Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan metode pembelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan bekal kompetensi Spesifik, dimana para mahasiswa dituntut untuk belajar menerapkan semua ilmu yang telah diperoleh dimkelas ke dalam kehidupan nyata dimasyarakat. Permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat yang sering kali memiliki komleksitas tinggi menjadi ajang belajar bagi mahasiswa untuk melakukan pemecahan masalah berdasarkan target kompetensiyang telah ditentukan Bapelkes Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah DIY mempunyai tugas meningkatkan kapasitas calon tenaga kesehatan melalui berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan untuk menunjang program-program kesehatan pemerintah. Upaya Bapelkes DIY untuk turut menyiapkan SDM kesehatan yang berkualitas dan profesional dibidangnya adalah dengan menyediakan program pembelajaran kepada aparatur, masyarakat, swasta termasuk kepada mahasiswa kesehatan dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan. Bentuk pelaksanaan tugas tersebut diantaranya dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta dan Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan pembelajaran mahasiswa dalam bentuk PKL Asuhan Keperwaratan sesuai dengan kurikulum jenjang Pendidikan tinggi D3, D4 dan S1 Keperawatan. Fasiltasi PKL oleh Bapelkes DIY dilaksanakan dengan strategi learning by doing dan learning by experience pada masyarakat daerah binaan Bapelkes DIY di wilayah DIY. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan PKL bersifat komprehensif dengan penekanan pada aspek promotif, preventif dan membantu program Puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan PHC ( Public Health Comunity) khususnya bekaitan dengan Asuhan Keperawatan.
1 2
Penyelenggaraan Kegiatan PKL Mahasiswa Kesehatan di Bapelkes
DIY, menjadi Pertinbangan karena beberapa hal : 1. Berdasarkan sumber Pusdatin 2016 menunjukkan berbagai indikator kesehatan di DIY meraih prestasi yang baik. Pada tahun 2015 DIY menempati urutan ke dua IPM tertinggi setelah DKI Jakarta yaitu sebesar 77,59, dan ada beberapa indikator DIY menempati urutan tertinggi. Di Provinsi DI Yogyakarta, kota Yogyakarta menempati urutan tertinggi menjadi kabupaten dengan derajat kesehatan terbaik, sehingga hal ini bisa menjadi tempat pembelajaran bagi para calon tenaga kesehatan profesional. 2. Penyelenggaraan PKL dilapangan oleh Bapelkes dilaksanakan dengan model pendampingan terpadu yaitu melibatkan dan penamping yang berasal dari unsur Bapelkes, dosen Institusi Pendidikan , Puskesmas, tokoh masyarakat di dusun , pendamping kelompok, turut pula didukung oleh Muspika Kecamatan dan Pemerintahan desa. 3. Budaya lokal yang kental dan melekat dalam kehidupan sosial yang khas Yogyakarta dengan kondisi dan situasi keamanan yang kondusif di tatanan masyarakat Yogyakarta. 4. Berbagai tatanan sosial yang berfungsi baik. 5. Berbagai daerah binaan dan percontohan yang terkait dengan keperawatan seperti lansia, Desa/Dukuh siaga, Poskesdes, Tanaman obat, Kesehatan Jiwa, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan lain sebagainya. 6. Wilayah kerja dengan berbagai karakter seperti wilayah bencana (gempa vulkanik, banjir) ekonomi (urban, rural, sub urban, slum, industri) geografi (pegunungan , pantai, daratan). 7. Kemitraan dengan berbagai dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah (pengembangan pendidikan dan pelayanan termasuk bencana) institusi pelayanan kesehatan, institusi pendidikan (pendidikan, penelitian dan pengembangan). 8. Pelayanan total dan keramahan penyelenggara khas Yogyakarta yang di padu dengan penerapan model edutainment yaitu mahasiswa belajar 3
sambil berwisata di Provinsi DIY dan melayani paket-paket wisata di
wilayah Pemerintah Daerah DIY serta atractive learning, serta Never ending learning. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti Praktek Lapangan (PKL) mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Komunitas. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti PKL mahasiswa mampu : a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas b. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas c. Membuat perencanan keperawatan komunitas d. Melaksanakan tindakan keperawatan komunitas e. Melakukan evaluasi keperawatan komunitas f. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan
C. Metodologi Pengumpulan Data
1. Jenis dan Rancangan Penelitian Survey adalah informasi yang diperoleh melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak yang memberikan keterangan satu jawaban (responden). Datanya berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan yang di ajukan, disebut juga metode kuesioner. Untuk memperoleh data itu biasanya diajukan bebeapa pertanyaan yang tersusun dalam suatu daftar. Hasil survey sebagian tergantung pada kerjasama dan kecakapan responden sebagai faktor yang dapat mempengaruhi proses survey, sehingga besar kemungkinan akan kemasukan kesalahan-kesalahan, tetapi dengan metode survey dapat di peroleh fakta-fakta yang tidak bisa diamati. Keterangan masa lalu yang belum dicatat bahkan 0pini dan motif yang mungkin sangat penting bagi pemecahan masalah oleh sebab itu metode ini paling banyak dipakai dalam riset sosial. Pada 4
buku lain metode survey dengan tehnik komunikasi baik secara
langsung ataupun tidak langsung (angket atau surat menyurat). 2. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah sebagian warga padukuhan Jali kecamatan prambanan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Sampel Penelitian Tehnik yang digunakan yaitu Random Sampling atau sampel acak artinya dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukan kedalam sampel dilakukan secara acak dengan catatan bahwa sampel tersebut mewakilai populasi. Dimana jumlah sampel yang diambil adalah 90 KK. 4. Lokasi Penelitian Lokasi yang diambil adalah Padukuhan Jali, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Adapun alasan pemilihan lokasi yaitu bersumber dari pertimbangan kepala BAPELKES dan Dosen pembimbing POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK Jurusan Keperawatan Singkawang. 5. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan ada dua macam yaitu: a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari sumbernya diamati untuk pertama kalinya (Winshield Survey) , data tersebut menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan. Cara pengumpulan data yang dipergunakan yaitu observasi dengan melakukan pengamatan langsung dan interview yaitu wawancara langsung dengan warga di Padukuhan Jali. b. Data sekunder Data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulan oleh peneliti misalnya data diambil dari biostatistik, majalah, keterangan – 5
keterangan publik lainnya. Data sekunder yang dipergunakan yaitu
catatan kependudukan dari Padukuhan jali. 6. Instrument Instrument yang digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan terbuka untuk winshield survey dan pertanyaan tertutup untuk responden. 7. Analisa Data Dalam melakukan analisa data dapat dilakukan dengan cara : a. Analisa identitas respnden b. Analisa deskriptif (Tabel atau grafik distribusi frekwensi) dan analisa proses asuhan keperawatan.