Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Konsep Dasar Kependidikan


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Kependidikan

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Eneng Muslihah, Ph.D.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Bilqois Basyiroh 201210048


2. Yati Supiyati 201210057
3. Reni Lutfiani 201210065

KELAS 3 B
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2021 M/1443 H
KONSEP DASAR KEPENDIDIKAN

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu proses penyiapan sumber daya manusia untuk
menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Pada unsur-unsur pendidikan yang harus dikembangkan salah satunya ialah
lingkungan pendidikan, mengapa demikian? Karena pada lingkungan pendidikan atau
biasa disebut tri pusat pendidikan yakni terdapat keluarga, sekolah dan masyarakat
didalamnya yang memiliki peran peran penting dalam pendidikan. Tempat manusia
berinteraksi timbal balik sehingga kemampuannya dapat terus dikembangkan kearah
yang lebih baik lagi. Karena pendidikan merupakan bagian yang terpenting dari
kehidupan manusia, yang secara kodrati adalah insan paedagogik maka acuan yang
menjadi dasar pendidikan adalah nilai yang tertinggi dari pandangan hidup suatu
masyarakat di mana pendidikan itu dilaksanakan secara eksplisit sumber tersebut dapat
dijabarkan melalui sumber Al-quran, Hadits maupun ijtihad.

B. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan
akhiran “an”, yang menunjukkan “perbuatan”. Istilah pendidikan ini semula berasal
dari bahasa Yunani, yaitu, “paedogogie” yang memiliki arti bimbingan yang diberikan
kepada anak.2 Istilah Paedogogi ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab
istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang memiliki arti pendidikan.
Pengertian kata pendidikan dalam pendidikan Islam sering digunakan dengan beberapa
Istilah, antara lain al-tarbiyah, al-ta’lim, dan al-ta’dib.3

1
Depdiknas .2003. Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang
RI No.20 tahun 2003.
2
Deden Saeful Ridwan, Konsep Dasar Pendidikan Islam,
(Depok: Rajawali Pers,2020), hlm. 15
3
Poerwadarminta W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976)
Umar Tirtarahardja dan La Sulo, mengemukakan beberapa batasan istilah
pendidikan yang dibedakan berdasarkan fungsinya yakni:
a) Pendidikan sebagai proses transformasi budaya, dalam hal ini pendidikan
menyiapkan peserta didik untuk hari esok.
b) Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, yakni suatu kegiatan yang
sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
Sistematis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap
berkesinambungan (procedural), dan sistemik oleh karena berlangsung dalam
semua situasi dan kondisi di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan
rumah, sekolah dan masyarakat).
c) Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara, yakni sebagai suatu kegiatan
yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang
baik.
d) Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja, yakni suatu kegiatan membimbing
peserta didik sehingga memiliki bekal untuk bekerja.4

Adapun beberapa definisi pendidikan menurut beberapa para ahli:


1. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya.
2. Menurut Prof. Dr. John Dewey pendidikan adalah suatu proses pengalaman. Karena
kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin
tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-
tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang.
3. Menurut Prof. Herman. Horn pendidikan adalah proses abadi dari penyesuaian lebih
tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan
sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual,
emosional dan kemauan dari manusia.5

4
Umar Tirtarahardja, La Sulo, Pengantar Pendidikan,
(Jakarta : Depdikbud, 1994), hlm 34-37
5
Sudarto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Deepublish, 2021), hlm 43
4. Menurut Heidjrachman dan Husnah pendidikan adalah suatu kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuaan umum seseorang termasuk di dalam peningkatan
penguasaan teori dan keterampilan, memutuskan dan mencari solusi atas persoalan-
persoalan yang menyangkut kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu
persoalan dalam dunia pendidikan ataupun kehidupan sehari-hari.
5. Menurut M.J. Langeveld mengemukakan beberapa definisi dari pendidikan,
diantaranya:
• Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang
belum dewasa kepada kedewasaan.
• Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas
hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila.
• Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan diri, susila dan tanggung jawab.
6. Menurut Carter V. Good, pendidikan merupakan suatu proses perkembangan
kecakapan individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat. Proses sosial yang
mana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisir, misalnya
rumah atau sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri serta kecakapan
sosial.
Pendidikan pun dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.6 Pendidikan merupakan suatu proses penyiapan sumber daya
manusia untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih
efektif dan efisien. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran, dimana bertujuan agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara .7
Menurut Teguh Triwiyanto, menjelaskan konsep dasar pendidikan banyak yang
diberikan oleh para ahli. Konsep-konsep tersebut saling melengkapi dan menambah
kekayaan pemikiran mengenai pendidikan. Disiplin ilmu biologi, sosiologi,

6
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
7
Depdiknas .2003. Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang
RI No.20 tahun 2003.
antropologi, psikologi, ekonomi dan lainnya ikut memberikan sumbangan dan
memperbaiki teori-teori pendidikan yang ada.
Hampir setiap orang pernah mengalami pendidikan, tetapi tidak setiap orang
mengerti makna kata pendidikan, pendidik, dan mendidik. Untuk memahami
pendidikan, ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat
pendidikan, yakni kata paedogogie dan paedagogiek. Paedogogie bermakna
pendidikan sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan apabila paedagogiek atau ilmu mendidik adalah ilmu atau teori yang
sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya bagi anak atau untuk anak sampa ia
mencapai kedewasaan.8

C. Dasar Pendidikan Islam


Pendidikan dalam Islam ialah sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia
menuju kedewasaan, baik secara akal, mental ataupun moral, dan juga untuk
menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba di hadapan
Khaliq-nya serta sebagai Khalifatu fil ardh (pemelihara) pada alam semesta ini. Dengan
demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan generasi penerus (peserta
didik) dengan kemampuan dan keahliannya (skill) yang diperlukan agar memiliki
kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah lingkungan masyarakat.9
Agar pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dan bermanfaat bagi manusia itu
sendiri, maka perlu acuan pokok yang mendasarinya. Karena pendidikan merupakan
bagian yang terpenting dari kehidupan manusia, yang secara kodrati adalah insan
paedagogik maka acuan yang menjadi dasar pendidikan adalah nilai yang tertinggi dari
pandangan hidup suatu masyarakat di mana pendidikan itu dilaksanakan secara
eksplisit sumber tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Al-Quran
Kedudukan Al-quran sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami
dari ayat Al-quran itu sendiri. Firman Allah:
َ‫اختَلَفُ ْوا فِ ْي ِۙ ِه َو ُهد ًى او َرحْ َمةً ِلِّقَ ْو ٍم يُّؤْ ِمنُ ْون‬ َ ‫علَيْكَ ْال ِك ٰت‬
ْ ‫ب اِ اَّل ِلتُبَ ِيِّنَ لَ ُه ُم الاذِى‬ َ ‫َو َما ٓ ا َ ْنزَ ْلنَا‬

8
Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014)
9
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah
Pendidikan Islam Indonesia”, (Medan: LPPPI, 2016), hlm 1
Artinya: “ Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu
(Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa
yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman”. (Q.S An-Nahl: 64).10
Bilamana kita tinjau pada proses turunnya yang berangsur-angsur dan pula
sesuai dengan berbagai peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran,
maka itu ialah suatu proses pendidikan yang ditunjukkan Allah kepada manusia.
Dengan proses tersebut maka telah menciptakan nuansa baru bagi manusia
untuk dilaksanakannya proses pendidikan secara terencana pun
berkesinambungan, layaknya proses turunnya Al-quran yang disesuaikan
dengan perkembangan zaman dan tingkat kemampuan peserta didiknya.
b. Hadits (As-Sunnah)
Setelah Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan islam maka selanjutnya ialah As-
sunnah. Secara rigkasnya, hadis atau As-Sunnah ini ialah suatu jalan atau cara
yang pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam perjalanan
kehidupannya melaksanakan dakhwa islam. Ada beberapa bagian dari hadist
ini yakni hadist qauliyat (Ucapan, Perkataan serta persetujuan Nabi
Muhammada SAW), hadist fi’liyat (berisi tindakan atau perbuatan yang telah
dilakukan oleh nabi Muhammad SAW).11
c. Ijtihad
Ijtihad atau Ijma’ menurut ahli Ushul, ialah suatu kesepakatan para imam
mujtahid di antara umat Islam pada suatu masa setelah Rasulullah wafat,
terhadap penetapan suatu hukum syara’yang menetapkan adanya suatu
kejadian.12Ijtihad dilihat dalam bidang pendidikan sangatlah diperlukan, kenapa
begitu? Karena dalam ajaran islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-
sunnah ialah hanya berupa prinsip pokok saja. Adapun dengan melalui ijtihad
ini maka perubahan situasi maupun perkembangan sosial itu dapat berkembang
sesuai dengan ajaran islam.

10
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Al-Qur’an dan Terjemah Kemenag,
( Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, 2002)
11
Samsul Nizar, Pengantar dasar-dasar pendidikan Islam. (Jakarta:
Gaya Media Pratama, 2001).
12
Abd al-Wahhab, Khallaf. Ilm Ushul al-Fiqh, (Kairo: al-Dar
Al-Quwaytiyah, 1968).hlm 61
D. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan yakni perubahan yang mana telah diharapkan pada subjek didik
setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu serta kehidupan
pribadinya ataupun pada tingkah laku kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya
dimana individu itu hidup.13
Seperti halnya tujuan pendidikan yang telah diatur dalam perundang-undangan
Republik indonesia diantaranya:
1. Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 ialah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani,
memiliki budi pekerti luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, dan bertanggung
jawab terhadap bangsa.
2. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
3. Sesuai dengan MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah untuk
membentuk manusia yang memiliki jiwa Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.

Adapun tujuan pendidikan dalam persfektif teologis


Pusat Kurikulum Depdiknas (2003: 4) mengemukakan bahwa pendidikan
agama Islam di Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Peserta didik yang telah mencapai tujuan pendidikan agama Islam dapat
digambarkan sebagai sosok individu yang memiliki keimanan, komitmen, ritual dan
juga sosial pada tingkat yang diharapkan. Menerima tanpa keraguan sedikitpun

13
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm 31
akan kebenaran agama Islam, bersedia untuk berprilaku atau memperlakukan obyek
keagamaan secara positif, melakukan prilaku ritual dan sosial keagamaan secara
positif, melakukan prilaku ritual dan sosial keagamaan sebagaimana yang
digariskan dalam ajaran agama Islam.
Dengan gambaran sosok individu yang demikian, maka pendidikan agama
Islam harus diarahkan untuk meningkatkan demensi, komitmen, ritual dan sosial
secara terpadu dengan tetap berusaha mengembangkan sikap menghormati agama
lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional. Dengan demikian, pendidikan agama Islam
disamping bertujuan menginternalisasikan nilai-nilai Islami, juga mengembangkan
anak didik agar mampu mengamalkan nilai-nilai itu secara dinamis dan fleksibel
dalam batas-batas konfigurasi idealitas wahyu Tuhan. Dalam arti pendidikan agama
Islam secara optimal harus mampu mendidik anak didik agar memiliki
“kedewasaan atau kematangan” dalam berfikir, beriman, dan bertaqwa kepada
Alloh SWT. Disamping itu juga mampu mengamalkan nilai-nilai yang mereka
dapatkan dalam proses pendidikan, sehingga menjadi pemikir yang baik sekaligus
pengamal ajaran Islam yang mampu berdialog dengan perkembangan kemajuan
zaman. 14
Beberapa ayat yang berkaitan dengan tujuan pendidikan15
1. Tujuan pendidikan untuk mencari ridho Allah SWT.

‫ّٰللاُ َر ُء ْو ٌۢف بِ ْال ِعبَا ِد‬


‫ّٰللاِ َۗو ه‬
‫ت ه‬ َ ‫سهُ ا ْبتِغ َۤا َء َم ْر‬
ِ ‫ضا‬ َ ‫ي نَ ْف‬
ْ ‫اس َم ْن يا ْش ِر‬
ِ ‫َو ِمنَ النا‬

Artinya: “ Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk
mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.”.
(Q.S Al-Baqarah: 207)16

2. Tujuan pendidikan untuk bertaqwa kepada Allah

‫ٰيٓاَيُّ َها الا ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتاقُوا ه‬


َ‫ّٰللاَ َح اق ت ُ ٰقىتِ ٖه َو ََّل ت َ ُم ْوت ُ ان ا اَِّل َوا َ ْنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬

14
Tajuddin Noor, wahana karya ilmiah pendidikan 3 (01)2018
journal.unsika.ac.id, hlm, 133-136
15
Muhammad Zaim, “Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Al-Quran dan Hadis”, Jurnal
Muslim Heritage, Vol. 4 No. 2, (November, 2019), hlm, 242-243
16
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Al-Qur’an dan Terjemah Kemenag,
( Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, 2002)
Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
Muslim.”. (Q.S Ali-imran: 102)17

3. Tujuan pendidikan untuk beribadah kepada Allah

‫س ا اَِّل ِليَ ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج ان َو‬
َ ‫اَّل ْن‬

Artinya: “ Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.”. (Q.S Al-Dzariyat: 56)18

4. Tujuan pendidikan sebagai khalifah dimuka bumi

ۤ
ُ‫ض َخ ِل ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ عَ ُل فِ ْي َها َم ْن يُّ ْف ِسدُ فِ ْي َها َويَ ْس ِفك‬ ِ ‫َواِ ْذ قَا َل َربُّكَ ِل ْل َم ٰل ِٕى َك ِة اِ ِنِّ ْي َجا ِعل فِى ْاَّلَ ْر‬
َ‫ِِّس لَكَ ۗ قَا َل اِ ِنِّ ْٓي ا َ ْعلَ ُم َما ََّل ت َ ْع َل ُم ْون‬
ُ ‫سبِِّ ُح ِب َح ْمدِكَ َونُقَد‬ َ ُ‫ال ِدِّ َم ۤا َۚ َء َونَحْ ُن ن‬
Artinya : “ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
“Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau
hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S Al-
Baqarah: 30)19

E. Unsur-Unsur Pendidikan
Unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan. Adapun dialam proses pendidikan itu
melibatkan banyak hal, ykni diantaranya :
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
Menurut UU No 2 Tahun 1989 yang menyatakan bahwa peserta didik merupakan
anggota masyarakat yang berusaha dalam mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur, jenjang serta jenid pendidikan tertentu.20
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
menyebutkan bahwa peserta didik (tanpa pandang usia) ialah subjek atau pribadi
yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri

17
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Al-Qur’an dan Terjemah Kemenag,
( Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, 2002)
18
Ibid.,
19
Ibid.,
20
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi).
khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus
menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang
hidupnya.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya
dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan
yaitu orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, pelatihan, dan
masyarakat/organisasi.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta
didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan
pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan
memanifulasikan isi, metode serta alat-alat pendidikan. Ke arah mana bimbingan
ditujukan (tujuan pendidikan).
4. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum
yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi
inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi
pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya
mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.
5. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
Alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Alat
melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat dan
metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan
sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
6. Lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan biasa disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga,
sekolah dan masyarakat. Tempat manusia berinteraksi timbal balik sehingga
kemampuannya dapat terus dikembangkan kearah yang lebih baik lagi.
F. Penutup
1. Kesimpulan
Pada konsep kependidikan, yang mana pendidikan sendiri merupakan suatu
usaha yang sengaja dilaksanakan secara sadar dan terencana yang bertujuan untuk
membantu meningkatkan perkembangan potensi maupun kemampuan anak agar
bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang masyarakat dengan
dilakukannya pemilihan kegiatan strategi sesuai dengan bidang yang diminatinya.
Adapun didalam dasar pendidikan islam, agar pendidikan dapat melaksanakan
fungsinya dan bermanfaat bagi manusia itu sendiri, maka perlu acuan pokok yang
mendasarinya , yang dimana pendidikan itu dilaksanakan secara eksplisit dengan
sumber Alquran, Hadits maupun ijtihad.
Pada unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan, dalam prosesnya tersebut
melibatkan:
1. Subjek yang dibimbing
2. Orang yang membimbing
3. Interaksi edukatif
4. Materi pendidikan
5. Alat dan metode, serta
6. Lingkungan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an:
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an. Al-Qur’an dan Terjemah Kemenag Jakarta: Badan
Litbang dan Diklat Kemenag RI, 2002.

Undang-Undang:
Depdiknas. Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang RI No. 20 tahun 2003.
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta: Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi).

Journal:
Muhammad Zaim. “Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Al-Quran dan Hadis”, Jurnal Muslim
Heritage, Vol. 4 No. 2. November, 2019.

Tajuddin Noor. wahana karya ilmiah pendidikan 3 (01)2018 journal.unsika.ac.id.

Buku:
al-Wahhab, Abd. Khallaf. Ilm Ushul al-Fiqh. Kairo: al-Dar Al-Quwaytiyah, 1968.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 1999.

Hidayat, Rahmat. Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam


Indonesia”.Medan: LPPPI, 2016.

Nizar, Samsul. Pengantar dasar-dasar pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.

Saeful Ridwan, Deden. Konsep Dasar Pendidikan Islam. Depok: Rajawali Pers, 2020.

Sudarto. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Deepublish, 2021.

Sudiyono. Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Tirtarahardja, Umar, La Sulo, Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depdikbud, 1994.

Triwiyanto, Teguh. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976.

Anda mungkin juga menyukai