Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

TENTANG

LANDASAN-LANDASAN DAN FILOSOFIS BK

OLEH KELOMPOK 4:

IKHWAN AL HAFIZ (2001022)

ASRI ARDIANI (2001012)

NADIA TULHUSNA (2001044)

DOSEN PENGAMPU:

Dr. ALFAIZ, S.PSI., M.Pd

JURUSAN PAI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

SYEKH BURHANUDIN

1443 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah ‘Azza wa jalla atas segala
nikmat yang telah diberikan kepada kita semua sehingga kita masih bisa menikmati
kehidupan sampai saat sekarang ini dan kami dapat menyelesaikan makalah kami.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad
Shalllallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa kita dari zaman yang tidak
berilmu pengetahuan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang kita
rasakan pada saat sekarang ini.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
bimbingan dan konseling islam yang telah membimbing kami dalam penulisan
makalah ini. Ucapan terima kasih kami juga ucapkan kepada semua pihak yang
memberikan bantuan untuk menyelesaikan makalah kami.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN ...........................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................3

A. Pengertian landasan bimbingan dan konseling....................................3


B. Landasan-landasan bimbingan dan konseling.....................................4
C. Filosofis bimbingan dan konseling.....................................................10

BAB III : PENUTUP ...................................................................................12

A. Kesimpulan .........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di


Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan
konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan
berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran
dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh
diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran
teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa
dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan,
khususnya bagi para penerima jasa layanan (klien). .

Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam
berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak
para penerima jasa layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan tentang
landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor tampaknya tidak
bisa ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya..

Berbagai kesalahkaprahan dan kasus malpraktek yang terjadi dalam layanan


bimbingan dan konseling selama ini, seperti adanya anggapan bimbingan dan
konseling sebagai “polisi sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang
layanan bimbingan dan konseling,- sangat mungkin memiliki keterkaitan erat dengan
tingkat pemahaman dan penguasaan konselor tentang landasan bimbingan dan
konseling. Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling dilakukan
secara asal-asalan, tidak dibangun di atas landasan yang seharusnya.

Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan


bimbingan dan konseling, khususnya bagi para konselor, melalui tulisan ini akan

1
dipaparkan tentang beberapa landasan yang menjadi pijakan dalam setiap gerak
langkah bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah


sebagai berikut :

1. Apa pengertian landasan bimbingan dan konseling?


2. Apa landasan-landasan bimbingan dan konseling?
3. Apa filosofis bimbingan dan konseling?
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dicapai tujuan sebagai


berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian landasan bimbingan dan konseling


2. Untuk mengetahui macam-macam landasan bimbingan dan konseling
3. Untuk mengetahui filosofis bimbingan dan konseling

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Bimbingan Konseling

Landasan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai alas,


dasar, atau tumpuan. Adapun secara istilah, landasan sebagai dasar dikenal pula
sebagai fundasi. Mengacu kepada pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa
landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal, suatu titik tumpu atau
titik tolak dari sesuatu hal atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal.

Sedangkan menurut pakar, Bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan


yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar
tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.1Adapun Konseling merupakan bagian dari
bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Konseling suatu jenis
pelayanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseli merupakan
bagian terpadu dari bimbingan dua orang individu, dimana konselor berusaha
membantu konseli untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.2

Jadi, Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan


faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor
selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan
konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu
membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak

1
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusumawati,  Proses Bimbingan Dan Konseling
Di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). h. 2
2
Ibid, h. 4-5

3
memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan
ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak
didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran
terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya
adalah individu yang dilayaninya (klien).

B. Landasan-Landasan Bimbingan Dan Konseling

Akhir-akhir ini, berbagai kesalahkaprahan dan banyaknya kasus-kasus


malpraktek yang terjadi dalam layanan Bimbingan Konseling, itu semua membuat
adanya berbagai pihak masyarakat yang beranggapan bahwa Bimbingan dan
Konseling  hanya sebagai "polisi sekolah" atau berbagai persepsi lainnya yang keliru
tentang layanan Bimbingan dan Konseling. Sangat memungkinkan memiliki
keterkaitan erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan para konselor tentang
landasan-landasan yang ada dalam Bimbingan Konseling itu sendiri. Dengan kata
lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling secara asal-asalan dilakukan tanpa
membangun sesuai landasan yang sebenarnya.

Oleh karena itu, dalam upaya penanggulangan dan perbaikan atas nama
bimbingan konseling, perlu adanya pemahaman yang lebih tentang landasan
bimbingan  konseling khususnya bagi para konselor. Melalui tulisan ini akan
dipaparkan tentang beberapa landasan  yang menjadi pilar pijakan dalam setiap gerak
langkah konselor.3

Secara teoretik ,berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum
terdapat tiga aspek pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan
konseling, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan social budaya.
Selanjutnya dibawah ini akan di jelaskan dan digambarkan secara sederhana dari
masing-masing landasan Bimbingan dan Konseling tersebut :

3
Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di sekolah (Bandung : YRAMA WIDYA,
2012). h. 16

4
1. Landasan Filosofis

          Landasan Filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan


pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan
dan konseling yang lebih bisa dipertanggung jawabkan secara logis, etis maupun
estetis. Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan
dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang: apakah
manusia itu? untuk menemukan jawaban atas pertanyaan fiosofis tersebut, tentunya
tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang ada, mulai dari filsafat klasik,
sampai dengan filsafat modern dan bahkan filsafat post- modern. Dari berbagai aliran
filsafat yang ada, para penulis barat telah menggambarkan tentang hakikat manusia,
diantaranya Viktor E.Frankl4:

a. Manusia adalah mahluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan


ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya
b. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila
dia berusaha memanfaatkan kemampuan yang dimiliki.
c. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk, serta hidup
untuk terus berarti dan berupaya agar dapat mewujudkan kebaikan dan
menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
d. Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana
apapun manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan
berkemampuan untuk melakukan sesuatu.
e. Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya
sendiri.

Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan


dan konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri.

4
Syamsu Yusuf, A. Juntika Narihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012). h. 108

5
Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan
memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.

2. Landasan Psikologis

             Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan


pemahaman bagi konselor  tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan
(klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling , beberapa kajian psikologi yang
perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang :

a) Motif dan motivasi


b) Pembawaan
c) Perkembangan individu
d) Belajar
e) Kepribadian.
a. Motif dan Motivasi

Motif dan Motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan


seseorang berprilaku positif, baik motif primer yaitu motif yang didasari oleh
kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir, seperti; lapar, bernafas
dan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentuk dari hasil belajar, seperti
rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu dan sejenisnya. Pada
dasarnya tidak ada tingkah laku tanpa motif, artinya tingkah laku individu itu
bermotif, karenanya konselor perlu memahami motif klien dalam bertingkah laku.5

b. Pembawaan dan lingkungan

Pembawaan dan lingkungan adalah semua yang berkenaan dengan faktor-


faktor yang membentuk dan mempengaruhi periaku individu.

c. Perkembangan individu

5
Ibid, h. 158

6
Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya
individu sejak masa konsepsi (pranatal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi
aspek fisik dan psikomotrik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.

d. Belajar

Merupakan salah satu konsep yang paling dasar dalam psikologi. Manusia
belajar untuk hidup.

e. Kepribadian

Kepribadian adalah oganisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem


psiko-fisik yang menentukan cara yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.

3. Landasan Sosial-Budaya

Arus modernisasi disamping berdampak positif, seperti diperolehnya


kemudahan dalam bidang komunikasi dan transportasi. Di sisi lain ternyata
melahirkan dampak yang kurang menguntungkan, yaitu dengan menggejalanya
berbagai problema yang semakin kompleks, baik yang bersifat personal maupun
sosial.

Sekolah tidak dapat melepaslan diri dari situasi kehidupan masyarakat, dan
mempunyai tanggung jawab untuk membantu para siswa atau peserta didik baik
sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat. Sebagai suatu lembaga
pendidikan formal, sekolah bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan
siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat serta dan mampu memecahkan
berbagai masalah yang dihadapinya.

Setiap anak sejak lahirnya harus memenuhi tidak hanya tuntutan biologisnya
tetapi tuntutan budaya ditempat ia hidup, tuntutan budaya itu menghendaki agar ia

7
mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat
diterima dalam budaya tersebut.6

Organisasi sosial, lembaga-lembaga keagamaan, kemasyarakatan, pendidikan,


keluarga, politik, dan masyarakat secara menyeluruh memberikan pengaruh yang
sangat kuat terhadap sikap, kesempatan, dan pola hidup masyarakat. Di dalam situasi
inilah bimbingan dan konseling akan terasa diperlukan sebagai suatu bentuk bantuan
kepada siswa. Program bimbingan dan konseling membantu berhasilnya program
pendidikan pada umumnya.

4. Landasan Religius

Landasan religius bagi  bimbingan bimbingan dan konseling perlu ditekankan


3 hal pokok, yaitu :

1) Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan.
2) Sikap yang mendorong perkembangan dan perkehidupan manusia berjalan
kea rah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
3) Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal
suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dan
meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan
pemecahan maalah individu.
5. Landasan Ilmiah Teknologis

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang


memiliki dasar-dasar keilmuan

a. Keilmuan Bimbingan dan Konseling

Ilmu bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang


bimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan sistematik. Sebagai layaknya
6
Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Edisi revisi, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2004). h. 170

8
ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan konseling mempunyai objek kajiannya sendiri,
metode penggalian yang menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya.

b. Peran Ilmu Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling

Salah satu ilmu dan perangkat teknologi yang berkembang dewasa ini, yaitu
computer dimanfaatkan pula dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Sejak tahun
1980-an peranan computer telah banyak dikembangkan. Bidanng yang banyak
memanfaatkan computer adalah bimbingan dibidang karir dan bimbingan atau
konselor pendidikan.

c. Pengembangan Bimbingan dan Konseling Melalui Penelitian

Penelitian adalah jiwa dari perkembangan ilmu teknologi. Apabila pelayanan


bimbingan dan konseling diinginkan untuk berkembang dan maju, maka penelitian
tentang bimbingan dan konseling dalam berbagai bentuk penelitian dan aspek yang
diteliti harus terus menerus dilakukan. Tanpa penelitian pertumbuhan pelayanan
bimbingan dan konseling akan mandul dan steril.

6. Landasan Pedagogis

Berkenaan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia,


ditambahkan oleh Prayitno bahwa dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling dalam segala setting diperlukan pula landasan pedagogis yang ditinjau dari
tiga segi, yaitu:

1) Pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan salah satu


bentuk kegiatan pendidikan.
2) Pendidikan sebagai ini proses bimbingan dan konseling
3) Pendidikan lebih lanjut sebagai ini tujuan layanan bimbingan dan konseling.7

7
Sutirna. Bimbingan dan Konseling (Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal).
(Yogyakarta : CV. Andi Press, 2012). h. 48

9
Artinya bahwa pengembangan individu (peserta didik/mahasiswa) di jalur
pendidikan formal, non formal dan informal hanya akan berkembang optimal jika
hanya jika seluruh rangkaian kegiatan pendidikan berjalan dengan optimal, yaitu
penyelenggaraan pendidikan, pengajaran dan bimbingan.

C. Filosofis Bimbingan Konseling

Kata filosofis atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: Philos berarti cinta dan
sophos berarti bijaksana, jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan.
Sikun pribadi mengartikan filsafat sebagai suatu “usaha manusia untuk memperoleh
pandangan atau konsepsi tentang segala yang ada, dan apa makna hidup manusia
dialam semesta ini”.8

Guru BK/Konselor harus mengakui bahwa pandangannya tentang sifat


manusia berhubungan secara vital dengan pandangannya terhadap proses layanan
Bimbingan dan Konseling yang memiliki implikasi yang nyata bagi penerapannya.

Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana
apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan
berkemampuan untuk melakukan sesuatu. Dengan memahami hakikat manusia
tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang
dari hakikat tentang manusia itu sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengan
kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh
manusia dengan berbagai dimensinya.

Prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan sebagai berikut:

1. Bimbingan hendaknya didasarkan pada pengakuan akan keilmuan dan harga diri
individu (klien) dan atas hak-haknya untuk mendapat bantuan.
2. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan. Artinya
bimbingan merupakan bagian integral dalam pendidikan.
8
Syamsu Yusuf, A. Juntika Narihsan Op, cit. h. 106

10
3. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak setiap klien yang meminta bantuan
atau pelayanan.
4. Bimbingan bukan prerogratif kelompok khusus profesi kesehatan mental.
Bimbingan dilaaksanakan melalui kerjasama, yang masing-masing bekerja
berdasarkan keahlian atau kompetensinya sendiri.
5. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi
dirinya.
6. Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat individualisasi,
personalisasi dan sosialisasi.9

Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan atau tindakan yang


semuanya diharapkan merupakan tidakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan
pemikiran filsafat tentang berbagai hal yang tersangkut-paut dalam pelayanan
bimbingan dan konseling. Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang
bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi
konselor pada khususnya, yaitu membantu konselor dalam memahami situasi
konseling dalam mengambil keputusan yang tepat. Disamping itu pemikiran dan
pemahaman filosofis juga memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri
lebih mantap, lebih fasilitatif, serta lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian
bantuannya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

9
Henni Syafriana Nasution, Abdillah, Bimbingan Konseling “Konsep, Teori dan Aplikasinya”
(Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2019). h. 25

11
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor
selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling.
Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan
fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi
yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian
pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi
atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan
bimbingan dan konseling itu sendiri.

Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan atau tindakan yang


semuanya diharapkan merupakan tidakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan
pemikiran filsafat tentang berbagai hal yang tersangkut-paut dalam pelayanan
bimbingan dan konseling. Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang
bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling yaitu membantu konselor dalam
memahami situasi konseling dalam mengambil keputusan yang tepat.

B. Saran

Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.

12
DAFTAR PUSAKA

Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusumawati,  Proses Bimbingan Dan
Konseling Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)

Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di sekolah (Bandung : YRAMA


WIDYA, 2012)

Syamsu Yusuf, A. Juntika Narihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung:


PT Remaja Rosdakarya, 2012)

Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Edisi revisi, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2004)

Sutirna. Bimbingan dan Konseling (Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal).


(Yogyakarta : CV. Andi Press, 2012)

Henni Syafriana Nasution, Abdillah, Bimbingan Konseling “Konsep, Teori dan


Aplikasinya” (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia,
2019)

Anda mungkin juga menyukai