Lembah
Lembah adalah dataran yang lebih rendah dari dataran
rendah. Lembah terdapat di kanan kiri kaki gunung.
1) Jurang adalah lembah yang dalam, sempit serta
mempunyai dinding yang curam.
2) Ngarai adalah lembah yang dalam, luas serta
dindingnya.
e. Tanjung
Dataran yang menjorok ke laut disebut tanjung.
2. Perairan
Bentuk permukaan bumi yang tertutup oleh air disebut
perairan. Lebih dua pertiga dari permukaan bumi merupakan
wilayah perairan dan satu pertiganya merupakan daratan
a. Lautan
Lautan adalah perairan yang sangat luas. Wilayah lautan
terdiri dari samudra, laut, selat, teluk, dan palung.
b. Sungai
Sungai adalah aliran air besar di daratan. Air sungai
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat rendah.

7
c. Danau
Danau adalah genangan air yang sangat luas dan dikelilingi
oleh daratan. ada dua macam danau, danau alami dan
danau buatan.
d. Rawa
Rawa adalah genangan air yang tidak dalam, biasanya
berada di tepi pantai dan banyak ditumbuhi air.

B. Penelitian Yang Relevan


a. Menurut Safrida Ariayani berdasarkan pengamatan yang dilakukan
peneliti dengan metode demonstrasi yang dilakukan guru belajar
mengajar siswa III dapat meningkatkan aktivitas yang akhirnya terjadi
peningkatan terhadap prestasi belajar IPA.
b. Menurut Suwinanto penelitian ini menggunakan metode PTK dalam
dua siklus. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan lembar
observasi siswa serta tes hasil belajar disetiap siklusnya. Dan hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
c. Menurut Neng Halimah penelitian ini dilatarbelakangi karena
rendahnya nilai hasil pembelajaran IPA tentang kenampakan
permukaan bumi, hal ini dapat dilihat dari tes hasil belajar siswa yang
sebagian besar belum mencapai KKM.
d. Menurut Srikusni hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar ditunjukkan dengan perolehan nilai hasil tes
disetiap siklus. Hal ini membuktikan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar.
e. Menurut Mohammad Ganjar Arif Suhaeri penelitian ini tentang
penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA tengang
kenampakan permukaan bumi untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas III. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan,
pelaksanaan, dan penerapan belajar IPA.

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek penelitian, tempat, waktu penelitian


1. Subyek
Siswa kelas III SDN Mojomulyo 01.kelas ini berisi 30 orang
siswa.10 orang terdiri dari siswa laki-laki dan 20 orang terdiri dari siswa
perempuan.Karakter kelas ini adalah siswa siswinya kurang aktif,
dikarenakan motivasi belajar siswa kurang karena tingkat pemahaman
terhadap IPA rendah. Sehingga proses pembelajaran tidak maksimal.
2. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Mojomulyo 01
kecamatan Puger.pada semester 2 tahun ajaran 2016/2017.
3. Waktu
           Waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut (lihat
tabel)

No Hari & Tanggal Mata pelajaran Jam ke Siklus Kegiatan

Selasa,
1 IPA I-II Siklus I
02-05-2014 KBM

Rabu,
 2 IPA I-II Siklus I
03-05-2014 KBM

Kamis,
3 IPA I-II Siklus I
04-05-2017 TES

Selasa,
4 IPA I-II Siklus II
09-05-2017 KBM

Rabu,
5 IPA I-II Siklus II
10-05-2017 KBM

9
Kamis,
6 IPA I-II Siklus II
11-05-2017 TES
 
B. Prosedur/ langkah-langkah PTK
Dalam prosedur pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus. Sebagaimana masing-
masing siklus berikut ini:
Siklus I
Dengan memperhatikan identifikasi, analisis dan perumusan
masalah, maka disusunlah langkah-langkah perbaikan dalam dua siklus
yang tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap pengamatan / observasi dan tahap refleksi.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran akan di rumuskan
sebagai berikut.
1. Perencanaan
a. Diskusi dengan teman sejawat untuk membicarakan aspek-
aspek yang menjadi objek pengamatan.
b. Berkonsultasi dengan pembimbing tentang teman-teman
masalah dalam hal pembelajaran pra siklus.
c. Membuat perencanaan dengan menyusun RPP.
d. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui tahap-tahap
apersepsi, kegiatan pembelajaran inti dan evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan
a. Guru mengatur tempat duduk dan mengabsen siswa.
b. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai.
c. Guru menyampaikan tugas yang harus dilakukan siswa.
d. Guru memotivasi siswa dan merangsang siswa untuk berfikir.
e. Guru menjelaskan materi pelajaran IPA tentang kenampakan
permukaan bumidengan menggunakan metode demonstrasi.

10
f. Guru meminta siswa secara bergilir mengerjakan sesuai dengan
contoh di papan.
g. Guru memberikan lembar kerja siswa(LKS)
h. Guru menyimpulkan bersama siswa hasil pembelajaran.
i. Guru menyuruh siswa menyusun tes formatif pada siklus I.

3. Observasi
a. Observasi mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada
kegiatan guru saat memberikan contoh dalam latihan soal lembar
observasi terlampir.
b. Observasi mencatat semua teman pada saat pembelajaran.
c. Hasil pengamatan terhadap tugas guru diperoleh temuan-temuan
antara lain:
1. Pemanfaatan metode belum maksimal.
2. Pemberian motivasi kepada siswa masih belum merata
sehingga belum mampu membangkitkan minat keseluruhan.
3. Pengaktifan siswa belum merata.
4. Hasil evaluasi siswa belum mencapai ketetapan yang
diinginkan atau KKM yang ditetapkan.

4. Refleksi
Setelah peneliti memperoleh hasil pengamatan dan penjelasan
teman sejawat dan konsultasi dengan pembimbing diperoleh refleksi
sebagai berikut:
a. Guru lebih banyak berceramah dan dalam apersepsi belum
menanamkan materi prasyarat.
b. Guru dalam memberikan contoh soal kurang karya dan kurang
bervariasi.
c. Guru kurang memiliki pengamatan sebagai motivasi kurang.
d. Hasil tes pada siklus I belum menemui kriteria ketuntasan belajar
sehingga diperlukan siklus berikutnya

11
Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi terhadap pelaksanaan pada siklus I,
maka disusun rencana perbaikan pembelajaran berupa prosedur kerja yang
dilaksanakan di dalam kelas dengan waktu satu kali pertemuan yaiku 2 x
35 menit.
1. Perencanaan
a. Perencanaan tindakan pada siklus II didasarkan atas hasil refleksi
pada Siklus I. Pada tahap perumusan masalah, penelitian
bekerja sama dengan teman sejawat dan pembimbing untuk
mengungkap dan memperjelas permasalahan yang peneliti
hadapi untuk dijadikan jalan pemecahan yang tepat.
b. Merancang pembelajaran yang menitikberatkan pada
penggunaan metode dan LKS.
c. Menyiapkan lembar pengamatan sebagai panduan
pengamatan dalam
d. mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran lembar
pengamatan
e. difokuskan pada kegiatan guru dalam penggunaan metode
demonstrasi dan LKS.
f. Merancang tes formatif.
g. Menyusun rencana perbaikan pada siklus II.

2. Pelaksanaan tindakan
a. Guru mengabsen siswa.
b. Guru mengadakan tanya jawab/apersepsi lisan.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
dicapai siswa setelah pembelajaran.
d. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang kenampakan permukaan
bumi dengan metode demonstrasi.
e. Dengan menggunakan metode demonstrasiguru menanyakan seperti
apa kenampakan permukaan bumi.

12
f. Dengan bimbingan guru meminta siswa secara bergilir untuk
mengerjakan soal di papan tulis
g. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS).
h. Guru bersama siswa menarik kesimpulan.
i. Siswa mengerjakan tes formatif siklus II.

3. Observasi
a. Obsevasi mengamati proses pembelajaran
b. Observasi mencatat semua temuan pada saat pembelajaran
c. Dari pengamatan terhadap guru pada saat mengajar, ditemukan hal-
hal sebagai berikut:
1) Sebelum kegiatan inti guru melakukan kegiatan awal dengan
baiktermasuk pengadaan apersepsi.
2) Dalam kegiatan inti guru menjelaskan materi pembelajaran
dengan menggunakan metode yang tepat.
3) Dalam memberi pertanyaan, guru tidak terfokus pada satu siswa
saja.
4) Hasil evaluasi meningkat.
d. Dari pengamatan terhadap siswa ditemukan hal-hal sebagai berikut;
1) Siswa tampak percaya diri dala menjawab pertanyaan guru.
2) Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa sudah serempak
menjawab.

4. Refleksi
Setelah peneliti melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus II, diperoleh refleksi sebagai berikut:
a. Secara klasikal siswa mempelajari bahan materi yang
disampaikan guru.
b. Dalam pembelajaran siklus II penggunaan metode demonstrasi
dengan menggunakan LKS dimaksimalkan untuk mendukung

13
pemahaman siswa terhadap materi kenampakan permukan
bumi.
c. Penggunaan lembar kerja siswa dirancang untuk
memaksimalkan aktivitas siswa dalam belajar.
d. Pemberian motivasi pada pembelajaran siklus II ditingkatkan
denganmemberi pujian pada siswa.
e. Pengaktifan siswa tampak cukup berhasil dengan menerapkan
metode demonstrasi yang disertai pemberian tugas atau
pemberian LKS.
Berdasarkan data penelitian di atas maka PTK berhasil
di laksanakan.

C. Desain Penelitian Tindakan


Penelitian tindakan merupakan proses yang dinamis yang didalamnya
terdapat empat momen yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi
dalam bentuk spiral.
Berikut ini model desain penelitian :
a. Desain Stephen Kemmis
Dalam model desain penelitian tindakan Stephen kemmis
digunakan model refleksi diri berbentuk spiral yang terdiri dari
setiap siklusnya, perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Selanjutnya dilakukan perencanaan kembali dan dan
seterusnya, sebagai landasan pemecahan masalah.
b. Desain John Elliot
Elliot menggunakan ide dasar yang dielaborasinya dari
Kemmis, yaitu menggunakan urutan langkah-langkah tindakan
refleksi.Seperti pengamatan terhadap perilaku guru,
pengamatan terhadap kelas, dan pengamatan perilaku siswa.

14
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah
sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut
menjadi mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan
solusi permasalahan, yang terutama adalah masalah yang tentang sebuah
penelitian.
a. Analisis data ketuntasan belajar (Tes)
Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes yang akan
dilaksanakan setelah berakhir satu siklus akan dianalisis untuk melihat
ketuntasan belajar siswa secara individu. Seorang siswa akan dikatakan
tuntas apabila nilai siswa telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). KKM yang ditetapkan oleh SD HARAPAN adalah 65. Dalam
penelitian ini diharapkan hasil belajar siswa yang memenuhi nilai KKM
dapat melebihi 70% dari jumlah siswa. Ketuntasan belajar siswa secara
individu dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

T
NI = x 100 %
SM

Ket:
NT = Ketuntasan belajar secara individu
T = Skor yang diperoleh siswa
SM = Skor Maksimum dari tes

Siswa dikatakan tuntas jika NI > 70%

15
DAFTAR PUSTAKA

Djojosoerdiro, Wasih 2010.Pengembangan Dan Pembelajaran IPA SD.

Malik, Aries. 2012. Penerapan Model Snowball Throwing untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Demonstrasi Dalam Mata Pelajaran IPA.

Pramitha, Resti. 2011. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode


Demonstrasi kelas III SD Negeri Pabelan 01 Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011.
Surakarta.

Adnan.(2012). Laporan IPA. [Online] tersedia di


http://laporanipa.wordpress.com/tag/fungsi-mata-pelajaran-ipa/[12 desember
2012]

Syaodih, Nana (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya.

Wasih, Djojosoediro. (2012). Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA SD.

Cartikasari, Aas. 2013. Upaya neningkatkan hasil belajar IPA di SD. Bandung.

PJJ PGSD UNS. 2011.Pengembangan pembelajaran IPA SD. [Online]. Tersedia:


http://pjjpgsd.unesa.ac.id/mod/page/view.php?id=13[30 April, 2013].

Dwi Purwanti, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Kenampakan Permukaan Bumi.

http://www.igh.org/triangulation/ institute Global Tech yang tersedia secara


online diunduh pada tanggal 8 April 2011, Pukul 13.35 WIB.

16
Ristasa, R..(2010). Pedoman Penyusunan Laporan Tindakan Kelas (classroom
action research) Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Terbuka, UPBJJ
Purwokerto.

Kartika.Yulia. (2012) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam


Pembelajaran IPA( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III Semester II
SDN Situginung I Tahun Pelajaran 2011-2012). [Online]. Tersedia:
http://repository.upi.edu/skripsi=12560[13 Mei 2013].

Rustaman, N.I et al. (2010). Materi dan Pembelajaran IPA di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2013.Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Purwasari, Yosi. 2013. “Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Kanampakan


Permukaan Bumi”. E-Jupekhu ( Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus) Volume 1
nomor 1, hal 546.

Admin.2012. Hakikat Pembelajaran IPA di SD [Online] Tersedia:


http://cumanulissaja.blogspot.com/2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-
disd.html[19 April 2013].

Kusumah, W.2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.

Rositawaty, S.(2013) .Senang Belajar IPA Untuk Kelas 3. Jakarta: Pusat


Pembukuan Departement Pendidikan Nasional.

17
Sawatowa, U. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar .Jakarta: Indeks.

Sawatowa, Usman.2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Jakarta: Indeks.


Tn.(2011). Hakekat Pembelajaran IPA di Sekolah.[Online]. Tersedia:
http://www.sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di-
sekolah.html#ixzz2JdIt6INAu[01 Februari 2013].

Priyatno.Ardhi. 2011. Peningkatan Hasil Belajar IPA pada siswa kelas III SD
Negeri Banyurip 2 Kecamatan Sambungmancan Kabupaten Sragan Tahun Ajaran
2010/2011. Skripsi. Surakarta: USM.

18

Anda mungkin juga menyukai