Anda di halaman 1dari 23

DELEGASI KEPERAWATAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi penugasan mata kuliah


SK VIII.2 Manajemen Keperawatan

Kelompok 1

1. Hilaria Asri / 201723005


2. Sesilia Novia P.T.S / 201723011
3. Sonya Niron M / 201723012
4. Yashinta Dewi / 201723015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH


YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mengenai “Delegasi Keperawatan”. Diharapkan dengan adanya karya
tulis ini bisa membantu para pembaca khususnya para perawat agar lebih
memahami dan mendalami tentang pendelegasian keperawatan pada perawat
pelaksana. Penyusunan tugas yang diberikan ini telah kami buat dengan usaha
semaksimal mungkin dan sesuai dengan format yang telah ditetapkan. Semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Terima kasih.

Yogyakarta, 13 Mei 2021

Penu
lis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 6
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................... 6
1.4. Manfaat Penulisan ............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 7
1. Pengertian Delegasi Keperawatan ...................................... 7
2. Tujuan Delegasi Keperawatan ……………........................ 8
3. Prinsip Delegasi Keperawatan …………………………... 9
4. Langkah-langkah Delegasi Keperawatan ……………...... 13
BAB III ANALISIS JURNAL ........................................................ 15
BAB IV PENUTUP ......................................................................... 21
4.1. Kesimpulan ....................................................................... 21
4.2. Saran ................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Di zaman modern ini, perkembangan profesi keperawatan di Indonesia telah
menuju keperawatan profesional. Hakekat keperawatan saat ini meliputi
peran, fungsi dan tugas perawat dalam pelayanan kesehatan. Salah satu
perawat profesional dijalankan juga oleh seorang manajer. Seorang manajer
keperawatan dalam melaksanakan tugas praktik keperawatan profesional harus
memiliki kemampuan untuk melatih, mendukung, mendelegasikan dan
mengarahkan staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.

Menurut Marquis dan Huston (2010) manajer perawat harus dapat


mengontrol staf perawat dan waktu yang digunakan dalam meningkatkan
produktivitas perusahaan seperti layanan kesehatan di Rumah Sakit, klinik,
atau puskesmas. Namun, masih sering ditemukan banyak pekerjaan yang
harus diselesaikan oleh seseorang dengan waktu yang hanya sedikit. Pada
situasi tersebut pendelegasian dan pembagian pekerjaan diperlukan dalam
keperawatan.

Nursalam (2014) mengatakan jika, pendelegasian adalah suatu pelimpahan


tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan
organisasi. Tetapi disisi lain, pendelegasian atau pelimpahan asuhan
keperawatan kepada staf oleh manajer tidak mudah dilakukan karena
menyangkut pemberian suatu perintah kepada orang lain untuk menyelesaikan
tugas yang diemban. Menurut Marquis dan Huston (2010) pendelegasian
adalah suatu elemen yang esensial pada fase pengarahan dalam proses
manajemen karena sebagian besar tugas yang diselesaikan oleh manajer dan
para staf perawat. Bagi manajer, pendelegasian bukan suatu pilihan tetapi
suatu keharusan. Terdapat banyak tugas yang sering kali harus diselesaikan
oleh masing-masing orang. Dalam situasi ini, pendelegasian sering terkait erat

4
dengan produktivitas. Terkadang manajer harus mendelegasikan tugas rutin,
sehingga dapat menangani masalah yang lebih kompleks atau yang
membutuhkan keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi. Manajer dapat
mendelegasikan tugas jika seseorang telah dipersiapkan dengan lebih baik atau
memiliki keahlian yang tinggi atau lebih cakap tentang cara menyelesaikan
masalah.

Pemimpin yang memiliki keterampilan mendelegasikan dengan baik, dapat


memberikan dorongan positif kepada perawat pelaksana agar lebih
bersemangat dan mau meningkatkan kemampuan profesionalnya. Seorang
pemimpin harus peka dengan kemampuan dan kebutuhan pegawai, mampu
berkomunikasi secara jelas dan langsung, selalu ingin mendukung dan
mendorong pegawai dalam menjalankan tugas yang didelegasikan, dan visi
untuk melihat bagaimana pendelegasian dapat meningkatkan perkembangan
diri pegawai dan meningkatkan produktivitas unit (Marquis & Huston, 2010).

Marquis dan Huston (2010) mengatakan jika, sering ditemukan masalah pada
pendelegasian dalam praktik keperawatan profesional, yaitu proses
pendelegasian tidak dilaksanakan secara efektif. Manajer perawat sering
melakukan kesalahan seperti kurangnya kepercayaan manajer kepada para
staf perawat, beban pada staf perawat karena tugas pendelegasian terlalu
banyak, dan melakukan delegasi yang tidak tepat seperti mendelegasikan pada
saat yang salah, kepada orang yang salah, atau untuk alasan yang salah. Hal
ini juga termasuk mendelegasikan tugas yang melebihi kemampuan orang
yang didelegasikan. Pegawai yang tidak didelegasikan tanggung jawab yang
sesuai dapat menjadi bosan, tidak produktif, dan tidak efektif. Maka dari itu,
pendelegasian sangat perlu diperhatikan dalam suatu organisasi.

Berdasarkan hal-hal diatas, karena pentingnya suatu pendelegasian manajer


perawat pada staf perawat, maka penulis ingin membahas mengenai aktivitas
manajer keperawatan dalam menjalankan fungsi pengarahan dan pengendalian
dalam pelayanan keperawatan khususnya pada pendelegasian perawat.

5
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apakah pengertian dari delegasi keperawatan?
1.2.2 Apa saja tujuan dari delegasi keperawatan?
1.2.3 Apa saja prinsip-prinsip dari delegasi keperawatan?
1.2.4 Bagaimana langkah-langkah atau prosedur dari delegasi keperawatan?
1.2.5 Apa saja hasil analis penelitian mengenai delegasi keperawatan?

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1 Mengetahui pengertian dari delegasi keperawatan
1.3.2 Mengetahui tujuan dari delegasi keperawatan
1.3.3 Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dari delegasi keperawatan
1.3.4 Mengetahui dan memahami langkah-langkah atau prosedur dari delegasi
keperawatan.
1.3.5 Mengetahui berbagai macam hasil analis penelitian mengenai delegasi
keperawatan.

1.4 Manfaat penulisan


Diharapkan dengan adanya karya tulis ini dapat membantu para pembaca
khususnya mahasiswa keperawatan dan perawat lebih memahami tentang
delegasi keperawatan, sehingga saat nanti praktik di layanan kesehatan dapat
menjalankan delegasi keperawatan yang diberikan dengan benar.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian delegasi keperawatan


Menurut Setiadi (2016) delegasi adalah pemberian sebagian tanggan jawab
dan kewajiban kepada orang lain. Pendelegasian atau pelimpahan wewenang
merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan. Pendelegasian
merupakan penyelesaiaan pekerjaan yang dikerjakan melalui orang lain untuk
menyelesaikan tujuan suatu organisasi. Sama halnya dengan pendapat
Wijayanti (2019) jika delegasi merupakan pelimpahan suatu wewenang
kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi.
Nursalam (2014) mengatakan jika, pendelegasian adalah suatu pelimpahan
tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan
organisasi.

Nursalam (2014) berpendapat bahwa, pendelegasian atau pelimpahan asuhan


keperawatan kepada staf oleh manajer tidak mudah dilakukan karena
menyangkut pemberian suatu perintah kepada orang lain untuk menyelesaikan
tugas yang diemban. Menurut Marquis dan Huston (2010) pendelegasian
adalah suatu elemen yang esensial pada fase pengarahan dalam proses
manajemen karena sebagian besar tugas yang diselesaikan oleh manajer dan
para staf perawat. Bagi manajer, pendelegasian bukan suatu pilihan tetapi
suatu keharusan. Terdapat banyak tugas yang sering kali harus diselesaikan
oleh masing-masing orang. Dalam situasi ini, pendelegasian sering terkait erat
dengan produktivitas. Terkadang manajer harus mendelegasikan tugas rutin,
sehingga dapat menangani masalah yang lebih kompleks atau yang
membutuhkan keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi. Manajer dapat
mendelegasikan tugas jika seseorang telah dipersiapkan dengan lebih baik atau
memiliki keahlian yang tinggi atau lebih cakap tentang cara menyelesaikan
masalah.

7
Wijayanti (2019) mengatakan jika, delegasi keperawatan merupakan
pelimpahan wewenang dari kepala ruang kepada perawat pelaksana saat
kepala ruang menjalankan tugas lain dan terpaksa meninggalkan ruangan.
Selain itu, menurut Risal (2015) pendelegasian dalam praktik keperawatan
adalah pemberian tugas atau tanggung jawab kepada perawat untuk
melakukan tugas atau prosedur asuhan keperawatan. Pendelegasian tersebut
bersifat fungsional yang dilakukan untuk jangka waktu yang pendek dimana
pemberi delegasi secara sementara dan terbatas memberikan wewenang
kepada perawat yang berkompeten. Proses pendelegasian sering ditemukan
mengalami masalah seperti perawat tidak memahami konsekwensi dari
tindakan delegasi tersebut.

2.2 Tujuan delegasi keperawatan


Menurut Nirwana, dkk (2016) Delegasi merupakan teknik yang harus dikuasai
oleh setiap orang di perusahaan yang memiliki anak buah. Baik itu direktur
utama, presiden direktur, kepala bagian, kepala seksi, ataupun mandor dan
supervisor.
Harapannya dengan menguasai teknik delegasi secara efektif, semua tugas
yang dibebankan kepadanya bisa diselesaikan dengan baik. Bawahan merasa
dihargai dan dikembangkan. Dengan demikian tercipta suasana kerja yang
menyenangkan dan menguntungkan bagi perusahaan, anak buah, maupun
atasan.
Pelaksanaan delegasi memberikan peluang kepada karyawan untuk
mengembangkan keterampilan dan kemampuannya dalam mengambil
keputusan. Hal ini untuk mempersiapkan mereka bagi pengembangannya
lebih lanjut, karena tidak ada pendidikan diluar kerja yang dapat
mengembangkan seorang karyawan secara lebih cepat dan praktis selain
pengalaman langsung.
Tanpa pelaksanaan delegasi suatu perusahaan tidak akan maju karena
perusahaan yang organisasinya kuat itu yang akan maju dan keberhasilan
suatu organisasi terletak kepada pimpinan.

8
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting
dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer, menerima prinsip-prinsip delegasi
agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan
wewenang kepada bawahannya.

2.2 Prinsip delegasi keperawatan


Menurut Setiadi (2016) prinsip-prinsip pendelegasian tugas sebagai
berikut:

a. Pendelegasian tugas yang sudah terencana harus menggunakan format


pendelegasian tugas
b. Anggota yang menerima pendelegasian tugas adalah anggota yang
berkompeten dan sesuai dengan kemampuan anggota.
c. Uraian tugas yang didegelasikan harus dijelaskan secara verbal dengan
rinci dan tertulis
d. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor
pelaksanaan tugas dan membantu bila ada anggota yang mengalami
kesulitan
e. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah
dilaksanakan dan hasilnya.

Menurut Rose K.N (2008) dalam Kurniadi (2013) dalam Mugiyanti (2016)
pendelegasian yang baik harus melihat The five right of delegation yaitu:
a. Tugas atau pekerjaan
b. Lingkungan sekitarnya
c. Orang yang ditunjuk
d. Adanya pengarahan atau komunikasi yang baik dan dilakukan supervisi
atau evaluasi

9
Menurut Nursalam (2014) prinsip utama pendelegasian ada dua yaitu:
a. Cara pendelegasian
1. Seleksi dan susun tugas
Manajer menyediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar
tugas-tugas yang harus dilimpahkan secara rasional dan dapat
dilaksanakan oleh staf. Lalu menyiapkan laporan yang kontinu,
menjawab setiap pertanyaan, menyiapkan jadwal berurutan,
memesan alat-alat, presentasi pada komisi yang bertanggung jawab
dan melaksanakan asuhan keperawatan dan tugas teknis lainnya.
Dalam menyusun daftar dibutuhkan dua kriteria penting yaitu
waktu yang diperlukan dan pentingnya bagi institusi. Hal yang
terpenting dalam mendelegasikan tugas adalah menentukan suatu
tugas pendelegasian dan wewenang secara bertahap.

2. Seleksi orang yang tepat


Manajer memilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas
tersebut berdasarkan kemampuan dan persyaratan lainnya. Tepat
tidaknya manajer memilih staf bergantung dari kemampuan
manajer mengenal kinerja staf, kelebihan, kelemahan dan
perilakunya.

Manajer harus hati-hati terhadap pendelegasian yang berlebihan


atau yang terlalu sedikit. Jika manajer memberikan pendelegasian
terlalu berlebihan atau yang terlalu sedikit karena jika memberikan
pendelegasian terlalu berlebih, maka staf tidak akan siap untuk
menerima keadaan tersebut dan akan berdampak pada kegagalan
staf dalam melaksanakan tanggung jawab untuk tugas yang
pertama kali diterimanya. Sebaliknya, jika memberikan
pendelegasian yang terlalu sedikit akan menjadi hal yang sangat
buruk efeknya terhadap staf maupun institusi. Pendelegasian jenis
ini akan menghabiskan waktu dan sering mengakibatkan beban
bagi staf.

10
3. Berikan arahan dan motivasi pada staf
Dalam pendelegasian harus ada arahan yang jelas yaitu dengan
tertulis dan mengajarkan pula bagaimana melaksanakan tugas
tersebut. Hal penting dalam pendelegasian yaitu kesepakatan antara
manajer dan staf mengenai hasil yang diharapakan.

4. Lakukan supervisi yang tepat


Seorang manajer harus bisa menentukan apa yang perlu
disupervisi, kapan dilakukan dan bantuan apa yang dapat
diberikan. Supervisi dalam pendelegasian dibagi menjadi dua
yaitu:
a) Covercontrol
Kontrol yang berlebihan akan merusak pendelegasian yang
diberikan karena staf tidak dapat memikul tanggung
jawabnya dengan baik dan manajer hanya akan terfokus
terhadap hal-hal yang tidak didelegasikan.
b) Undercontrol
Kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap
pendelegasian, dimana staf menjadi tidak produktif dalam
melaksanakan tugas dan berdampak secara signifikan
terhadap hasil yang diharapkan. Sehingga manajer harus
memberikan penekanan terhadap deadline, agar staf akan
mematahui pola tersebut.

b. Tempat dan waktu pendelegasian


1. Tugas rutin
Tugas rutin seperti wawancara lamaran pekerjaan, tanggung jawab
terhadap masalah-masalah yang kecil, dan menyeleksi surat
merupakan tugas biasa dan dapat didelegasikan kepada staf.

11
2. Tugas yang tidak mencukupi waktunya
Pendelegasian dapat dilaksanakan pada tugas-tugas tertentu karena
manajer tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakannya.
Tetapi Tugas-tugas tersebut akan dilaksanakan oleh manajer jika
manajer mempunyai waktu untuk menyelesaikannya.
3. Penyelesaian masalah
Pendelegasian diberikan dengan tujuan memberikan pengalaman
atau tantangan kepada staf untuk menyelesaikannya. Staf akan
termotivasi apabila mereka menerimanya sebagai suatu tantangan.
Oleh karena itu, perlu perhatian dan bimbingan khusus dalam
membantu staf untuk menyelasaikan tugas yang dilimpahkan
kepadanya.
4. Peningkatan kemampuan
Pendelegasian juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf
dan tim. Adanya pengelolaan yang sesuai, pendelegasian akan
menjadikan suatu latihan bagi staf untuk belajar.
5. Kapan pendelegasian tidak diperlukan
Tidak semua jenis tugas dapat didelegasikan karena seorang
manajer harus berhati-hati dalam mendelegasikan jenis tugas
tertentu, yaitu:
a) Tugas yang terlalu teknis, misalnya jadwal staf dan
anggaran yang merupakan tugas rutin manajer, staf harus
memiliki kemampuan teknis yang baik dan keterampilan
khusus.
b) Tugas yang berhubungan dengan kepercayaan dan
kerahasiaan, misalnya kerahasiaan suatu informasi dari
institusi.

12
Pendelegasian juga dapat mengakibatkan masalah jika tugas yang
didelegasikan tidak dilaksanakan sesuai dengan harapan. Untuk
menghindari kesalahan tersebut, maka manajer mempunyai tanggung
jawab sebagai berikut:

1. Disiplin dalam memberikan wewenang ke staf


2. Bertanggung jawab terhadap pembinaan moral staf
3. Perlunya suatu kontrol
4. Menghindari kesalahan dalam menyampaikan pendelegasian

2.5 Langkah-langkah pendelegasian keperawatan


Berikut merupakan cara di dalam melakukan pendelegasian bagi seorang
manajer perawat menurut Rachmawati & Nuryandari (2018) :
1. Seleksi dan susun tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang
harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf.
Tahap berikutnya yang harus dikerjakan secara otomatis adalah
menyiapkan laporan yang kontinyu, menjawab setiap pertanyaan,
menyiapkan jadwal berurutan, memesan alat-alat, presentasi pada
komisi yang bertanggung jawab, dan melaksanakan asuhan
keperawatan dan tugas teknis lainnya. Hal yang terpenting dalam
pendelegasian tugas adalah menentukan suatu tugas pendelegasian dan
wewenang secara bertahap. Hal ini akan menghindari terjadinya suatu
penyalahgunaan wewenang.
2. Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut berdasarkan
kemampuan dan persyaratan lainnya. Tepat tidaknya manajer dalam
memilih staf bergantung dari kemampuan manajer mengenal kinerja
staf, kelebihan, kelemahan, dan perilakunya.

13
3. Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang
jelas. Lebih baik pendelegasian dilakukan secara tertulis, dan ajarkan
pula bagaimana melaksanakan tugas tersebut.

4. Lakukan supervise yang tepat


Manajer harus bisa menentukan apa yang perlu disupervisi, kapan
dilakukan, dan bantuan apa yang dapat diberikan. Supervise merupakan
hal yang penting dan pelaksanaannya bergantung bagaimana staf
melihatnya. Ada dua macam supervise yaitu overcontrol (kontrol yang
berlebihan) dan undercontrol (kontrol yang kurang).

Menurut Rachmawati & Nuryandari (2018) terdapat beberapa langkah yang


dapat dilakukan oleh seorang manajer perawat dalam melakukan
pendelegasian :

1. Membuat perencanaan ke depan dan mencegah masalah.


2. Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis
3. Menyetujui standar kerja
4. Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemampuan bawahan
5. Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan tugas
dan wewenang baik secara tertulis maupun lisan
6. Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan pekerjaan bawahan dengan
mengukur pencapaian tujuan berdasarkan standar serta memberikan
umpan balik prestasi yang dicapai.
7. Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan-keluhannya.
8. Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan memberikan ide-
ide baru yang bermanfaat.
9. Memberikan “reward” atas hasil yang dicapai.
10. Jangan mengambil alih kembali tugas yang sudah didelegasikan.

14
BAB III

ANALISIS PENELITIAN

3.1 Analisis PICO 1

3.1.1 Gambaran penerapan Model Delegasi Keperawatan Relactor (MDK'R') pada


perawat kepala ruang. 

3.1.1.1 P (Patient, Population or Problem)

Menurut Pohan dan Faozah (2019) Model Delegasi Keperawatan Relactor


(MDK’R’) adalah suatu alat untuk memastikan atau menjamin penyelesaian
tugas sesuai dengan tujuan dan standar asuhan keperawatan. Maka dari itu,
Peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran penerapan
komponen delegasi tanggung jawab (Responsibility), delegasi kemampuan
(Accountability), komponen delegasi wewenang (Authority) dan model
delegasi keperawatan relactor (MDK’R’) pada perawat kepala ruang.
Populasi perawat kepala ruang sejumlah 20 kepala ruang. Subyek penelitian
yaitu perawat kepala ruang yang bekerja di unit rawat inap RS Roemani
Semarang.

3.1.1.2 I (Intervention)

Pohan dan Faozah (2019) mengatakan jika menggunakan metode penelitian


deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel penelitian ini dengan total
sampling, yaitu sejumlah 20 responden perawat kepala ruang. Instrumen
penelitian dengan kuesioner penerapan model delegasi keperawatan
Relactor yang terdiri 30 pernyataan dengan jawaban skor: 5= setuju;
4=cukup setuju; 3=ragu-ragu; 2=cukup tidak setuju;1= tidak setuju. Teknik
analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif (univariat) yang digunakan
untuk mendeskripsikan variabel bebas dan variabel terikat dengan
menggunakan tabel distribusi yang konfirmasinya dalam bentuk presentase.
Uji analisis univariat penelitian ini dilakukan untuk setiap variabel
independen agar mendapatkan gambaran mengenai penerapan model
delegasi keperawatan Relactor (MDK’R’) pada kepala ruang di RS Roemani
Semarang dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase.

15
3.1.1.3 C (Comparison)

Berdasarkan hasil penelitian didapat penerapan tentang komponen delegasi


keperawatan tanggung jawab (responsibility) pada kepala ruang di RS
Roemani Semarang mayoritas berkategori baik sebanyak 20 responden
(100%). Pada penerapan tentang komponen delegasi keperawatan
kemampuan (accountability) pada kepala ruang di RS Roemani Semarang
juga dalam kategori yang baik yaitu sebanyak 18 responden (90%) dan
kategori cukup sebanyak 2 responden (10%). Hal lain yang juga ikut di teliti
adalah mengenai penerapan tentang komponen delegasi keperawatan
wewenang (authority) pada kepala ruang dimana hasil menunjukkan dalam
kategori baik sebanyak 16 responden (80%) dan kategori cukup sebanyak 4
responden (20%). Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa penerapan
model delegasi keperawatan Relactor (MDK’R’) pada kepala ruang di RS
Roemani Semarang dalam kategori sangat baik.

Selain penelitian di atas terdapat juga penelitian lain mengenai penerapan


Model Delegasi Keperawatan Relactor (MDK'R') pada salah satu rumah
sakit di wilayah Semarang. Penelitian ini adalah penelitian adalah non-
eksperimen dengan metode kuantitatif menggunakan desain survey
deskriptif dengan populasi sebanyak 73 perawat. Penelitian ini dilaksanakan
selama 6 bulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
probability sampling-cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
instrument kuisioner yang terdiri dari 40 pertanyaan tertutup, dimana
meliputi komponen responsibility, accountability, dan authority. Hasil
penelitian didapatkan bahwa penerapan Model Delegasi Keperawatan
Relactor (MDK'R') pada komponen responsibility menunjukkan skor yang
baik sebesar 32,9% (24 responden) dan skor cukup 67,1% (49 responden).
Pada komponen accountability juga menunjukkan skor yang baik sebesar
89% (65 responden) dan skor cukup 11% (8 responden). Terakhir yaitu pada
penerapan pada komponen authority menunjukkan skor yang baik pada

16
47,9% (35 responden), cukup sebesar 45,2% (33 responden) dan kurang
memadai 6,8% (5 responden).

3.1.1. 4 O (Outcome)

Pada penelitian dari kedua artikel di atas dapat disimpulkan bahwa


penerapan Model Delegasi Keperawatan Relactor (MDK'R') yang terdiri
dari komponen tanggung jawab (responsibility), kemampuan
(accountability), dan wewenang (authority) dapat dijalankan dengan baik
bagi para perawat. Penerapan dari Model Delegasi Keperawatan Relactor
(MDK'R') ini dapat berhasil tentunya dengan adanya dukungan dari tim
manajemen rumah sakit dalam menetapkan regulasi serta kebijakan terkait
dengan pendelegasian.

3.2 Implikasi Keperawatan

3.2.1 Gambaran penerapan Model Delegasi Keperawatan Relactor (MDK'R') pada


perawat kepala ruang. 

Menurut penulis Model Delegasi Keperawatan Relactor (MDK’R’) perlu


dipelajari lebih mendalam dan perlu diterapkan langsung oleh para manajer
perawat dan staf perawat karena merupakan suatu alat yang dapat membantu
dalam memastikan atau menjamin penyelesaian tugas sesuai dengan tujuan
dan standar asuhan keperawatan. Pohan Gayatri, dan Hidayati (2018)
berpendapat jika dalam implikasi di keperawatan perlu dilakukan program
pelatihan dan training pada perawat kepala ruang tentang kedisiplinan,
kesadaran diri, dan manajemen diri sehingga akan meningkatkan pemberian
pelayanan keperawatan. Program pelatihan dan training diharapkan dapat
meningkatkan pelaksanaan MDK'R'. Selain itu, kepala ruang sebagai
pemberi delegasi dapat secara langsung menerapkan MDK'R' dengan rutin,
sesuai pedoman, memberikan reward dan punishment bagi penerima
delegasi keperawatan, kepala ruang yang telah memiliki kesadaran diri
dan manajemen diri yang baik, menghasilkan kedisiplinan yang kuat dalam
menerapkan Model Delegasi Keperawatan Relactor. Menurut Pohan, Gayatri,

17
Hidayati, dan Risma (2020) penerapan delegasi keperawatan dapat berhasil
dengan dukungan dari tim manajemen dengan menetapkan regulasi dan
kebijakan mengenai delegasi. Regulasi dan kebijakan dapat berupa standar
prosedur operasional (SOP), dokumen, formulir tentang pelaksanaan delegasi,
dan dokumen okum lainnya yang melindungi akseptor delegasi secara legal.
Selain itu, dapat membentuk suatu program penyegaran dan evaluasi MDK’R
terkait pendelegasian tugas dan motivasi untuk menyelesaikan tugas yang
didelegasikan menggunakan model ‘Relactor’.

Menurut penulis setelah dilakukannya penerapan Model Delegasi


Keperawatan Relactor (MDK’R’) pada sistem rumah sakit diharapkan tim
manajemen dapat rutin melakukan evaluasi ataupun pembaruan terkait
kebijakan pendelegasian yang ada sehingga penyelesaian tugas dapat berjalan
dengan lancar dan tetap efektif sesuai dengan kondisi yang ada pada saat ini.

3.3 Analisis PICO 2

3.3.1 Pendelegasian Tugas Kepala Ruangan Menurut Persepsi Perawat Pelaksana


Dapat Meningkatkan Kepuasan Kerja

3.3.1.1 P (Patient, Population or Problem)

Menurut Ovari (2017), mengetahui gambaran hubungan antara


pelaksanaan fungsi pengorganisasian Kepala Ruangan dengan kepuasan
kerja perawat pelaksana. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap, dengan responden
berjumlah 61 orang.

3.3.1.2 I (Intervention)

Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik dengan pendekatan


cross sectional bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel
independen (pelaksanaan fungsi pengorganisasian Kepala Ruangan :
pembagian kerja, pendelegasian tugas, koordinasi kerja dan manajemen
waktu) dengan variabel dependen (kepuasan kerja perawat). Penelitian
dilakukan pada salah satu Rumah sakit swasta di kota Bukittinggi dengan
tekhnik proportional simple random sampling. Pengumpulan data dimulai

18
tanggal 28 Mei sampai tanggal 9 Juni 2014. Analisis data secara univariat
dan bivariat memakai uji statistik chi square sedangkan analisis data
secara multivariat menggunakan uji statistik regresi logistik ganda dengan
tingkat kepercayaan CI 95% , ∝.= 0,05.

3.3.1.3 C (Comparison)

Hasil penelitian milik Ovari, Setyowati dan Yasmi (2017) dengan judul
“Pendelegasian Tugas Kepala Ruangan Menurut Persepsi Perawat
Pelaksana Dapat Meningkatkan Kepuasan Kerja” menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara pelaksanaan fungsi pengorganisasian
kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat menurut persepsi perawat
pelaksana yaitu nilai p = 0,037, α = 0,05. Hal tersebut dikarenakan kepala
ruangan telah mendapat kepercayaan dari perawat pelaksana serta menjadi
contoh bagi perawat pelaksana. Selain itu keberadaan kepala ruangan
diterima dan dihargai, sehingga apa yang disampaikan oleh kepala
ruangan, perawat pelaksana bisa menerima dan melaksanakannya dengan
senang. Fungsi pengorganisasian yang dilaksanakan oleh kepala ruangan
secara baik dan efektif menghasilkan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan yang dapat memenuhi harapan pasien, sehingga pasien
merasakan puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat pelaksana.
Kemudian variabel dominan yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat
pelaksana adalah pendelegasian tugas, nilai p = 0,02, ∝ = 0,05.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian milik Wahyuningsih &


Yusiana (2016) yang berjudul “Persepsi Perawat Tentang Pendelegasian
Tugas Kepala Ruang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Kerja Perawat”
didapatkan hasil p = 0,00 dimana p<∝ maka Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga ada hubungan persepsi perawat tentang pendelegasian tugas
kepala ruang dengan tingkat kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat Inap.
Hal tersebut dikarenakan adanya keefektifan pendelegasian tugas kepala
ruang baik tugas fungsional maupun managerial dapat meningkatkan
kepuasan kerja perawat. Mengingat faktor yang mempengaruhi kepuasan

19
kerja perawat adalah peran manager khususnya pendelegasian tugas,
apabila pendelegasian tugas yang dilakukan oleh manajer efektif atau baik
maka dapat menimbulkan persepsi perawat yang baik sehingga kepuasan
kerja perawat dapat tercapai.

3.3.1.4 O (Outcome)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa ada hubungan


yang signifikan antara pelaksanaan fungsi pengorganisasian kepala
ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Berdasarkan persepsi
perawat pelaksana di ruang rawat inap dan komponen variabel independen
yang dominan mempengaruhi kepuasan kerja perawat pelaksana yaitu
pendelegasian tugas kepala ruangan.

3.4 Implikasi keperawatan

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, kepala ruangan sering memberikan


pendelegasian tugas kepada perawat pelaksana agar kepuasaan kerja perawat
bisa meningkat. Lalu bagi perawat yang menerima pendelegasian diharapkan
dapat melaksanakan proses pendelegasian dengan baik. Pendelegasian tugas
kepala ruang jika dapat dilakukan dengan baik dan efektif akan menghasilkan
peningkatan mutu pelayanan keperawatan yang dapat memenuhi harapan
pasien sehingga pasien merasakan puas dengan pelayanan yang diberikan
perawat pelaksana.

20
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Pendelegasian merupakan suatu pelimpahan tugas kepada seseorang atau
kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi. Delegasi keperawatan
merupakan pelimpahan wewenang dari kepala ruang kepada perawat
pelaksana untuk melakukan tugas atau prosedur asuhan keperawatan.
Tujuan dari delegasi yaitu staf merasa dihargai dan dikembangkan,
sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Perawat
yang melakukan pendelegasian juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
delegasi keperawatan. Selain itu juga perlu memahami langkah-langkah
pendelegasian keperawatan agar dapat berjalan dengan baik. Kemudian
berdasarkan penelitian yang pertama mengenai “Gambaran Penerapan
Delegasi Keperawatan Relactor (MDK'R') pada perawat kepala ruang”
bahwa penerapan MDK’R sangat baik dilakukan oleh kepala ruang di unit
rawat inap Rs Roemani. Sedangkan dalam penelitian yang kedua
mengenai “Pendelegasian Tugas Kepala Ruangan Menurut Persepsi
Perawat Pelaksana Dapat Meningkatkan Kepuasan Kerja” bahwa
pendelegasian tugas kepala ruangan mempengaruhi kepuasan kerja
perawat pelaksana.

1.2 Saran
Perawat yang bekerja di Rumah Sakit dapat menerapkan Model Delegasi
Keperawatan Relactor (MDK’R’) dan kepala ruangan perlu memberikan
pendelegasian tugas kepada perawat pelaksana agar kepuasan kerja
perawat bisa meningkat. Perawat yang diberikan pendelegasian juga
diharapkan dapat melaksanakan sesuai dengan langkah-langkah delegasi
keperawatan agar dapat berjalan dengan baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Mugiyanti,S. (2016).Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek


Keperawatan. Jakarta: Kemenkes RI.

Marquis, B.L., & Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan: Teori dan Aplikasi, Edisi 4. Jakarta : EGC.

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Nirwana, N. Anisah, N. (2016). Delegasi. Retrieved from :


https://www.academia.edu/19546101/DELEGASI?auto=download

Ovari, I., Setyowati, S., & Yasmi, Y. (2017). Pendelegasian tugas kepala ruangan
menurut persepsi perawat pelaksana dapat meningkatkan kepuasan kerja.
Jurnal Ipteks Terapan, 11(3), 194-207.

Pohan, V. Y., Gayatri, D., & Hidayati, E. (2018). Pengalaman Perawat Kepala
Ruang Tentang Pelaksanaan Model Delegasi
Keperawatan’Relactor’(MDK’R’). Jurnal Keperawatan Indonesia, 21(3),
189-198. Doi: https://dx.doi.org/10.7454/jki.v21i3.669

Pohan, V. Y., & Faozah, H. S. (2019). Gambaran penerapan model delegasi


keperawatan relactor (mdk'r') pada perawat kepala ruang. Proceeding of The
URECOL, 189-196.
Retrieved from:
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/602.

Pohan, V. Y., Gayatri, D., Hidayati, E., & Risma, H. (2020). A study on the
implementation of ‘relactor’nursing delegation model by delegated nurse at
semarang. The Malaysian Journal of Nursing (MJN), 11(3), 26-30.

22
Retrieved from: https://ejournal.lucp.net/index.php/mjn/article/view/923

Risal. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang


Pendelegasian dengan Mutu Perilaku Perawat dalam Pendelegasian di
Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang. Other thesis, University of
Muhammadiyah Malang.
Retrieved from: http://eprints.umm.ac.id/23347/2/jiptummpp-gdl-risal-38821-
2-babi.pdf

Rachmawati, N. & Nuryandari. (2018). Modul Praktikum Manajemen


Keperawatan. Retrieved from
http://repository.akperykyjogja.ac.id/249/1/MODUL%20MANAJEMEN
%20KEPERAWATAN%201819.doc

Setiadi. (2016). Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan ; Teori dan


Aplikasi Praktek Bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis. Yogyakarta:
Indomedia Pustaka

Wijayanti, H. R. (2019). Gambaran penerapan model delegasi keperawatan


relactor (MDK’R’) pada perawat pelaksana di RS Roemani
Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
Retrieved from: http://repository.unimus.ac.id/3456/

Wahyuningsih, A., & Yusiana, M. A. (2016). Persepsi perawat tentang


pendelegasian tugas kepala ruang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja
perawat. Jurnal Stikes RS Baptis Kediri, 9(2).

23

Anda mungkin juga menyukai