SKRIPSI
ADITIA NOVITRI
150723006
Tanda Tangan :
Tanggal :
Tanda Tangan :
Tanggal :
Tanda Tangan :
Tanggal :
Tanda Tangan :
Tanggal :
Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu
tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada publikasi media
lain.
Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulisan
dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan
mencantumkan tanda kutip.
Aditia Novitri
150723006
Novitri, Aditia. 2017. Evaluasi Penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam Proses
Penyusutan Arsip di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi
Sumatera Barat. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat kelengkapan studi untuk menyelesaikan Program Sarjana
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini pertama sekali
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ayah dan ibu yang telah
memberikan kasih sayang dan perhatian, doa, materil, motivasi dan dukungan
sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada abang yoppi, kak fela, adek Chasia dan Uda Jefri Akbar yang juga telah
ikut serta memberikan semangat kepada Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini dapat selesai berkat adanya bimbingan, arahan dan
bantuan dari berbagai pihak, sebagai rasa hormat, perkenakan Penulis menyampaikan
1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, MS. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
2. Ibuk Dr. Irawaty, A. Kahar, M.Pd selaku ketua Departemen Studi Ilmu
ii
skripsi ini.
4. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
5. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah
6. Ibu Hotlan Siahaan S.Sos., M.I.Kom selaku Dosen Penguji II yang telah
7. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu
Barat, khususnya Ibu Syofrina Bahri, SS, Bapak Martinus, SE, Ibu Yeni
Fitria, SE, dan Ibu Dra. Arniati selaku informan, terima kasih waktunya yang
Penulis.
iii
10. Untuk sahabat-sahabat terbaik sekaligus teman seperjuangan dari awal masa
kuliah ekstensi Bang Bara, Hilda Syaf’aini Harefa, Sutan Dendy, Shinta
Oktavia, Muhammad Fahmi, Suwardoyo dan Afdhal Islami selalu hadir dan
Akhir kata, Penulis juga menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu Penulis mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Penulis juga berharap skripsi
Penulis,
Aditia Novitri
Nim: 150723006
iv
ABSTRAK .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 6
vi
vii
Gambar 4.2 Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil dan
Pejabat Negara ........................................................................................ 51
Gambar 4.4 Bentuk Jadwal Retensi Arsip di Unit Kearsipan Pengelolaan Arsip
In Aktif Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat .. 55
viii
ix
Arsip tercipta sebagai akibat dari proses kegiatan atau aktivitas yang
baik dari segi fisik maupun informasinya. Permasalahan yang sering kali dihadapi
oleh setiap lembaga organisasi adalah bertambahnya arsip secara bertahap dari
sangat berperan penting, sampai saat ini masih banyak lembaga organisasi belum
orang yang tidak sesuai dengan latar belakang bidang ilmunya dan
pemusnahan arsip, dari segala kegiatan tersebut penyusutan arsip merupakan salah
10
bernilai guna.
harus memiliki Jadwal Retensi Arsip (JRA). Arsip yang benar-benar sudah tidak
bernilai guna dapat disusutkan berdasarkan daftar JRA melalui prosedur dan tata
cara yang jelas dan sah. Hanya arsip yang masih bernilai guna saja perlu disimpan
merupakan Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan yang berada dibawah
Daerah, oleh karena itu BPA Provinsi Sumatera Barat disamping mempunyai
11
unit kerja lingkungan BPA, melainkan sebagai lembaga kearsipan yang membina
naungan Kantor Gurbernur Provinsi Sumatera Barat yang memiliki jalinan kerja
sama berupa kerja sama dalam proses pengelolaan kearsipan sampai proses
penyusunan JRA, sehingga diperoleh 2 pengkatagorian arsip yaitu arsip aktif dan
arsip inaktif dimana arsip inaktif inilah yang pada akhirnya di serahkan ke BPA
2005 tentang wajib serah arsip daerah, arsip inaktif ini harus diserahkan kepada
BPA yang berfungsi sebagai pusat arsip untuk diadakan penyusutan guna
12
kesulitan dalam proses temu kembali, serta melacak keberadaan arsip. Oleh
karena itu, untuk mencapai efektifitas kinerja, efisiensi dana, serta proses temu
penyelamatan arsip di setiap SKPD dan BPA Provinsi Sumatera Barat merupakan
Namun, dalam melakukan kegiatan proses penyusutan arsip suatu organisasi harus
menilai kembali nilai kegunaan arsipnya dalam menentukan kelompok arsip yang
harus disimpan dalam jangka waktu tertentu, arsip yang disimpan secara
permanen dan arsip yang harus dimusnahkan. Tujuan penyusutan arsip akan
tercapai jika organisasi memiliki program dan rencana pengurangan arsip yang
memiliki daftar jangka simpan arsip untuk menetapkan simpan permanen dan
musnahnya arsip. Program ini merupakan suatu pedoman yang disebut dengan
JRA.
Sumatera Barat dan memberi proteksi terhadap arsip yang memuat informasi
bernilai guna tinggi agar dapat dilestarikan . Maka JRA sesuai dengan ketentuan
Barat. JRA juga merupakan pedoman kerja petugas arsip atau arsiparis di BPA
13
mencakup jenis arsip, jangka simpan arsip dan keterangan nasib akhir arsip.
penerapan JRA oleh BPA Provinsi Sumatera Barat saat ini pelaksanaan penerapan
Sumber Daya Manusia (SDM) khusus bidang kearsipan, selain itu kurangnya
pengetahuan SDM yang tersebar di berbagai unit kerja akan JRA karena tidak
berlatar pendidikan ilmu kearsipan dan kurangnya sarana dan prasarana serta
penerapan JRA.
Sumatera Barat?
14
Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini, antara lain bagi:
Sumatera Barat.
15
teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga
2) yang dimaksud dengan arsip adalah semua arsip yang berada di kantor
lainya.
Dari pengertian arsip tersebut dapat dipahami bahwa arsip adalah naskah-
naskah yang berisikan keterangan atau informasi penting yang dihasilkan oleh
suatu instansi pemerintah dan non pemerintah baik dalam bentuk informasi tulisan
organisasi.
Menurut Widjaja (1993, 103) memiliki beberapa tujuan arsip sebagai berikut: 1)
berbagai usaha. Berikut adalah usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan
kearsipan melalui pendidikan dan pelatihan berupa penataran atau kursus; dan d)
kembali arsip atau surat yang berada dalam suatu lembaga pemerintah atau
golongan , yaitu arsip dinamis dan arsip statis. Arsip dinamis dipergunakan secara
negara. Arsip statis merupakan arsip yang tidak dipergunakan secara langsung
menjadi dua bagian, yaitu arsip dinamis dan arsip statis. Perbedaan dari dua jenis
arsip ini terletak dari frekuensi penggunaan, serta tempat penyimpanan kedua
Untuk dapat melaksanakan manajemen arsip yang baik, kita juga perlu
Gambar 2.1
Model Siklus Hidup Arsip
Konsep daur hidup arsip selanjutnya menurut Martono (1994, 10-13) dapat
dikelompokkan dalam tiga fase besar yaitu tahap penciptaan, tahap penggunaan
10
yang tercipta tersebut mengandung berbagai data dan informasi. Data dan
hasil rekaman kegiatan yang telah dilakukan oleh sebuah organisasi dalam
berbagai bentuk.
Pada tahap kedua ini rekod sudah mulai aktif digunakan untuk berbagai
temu kembali rekod, program dan pemeliharaan rekod vital. Setelah tahap
dalam kelompok atau klasifikasi tertentu agar dapat dengan mudah dicari
bila suatu saat diperlukan. Pemeliharaan dan program rekod vital juga,
11
selanjutnya.
Elemen yang terakhir dari tahap manajemen rekod adalah penyusutan yang
penyusutan merupakan tahap akhir dari daur hidup rekod. Rekod dan arsip
yang tercipta, pada suatu saat akan mengalami masa di mana arsip tersebut
operasional sehari-hari. Umumnya jenis arsip seperti ini, sangat besar dan
19), maka pada tahap ini dilakukan survey arsip dan dinilai berdasarkan
nilai guna arsip yang bersangkutan. Nilai guna ini berdasarkan atas
memuat keterangan isi series berkas rekod yang tercipta dengan jangka
12
kuisisi, untuk menentukan arsip memiliki nilai guna penelitian jangka panjang,
mana akan dipertahankan dan berapa lama akan disimpan, untuk memenuhi
untuk menentukan Nilai Guna Arsip. Dalam surat edaran ini diberikan arahan
bahwa penentuan nilai guna arsip merupakan faktor yang sangat menentukan
dalam kegiatan penyusutan dan mutlak perlu dilakukan dala tata kearsipan.
Penentuan nilai guna merupakan kegiatan untuk memilah arsip kedalam kategori;
pertama, arsip yang bernilai guna permanen harus terus disimpan; dan kedua,
arsip yang bernilai sementara yang dapat dimusnahkan segera atau dikemudian
kepentingan pengguna arsip. Ditinjau dari kepentingan pengguna arsip, nilai guna
arsip dapat dibedakan menjadi nilai guna primer dan nilai guna sekunder.
13
administratif apabila :
kegiatan administratif.
administrative.
14
c. Nilai Guna Hukum : yaitu arsip yang memuat kepastian hukum, yaitu
kepastian tentang hak dan kewajiban atau sebagai alat bukti atau
akan berakhir apabila urusanya telah selasai, telah kadaluarsa atau oleh
apabila:
15
Jika nilai hukum telah terpenuhi tidak berarti kegunaan arsip telah
Nilai guna sekunder adalah nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan
sekunder meliputi:
16
yang serupa.
Arsip penting : yang dimaksud dengan arsip penting ialah arsip-arsip yang
diperlukan untuk kelangsungan hidup organisasi dengan segala usahanya dan jika
Arsip tidak penting : ialah arsip-arsip yang tidak memiliki nilai guna lagi
jika urusanya telah selesai, sehingga tak memerlukan pengolahan lagi dan apabila
17
Menurut Quible yang disitir oleh Sukoco (2006, 96) ada tiga sistem
unit.
organisasi.
pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip
yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga
18
tentang Kearsipan.
nilai guna yang abadi, maka tidak semua berkas harus disimpan terus menerus,
adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara: a) memindahkan arsip inaktif dari
Kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak bernilai guna dan penyerahan arsip statis
ke Arsip Nasional.
Menurut R.S. Dipobharoto M.A. yang disitir oleh Widjaja (1993, 180-181)
tujuan penyusutan arsip adalah: (1) agar file aktif dapat dipergunakan dengan
baik, lancar, tidak terkecoh oleh adanya records yang kurang diperlukan; (2) agar
19
findingnya; (3) agar tempat file aktif selalu longgar untuk menempatkan
bertambahnya record baru; (4) menghemat tempat, biaya, alat, karena record yang
kurang berguna ditempatkan dan tidak menganggu ruang tempat kerja; (5) agar
segera bisa ditentukan nasib record selanjutnya disimpan sebagai arsip, atau
terhadap arsip yang masih diperlukan dan bernilai tinggi; d) penyelamatan bahan
Dapat dinyatakan bahwa semua tujuan di atas akan tercapai apabila setiap
lembaga atau organisasi mempunyai program dan rencana pengurangan arsip yang
tepat. Program yang dimaksud berupa penetapan jangka waktu simpan permanen
dan pemusnahan.
masalah bertumpuknya arsip yang tidak berguna lagi. Arsip-arsip yang tidak
berguna lagi itu perlu dimusnahkan untuk memberi kemungkinan bagi tersedianya
20
mempunyai nilai guna. Menurut Munadi (2013) Untuk memusnahkan arsip yang
harus melalui mekanisme yang sesuai dengan ketentuan berlaku, adapun langkah-
langkah proses penyusutan arsip dengan cara: (1) pemindahan arsip; (2)
dengan cara: a) memindahkan arsip inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan
Jadi pada dasarnya penyusutan arsip harus mencakup tiga kegiatan, yaitu
berdasarkan JRA secara teratur dan tetap, pelaksanaanya diatur oleh masing-
dkk, 2007, 234). Tujuan pemindahan arsip dari unit pengolah ke unit kearsipan
adalah agar arsip dinamis yang frekuensi penggunaannya masih sering digunakan
penggunaanya sudah menurun (arsip dinamis inaktif), mungkin hanya satu kali
21
kepentingan. Sasaran lain hendak dituju adalah kedua jenis arsip tersebut tidak
bercampur baur menjadi satu sehingga dapat menyulitkan temu kembali arsipnya.
menggunakan rumus yaitu jumlah arsip yang disimpan dibagi dengan jumlah
bahwa berkas yang sama digunakan kurang dari enam kali dalam satu tahun dapat
dianggap sebagai arsip inaktif sementara Association for Records Manager and
kurang dari sepuluh kali harus dianggap sebagai arsip semi aktif dan bila kurang
22
tahun berkas, bentuk fisik arsip, jumlah yang dinyatakan dengan meter
kubik.
kerja.
tak bisa dikenal lagi, yang dapat dimusnahkan adalah arsip yang tidak mempunyai
nilai guna dan telah melampaui jangka simpan (berdasarkan Jadwal Retensi
Arsip). Untuk arsip jangka simpan 10 tahun atau lebih, ditetapkan oleh pimpinan
lembaga negara setelah mendapatkan persetujuan dari ANRI atau Kantor Arsip
Daerah.
23
pengendalianya.
Jadwal Retensi Arsip adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu
24
penyelamatan arsip.
mengidentifikasi arsip untuk dikelola serta berapa lama arsip harus dipertahankan
dan Jadwal Retensi Arsip juga merupakan alat utama yang membantu organisasi
serta arahan dan bimbingan tentang persyaratan pencatatan lain dan kondisi.
Arsip adalah suatu daftar yang memuat kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok
arsip disimpan atau dimusnahkan. Dengan demikian Jadwal Retensi Arsip adalah
file aktif (unit pengolah) sebelum dipindahkan ke file inaktif (pusat penyimpanan
Indonesia.
Arsip mempunyai unsur-unsur sebagai berikut: suatu daftar yang berisi jangka
simpan arsip, serta nasib akhir apakah suatu arsip musnah atau disimpan
permanen.
25
arsip-arsip dengan tepat bagi arsip-arsip yang tidak memiliki jangka waktu simpan
sedangkan menurut Rusadi (2014, 9-10) Penyusunan JRA mempunyai dua tujuan
yaitu pertama, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan organisasi, dan yang
sedangkan menurut Penn (1994, 117) Jadwal Retensi Arsip memberikan manfaat
tidak digunakan saat ini; dan e) mengidentifikasi arsip yang memiliki nilai
permanen.
26
Tahun 1997 Pasal 1 ayat 3: Jadwal retensi adalah jangka waktu penyimpanan
dokumen perusahaan yang disusun dalam suatu daftar sesuai dengan jenis dan
hukum tertentu.
budaya kerja, JRA memiliki dua fungsi, yaitu sebagai subsistem manajemen
JRA, menjadikan petugas arsip atau arsiparis di instansi yang bersangkutan dapat
dapat diimbangi dengan kelancaran peyusutan, sehingga hanya arsip yang bemilai
27
dengan memastikan bahwa arsip bisnis resmi disimpan selama mereka dibutuhkan
proses temu kembali, karena akan terjadi pencampuran antara arsip yang masih
diperlukan dan yang tidak, dan ini berarti penghematan dan efisiensi tidak
JRA pada prinsipnya tidak berlaku surut artinya hanya untuk arsip yang
tercipta sejak terbit surat Keputusan berlakunya JRA. Sementara itu, sebagai
lembaga yang tumbuh berkelanjutan setiap instansi akan memiliki arsip yang
tercipta sejak sebelum berlakunya JRA. Baik arsip yang tercipta sebelum
28
dan mudah karena harus melewati beberapa tahapan dan melibatkan berbagai
29
lembaga kearsipan daerah, instansi pencipta arsip, biro atau bagian hukum,
arsiparis; (2) survei, kegiatan survei dalam rangka penyusunan JRA meliputi dua
macam yaitu survei organisasi dan survei arsip; (3) rekapitulasi data; (4)
JRA terdiri dari 3 tahapan yaitu pembentukan tim, survei organisasi dan arsip, dan
penyusutan arsip, pada prinsipnya harus mempertimbangkan dua hal yaitu nilai
menentukan dalam kegiatan penyusutan arsip dan perlu dilaksanakan dalam tata
dalam dua kategori : 1) arsip yang bernilaiguna permanen yang harus disimpan; 2)
dikemudian hari.
serta masa atau jangka waktu penyimpanannya. Penilaian arsip tidak dapat
30
keahlian untuk menyerap dan menangkap berbagai kegunaan arsip dan fungsi
arsip dalam berbagai kegunaan arsip dan fungsi arsip dalam berbagai kepentingan
Dari aspek nilai guna, sesuai dengan Surat Edaran Kepala ANRI Nomor
02/SE/1983, dapat dibedakan antara nilai guna primer dan nilai guna sekunder.
Semua arsip yang bernilai guna sekunder tersebut dalam prinsipnya adalah arsip
bernilai guna permanen, dapat disimpan secara terus menerus di lembaga pencipta
(creating agency) apabila sudah tidak diperlukan lagi wajib diserahkan kepada
arsip harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Negara
Republik Indonesia. Dari aspek hukum terdapat tiga hal yang harus
dipertimbangkan, yaitu:
31
Negara. Surat Edaran Kepala Arsip Nasional RI No. 01/SE/1981 dan No.
pencipta arsip (creating agency) setiap naskah dinas sebagai unsur pokok
dengan tanggung jawab hukum yang jelas. Harus ada prosedur standar
dituntut pertanggungjawabannya.
32
dilihat oleh orang yang memerlukan dan berhak. Karena itu harus ada ketentuan
Retensi Arsip, pada dasarnya hanya merupakan pedoman kerja bagi para petugas
sehingga hanya arsip yang masih bernilai guna sajalah yang disimpan. Hal ini
akan bermuara untuk penemuan arsip. Hal penting dari manajamen arsip yang
baik adalah bahwa unit kearsipan menjadi bagian fungsional manajemen instansi
pelestarian arsip yang bernilai guna sekunder bagi kehidupan kebangsaan. Dengan
adanya pedoman penyusutan arsip sejak awal telah dapat dipantau dan dilakukan
intelektual berupa nilai budaya bangsa yang terekam dalam bentuk arsip. Bukti
pertanggung jawaban dan prestasi budaya tersebut bukan saja bermanfaat bagi
33
suatu JRA setidak-tidaknya harus berisi informasi tentang tiga hal, yaitu jenis
simpan aktif, inaktif dan lain-lain. Berdasarkan pengalaman teoritis dan praktek di
lapangan, sebuah JRA sangat tepat bila disusun dalam format yang jelas, yaitu
untuk menentukan jangka simpan arsip harus dilihat dari aspek fungsi dan untuk
menentukan nasib akhir harus dilihat dari aspek substansi informasi. Jenis arsip
merupakan susunan arsip dan sebuah seri kegiatan (Record Series), sementara
jangka simpan dibedakan antara, arsip aktif dengan inaktif. Pada kolom
dari tiga sumber yaitu: a) undang-undang pemerintah dan arahan badan pengawas;
organisasi perlu. JRA pada prinsipnya adalah produk hukum untuk menjamin
bahwa penyusutan arsip dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,
dan sekaligus perlindungan hukum bagi setiap petugas arsip atau arsiparis yang
34
kerjasama yang baik dengan Badan Arsip agar penyusutan arsip secara sistematis
Oleh karena itu, JRA adalah sebuah produk hukum, sebuah keputusan
bagi petugas arsip atau arsiparis yang melakukan penyusutan arsip di masing-
1. Aspek Efisiensi : Dengan adanya JRA yang telah disetujui ANRI, berarti
ketentuan JRA.
35
arsip.
2. Perumusan rancangan JRA instansi disusun oleh suatu Tim yang dibentuk
Ketua BKN untuk arsip kepegawaian, serta Menteri Dalam Negeri untuk
kepala ANRI.
36
“metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati (Bodgan dan Taylor yang disitir oleh Basrowi dan Suwandi, 2008, 21)
Provinsi Sumatera Barat yang beralamat di Jl. Pramuka V. No.2 Khatib Sulaiman
Padang, Sumatera Barat. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus
2016.
37
sampel secara purposive pada penelitian ini akan berpedoman pada syarat-syarat
subjects).
pendahuluan.
yang sangat utama sehingga harus dilakukan secara cermat, karena penelitian ini
mengkaji tentang penerapan JRA di BPA Provinsi Sumatera Barat maka peneliti
dalam proses penyusutan arsip di BPA Provinsi Sumatera Barat menjadi analisis
dalam penilitian ini. Untuk memudahkan analisis data, informan tersebut diberi
38
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Hasil penelitian
1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara
Sumber data primer pada penelitian ini penulis peroleh dari informan di
BPA Provinsi Sumatera Barat adalah pegawai yang bekerja pada Bidang
2. Data Sekunder adalah merupakan data tambahan atau data pelengkap yang
39
Wawancara adalah proses interaksi yang dilakukan antara dua orang atau
lebih dimana kedua pihak yang terlibat (pewawancara atau interviewer dan
terwawancara atau interviewee) memiliki hak yang sama dalam bertanya dan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
agar memperoleh data yang akurat dan relevan. Cara yang dilakukan dalam teknik
sedang diteliti. Pedoman wawancara harus dibuat agar peneliti tetap fokus dan
tidak menyimpang dari masalah yang akan dipertanyakan dengan susunan teori
yang terkait.
2) Observasi
Provinsi Sumatera Barat yaitu tentang penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam
3) Studi Kepustakaan
40
Data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara berupa jawaban dari
informan akan disortir terlebih dahulu dengan cara membandingkan jawaban dari
informan satu dengan jawaban informan yang lainya untuk mempermudah dalam
analisis data. Analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beberapa alur
1) Reduksi Data
menjadi informasi yang bermakna. Menurut Bungin (2007, 70) “reduksi data
Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.
2) Penyajian Data
3) Verifikasi Data
41
digunakan adalah:
1. Triangulasi Data
Sumatera Barat.
2. Triangulasi Teori
yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori
telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data
tersebut.
3. Triangulasi Metode
metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara
dilakukan.
42
Daerah (Perda) Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 pada 21 Juli 2008
Barat tidak dapat dilepaskan dari Lembaga Perpustakaan dan Lembaga Kearsipan
yang ada di Sumatera Barat. Sebelumnya, lembaga ini merupakan dua lembaga
Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 pada tanggal 21 Juli 2008 tentang
43
Daerah.
BPA Provinsi Sumatera Barat dipimpin oleh seorang Kepala Badan dan
Kantor Badan Kearsipan Derah Provinsi Sumatera Barat dipimpin oleh seorang
tersebut digabung menjadi satu dengan nama lembaga Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Sumatera Barat yang saat ini dikepalai oleh Bapak Drs. Alwis.
Saat ini BPA Provinsi Sumatera Barat untuk administrasi perkantoran dan
pemerintahan maupun swasta selalu ada kaitannya dengan masalah arsip. Arsip
untuk membuat keputusan dan merumuskan kebijakan, oleh sebab itu untuk dapat
44
tujuan.
menjalankan suatu sistem kearsipan yang baik. Sistem kearsipan terdiri dari 3
sistem, sesuai dengan teori menurut Guible yang disitir oleh Sukoco (2006, 96)
mengatakan bahwa ada tiga sistem kearsipan yang dapat diaplikasikan oleh suatu
dan desentralisasi dimana setiap sistem kearsipan tersebut memilik kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
cara dipusatkan kesatu unit di Unit Pengolah Sekretariat Provinsi Sumatera Barat
yang khusus menangani tentang arsip. Sistem ini disebut juga dengan sistem satu
pintu atau one door / gate policy. Dengan sistem sentralisasi ini akan lebih mudah
45
mengenai :
a. Penerimaan surat masuk dan pengiriman surat keluar melalui satu unit
Sumatera Barat.
Sumatera Barat.
lingkungan BPA Provinsi Sumatera Barat terdiri dari dua (2) Unit Kearsipan,
masing-masing adalah :
1. Unit Kearsipan I
Unit Kearsipan I adalah Unit Kearsipan tingkat pusat yang berada di BPA
Arsip yang merupakan Unit Kearsipan Pusat untuk seluruh Unit Kerja di
tugasnya yaitu :
46
Provinsi Sumatera Barat dan arsip in aktif 48 SKPD yang sudah habis
2. Unit Kearsipan II
arsip aktif dan arsip in aktif sesuai dengan nilai guna isi informasi pada
47
Sumatera Barat :
Unit Kearsipan I
Pusat Arsip BPA
Unit Kearsipan II
Induk Tata Usaha Sekretariat
Bidang
Sekretariat
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera Barat
48
Tabel 4.1
Profil Informan
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada seorangpun dari
Diklat atau pelatihan kearsipan yang diadakan oleh Internal di BPA Provinsi
49
Jadwal Retensi Arsip berbentuk tabel yang berisikan daftar yang memuat
Dengan demikian Jadwal Retensi Arsip adalah suatu daftar yang menunjukkan :
a) lamanya masing-masing arsip disimpan pada file aktif (Unit Pengolah) sebelum
masing-masing arsip baik arsip aktif dan arsip in aktif sebelum dimusnahkan
arsip, memusnahkan arsip yang tidak bernilai guna atau sebagai dasar hukum
penyusutan arsip.
sub sistem dari pada sistem kearsipan secara keseluruhan dengan demikian adanya
Jadwal Retensi Arsip akan memudahkan dalam proses penyusutan arsip di setiap
organisasi. Oleh karena itu Jadwal Retensi Arsip harus dimiliki oleh setiap Badan
50
BPA Provinsi Sumatera Barat saat ini dalam melakukan proses penyusutan
arsip di bagian Unit Pengolah Sekretariat dan Unit Kearsipan Pengelolaan Arsip
In Aktif sudah berpedoman kepada Jadwal Retensi Arsip. Jadwal Retensi Arsip di
BPA Provinsi Sumatera Barat disusun oleh Unit Pengolah Sekretariat dan Unit
Gurbernur Sumatera Barat Nomor 26 Tahun 2006 tentang Jadwal Retensi Arsip
Gambar 4.2
Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara
51
Sekretariat :
I1, I2 : “Proses penyusunan JRA di Unit Pengolah yaitu pertama pembentukan tim
terhadap isi arsip untuk menentukan nilai guna arsip yang berpedoman
kemudian JRA yang telah dibuat oleh Unit Pengolah akan dikirim dan
dirapatkan dan dikoreksi kembali, setelah disetujui oleh Biro hukum maka
52
ditanda tangani”.
Sekretariat BPA Provinsi Sumatera Barat dapat dinyatakan bahwa tata cara
1. Pembentukan tim di Unit Pengolah yang terdiri dari 3 orang yang kemudian
melakukan survei terhadap isi arsip untuk menentukan nilai guna arsip yang
2006 tentang Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil dan
menentukan nasib akhir arsip, proses pendataan arsip ini berbentuk draf
2. JRA yang telah dibuat oleh Unit Pengolah akan dikirim dan dikonsultasikan
ke ANRI, setelah disetujui oleh kepala ANRI maka draf tersebut akan dikirim
tangani.
Berikut gambar bentuk Jadwal Retensi Arsip yang telah disusun oleh Unit
53
I1, I2 : “Arsip-arsip in aktif dari SKPD yang telah diserahkan ke Unit Kearsipan
BPA Provinsi Sumatera Barat beserta daftar pertelaan arsip dan berita
penyusunan JRA oleh tim dari BPA Provinsi Sumatera Barat, yang
Pengelolaan Arsip In Aktif BPA Provinsi Sumatera Barat dapat dinyatakan bahwa
54
Provinsi Sumatera Barat beserta daftar pertelaan arsip dan berita acara
arsip dari SKPD, selanjutnya akan dirapatkan dengan SKPD yang terkait.
Berikut gambar bentuk Jadwal Retensi Arsip yang telah disusun oleh Unit
Gambar 4.4
Bentuk Jadwal Retensi Arsip di Unit Kearsipan Pengelolaan Arsip
In Aktif BPA Provinsi Sumatera Barat
55
organisasi menyingkirkan semua arsip yang tidak memiliki nilai guna untuk di
sebagian besar arsip yang telah tercipta tidak perlu disimpan tergantung dari segi
isi informasi yang ada pada arsipnya. Tujuan penyusutan arsip adalah
yang masih penting, tidak tertumpuknya arsip yang tergolong kedalam arsip
yang tidak bernilai guna di Unit Kearsipan; dan c) menyerahkan arsip permanen
ke Bidang Pengelolaan Arsip Statis yang akan dikelola lagi untuk penyerahan
arsip statis ke ANRI. Sesuai dengan teori Barthos (2005, 101) yang mengatakan
Dari hasil penelitian yang ditemui oleh peneliti dengan 2 orang informan
56
BPA Provinsi Sumatera Barat dilaksanakan oleh Unit Pengolah Sekretariat dan
penyimpanan arsip in aktif sesuai dengan pedoman JRA yang telah habis
Pengolah Sekretariat yaitu melakukan penyimpanan terhadap arsip aktif dan arsip
in aktif sesuai dengan pedoman Jadwal Retensi Arsip yang telah disusun dan
pendapat informan 1 juga didukung oleh pendapat informan 2 (I2) bahwa proses
penyimpanan terhadap arsip aktif dan arsip in aktif ditempat yang berbeda dan
hasil wawancaranya :
I2 : “Proses penyusutan arsip di Unit Pengolah yaitu sesuai JRA yang telah
disusun di Unit Pengolah Sekretariat, maka arsip yang telah diolah menjadi
2 kategori arsip aktif dan arsip in aktif akan dilakukan proses penyimpanan
57
1. Sesuai Jadwal Retensi Arsip yang telah disusun di Unit Pengolah Sekretariat
BPA Provinsi Sumatera Barat maka arsip yang telah diolah menjadi 2
kategori arsip aktif dan arsip in aktif akan dilakukan proses penyimpanan
Gambar 4.5
Tempat Penyimpanan Arsip Aktif
58
arsipnya.
Gambar 4.6
Tempat Penyimpanan Arsip In Aktif
59
I1, I2 : “Sesuai dengan JRA yang telah dibuat maka arsip in aktif di di lingkungan
BPA Provinsi Sumatera Barat dan arsip in aktif dari SKPD yang telah
habis masa simpanya akan dilakukan proses nasib akhir dari arsip in aktif
simpan arsip”.
Pengelolaan Arsip In Aktif BPA Provinsi Sumatera Barat dapat dinyatakan bahwa
60
1. Sesuai dengan JRA yang telah dibuat maka arsip in aktif di lingkungan BPA
Provinsi Sumatera Barat dan arsip in aktif dari SKPD yang telah habis masa
simpanya akan dilakukan proses nasib akhir dari arsip in aktif tersebut
Gambar 4.8
Tempat Penyimpanan Arsip Permanen
61
Gambar 4.10
Daftar Pencarian Usul Simpan Arsip
62
Unit Pengolah dan Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera Barat yang berupa
daftar dan berisi sekurang-kurangnya jenis arsip, retensi, dan nasib akhir arsip.
Sesuai dengan pernyataan Fischer (2006, 26) yang menyatakan bahwa Jadwal
Retensi Arsip adalah komponen penting dari semua program manajemen arsip,
karena mengidentifikasi arsip untuk dikelola serta berapa lama arsip harus
dipertahankan dan Jadwal Retensi Arsip juga merupakan alat utama yang
balik kebijakan retensi serta arahan dan bimbingan tentang persyaratan pencatatan
instansi baik swasta maupun pemerintah menurut Penn (1994, 117) akan
memindahkan arsip yang tidak digunakan saat ini; dan e) mengidentifikasi arsip
yang memiliki nilai permanen. Dari hasil penelitian yang ditemui oleh peneliti
63
Barat memberikan manfaat kepada petugas arsip atau arsiparis di Unit Pengolah
dan Unit Kearsipan di BPA Provinsi Sumatera Barat sebagai pedoman kerja
Barat.
I1: “Sangat memberikan manfaat karena dengan adanya JRA di Unit Pengolah
arsip aktif dan arsip in aktif dan nasib akhir arsip tersebut apakah
informan 2 (I2) bahwa penerapan Jadwal Retensi Arsip juga memberikan manfaat
wawancaranya:
I2: “JRA sangat bermanfaat di Unit Pengolah karena dengan adanya pedoman
JRA ini akan membantu dalam pengelolaan arsip di Unit Pengolah selain itu
dengan adanya JRA sangat membantu dalam menentukan usia arsip, sehingga
64
Pengolah”.
proses penyusutan arsip untuk menentukan pengkatagorian arsip aktif dan arsip in
aktif, menentukan usia arsip kapan jangka waktu penyimpanan dan nasib akhir
dari arsip aktif dan arsip in aktif apakah dimusnahkan atau disimpan permanen
dan penerapan Jadwal Retensi Arsip juga memberikan manfaat dalam pengelolaan
arsip di Unit Pengolah Sekretariat karena tidak ada lagi penumpukan arsip yang
tidak memiliki nilai guna di Unit Pengolah Sekretariat. Sesuai dengan tujuan
Jadwal Retensi Arsip menurut Widjaja (1993, 121) yaitu penyisihan arsip-arsip
dengan tepat bagi arsip-arsip yang tidak memiliki jangka waktu simpan lama,
65
3 sama dengan pendapat informan 4 (I4) bahwa penerapan Jadwal Retensi Arsip
juga memberikan manfaat dalam pengelolaan arsip in aktif menjadi lebih baik di
Informan 4 (I4) :
I4: “Dengan adanya JRA dapat menghemat ruangan dan dalam pengelolaan arsip
in aktif menjadi lebih baik karena dalam melakukan pemusnahan arsip in aktif
yang sudah tidak memiliki nilai guna dapat berjalan sesuai dengan program
Pengelolaan Arsip In Aktif BPA Provinsi Sumatera Barat dapat dinyatakan bahwa
kebutuhan organisasi BPA Provinsi Sumatera Barat di Unit Kearsipan yaitu dapat
aktif dan juga Jadwal Retensi Arsip dapat bermanfaat dalam pengelolaan arsip in
aktif karena dengan adanya pedoman Jadwal Retensi Arsip pengelolaan arsip in
aktif menjadi lebih baik. Sesuai dengan tujuan Jadwal Retensi Arsip oleh ANRI
66
penyusutan.
Sumatera Barat, supaya dengan adanya penerapan Jadwal Retensi Arsip di BPA
Jadwal Retensi Arsip di Unit Pengolah Sekretariat BPA Provinsi Sumatera Barat
adalah :
I1: “Penerapan JRA di Unit Pengolah Sekretariat sudah dikatakan efektif dalam
aktif, jangka waktu penyimpanan, dan nasib akhir arsip tersebut sehingga
67
bahwa penerapan Jadwal Retensi Arsip di Unit Pengolah Sekretariat juga sudah
dikatakan efektif dalam pengelolaan arsip menjadi lebih baik, tetapi dalam
I2: “Sudah dikatakan efektif dalam pengelolaan arsip, karena dengan adanya
pendidikan kearsipan”.
Jadwal Retensi Arsip di Unit Pengolah Sekretariat sudah dikatakan efektif dalam
pengelolaan arsip menjadi lebih baik dan terorganisir, karena Jadwal Retensi
dan nasib akhir arsip tersebut, tetapi dalam pelaksanaan Jadwal Retensi Arsip di
Tahun 2009 tentang Kearsipan yang menjelaskan bahwa Jadwal Retensi Arsip
68
I3: “Sudah efektif dalam pengelolaan arsip in aktif, karena dengan adanya
Pengelolaan arsip in aktif, karena dengan adanya penerapan Jadwal Retensi Arsip
Retensi Arsip di Unit Kearsipan Pengelolaan Arsip In Aktif juga sudah dikatakan
efektif dalam pengelolaan arsip in aktif menjadi lebih baik dan tertata rapi, tetapi
I4: “Sudah efektif dalam pengelolaan arsip in aktif, dengan adanya penerapan
JRA di Unit Kearsipan dalam pengelolaan arsip in aktif menjadi lebih baik dan
tertata dengan rapi tetapi dalam pelaksanaannya masih belum optimal karena
tidak semua pegawai di Unit Kearsipan yang memiliki latar belakang ilmu
kearsipan”.
69
Aktif sudah dikatakan efektif dalam pengelolaan arsip in aktif menjadi lebih baik,
terorganisir, dan tertata dengan rapi, tetapi dalam pelaksanaan Jadwal Retensi
karena masih terbatasnya SDM khusus bidang kearsipan dan tidak semua pegawai
seharusnya telah diterapkan dengan baik karena Jadwal Retensi Arsip merupakan
penyimpanan arsip aktif dan in aktif dan nasib akhir dari arsip tersebut apakah
Sumatera Barat telah disetujui oleh ANRI dan telah disahkan melalui Keputusan
Unit Pengolah Sekretariat dan Unit Kearsipan Pengelolaan Arsip In Aktif BPA
70
Sekretariat yaitu masih terbatasnya SDM yang memiliki latar belakang ilmu
dari diklat yang diadakan baik dari instansi dalam di BPA maupun dari
Retensi Arsip di Unit Pengolah Sekretariat adalah terbatasnya SDM yang berlatar
pendapat informan 1 juga di dukung oleh pendapat informan 2 (I2) bahwa kendala
penerapan Jadwal Retensi Arsip di Unit Pengolah Sekretariat adalah tidak semua
I2: “Dalam penerapan JRA di Unit Pengolah Sekretariat masih terdapat kendala,
semua pegawai mengerti tentang JRA karena tidak semua pegawai yang
terbatasnya SDM khusus kearsipan yang berlatar pendidikan ilmu kearsipan dan
dari 6 orang pegawai hanya 3 orang pegawai yang mengerti tentang penerapan
71
dari diklat yang diadakan baik dari instansi dalam di BPA maupun dari instansi
luar seperi ANRI tentang pelatihan JRA. sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI
dan pelatihan kearsipan bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
adalah :
I3: “Masih terdapat beberapa kendala dalam penerapan JRA di Unit Kearsipan
Sumatera Barat karena volume arsip yang harus dikerjakan banyak yang
72
BPA sendiri”.
SDM khusus kearsipan dan kurangnya sarana dan prasarana tempat penyimpanan
arsip in aktif yang dapat menghambat penerapan JRA di unit kearsipan di BPA
SDM yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu kearsipan karena hanya
dibekali pelatihan tentang JRA oleh ANRI selain itu kurang tersedianya
penerapan JRA”.
Pengelolaan Arsip In Aktif BPA Provinsi Sumatera Barat dapat dinyatakan bahwa
Aktif adalah masih terbatasnya SDM yang berlatar pendidikan ilmu kearsipan,
Hal ini tidak sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang
73
standar kearsipan untuk pengelolaan arsip dimana dengan adanya sarana dan
prasarana yang baik maka sistem kearsipanpun akan berjalan dengan baik,
termasuk dari tempat dan lokasi penyimpanan arsip yang memerlukan perhatian.
nasional yang harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
serta sumber daya lainya dan juga di dalam pasal 1 ayat 36 dijelaskan salah satu
pendanaan.
In Aktif, melalui proses analisis data yang menjaga keabsahan data serta
74
Sekretariat.
Aktif.
75
kendala.
Arsip
Arsip.
Dari table 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa evaluasi penerapan Jadwal
76
akhir arsip sehingga tidak ada lagi penumpukan arsip yang tidak
Arsip In Aktif.
dikatakan efektif dalam pengelolaan arsip menjadi lebih baik karena arsip
tidak penting dapat segera dimusnahkan dan arsip yang penting dapat
karena arsip yang telah dikategorikan ke dalam 2 kategori arsip yaitu arsip
aktif dan arsip in aktif dapat disimpan ditempat yang berbeda yakninya
77
Pengelolaan Arsip In Aktif bahwa tidak ada satupun dari mereka yang
penyimpanan arsip baik arsip aktif dan arsip in aktif dan kurangnya
78
5.1 Kesimpulan
dan nasib akhir arsip, sehingga tidak ada lagi penumpukan arsip yang tidak
bernilai guna di Unit Pengolah Sekretariat dan juga memberikan manfaat dalam
Provinsi Sumatera Barat sudah dikatakan efektif dalam pengelolaan arsip aktif
dan arsip in aktif menjadi lebih baik, terorganisir, dan tertata dengan rapi, karena
Jadwal Retensi Arsip digunakan sebagai pedoman dalam proses penyusutan arsip,
beberapa kendala.
Sekretariat dan Unit Kearsipan Pengelolaan Arsip In Aktif antara lain, masih
terbatasnya sumber daya manusia khusus kearsipan yang berlatar pendidikan ilmu
kearsipan, tidak semua pegawai yang mengerti tentang penerapan Jadwal Retensi
79
5.2 Saran
kearsipan agar dapat menerapkan Jadwal Retensi Arsip dengan mudah dan
baik.
pelatihan kearsipan dari diklat yang dilakukan oleh ANRI maupun dari
80
menjadi lancar.
81
Arsip Nasional Republik Indonesia. 2002. Penilaian Arsip dan Jadwal Retensi Arsip.
Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.
Barthos, Basir. 2005. Manajemen Kearsipan untuk Lembaga Negara, Swasta, dan
Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Cisco, Susan, PhD, CRM. “Big Buckets for Simplifying Records Retention
Schedules.” Information Management Journal. (2008).
Hadiwardoyo, Sauki. “Merumuskan Jadwal Retensi Arsip.” Jurnal Suara Badar, No.
4 (2002).
82
Martono, Boedi. 1994. Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital dalam Manajemen
Kearsipan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Myler, Ellie. “The ABC’s of Records Retention Schedule Development.” AIIM - Doc
Magazine. (May/Jun 2006).
Penn, Ira A, Gail Pennix, Anne Morddel and Kelvin Smith. 1994. Record
Management Handbook. Vermont: Ashgate Publish.
_____. “Prosedur Penyusunan Jadwal Retensi Arsip Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota.” Jurnal Super Administrator, (Januari 2014).
Subagyo, Joko P. 2006. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
83
Surat Edaran Nomor : SE/02/1983 tentang Pedoman Umum untuk Menentukan Nilai
Guna Arsip.
84
85
PEDOMAN WAWANCARA
mengenai kearsipan?
4. Sistem apakah yang digunakan oleh BPA Provinsi Sumatera Barat dalam
Sumatera Barat?
Sumatera Barat?
Kearsipan?
10. Apakah JRA di Unit Pengolah memberikan manfaat? Manfaat apa saja yang
86
12. Apakah ada kendala dalam penerapan JRA di Unit Pengolah BPA Provinsi
Sumatera Barat?
4. Arsip apa sajakah yang disimpan di Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera
Barat?
10. Apakah ada kendala dalam penerapan JRA di Unit Kearsipan BPA Provinsi
Sumatera Barat?
87
HASIL WAWANCARA
Bidang : Sekretariat
Arsiparis.
mengenai kearsipan?
4. Sistem apakah yang digunakan oleh BPA Provinsi Sumatera Barat dalam
88
sekretariat.
I1, I2 : Unit kerja di lingkungan BPA Provinsi Sumatera Barat adalah terdiri
dari unit kearsipan 1 yaitu unit kearsipan untuk seluruh unit kerja di
lingkungan BPA dan SKPD dan unit kearsipan II yaitu unit kearsipan
untuk seluruh bidang tata usaha atau unit pengolah di lingkungan BPA
Sumatera Barat?
tim di Unit Pengolah yang terdiri dari 3 orang, kedua melakukan survei
terhadap isi arsip untuk menentukan nilai guna arsip yang berpedoman
akan menentukan nasib akhir arsip tersebut, proses pendataan arsip ini
kemudian JRA yang telah dibuat oleh Unit Pengolah akan dikirim dan
89
Sumatera Barat ?
penyimpanan arsip in aktif sesuai dengan pedoman JRA yang telah dibuat
oleh unit pengolah maka selanjutnya terhadap arsip aktif yang telah habis
I2 : Proses penyusutan arsip di Unit Pengolah yaitu sesuai JRA yang telah
menjadi 2 kategori arsip aktif dan arsip in aktif akan dilakukan proses
90
dan in aktifnya.
Kearsipan?
Kearsipan.
10. Apakah JRA di Unit Pengolah memberikan manfaat? Manfaat apa saja yang
arsip aktif dan arsip in aktif dan nasib akhir arsip tersebut apakah
JRA ini akan membantu dalam pengelolaan arsip di Unit Pengolah selain
itu dengan adanya JRA sangat membantu dalam menentukan usia arsip,
di Unit Pengolah.
91
arsip aktif dan in aktif, jangka waktu penyimpanan, dan nasib akhir arsip
Barat, dan masih terbatasnya SDM yang memiliki latar belakang ilmu
kearsipan.
menjadi lebih baik tetapi dalam pelaksanaan penerapan JRA masih terdapat
pendidikan kearsipan.
12. Apakah ada kendala dalam proses penerapan JRA di Unit Pengolah BPA
92
tidak semua pegawai mengerti tentang JRA karena tidak semua pegawai
93
Pengawasan Kearsipan.
I4 : Sudah pernah, yaitu diklat atau pelatihan baik dari ANRI maupun dari
4. Arsip apa sajakah yang disimpan di Unit Kearsipan BPA Provinsi Sumatera
Barat?
I3, I4 : Arsip yang disimpan di Unit Kearsipan adalah arsip in aktif yang berasal
dari lingkungan BPA Provinsi Sumatera Barat dan arsip in aktif yang
94
I3, I4 : Arsip in aktif yang berasal dari SKPD yang telah ditata dan telah
6. Bagaimanakah proses penyusunan JRA untuk arsip in aktif dari SKPD di Unit
I3, I4 : Arsip-arsip in aktif dari SKPD yang telah diserahkan ke Unit Kearsipan
BPA Provinsi Sumatera Barat beserta daftar pertelaan arsip dan berita
95
BPA Provinsi Sumatera Barat dan arsip in aktif dari SKPD yang telah
habis masa simpanya akan dilakukan proses nasib akhir dari arsip in
pertelaan usul musnah arsip dan berkas arsip yang akan diserahkan ke
berkelanjutan.
arsip in aktif yang sudah tidak memiliki nilai guna dapat berjalan sesuai
dengan program yaitu sesuai dengan pedoman JRA yang sudah ada.
96
kearsipan.
baik dan tertata dengan rapi tetapi dalam pelaksanaannya masih belum
10. Apakah ada kendala dalam penerapan JRA di Unit Kearsipan BPA Provinsi
Sumatera Barat?
Sumatera Barat karena volume arsip yang harus dikerjakan banyak yang
berasal dari arsip in aktif dari 48 SKPD dan arsip in aktif dari lingkungan
BPA sendiri.
97
hanya dibekali pelatihan tentang JRA oleh ANRI selain itu kurang
98
1. Lampiran balasan surat izin penelitian dari BPA Provinsi Sumatera Barat
99