Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1
BAB 1 PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2

1.2 Rumusan Masalah2

1.3 Tujuan Makalah 2

BAB 2 PEMBAHASAN 3
2.1 Definisi Presiden dan Wakil Presiden Sistem Presidensial 3

2.2 Tugas dan Wewenang Presiden da Wakil Presiden dalam Sistem Presidensial. 3

2.3 Pertanggungjawaban Wakil Presiden 9

BAB 3 KESIMPULAN 13
DAFTAR PUSTAKA 15

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam sebuah negara demokrasi terutama negara demokrasi memilih pemimpin adalah hal
yang krusial karena akan membawa harapan baru bagi sebuah bangsa untuk bagaimana nantinya
negara ini akan berjalan. Berbeda denga negara yang memiliki pemimpin dictator atau juga
komonuis, mereka tidak akan memilih pemimpin mereka dan rakyat akan bekerja untuk
memberikan penguasa nama dan gengsi dimata Internasional. Sedangkan pada sistem
presidensial dan parlementer tugas Presiden adalah memimpin negaranya dan bekerja untuk
rakyatnya.

Dalam jabatan sebagai Presiden dan Wakil Presiden memiliki perbedaan sistem antara
Parlementer dengan Presidensial, perbedaan sistem adalah perbedaan yang tercipta untuk
membedakan cara yang setiap negara adalah berbeda-beda menilai efisiensi pada pekerjaan
mereka. Namun sejujurnya tugas dan wewenang Presiden dan Wakil Presiden selamanya akan
sama yaitu memimpin negaranya dan menjaga rakyatnya. Dalam negara penganut sistem
pemerintahan Indonesia adalah salah satunya dan memiliki aturan pada tugas serta wewenang
presiden. Oleh sebab itu sangatlah menarik untuk dibahas mengenai tugas dan wewenang
Presiden dan Wakil Presiden terutama kali ini dalam sistem pemerintahan presidensial.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa itu Presiden dan Wakil Presiden dalam Sistem Presidensial?
1.2.2. Apa Tugas dan Wewenang Presiden dan Wakil Presiden Sistem Presidensial?
1.2.3. Bagaimana Pertanggungjawaban Wakil Presiden dalam Menjalankan Tugas dan
Wewenang Sistem Presidensial?
1.3. Tujuan Makalah
1.3.1. Mengetahui Definisi Presiden dan Wakil Presiden Sistem Presidensial.
1.3.2. Mengetahui Tugas dan Wewenang Presiden dan Wakil Presiden Sistem Presidensial.
1.3.3. Mengetahui Pertanggungjawaban Wakil Presiden dalam Menjalankan Tugas dan
Wewenang Sistem Presidensial.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Presiden dan Wakil Presiden Sistem Presidensial

Presiden adalah pemimpin suatu negara dan mengayomi bangsa-bangsa yang ada di
dalamnya selaku masyarakat di negara itu, presiden dalam sistem presidensial adalah seorang
pemimpin yang menjabat sebagai hasil dari pemilu. Selain itu terdapat pula wakil presiden
dimana wakil presiden ini akan membantu presiden dalam menjalankan tugas dan wewenangnya
dalam memimpin sebuah negara. Wakil presiden juga akan menjadi teman berpikir dan berdialog
terpercaya dari presiden. Maka dari itu dalam memilih presiden dan wakil presiden dalam setiap
pemilihan umum setiap warga negara memilih pasangan bukan perseorangan karena akan sangat
menyulitkan negara ini bila tidak ada kekompakan antara presiden dengan wakilnya. Dalam
sistem pemerintahan “presidensiil” yang salah satu penganutnya adalah Negara Indonesia,
presiden dan wakil presiden adalah anggota dari Lembaga Eksekutif selain menteri. Negara yang
menganut sistem presidensial adalah

2.2. Tugas dan Wewenang Presiden da Wakil Presiden dalam Sistem Presidensial

Dalam sistem presidensial atau kongresial ini antara eksekutif dan legislatif memiliki perbedaan
skup dalam pemerintahana, walaupun dalam bekerja antara Lembaga eksekutif, legislatif, bahkan
hingga yudikatif memiliki kesinambungan. Untuk disebut sebagai negara yang mengant sistem
presidensial, pemerintahan ini harus memiliki tiga unsur yaitu:

1) Presiden yang dipilih rakyat.


2) Presiden secara bersamaan menjabat sebagai seorang kepala negara ataupun kepala
pemerintahan dan dalam masa jabatannya ini mengangkat pejabat-pejabat terkait.
3) Presiden harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh Undang-Undang Dasar atau
konstitusi yang berlaku.

Dalam Sistem Presidensial, presiden memiliki posisi yang relative kuat dan tidak dapat
dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendah dukungan politik. Namun masih terdapat
mekanisme untuk mengontrol presiden dan wakil presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran

3
kepada konstitusi atau pengkhianatan kepada suatu negara maka posisi presiden dapat
dijatuhkan. Bilamana seorang presiden atau wakil presiden atau keduanya diberhentikan. Maka
seseorang akan menggantikan posisinya, bilamana seseorang tersebut adalah presiden maka
posisinya akan digantikan oleh wakil presiden. Namun pada wakil presiden kedudukannya akan
digantikan oleh orang lain yang ditetapkan melalui kesepakatan.

Presiden memeiliki dua wewenang dalam saat yang bersamaan dalam sistem
pemerintahan presidensial, selain sebagai kepala negara presiden juga berperan sebagai kepala
pemerintahan. Presiden sebagai kepala negara dianggap sebagai simbol dari suatu pemerintahan.
Kepala negara memiliki tanggung jawab dan hak politis yang ditetapkan sesuai dengan konstitusi
sebuah negara. Sedangkan sebagai kepala pemerintahan.

Dalam wewenang sebagai kepala negara, presiden khususnya pada sistem pemerintahan
presidensiil di Indonesia yang diatur dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD NRI 1945) memiliki peran berupa tugas sebagai berikut:

 Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara (Pasal 10).

 Presiden mengangkat duta dan konsul (Pasal 13 ayat 1).

 Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan


Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 13 ayat 3).

Sedangkan sebagai kepala pemerintahan adapun tugas presiden sebagai berikut:

 Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar (Pasal 4


ayat 1).

 Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang


sebagaimana mestinya (Pasal 5 ayat 2).

 Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri (Pasal 17 ayat 2).

 Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk


menjadi undang-undang (Pasal 20 ayat 4).

4
 Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja negara diajukan oleh
Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah (Pasal 23 ayat 2).

 Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden
(Pasal 23F ayat 1).

 Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk
mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden
(Pasal 24A ayat 3).

 Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat (Pasal 24B ayat 3).

 Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang


ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah
Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden (Pasal
24C ayat 3).

Wewenang presiden sedemikian adalah:

 Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan


Rakyat (Pasal 5 ayat 1).

 Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat


perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain (Pasal 11 ayat 1).

 Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang
luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara,
dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 11 ayat 2).

 Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya


ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 12).

5
 Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung (Pasal 14 ayat 1).

 Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan


Perwakilan Rakyat (Pasal 14 ayat 2).

 Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
undang-undang (Pasal 15).

 Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-undang (Pasal 16).

 Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan
pemerintah sebagai pengganti undang-undang (Pasal 22 ayat 1).

Sebagai wakil presiden dalam sistem presidensial di Indonesia yang berlandaskan dengan
konstitusi yang sama terdapat pula wewenang dari wakil presiden yaitu:

Dalam buku Susunan Pembagian Kekuasaan Menurut Sistem UUD 1945 (1978) karya Moh
Kusnardi, secara global tugas wakil presiden sebagai berikut:

 Membantu presiden dalam melakukan kewajibannya


 Menggantikan presiden sampai habis waktunya jika presiden meninggal dunia, berhenti
atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatan yang telah ditentukan
 Memperhatikan secara khusus, menampung masalah yang perlu penanganan menyangkut
bidang tugas kesejahteraan rakyat
 Melakukan pengawasan operasional pembangunan, dengan bantuan departemen, lembaga
non departemen, dalam hal ini inspektur jenderal dari departemen yang bersangkutan atau
deputi pengawasan dari lembaga non departemen yang bersangkutan.

Dalam melaksanakan wewenangnya wakil presiden memiliki kewenangan:

 Menjadi wakil presiden, sesuai denga perintah presiden dalam menggantikan seseuatu
dan lain hal.
 Membantu presiden.seperti yang sudah dicantumkan dalam Undang-Undang.
 Pengganti presiden.

6
Wakil Presiden juga memiliki jabatan mandiri pada pemerintahannya yaitu:

 Menggantikan, menjalankan atau melaksanakan tugas-tugas teknis pemerintahan sehari-


hari.
 Penyusun agenda kerja kabinet dan menetapkan fokus atau prioritas kegiatan
pemerintahan yang dalam pelaksanaannya dipertanggungjawabkan kepada presiden
 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945

Lebih lanjut Khususnya di Indonesia Tugas Wakil Presiden hanya diatur melalui 1 Pasal saja
yakni Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa dalam melakukan kewajibannya
Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden. Arti kata “kewajiban” pada Pasal tersebut
berarti mengandung hal yang mutlak harus dilaksanakan oleh Presiden sebagai kepala
pemerintahan dan kepala negara ersama. Tugas dan kewenangan Wakil Presiden dapat diberikan
dalam ranah kekuasaan eksekutif riil sebagai wakil kepala pemerintahan maupun dalam ranah
kekuasaan eksekutif nominal sebagai kepala negara. Untuk lebih mengetahui tugas dan
wewenang Wakil Presiden melalui Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 dapat dilakukan
pendekatan lebih lanjut melalui penafsiran dan interpretasi Pasal 4 ayat (2). Mengingat
beragamnya cara penafsiran, melihat dari tujuan mengetahui makna Pasal 4 ayat (2) Undang-
Undang Dasar 1945, penafsiran ini dibatasi dalam tiga jenis penafsiran, yakni penafsiran
leksiogarfis-terminologis, penafsiran sistematis-teleologis, penafsiran futuristik. Yang dimaksud
dengan penafsiran leksigrafis-terminologis. Menurut pemafsiran leksiogarfis-terminologis dalam
melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden. berdasarkan istilah
yang digunakan dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 tersebut, yakni kata
“dibantu” menunjuk pada kalimat pasif sehingga dapat dipahami bahwa Presiden (secara pasif)
dibantu oleh Wakil Presiden (secara aktif) dalam melakukan kewajibannya. Dengan demikian,
Presiden wajib meminta bantuan Wakil Presiden dalam menjalankan kewajibannya sedangkan
Wakil Presiden berkewajiban membantu Presiden.

Berdasarkan penafsiran sistematis teleogis, meskipun Wakil Presiden bertugas membantu


Presiden tetapi Wakil Presiden dapat menggantikan Presiden. Oleh karna itu kualifikasi
keduanya tidak dapat dibeda-bedakan. Untuk mengantisipasi penggantian Presiden, Wakil
Presiden harus memiliki legitimasi yang sederajat dengan Presiden sehingga lembaga yang

7
memilih dan melantik Wakil Presiden harusnya sama dengan lembaga yang dipilih oleh rakyat
secara langsung dan dilantik oleh Majelis Permusawaratan Rakyat. Berdasarkan penafsiran
futuristik dapat disimpulkan bahwa beban tugas yang diemban oleh Wakil Presiden harus
memperhatikan lembaga negara lain seperti DPD, DPR, MA maupun MK dalam melaksanakan
tugasnya sebagai wakil kepala pemerintahan maupun wakil kepala negara.

Pemberian tugas Wakil Presiden oleh Presiden bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya faktor objektif dan faktor subjektif. Faktor objektif adalah keadaan yang tidak
menyangkut pribadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, antara lain:

a. Berupa ketentuan yang mengatur hubungan antara kedua, baik itu dalam kekuasaan
rill maupun kekuasaan nominal. Dengan adanya ketentuan yang mengatur tugas dan
kewewangan Wakil Presiden, hubungan antaa kedua pejabat Lembaga Kepresidenan
menjadi pasti dan terarah.
b. Asal kekuatan politik yang mendukung Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini juga
berpengaruh, jika Presiden dan Wakil Presiden berasal dari kekuatan politik yang
sama, pembagian tugas antara Presiden dan Wakil Presiden cenderung memiliki
ruang lingkup lebih luas. Sebaliknya, jika Presiden dan Wakil Presiden tidak berasal
dari kekuatan politik yang sama, pembagian kekuasaan cenderung memiliki ruang
lingkup lebih sempit.
c. Pengisian jabatan, serta sistem pertanggungjawaban kedua jabatan tersebut. Jika
terdapat ketentuan mengenai sistem pengisian jabatan yang rinci, maka sistem
pertanggungjawaban antara keduanya pun akan menjadi jelas,

Adapula faktor subyektif mengapa terdapat pembagian tugas antara presiden dan wakil presiden:

a. Tingkat kepercayaan Presiden pada Wakil Presiden, serta konsisi keduanya baik dari
fisik, psikis serta finansial. Artinya jika kepercayaan Presiden pada Wakil Presiden
relatif mendalam, maka tugas yang akan diberikan pada Wakil Presiden relatif lebih
luas. Sebaliknya jika kepercayaan Presiden pada Wakil Presiden relatif tidak
mendalam, maka tugas Wakil Presiden relatif lebih sempit.
b. Melihat pengalaman dan kemampuan yang dimiliki oleh Wakil Presiden.

8
c. Kondisi kesehatan Presiden baik fisik maupun psikis. Artinya, jika kondisi fisik dan
psikis Presiden relatif baik maka tugas dan kewenangan Wakil Presiden relatif
sempit.

Seperti yang telah disampaikan pada makalah sebelumnya presiden dalam menjalankan
tugasnya juga dibantu oleh mentri yang dipilih berdasarkan hak prerogatifnya dan memimpin
departemen secara menjurus untuk mengefektifkan kinerja. Tugas dan kewenangan Presiden
dibahas lebih lanjut di Indonesia dalam Undang-Undang tentang Lembaga kepresidenan dalam
Rancangan Undang-Undang ini juga belum dijelaskan secara mendalam mengenai tugas dan
wewenangan Wakil Presiden. Memang pada Pasal 5 ayat (2) sudah dijelaskan mengenai
wewenang Wakil Presiden dalam melaksanakan tugasnya di bidang pemerintahan dan dalam
melakukan tugas khusus pada Pasal 5 ayat (3) dalam penjelasannya dalam melakukan tugas-
tugas khusus Wakil Presiden hanya bertindak jika Presiden berhalangan sementara atau dalam
hal-hal yang dirasa perlu. Indikasi pemberian tugas dan wewenang yang jelas kepada Wakil
Presiden hanya terdapat pada Pasal 5 ayat (2) Rancangan Undang-Undang Lembaga
Kepresidenan ini.

Hubungan Presiden dan Wakil Presiden yang paling jelas terdapat pada Pasal 4 ayat (2)
Undang-Undang Dasar 1945, bahwa Presiden dalam melakukan kewajibannya dibantu oleh satu
orang Wakil Presiden. Untuk Pemilihan Wakil Presiden dipertegas kembali melalu Pasal 6A ayat
(1) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat. Dalam berbagai kesempatan dimana Presiden tidak dapat memenuhi
kewajiban konstitusionalnya karena sesuatu alasan yang dapat dibenarkan menurut hukum, maka
Wakil Presiden dapat bertindak sebagai pengganti Presiden.

2.3. Pertanggungjawaban Wakil Presiden

Wakil Presiden dalam menjalankan roda pemerintahan menjadi orang nomor dua setelah
Presiden. Itu artinya bahwa Wakil Presiden sesungguhnya menjadi orang yang sangat penting
bersama dengan Presiden dalam menjalankan pemerintahan. Wakil Presiden tidak
bertanggungjawab kepada Presiden karena Wakil Presiden tidak diangkat oleh Presiden
melainkan oleh rakyat. Dalam pertanggungjawaban dikenal dengan dua macam pengertian
pertanggungjawaban. Pertama ialah tanggung jawab secara sempit, yaitu tanggung jawab tanpa
sanksi, dan kedua ialah tanggung jawab secara luas, yaitu tanggung jawab dengan sanksi.

9
Perihal pertanggungjawaban ini Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundang-
undangan dibawahnya tidak ada yang mengatur mekanisme pertanggungjawaban Wakil
Presiden. Tidak ada Pasal dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur
pertanggungjawaban Wakil Presiden, baik sebagai Wakil Kepala Pemerintahan maupun sebagai
Wakil Kepala Negara. Konsekuensi logis dari ketentuan diatas bahwa “yang dipilih mengemban
kewajiban pertanggungjawaban kepada yang memilih, sebaliknya yang memilih memiliki
kewenangan meminta pertanggungjawaban kepada yang dipilih”. Pertanggungjawaban Wakil
Presiden juga dipengaruhi oleh Presiden. Karena Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu
pasangan, baik keduanya berasal dari partai politik yang sama, maupun keduanya berasal dari
partai politik yang berbeda. Membebaskan Wakil Presiden dari suatu sistem
pertanggungjawaban adalah menyalahi prinsip pemerintahan negara demokrasi. Dalam negara
demokrasi setiap jabatan atau pejabat harus ada pertanggungjawaban dan tempat
bertanggungjawab, sedangkan Undang-Undang Dasar 1945 tidak mengatur masalah
pertanggungjawaban Wakil Presiden. Menurut Jimly Asshiddiqie secara politik, Presiden dan
Wakil Presiden adalah satu institusi yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, keduanya tidak
dapat dijatuhkan atau diberhentikan karena alasan politik. Sebab, jika karena alasan politik, maka
keduanya harus berhenti secara bersama-sama. Akan tetapi, jika ada alasan yang bersifat hukum
(pidana), maka sesuai dengan prinsip yang berlaku dalam hukum, bahwa pertanggungjawaban
pidana pada pokoknya bersifat individual (individual responsibility). Maka, siapa saja di antara
keduanya yang bersalah secara hukum dapat diberhentikan sesuai prosedur yang ditentukan
dalam konstitusi.

Walau yang dibahas memang lebih condong ke Indonesia pada prinsipnya tugas dan
wewenang presiden serta wakil presiden di seluruh negara dengan menganut sistem presidensial
saama saja demi tujuan yang sama yaitu menuju pada kesejahteraan rakyat dan negaranya.

10
KESIMPULAN

Presiden adalah pemimpin suatu negara dan mengayomi bangsa-bangsa yang ada di dalamnya
selaku masyarakat di negara itu, presiden dalam sistem presidensial adalah seorang pemimpin
yang menjabat sebagai hasil dari pemilu. Selain itu terdapat pula wakil presiden dimana wakil
presiden ini akan membantu presiden dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dalam
memimpin sebuah negara. Presiden memeiliki dua wewenang dalam saat yang bersamaan dalam
sistem pemerintahan presidensial, selain sebagai kepala negara presiden juga berperan sebagai
kepala pemerintahan yang baik tugas dan wewenangnya secara tegas perinciannya peran
presiden di Indonesia diatur pada Undang-Undang Negara Republik Indonesia 1945. Sebagai
wakil presiden dalam sistem presidensial di Indonesia yang berlandaskan dengan konstitusi yang
sama terdapat pula wewenang dari wakil presiden yang diatur pula dalam Undang-Undang
Negara Republik Indonesia 1945. Wakil Presiden dalam menjalankan roda pemerintahan
menjadi orang nomor dua setelah Presiden. Itu artinya bahwa Wakil Presiden sesungguhnya
menjadi orang yang sangat penting bersama dengan Presiden dalam menjalankan pemerintahan.
Wakil Presiden tidak bertanggungjawab kepada Presiden karena Wakil Presiden tidak diangkat
oleh Presiden melainkan oleh rakyat. Dalam pertanggungjawaban dikenal dengan dua macam
pengertian pertanggungjawaban. Pertama ialah tanggung jawab secara sempit, yaitu tanggung
jawab tanpa sanksi, dan kedua ialah tanggung jawab secara luas, yaitu tanggung jawab dengan
sanksi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Syamsudin, Rahman 2019. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta:Kencana.

Yusa, I Gede, dkk 2016. Hukum Tata Negara Pasca Perubahan UUD NRI 1945. Malang:Setara
Press.

Harahap, Mozes Raynoldly Cantonam. Dkk 2018. Kedudukan Wakil Presiden Dalam
Memperkuat Sistem Pemerintahan Presidensial Di Indonesia Berdasarkan UUD 1945.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/download/43778/26655/. Diakses pada 20
Maret 2021 pukul 05.35 WITA.

Maksum, Dhanang Alim 2015. Tugas dan Fungsi Wakil Presiden di Indonesia
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/download/7008/6513. Diakses pada 20
Maret 2021 pukul 05.45 WITA.

Kurniawan, SS 2019. Sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan Begini Tugas Presiden.
https://nasional.kontan.co.id/news/sebagai-kepala-negara-dan-pemerintahan-begini-tugas-
presiden-ri-1. Diakses pada 20 Maret 2021 pukul 14.00 WITA.

Kompas.com 2020. Tugas dan Wewenang Wakil Presiden.


https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/090000169/tugas-dan-wewenang-wakil-
presiden?page=all. Diakses pada 20 Maret 2021 pukul 20.00 WITA.

12

Anda mungkin juga menyukai