Anda di halaman 1dari 47

KONSEP MAHABBAH TOKOH UTAMA NOVEL LAYLA MAJNUN

(Pendekatan Psikologi Sastra)

SKRIPSI

Diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Humaniora (S.Hum) dalam bidang Bahasa dan Sastra Arab

Oleh :

MERRY LESTARI
NIM. 1634100018

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2020
‫‪2‬‬

‫منهج المحبة لشخصية الرئيسية في رواية قيس بن ملوح ليلىة‬


‫المجنون (الدراسة السيكولوجية األدبية)‬

‫البحث العلمي‬
‫واضع‬
‫مري لستاري‬
‫رقم دفتر القيد ‪6100633361 :‬‬
‫قسم اللغة العربية وآدبها‬
‫كلية اآلداب و العلوم اإلنسانية‬
‫الجامعة اإلسالمية الحكمية رادين فتاح بفالنبانج‬
‫‪۲3۲3‬‬
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Permasalahan percintaan yang semakin menjamur dalam masyarakat saat
ini, serta terjadi diberbagai rentang usia, dewasa, remaja bahkan hingga anak-anak
pun telah terkontaminasi dengan berbagai masalah percintaan. Tak jarang pula
masalah percintaan ini menyebabkan permasalahan-permasalahan yang lain,
seperti frustasi atau gangguan kejiwaan, hingga sampai pada tahap kematian. Pada
dasarnya cinta tidak hanya sekedar perihal rasa, tetapi cinta juga harus diiringi
dengan akal serta keimanan di dalam diri manusia. Sehingga permasalahan-
permasalahan yang terjadi karena masalah cinta tersebut dapat dicegah dan
dihindari. Meskipun demikian, dalam dunia literasi masalah percintaan ini justru
kerap menjadi objek yang sangat menarik untuk dijadikan sebuah tulisan, baik
karya tulis ilmiah maupun sebuah karya tulis sastra. Salah satu jenis karya sastra
yang banyak menceritakan permasalahan percintaan adalah novel, yang sering
dikenal dengan novel cinta atau novel romance.
Novel cinta menjadi salah satu jenis novel yang paling banyak digemari
pembaca, karena cerita yang disajikan cenderung memiliki imajinasi yang sangat
tinggi, seperti adanya akhir cerita yang bahagia (happily ever after), cinta sejati,
kisah cinta yang romantis, serta jodoh impian yang luar biasa.1 Sehingga
membuat pembaca seolah-olah hidup dalam cerita novel tersebut dan menjadikan
novel jenis ini banyak digemari. Salah satu novel cinta yang paling banyak
digemari dan memikat hati para pembaca adalah novel Layla Majnun atau Qays
bin Al-Mulawah, Majnun Layla karya Syaikh Nizami. Novel ini merupakan suatu
karya yang diangkat dari kisah nyata yang disampaikan dari mulut ke mulut
bangsa Arab dalam bentuk syair, sehingga menjadi semacam legenda yang
menjadi buah bibir juru kisah bangsa Arab. Novel ini tidak hanya mengisahkan
tentang cinta, tetapi juga mengisahkan latar belakang kehidupan suatu bangsa.

1
Terry Eagleton, Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif, (Bandung:Jalasutra,
2006), hal.25
4

Meskipun novel ini merupakan sebuah kisah turun-temurun yang disampaikan


dalam bentuk syair oleh ahli satra bangsa Arab, namun Syaikh Nizami dalam
penyampaiannya menggunakan gaya bahasa yang mudah untuk dipahami
pembaca.2
Paralel dengan pandangan Nizami yang menyatakan, bahwa selain
menjadi kisah yang melegenda di kalangan masyarakat Arab, Layla Majnun
bukan hanya sekedar novel fiksi semata melainkan cerita yang memiliki batas-
batas faktual yang biasanya mempermainkan imajinasi untuk kemudia diubah
menjadi sebuah cerita atau mitos.3 Selain itu, Amin menyatakan bahwa Nizami
adalah seorang sufi penyusun kisah cinta yang sangat monumental.4 Karyanya
yang sangat terkenal yaitu Layla Majnun yang telah diterjemahkan ke dalam
hampir semua bahasa yang ada di dunia. Kisah tersebut merupakan cerita yang
mengandung banyak pembelajaran tersembunyi bagi para penempuh jalan
spiritual. Namun tingkat pembelajarannya mencakup pada pembelajaran yang
diperuntukkan bagi orang-orang awam hingga yang dikhususkan bagi para
pengenal sebuah tarekat sufi.
Selanjutnya, Colin juga mengatakan bahwa Nizami sungguh telah
menciptakan suatu karya yang khusus untuk rajanya.5 Keaslian yang mencolok
terlihat pada caranya yang sangat baik dalam menggambarkan kejiwaan dan
kompleksitas emosi manusia ketika dihadapkan pada „cinta yang tidak mengenal
hukum‟, cahaya dari hati ketika sedang jatuh cinta‟, gairah dari rasa kasih sayang,
„duka karena perpisahan‟, rasa sakit akibat kecemburuan, cinta yang dikhianati,
dan kesedihan karena perpisahan. Meskipun bahasa yang digunakan adalah
bahasa Persia abad ke-12, namun tema yang diangkatnya dalah sesuatu yang
menembus batas ruang dan waktu. Karena itulah novel ini menjadi sangat
populer hingga ke seluruh dunia dan mendapat julukan International Best Seller.
Di Indonesia sendiri novel ini sudah menjadi novel terjemahan dengan julukan

2
Purwanti, Legenda Cinta Layla Majnun, (Jakarta:dalam harian Kompas, 2004), hal.27
3
Dar al-Kutub al-Ilmiah: Layla Majnun, Penerjemah Ida Santana, (Bandung:Pustaka
Hidaya, 2003), hal. 9
4
Lela Erwani, “Perilaku Manusia dan Proses Mental dalam Novel Layla Majnun”, Tesis,
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara:Medan, hal.29
5
Lela Erwani, “Perilaku Manusia dan Proses Mental dalam Novel Layla Majnun”, hal.29
5

National Best Seller yang diterbitkan oleh Oase pada tahun 2008. Dan yang
diterbitkan oleh Babul Hikmah mendapat julukan International Best Seller.6
Selain itu, novel ini juga layak untuk dijadikan bahan penelitian karena sudah
banyak ditemukan peneliti-peneliti sebelumnya yang juga membahas novel Layla
Majnu Syaikh Nizami ini sebagai objek penelitiannya.
Berkaitan dengan pernyataan Colin di atas mengenai masalah kejiwaan,
karya sastra memang erat kaitannya dengan psikologi. Psikologi dan sastra saling
berkaitan karena bersimbiosis dalam peranannya terhadap kehidupan, keduanya
memiliki fungsi dalam kehidupan ini, yaitu sama-sama berurusan dengan
persoalan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Keduanya
memanfaatkan landasan yang sama yaitu menjadikan pengalaman manusia
sebagai bahan telaah. Psikologi dan karya sastra mempunyai ikatan hubungan
fungsional, yaitu sebagai alat untuk mempelajari dan menganalisis keadaan
kejiwaan tokoh-tokoh dalam karya sastra. Analisis tersebut dapat dilakukan
dengan mengamati perilaku tokoh dari ucapan atau perbuatannya.7
Sebagaimana telah dijelaskan di atas mengenai hubungan psikologi dan
karya sastra, relevan terhadap permasalahan yang ada dalam novel Layla Majnun.
Diceritakan bahwa tokoh Qays (majnun) dalam novel tersebut mengalami konflik
kejiwaan karena dipisahkan dari kekasihnya Layla. Perpisahan tersebut
menjadikan Qays yang alim dan bijaksana serta patuh pada orang tua menjadi
pribadi yang lupa dan berbeda dari dirinya yang sebenarnya, sehingga
menyebabkan kecintaannya pada Layla melebihi kecintaannya pada Allah SWT.
Konflik yang dialami tokoh Qays ini tentu mencerminkan suatu nilai yang buruk
dalam kehidupan, karena meskipun karya sastra lahir dari hasil kreatif pengarang
yang menjadikannya nilai tawar terhadap nilai benar atau salah, namun tetap jika
dalam sastra tersebut mengandung nilai-nilai moral tentu akan membuat karya
sastra tersebut menjadi lebih berbobot. Karena menurut Atmosuwito sastra
merupakan bagian dari agama, sehingga melalui karya sastranya para pengarang
ingin mesosialisasikan ide-ide moral yang dapat menggiring pembaca untuk

6
Lela Erwani, “Perilaku Manusia dan Proses Mental dalam Novel Layla Majnun”,
hal.28-29
7
Antar semi, Metode Penelitian Sastra, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1993), hal.23
6

menikmati pesan moral yang ditulisnya seperti nilai-nilai baik dan buruk sebagai
norma yang berlaku di mayarakat.8 Di dalam novel ini penulis menemukan
banyak perilaku yang menggambarkan berbagai masalah yang berkaitan dengan
psikologi dan kecintaan pada tokohnya.
Penulis memilih novel yang berjudul Laila Majnun atau Qays bin
Mulawah Majnun Layla karya Syaikh Nizami sebagai objek kajian penelitian
adalah karena beberapa alasan lainnya.
Pertama, berangkat dari konflik dan permasalahan tersebut di atas menjadi
alasan adanya penelitian ini, karena jika tokoh Majnun yang digambarkan dalam
novel tersebut merupakan seorang yang alim lagi bijaksana sebagaimana
tergambar dalam kutipan berikut:
“Di sekolah itu, Qays termasuk anak yang cerdas dan
tekun. Ia dapat dengan cepat menerima pelajaran yang
disampaikan oleh sang guru. Ia juga termasuk anak yang
mudah bergaul, karena memiliki kefasihan lidah, dan pandai
merangkai kata menjadi syair yang indah. Qays termasuk
anak yang ringan tangan, gemar membantu kawan-
kawannya yang tertimpa musibah dan kemlangan. Kawan-
kawannya akan merasa terhibur jika Qays berada disamping
mereka.”
Maka seharusnya tokoh tidak akan sampai mengalami masalah gangguan
mental dan kejiwaan hanya karena dipisahkan dari kekasihnya. Namun
sebaliknya, tokoh Majnun dalam novel tersebut justru mengalami perubahan
mengalami perubahan perilaku, serta sampai dikatakan mengalami gangguanh
mental karena dipisahkan dari kekasihnya, dan besarnya kecintaannya pada sang
kekasih. Adanya penelitian ini bertujuan agar masalah kejiwaan yang terjadi
karena masalah percintaan bisa dicegah dengan adanya penerapan mahabbah
dalam diri seseorang.

8
Subijantoro Atmosuwito, Perihal Sastra dan Religiusitas dalam Sastra, (Bandung:
Sinar Baru, 1989), hal.126
7

Kedua, dalam novel tersebut menceritakan bahwa tokoh Qays yang


meskipun berada dalam masalah yang menekan kejiwaannya karena besarnya
kecintaannya untuk sang kekasih, namun justru dipisahkan dari kekasihnya tak
mengganggu pemikirannya dalam menulis. Terbukti dengan banyaknya syair-
syiarnya yang mampu menyentuh hati orang yang membacanya, meskipun
jiwanya tertekan dan bahkan ia dikatakan gila. Berikut salah satu contoh syair
Majnun yang meratapi perpisahannya dengan Layla;
Layla telah dikurung, dan orang tuanya mengancamku
Dengan niat jahat lagi kejam, aku tidak bisa bertemu lagi
Ayahku dan ayahnya sesak dada dan sakit hati padaku,
Bukan karena apapun juga, hanya karena aku mencintai Layla
Mereka menganggap cinta adalah dosa
Cinta bagi mereka adalah noda yang harus
Dibasuh hingga bersih
Padahal qalbuku telah menjadi tawanannya
Dan ia juga merindukanku
Cinta masuk ke dalam sanubari tanpa kami undang
Ia bagai ilham dari langit yang menerobos dan
Bersemayam dalam jiwa kami
Dan kini akan mati karena cinta asmara
Yang telah melilit seluruh jiwa
Katakanlah padaku, pemuda mana yang bisa
Bebas dari penyakit cinta?
Argumen tersebut di atas, merupakan permasalahan dalam penelitian ini
yang menjadi alasan penulis ingin mengangkat penelitian ini. Tujuannya adalah
untuk membangkitkan kesadaran bagi orang-orang yang tengah dilanda
kemurungan terutama karena masalah cinta, agar kiranya tidak larut dalam
kesedihan tersebut yaitu dengan menampilkan sosok tokoh utama dalam novel
Layla Majnun yang dirundung masalah cinta. Sehingga kiranya orang yang
dilanda kemurungan tersebut dapat tetap mengarahkan diri kepada hal-hal positif,
misalnya seperti menulis.
8

Dalam konteks ini, peneliti hendak meneliti lebih lanjut mengenai


psikologi tokoh Qays yang dikatakan mengalami frustasi karena dipisahkan dari
kekasihnya.9 Yaitu dengan melihat bagaimana psikologi sastra dalam menyoroti
konsep mahabbah tokoh Qays dalam novel Layla Majnun.
Sebagaimana alasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat
sebuah penelitian berjudul Konsep Mahabbah Tokoh Utama Novel Layla
Majnun (Pendekatan Psikolgi Sastra), dalam novel tersebut penulis
menemukan banyak terjadi konflik kejiwaan pada tokohnya akibat adanya
masalah kecintaan terutama pada tokoh Qays atau Majnun.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diperoleh peneliti, terdapat
permasalahan-permasalahan yang bisa ditelusuri dari novel Layla Majnun:
1. Masalah kejiwaan tokoh
2. Gaya bahasa dalam syair yang dibuat oleh Qays
3. Konsep kecintaan Layla dan Qays yang menjadi mitos tentang cinta sejati

C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan dengan tujuan agar masalah yang dibahas
dapat lebih jelas dan terperinci, serta mencegah dari penjelasan-penjelasan yang
menyimpang dari masalah yang sebenarnya akan diteliti. Adapun batasan masalah
yang diteliti yaitu:
1. Analisis penokohan dan konsep mahabbah tokoh utama
2. Psikologi sastra terhadap mahabbah tokoh utama

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep mahabbah Qays selaku tokoh utama dalam novel Layla
Majnun?

9
Novita Erma dkk., “Analisis Psikologi Sastra Tokoh Utama Novel Layla Majnun
Syaikh Nizami”, hal. 5
9

2. Bagaimana konsep mahabbah Qays selaku tokoh utama Novel Layla


Majnun jika dilihat dalam kajian psikologi sastra?

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep mahabbah tokoh Qays dan seberapa
kuat emosi mahabbah tokoh Qays dalam novel Layla Majnun Syaikh
Nizami.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana psikologi sastra dalam
menyoroti konsep mahabbah tokoh Qays dalam novel Layla Majnun.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penilitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi
terhadap perekembangan dan kemajuan ilmu bahasa dan sastra Arab
khususnya dalam kajian psikologi sastra. Sehingga penelitian ini dapat
dijadikan sebagai salah satu referensi baik itu bagi mahasiswa yang ingin
melakukan penelitian serupa, maupun masyarakat yang ingin mengetahui
hal-hal yang terkait dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan
tentang cara menganalisis kepribadian tokoh dalam suatu karya sastra
melalui pendekatan psikologi sastra.
b. Bagi mahasiswa
Penelitian ini bermanfaat dalam manambah wawasan dan sumbangsi
ide dalam menganalisis kepribadian tokoh dalam suatu karya sastra
melalui pendekatan psikologi sastra.
c. Bagi kampus
Penelitian ini bermanfaat dalam menambah sumbangsi keilmuan dan
referensi terkait ilmu psikologi dalam sebuah karya sastra.

G. Tinjauan Pustaka
01

Berikut penulis memaparkan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki


kesamaan kajian dengan penelitian yang dilakukan penulis;
1. Novita Erma, Antonius Totok Priyadi, Christanto Syam dalam skirpsi yang
berjudul Analisis Psikologi Sastra Tokoh Utama Novel Maha Cinta Laila
Majnun Karya Syaikh Nizami. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
yaitu mengenai; 1) bentuk emosi positif pada tokoh utama dalam novel Maha
Cinta Laila Majnun Karya Syaikh Nizami, 2)bagaimana emosi negatif pada
tokoh utama dalam novel Maha Cinta Laila Majnun karya Syaikh Nizami?,
dan 3)bagaimana rencana implementasi novel Maha Cinta Laila Majnun
karya Syaikh Nizami dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
SMA?. Tujuan dari penelitian ini sendiri selain untuk mengetahui bentuk
emosi dari toko Layla dalam novel Layla Majnun, juga untuk mengaitkan
antara penelitian sastra dan pembelajaran di sekolah. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskrip, dan merupakan jenis penelitian
kepustakaan dengan menggunakan pendekatan behavioristik dalam
menganalisis tokoh dalam novel sebagai objek kajiannya. Data dari
pengkajian adalah emosi berupa kutipan-kutipan, kata, frasa, kalimat, dan
paragraf yang terdapat berupa kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf yang
dikutif berdasarkan masalah yang berkaitan dengan kajian emosi, baik emosi
positif maupun emosi negatif pada tokoh utama Cinta Laila Majnun karya
Syaikh Nizami. Teknik yang digunakan dalam pengumpul data menggunakan
teknik tidak langsung. Bentuk penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber tertulis
yaitu novel Maha Cinta Laila Majnun karya Syaikh Nizami.10 Hasil dari
penelitian ini menunjukkan Laila gembira karena jatuh cinta pada Majnun
Emosi positif gembira yang pertama tampak pada saat Laila merasakan
kebahagiaan ketika ia merasakan jatuh cinta yang pertama kalinya. Kemudian
Layla menunjukkan emosi negatif dengan adanya sikap takut kehilangan dan
merasa sedih karena berpisah dengan kekasihnya Qays.

10
Novita Erma dkk., “Analisis Psikologi Sastra Tokoh Utama Novel Layla Majnun
Syaikh Nizami”, hal. 4
00

2. Lela Erwany dalam Tesis yang berjudul Perilaku Manusia Dan Proses Mental
Dalam Novel Layla Majnun. Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam
penelitian ini yaitu, 1)bagaimana representasi dari perilaku manusia dalam
novel Layla Majnun, 2)bagaiman perolehan proses mental dalam novel LM.
Peneltilian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan
fenomenologi. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari sumber primer
(novel Layla Majnun) dan sumber sekunder yang didapat dari buku-buku,
internet, dokumen, maupun catatan lain. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik studi dokumentasi atau kajian pustaka. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam novel Layla Majnun banyak
menggunakan klausa aktivitas yang menggunakan indra mata dan telinga,
serta klausa aktivitas hati.11 Sesuai dengan tema novel yang bercerita tentang
cinta. Perasaan cinta yang ada di hati, diawali dari pandangan mata, dan
mendengar hal-hal yang baik dari orang yang dicintai. Penelitian tersebut
membahas tentang bagaimana tingkat frustasi tokoh (Qays dan Layla) melalui
gambaran perilaku tokoh dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra.

3. Said Marwandi dalam Skripsi Analisis Gaya Bahasa Dalam Novel Layla
Majnun Syaikh Nizami. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif
dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan banyaknya penggunaan gaya bahasa dengan berbagai jenis gaya
bahasa yang berbeda. Terdapat 99 penggunaan gaya bahasa dengan 8 jenis
gaya bahasa yang digunakan dalam novel Layla Majnun syaikh Nizami.

Jika melihat ketiga penelitian tersebut diatas, sebagai acuan dalam


penelitian ini, maka dapat dilihat beberapa perbedaan diantaranya dengan
penelitian penulis, yaitu; Penelitian pertama bertujuan untuk menganilisis
bagaimana psikologi kejiwaan tokoh utama dalam novel layla majnun. Penelitian
kedua tujuannya adalah untuk melihat perilaku manusia (tokoh) dan proses
mental dalam novel layla majnun. Sedangkan penelitian ketiga tujuannya yaitu

11
Lela Erwani, “Perilaku Manusia dan Proses Mental dalam Novel Layla Majnun”,
hal.12
02

untuk melihat gaya bahasa yang digunakan dalam novel layla majnun. Maka
dalam penelitian ini penulis sebagai peneliti selanjutnya novel layla majnun, ingin
melanjutkan dari ketiga penelitian tersebut, sebagaimana tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk melihat bagaiamana psikologi sastra dalam menyoroti tokoh utama
berdasarkan konsep mahabbah dalam novel layla majnun. Selanjutnya jika
melihat pada fokus penelitian dari masing-masing penelitian terdahulu, dimana
pada penelitian pertama yang menjadi fokus utamanya adalah kepribadian tokoh
yang berupa kepribadian positif dan negatif. Pada penelitian kedua yang menjadi
fokus utama penelitiannya yaitu tingkat frustasi (masalah kejiwaan tokoh), dan
penelitian ketiga yang hanya fokus pada gaya bahasa yang digunakan. Maka yang
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah membuktikan apakah benar tokoh
utama dalam novel layla majnun tersebut mengalami gangguan kejiwaan
(frustasi) seperti yang disebutkan dalam peneilitian kedua dan memiliki
kepribadian positif dan negatif seperti pada penelitian pertama, dengan melihat
bagaimana psikologi sastra dalam menyoroti tokoh utama berdasarkan psikologi
Erich Fromm.

H. Kerangka Teoritis
1. Konsep Mahabbah dalam Karya Sastra
Al-mahabbah adalah bentuk masdar dari kata yang mempunyai tiga arti
yaitu; a) melazimi dan tetap, b) Biji sesuatu dari yang memiliki biji, c) sifat
keterbatasan.12 Pengertian pertama, jika dihubungkan dengan cinta maka dapat
dipahami bahwa dengan melazimi sesuatu akan dapat menimbulkan keakraban
yang merupakan awal dari munculnya rasa cinta. Sedang pengertian kedua dapat
dipahami dengan melihat pungsi biji pada tumbuh-tumbuhan adalah benih
kehidupan bagi tumbuh-tumbuhan. Karena itu, al-Al-mahabbah merupakan benih
kehidupan manusia minimal sebagai semangat hidup bagi seseorang yang akan
mendorong usaha untuk meraih sesuatu yang dicintai. Adapun pengertian ketiga,
dapat dipahami denganmelihat manusia sebagai subjek cinta, sangat terbatas

12
Abi al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariyah, Mu’jam al-Maqayis al-Lugah
(Beirut: Dar al- Fikr,1991), h 249.
03

dalam meraih sesuatu yang dicintai sehingga membutuhk bantuan Sang Pemilik
Cinta yang sesungguhnya, yaitu Allah swt.
Bahkan ada yang mengatakan al-al-mahabbah berasal dari kata al-habab,
artinya air yang meluap setelah turun hujan lebat, sehinggah al-mahabbah adalah
luapan hati dan gejolaknya saat dirundung keinginan untuk bertemu sang
kekasih.13 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dimengerti bahwa cinta (al-
mahabbah) merupakan keinginan yang sangat kuat terhadap sesuatu melebihi
kepada yang lain atau ada perhatian yang khusus, sehingga menimbulkan usaha
untuk memiliki dan bersatu dengannya, sekalipun dengan pengorbanan.
Menurut pandangan kaum Teolog yang dikemukakan oleh Webster bahwa
al-mahabbah berarti; a) keredaan Tuhan yang diberikan kepada manusia, b)
keinginan manusia menyatu dengan Tuhan, dan c) perasaan berbakti dan
bersahabat seseorang kepada yang lainnya.14 Pengertian tersebut bersifat umum,
sebagaimana yang dipahami masyarakat bahwa ada al-mahabbah Tuhan kepada
manusia dan sebaliknya, ada mahabbah manusia kepada Tuhan dan sesamanya.
Pandangan tersebut, menggambakan mahabbah kepada Tuhan adalah mematuhi
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, tidak melakukan sesuatu
yang dapat menimbulkan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Apa yang
dilakukan adalah yang mendatangkan kebaikan.

2. Psikologi Sastra
Karya sastra dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan dalam
berkreatifitas untuk menciptakan suatu karya seni.15 Karya sastra sendiri menjadi
suatu bagian penting dalam era industri kreatif saat ini, oleh karena itu karya
sastra harus tetap ada dan dijadikan sebagi suatu kehormatan sehingga karya
sastra dapat tetap mempertahankan eksistensinya dalam rangka melindungi

13
Lihat ibn Qayyim al-Jauziyah, Raudah al-Muhibbin wa Nuzhat al-Musytaqin
(Beirut: Dar al Kutub al-„Ilmiyyah, 1995), h. 15.
14
Noah Webster, Webster’s Twentieth Century Dictionary of English Langue (USA:
William Calling Publisher‟s Inc., 1980), h. 107.
15
Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusasteraan, (Jakarta:Gramedia, 1989), hal.3
04

masyarakat dan bangsa agar tetap memiliki budaya.16 Selain itu juga karya sastra
tidak dapat terlepas dari kehidupan tokoh serta penokohan yang ada di dalam
karya tersebut, yakni para tokoh rekaan yang menampilkan berbagai watak dan
perilaku yang terkait dengan kejiwaan dan pengalaman psikologis atau konflik-
konflik sebagaimana yang dialami oleh manusia dalam kehidupan nyata.
Pada dasarnya karya sastra adalah mengungkapkan kejadian, namun
kejadian disini bukanlah kejadian yang berbentuk fakta nyata (realita) melainkan
hanyalah sebuah fakta mental seorang pengarang. Pengarang mengolah fakta
objektif dengan menggunakan imajinasinya, sehingga terciptalah mental
imajinatif yang kemudian akan mencerminkan fakta imajinatif yang
membutuhkan kecermatan dalam penelitiannya.17 Sehingga pendekatan psikologi
kepribadian dianggap sangat cocok untuk digunakan sebagai telaah terhadap
karya sastra. Karena sastra bukan hanya telaah teks yang menjemukan, melainkan
merupakan bahan kajian yang melibatkan perwatakan/kepribadian para tokoh
rekaan, pengarang , serta pembaca.
Pernyataan diatas parallel pula terhadap konsep psikologi sastra yang
melakukan kajian dengan memandang karya sastra sebagai kegiatan kejiwaan
baik dari sang penulis maupun para pembacanya. Karya sastra, terutama yang
berbentuk prosa seperti cerpen, drama dan novel pasti selalu menampilkan kisah
tokoh-tokoh dalam menjalani kehidupan mereka. Dalam menuliskan karyanya,
para pengarang pasti menghadirkan tokoh dengan karakter dan perilaku yang unik
untuk menambah daya tarik pada cerita yang dituliskannya. Aspek inilah yang
diangkat oleh psikologi sastra sebagai bahan kajian, terutama mengenai latar
belakang tindakan dan pikiran dari para tokoh dalam karya sastra terkait.18
Tujuan utama dari psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek
kejiwaan yang terdapat dalam sebuah tulisan. Secara hakiki pula, tujuan dari
karya sastra adalah memberikan cara untuk memahami perubahan, kontradiksi
dan berbagai penyimpangan dalam masyarakat, terutama dalam kaitannya dengan

16
Ahmadun Yosi Herfanda, Sastra dalam Era Industri Kreatif, (Makalah Pelengkap
untuk Kongres Bahasa Indonesia, 2013)
17
Nizami, Layla Majnun. Penerjemah Dede Aditya Kaswar, hal. 9
18
Antar semi, Metode Penelitian Sastra, hal. 23
05

kondisi kejiwaan.19 Oleh karena itu, penelaahan dengan penekanan pada unsur
religiusitas dalam sebuah karya sastra guna mendapatkan nilai-nilai ajaran agama
dianggap erlu untuk diteliti. Seorang penulis karya sastra pastilah dilahirkan dari
lingkungan tertentu, sehingga pengalamannya serta pengaruh sosialnya akan
berpengaruh terhadap karya-karya sastra yang dihasilkannya.20
Namun selain permasalahan kejiwaan, permasalahan cinta juga dapat
dimasukkan ke dalam kajian psikologi, karena permasalahan cinta berkaitan
dengan kejiwaan.21 Sayyid Qutub mendefinisikan psikologi sastra sebagai
pendekatan yang menggambarkan perasaan dan emosi pengarang, dan
berdasarkan sebuah pendapat bahwa pecinta, baik kepada sesama makhluk
maupun kepada Tuhan memiliki unsur psikologi manusiawi yang sama. Selain itu
Erich Fromm juga mengatakan bahwan cinta adalah seni. Sebagaimana seni
lainnya yang merupakan bagian dari kehidupan, cinta juga termasuk bagian dari
kehiduan yang tidak dapat ditolak oleh siapapun dan justru harus dipertahankan
keberadaannya. Maka dari itu sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menyelidiki bagaimana psikologi sastra dalam menyoroti mahabbah tokoh Qays
dalam novel Layla Majnun dengan menggunakan teori psikologi Erich Fromm.
Dalam bukunya yang pertama “Escape from freedom”, Fromm
menjelaskan pandangannya tentang kondisi manusia dalam peradaban Barat yang
penduduknya mendapatkan kebebasan yang berlebih, sehingga menyebabkan
mereka merasa kesepian dan terasingkan.22 Hal tersebut merupakan permasalahan
dasar dalam diri manusia dalam bermasyarakat. Sebaliknya, mereka yang hanya
memiliki sedikit kebebasan akan merasa lebih aman dan diterima dalam
masyarakat. Pandangan tersebut sesuai dengan sejarah pemerintahan Barat dari
zaman dahulu hingga ke masa sekarang. Menurut Fromm, ada dua pendekatan

19
Siswanto, Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologi, (Surakarta:Muhammadiah
University Press, 2005), hal. 26
20
Erli Yetti, “Religiusitas Dalam Novel Sastra Indonesia: Studi Kasus Khotbah Di Atas
Bukit Karya Kuntowijoyo”, SAWOMANILA
21
Muhammad Walidin, Desain Penelitian Sastra Dari Struktural hingga Intertekstual,
(Pustaka Felicha:Yogyakarta, 2004 ), hal. 80
22
Adang Hambali dan Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian (Lanjutan): Studi atas
Teori dan Tokoh Psikologi Kepribadian, hal.116
06

untuk mengatasi dilema antara keinginan untuk bebas dan kebutuhan akan rasa
aman tersebut,23 yaitu:
1. Meraih kebebasan yang positif, dengan mencoba mencari ikatan baru
dengan orang lain, tanpa melepaskan kebebasan. Kita berhubungan dengan orang
lain lewat pekerjaan dan percintaan dengan kemampuan intelektual dan emosional
yang kita miliki serta sikap tulus dan terbuka yang kita berikan.
2. Jika seseorang ingin mendapatkan kembali rasa aman dalam dirinya,
dan ingin diterima dalam masyarakat maka ia harus melepaskan kebebasan yang
lebih tersebut dan meninggalkan sifat individualitas dalam dirinya. Meskipun
pada dasarnya, cara ini tidak menuntun manusia ke arah perkembangan dan
ekspresi diri karena terikat dalam suatu kelompok, namun hal tersebut dapat
menghilangkan kecemasan dan rasa terasingkan dari masyarakat.
Selanjutnya Fromm menjelaskan beberapa kebutuhan psikologis manusia
dalam rangka mengatasi permasalahan-permasalahan dasar tersebut di atas.
Menurutnya kebutuhan psikologis merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi dan membentuk kepribadian seseorang. Menurut Fromm manusia
pada dasarnya memiliki 6 kebutuhan, dan enam kebutuhan tersebut adalah
Kebutuhan menjalin hubungan (need for relationship), Kebutuhan untuk Berkarya
(need for Transcendence), Kebutuhan akan identitas (Need for Identity),
Kebutuhan untuk Bergantung pada Orang Lain (Need for Rootedness), Kebutuhan
akan kerangka orientasi (Frame of orientation and Devotion), Kebutuhan akan
Stimulasi (Need for excitation and stimulation).24
I. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan sebuah cara ilmiah yang digunakan dalam
mengumpulkan data untuk sebuah penelitian ilmiah, dan adapun metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Library Research atau
penelitian kepustakaan. Artinya, penelitian ini menggunakan buku-buku sebagai
sumber data utamanya.25 Berikut metode yang diterapkan dalam penelitian ini:

23
https://www.academia.edu/9238567/teori_erich_fromm
24
https://www.academia.edu/9238567/teori_erich_fromm
25
Faruk, Metode Penelitian Sastra : Sebuah Penjelajahan Awal, ( Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, 2012 ), hal. 56
07

1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif,
dimana data yang dihasilkan adalah data yang berupa ujaran ataupun kalimat
penjelasan yang menggambarkan perilaku tokoh dalam novel Layla Majnun karya
Syaikh Nizami yang bekaitan dengan permasalahan penelitian mengenai
permasalahan kejiwaan dan konsep kecintaan tokoh utama. Data- data tersebut
dapat berupakan kutipan atau kaliamat yang menggambarkan keadaan tokoh
sesuai dengan masalah penelitian.

2. Sumber Data
a. Sumber Primer
Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah novel
yang berjudul Layla Majnun atau Qays bin al Mulawah, Majnun Layla karya
Syaikh Nizami.

b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa buku,
skripsi, jurnal, internet, maupun penelitian-penelitian terdahulu yang serupa
dengan penelitian penulis. Selain itu penulis juga menggunakan Diwan
Majnun Layla Syari‟ kamil dkk., serta Diwam Qays bin Mulawah Majnun
Layla Dar al-Kutub al-Ilmiyah.

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi, yaitu teknik dimana penulis mengumpulkan data-data dalam bentuk
tulisan (ujaran) yang bersumber dari sebuah dokumen yaitu novel.26

26
Moh. Ainin, Metodologi Penelitian Bahasa Arab, (Malang : Hilal Pustaka,
2007), hal. 122
08

4. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis wacana, diamana data yang menjadi kajiannya adalah struktur
kewacanaan baik beupa lisan maupun tulisan. Teknik analisis wacana merupakan
kajian secara menyeluruh terhadap wacana yaitu secara teks dan konteks. Adapun
yang menjadi data dalam penelitian ini yaitu yulisan-tulisan dalam novel Layla
Majnun Syaikh Nizami.

J. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penulisan
F. Manfaat Penelitian
G. Tinjauan Pustaka
H. Kerangka Teoritis
I. Metode Penelitian
J. Sistematika Peenulisan

2. BAB II KAJIAN TEORI


A. Konsep dan Teori Sastra
B. Konsep Dasar Mahabbah
C. Psikologi Sastra
D. Sinopsi Novel Layla Majnun

3. BAB III PEMBAHASAN


A. Alur (Plot)
B. Analisis Penokohan Tokoh Utama
09

C. Konsep Mahabbah Tokoh Qays


D. Psikologi Sastra terhadap Konsep Mahabbah Tokoh Qays

4. BAB IV HASIL PENUTUP


A. Simpulan
B. Saran
 Bagian Akhir
Bagian akhir ini memuat:
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran-Lampiran
‫‪21‬‬

‫الباب األول‬

‫المقدمة‬

‫أ‪ .‬خلفية البحث‬

‫مشكبلت احلب تتكثر بشكل متزايد يف رلتمع اآلن‪ ,‬وحدثت يف سلتلف‬

‫العمر والبلوغ وادلراىقُت‪ ,‬حىت سن األطفال قد عرفوا وشعروا وتأثروا أيضا هبذه‬

‫األحةان ىذه ادلشكل الروماسية تيبب‬ ‫ادلشكل الروماسية يف بع‬

‫النفية ‪ ,‬أيضا مشكبلت األرخرى ادلتختلف ‪ ,‬مثل مشكل النفية ‪ ,‬مشكل‬

‫االقتصادي ‪ ,‬حىت مشكل ادلوت أما يف األساس‪ ,‬احلب ال يتحدث فقط عن‬

‫العاطف ‪ ,‬ولكن جيب أن يكون مصحوبا باحلس اليلةم واإلديان القوي حبةث‬

‫ديكن ذبنب ادلشكبلت النامج عن مشكبلت احلب وذبنبها جباسب ذلك يف‬

‫التألةف‪ ,‬أصبحت مشكل الروماسية موضوعا مثَتا لئلىتمام للغاوي يتم‬


‫‪20‬‬

‫كتاب ‪ ,‬سواء يف شكل عمل العلمي أو عمل األدب أما سوع العمل األدب‬

‫الذي حيكي الكثَت عن مشكبلت احلب فهي الرواي ‪ ,‬وىي رواي احلب‬

‫القراء بيبب القصص اليت متةل إىل أن‬ ‫روايات احلب يكون مشهورا لبع‬

‫يكون لديها رخةال العايل‪ ,‬مثل النهاي اليعةدة‪ ,‬واحلب احلقةقي‪ ,‬ورفةق الروح‬

‫االستنثنائي ‪ 27‬إحدى رواي احلب الذي تأثر القلوب العديد من القراء ىي‬

‫رواي قةس بن ملوح لةل اجملنون ترتكز ىذه الرواي علا القص احلقةقة‬

‫للمجتمع العريب الذي أصبح أسطورة ىناك صدرىم ىذه القص من جةل إىل‬

‫جةل علا شكل شعرا من قبل القصاص العرب‬

‫رواي لةل اجملنون لةيت دبجرد الرواي اخلةالة ‪ ,‬بل القص ذلا قةود واقعة‬

‫اليت عادة ما تلعب اخلةال لتحول علا القص أو أسطورة ‪ 28‬رواي لةل اجملنون‬

‫تًتجم إىل كل اللغ العادلا تقريبا إلهنا‪ ,‬أصبحت ىذه الرواي تكون مشهورا‬

‫‪27‬‬
‫‪Terry Eagleton, Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif, (Bandung:Jalasutra, 2006), hal.25‬‬
‫‪2‬‬
‫‪Dar al-Kutub al-Ilmiah: Layla Majnun, Penerjemah Ida Santana, (Bandung:Pustaka Hidaya,‬‬
‫‪2003), hal. 9‬‬
‫‪22‬‬

‫جدا يف مجةع أهناء العامل وكان يطلق علةها لقب أفضل بائع دويل ‪ 29‬جباسب‬

‫ذالك‪ ,‬ىذه الرواي تيتحق أن تيتتخدم كمواد حبثة ألسو مت استتخدامها علا‬

‫سطاق واسع كموضوع للبحث يف ادلاضي ألن ىذه الرواي ‪ ,‬خيالط إىل مشكل‬

‫الرومنية وجدت أيضا من ادلشكبلت ادلتعددة النفية اليت تعاين منها‬

‫الشتخصة الرئةية منوازي للبةان أعبله فةما يتعلق بادلشاكل النفية ‪ ,‬قال‬

‫قلُت إن األعمال األدبة ترتبط ارتباطا وثةقا بعلم النفس علم النفس و األدب‬

‫مًتابطان ألهنما متكافبلن يف دورمها يف احلةاة‪ ,‬كلهما ذلما وظةف يف ىذه‬

‫احلةاة‪ ,‬والٍت ترتبط بنفس القدر بادلشاكل اإلسيان ككئنات فردي واجتماعة‬

‫يرتبط سةكولوجة االدبة و األعمال األدبة بعبلق وظةفة ‪ ,‬يعٍت كأداة لدراس‬

‫األشكال النفية يف األعمال األدبة ذلك التحلةل ديكن إجراء من رخبلل‬


‫‪30‬‬
‫مراقب سلوك الشتخصةات من كلماهتم أو أفعاذلم‬

‫‪3‬‬
‫‪Lela Erwani, “Perilaku Manusia dan Proses Mental dalam Novel Layla Majnun”, Tesis, Sekolah‬‬
‫‪ . 28-29‬ص ‪Pascasarjana Universitas Sumatera Utara:Medan,‬‬
‫‪4‬‬
‫‪. 23.‬ص ‪Antar semi, Metode Penelitian Sastra, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1993),‬‬
‫‪23‬‬

‫يف رواي لةلى اجملنون ىناك ادلشكبلت ادلتعددة ادلتعلق بادلشكل النفية‬

‫ىذه الرواي ربكي عن الشتخصة تدعا قةس‪ ,‬تعاين من مشاكل سفيي إلسو‬

‫يتفرق عن حبةبتو لةل ذلك الفراق جيعل قةس لو شتخصة اليةئ ‪ ,‬و تيبب‬

‫يف حب لةل أن يتجاوز حبو هلل ادلشكبلت اليت يعاين منو ىؤالء قةس‬

‫بالتأكةد قةم اليةئ يف احلةاة‪ ,‬ألهنا من أعمال األدبة ولد من النتائج‬

‫اإلبداعة للمؤلف الذي جعلو قةم مياوم لقةم الصواب أو اخلطأ‪ ,‬ولكن‬

‫مع ذلك إذا احتوى األدب علا قةم األرخبلقة ‪ ,‬فمن ادلؤكد أسو سةجعل‬

‫العمل األديب أثقل ألسو أطموسوط قال" ألدبةات ىو جزء من الدين"‪ ,‬ألهنا‬

‫من رخبلل أعمال األدبة ‪ ,‬يريد ادلؤلفون أن ينشر األفكار األرخبلقة اليت ديكن‬

‫أن تدفع القارئ إىل االستمتاع بالرسائل األرخبلقة اليت يكتبها مثل القةم اجلةدة‬

‫واليةئ كمعايَت تنطبق يف اجملتمع ‪ 31‬يف الرواي جيد ادلؤلف العديد من‬

‫اليلوكةات اليت تصف مشاكل سلتلف تتعلق بعلم النفس وحب الشتخصةاهتا‪.‬‬

‫‪5‬‬
‫‪Subijantoro Atmosuwito, Perihal Sastra dan Religiusitas dalam Sastra, (Bandung: Sinar Baru,‬‬
‫‪. 23‬ص ‪1989),‬‬
‫‪24‬‬

‫الكاتب ادلتختارات للرواي بعنوان لةل اجملنون أو قةس بن مبلوح لةل اجملنون‬

‫للشةخ سظامي كموضوع البحث لعدة أسباب أرخرى‬

‫أألول‪ ,‬بناءً علا ادلشكبلت ادلذكورة ىي اليبب الرئةيي ذلذا البحث‪,‬‬

‫ألسو إذا كاست شتخصة قةس ادلوصوف يف الرواي ىي شتخصة متدين كما‬

‫ىو موضح يف االقتباس التايل‪:‬‬

‫"يف ادلدرس كان قةس طفبلً ذكةاً وحازماً ديكنو قبول الدروس اليت ينقلها‬

‫ادلعلم بيرع وىو يشمل أيضًا األطفال الذين ييهل التعامل معهم‪ ,‬ألن‬

‫لديو طبلق يف الليان وجةدون يف تدقةق الكلمات يف قصائد مجةل‬

‫قةس دبا يف ذلك األطفال البيطاء حيبون مياعدة أصدقائو الذين تضرروا‬

‫من الكارث وادلصائب سةيتمتع أصدقاؤه إذا كان قةس جباسبهم "‬

‫مث ال ينبغي أن يعاين شتخصة قةس من اضطرابات سفية وعقلة جملرد اسفصالو‬

‫عن عشةقتو‪ ,‬بدال من ذلك فإن الشتخصة قةس يف الرواي تواجو بالفعل تغةَتا‬
‫‪25‬‬

‫يف اليلوك ويقال أهنا تعاين من اضطراب عقلي ألهنا منفصل عن عشةقو‬

‫الغرض من ىذه الدراس ىو أن ادلشاكل النفية اليت تيببها مشاكل احلب‬

‫ديكن منعها من رخبلل تطبةق احملب هلل يف شتخص ما‬

‫الثاسةا‪ ,‬ربكي ىذه القص عن قةس رغم أن الصعوبات اليت واجهتو‬

‫بيبب الضغط علا روحو بيبب اسفصالو عن عشةقتو مل يؤثر علا فكرتو يف‬

‫رخلق عمل فةما يلي مثال علا قصةدة قةس اليت ألفها ألسو اسفصل عن لةلا‪:‬‬

‫مت حبس لةلا وىددين والديو‬

‫مع النوايا الشريرة والقاسة ‪,‬‬

‫ال أستطةع أن ألتقي مرة أرخرى‬

‫احلج ادلذكورة يف اليبق‪ ,‬ىي مشكل يف ىذه الدراس وىذا ىو اليبب‬

‫بأن الكاتب أجروا ىذا البحث واذلدف من ذلك ىو رفع ميتوى الوعي‬

‫لؤلشتخاص الذين غمرىم الكآب رخاص بيبب مشكل احلب‪ ,‬حىت ال يذوب‬
‫‪26‬‬

‫يف احلزن من رخبلل عرض الشتخصة الرئةية يف رواي لةل اجملنون اليت تعاين‬

‫من مشكل احلب إذا آمل أن األشتخاص الذين يعاسون من ادلزاج ديكن أن‬

‫يوجهوا أسفيهم إىل أشةاء إجيابة ‪ ،‬مثل الكتاب‬

‫ىذا اليةاق‪ ,‬أريد أن أحبث ادلزيد عن سةكولوجة قةس الذي قال إسو‬

‫أحبط ألسو منفصةل حببةبتو ‪ 32‬يعٌت‪ ,‬من رخبلل النظر كةف سةكولوجة‬

‫األدبة دلفهوم ادلناىج احلب قةس يف رواي قةس بن ملوح رلنون لةلا‬

‫كما ذكر يف اليبق‪ ,‬يهتم الكاتب بإعداد البحث بعنوان" منهج المحبة‬

‫لشخصية الرئيسية في رواية قيس بن ملوح ليلىة المجنون (الدراسة‬

‫السيكولوجية األدبية)‪ ,‬يف الرواي وجدت كثَت مشكل اليةكولوجة‬

‫لشتخصةتها‪ ,‬بيبب مشكل احلب رخاص يف شتخصة قةس أو رلنون‬

‫ب‪ .‬تحديد المشكلة‬

‫‪6‬‬
‫‪Novita Erma dkk., “Analisis Psikologi Sastra Tokoh Utama Novel Layla Majnun Syaikh Nizami”,‬‬
‫‪. 55‬ص‬
‫‪27‬‬

‫علا أساس ىواي ادلشكبلت اليت حصل علةها الكاتب ‪ ,‬ىناك مشكل‬

‫ديكن توجدىا من رواي لةلا رلنون‪ ,‬يعٌت‪:‬‬

‫‪ ۱‬مشكل اليةكولوجة‬

‫‪ ۲‬أسلوب اللغ يف الشعر الذي قام بو قةس‬

‫‪ ۳‬ادلنهج احملب من لةلا و قةس ىو رخراف عن احلب األساس‬

‫ج‪ .‬حدود المشكلة‬

‫حدود ادلشكل يتم هبدف أن يكون ادلشكل اليت متت حبثها أكثر توجو‬

‫وتفصةبل وتفيَته سوف لن تنحرف عن ادلشكل الفعلة ‪ ,‬التالة حدود ادلشكل‬

‫قةد البحث ىي‪:‬‬

‫‪ ۱‬ربلةل توصةف وادلنهج احملب لشتخصة الرئةية‬


‫‪28‬‬

‫‪ ۲‬سةكولوجة األدبة يف النظر ادلنهج احملب لشتخصة الرئةية‬

‫د‪ .‬مشكلة البحث‬

‫‪ ۱‬كةف كان منهج احملب قةس لشتخصة الرئةية يف رواي لةل اجملنون‬

‫‪ ۲‬كةف ادلنهج احملب عند النظر إلةها يف دراس اليةكولوجة األدبة‬

‫ه‪ .‬أهداف البحث‬

‫‪ .۱‬دلعرف كةف كان منهج احملب قةس ومدى قوة عاطف احملب لشتخصة‬

‫الرئةية يف رواي لةل اجملنون شةخ سظامي‬

‫‪ ۲‬دلعرف و مفهوم عن كةفة اليةكولوجة األدبة يف النظر ادلنهج احملب‬

‫عند النظر إلةها يف دراس اليةكولوجة األدبة‬

‫و‪ .‬فوائد البحث‬

‫‪ ۱‬الفوائد النظري‬
‫‪29‬‬

‫سظريا من ادلتوقع أن يياىم ىذا البحث يف تطوير وتقدم اللغ العربة‬

‫وآدهبا رخاص يف دراس علم النفس األديب حبةث ىذا البحث ديكن عن‬

‫استتخدام مراجع لكل الطبلب الذين يرغبون يف إجراء حبث شلاثل‪ ,‬وللعام‬

‫الذي يريد معرف األشةاء ادلتعلق هبذا البحث‬

‫‪ ۲‬الفوائد العملة‬

‫أ للكاتب ‪ ,‬ىذا البحث مفةد يف إضاف البصَتة وادلعرف حول كةف‬

‫ربلةل الشتخصة يف العمل األديب من هنج اليةكولوجة األدبة‬

‫ب للطبلب‪ ,‬ىذا البحث مفةد يف إضاف البصَتة وادليامه النعطة‬

‫باألفكار يف ربلةل الشتخصة يف العمل األديب من هنج‬

‫اليةكولوجة األدبة‬

‫ج للجامع ‪ ,‬ىذا البحث مفةد يف إضاف ادليامهات وادلراجع‬

‫العلمة ادلتعلق بعلم النفس يف أعمال األديب‬


‫‪31‬‬

‫ز‪ .‬الدراسة السابقة‬

‫تصف التايل عدة دراسات سابق ذلا أوجو تشابو يف البحث مع حبث‬

‫أجراه الكاتب ‪:‬‬

‫‪ ۱‬سوفةتا إرما و أسطاسةؤس ططك فريادي و كرييتاستو شةام يف البحث‬

‫بعنوان التحلةل النفيي األديب من الشكل الرئةيي لرواي مها سةنتا‬

‫لةلا اجملنون للشةخ سظامي ادلشاكل اليت مت فحصها يف ىذه الدراس‬

‫ىي عن ‪ )۱ :‬شكل من العاطف االجيابة يف الشتخصة الرئةية يف‬

‫رواي لةلا رلنون شةخ سظامي‪ )۲ ,‬ماذا عن العاطف اليلبة يف‬

‫الشتخصة الرئةية يف رواي لةلا رلنون للشةخ سظامي و‪ )۳ ,‬كةف‬

‫يتم التنفةذ ادلتخطط لرواي لةلا رلنون الشةخ سظامي يف تعلم اللغ‬

‫الغرض من ىذا البحث‬ ‫اإلسدوسةية واألدب يف ادلدرس الثاسوي‬

‫سفيو باإلضاف إىل معرف الشكل العاطفي لشتخصة لةلا يف رواي‬

‫لةلا رلنون وكذلك لربط البحث األديب والتعلم يف ادلدارس طريق‬


‫‪30‬‬

‫البحث ادليتتخدم ىي الطريق الوصفة ‪ ,‬وىي سوع من البحث يف‬

‫ادلكتب باستتخدام هنج سلوكي يف ربلةل الشتخصةات يف الرواي‬

‫كموضوع للدراس البةاسات من ىذا البحث ىي العواطف يف شكل‬

‫اقتباسات‪ ,‬كلمات‪ ,‬عبارات‪ ,‬مجل ‪ ,‬وفقرات واردة يف مقتبي بناءً‬


‫علا مشاكل تتعلق بالدراسات العاطفة ‪,‬كل من العواطف اإلجيابة‬

‫واليلبة علا الشتخصة الرئةية سةنتا لةلا رلنون للشةخ سظامي‬

‫طريق مجع البةاسات ادليتتخدم يف مجع البةاسات طريق غَت مباشرة‬

‫ىذا البحث ييتتخدم ادلنهج الوصفا مصدر البةاسات يف ىذا‬


‫‪33‬‬
‫مصدرا مكتوبًا ‪ ،‬وىو الرواي لةل اجملنون شةخ سظامي‬
‫ً‬ ‫البحث‬

‫تشَت ستائج البحث إىل أن لةل كاست سعةدة ألهنا وقعت يف حب‬

‫قةس مث أظهرت لةل عاطف سلبة ألهنا اخلوف عن الفقدان‬

‫حبةبها والشعور باحلزن بيبب االسفصال عن عشةقها قةس‬

‫‪7‬‬
‫‪Novita Erma dkk., “Analisis Psikologi Sastra Tokoh Utama Novel Layla Majnun Syaikh‬‬
‫صفة‪Nizami”, hal. 4 :‬‬
‫‪32‬‬

‫‪ ۲‬لةلا إرواين يف أطروح بعنوان سلوك البشري والعملة العقلة يف رواي‬

‫لةل اجملنون صةاغ ادلشاكل اليت مت فحصها يف ىذه الدراس ىي‪:‬‬

‫‪ )۱‬كةف يتم متثةل اليلوك ديكن البشري يف رواي لةل اجملنون ‪)۲‬‬

‫كةف تكتيب العملةات العقلة يف رواي لةلا رلنون ييتتخدم‬

‫ىذا البحث طريق سوعة ‪ ,‬مع هنج الظواىر مصادر البةاسات يف ىذه‬

‫الدراس من مصادر أولة (رواي لةل اجملنون) ومصادر ثاسوي مت‬

‫احلصول علةها من الكتب واإلسًتست والوثائق ومبلحظات أرخرى‬

‫تقنةات مجع البةاسات باستتخدام تقنةات دراس التوثةق أو مراجع‬

‫األدبةات تشَت ستائج البحث إىل أسو يف رواي لةلىا رلنون تشَت‬

‫ستائج البحث إىل أسو يف رواي لةلا رلنون ىناك العديد من كلم‬

‫النشاط اليت تيتتخدم حواس العةون واألذسُت ادليتتخدم ‪ ,‬باإلضاف‬

‫إىل كلم سشاط الكبد ‪ 34‬يبدأ الشعور باحلب يف القلب‪ ,‬ويبدأ من‬

‫‪8‬‬
‫صفة‪Lela Erwani, “Perilaku Manusia dan Proses Mental dalam Novel Layla Majnun”, 22 :‬‬
‫‪33‬‬

‫العُت‪ ,‬وييمع األشةاء اجلةدة من األحباء يناقش البحث كةفة‬

‫ميتوى اإلحباط لدى الشتخصةات (قةس ولةل ) من رخبلل وصف‬

‫سلوك الشتخصة باستتخدام منهج اليةكولوجة األدبة‬

‫‪ ۳‬سةد موردي يف البحث بعنوان ربلةل اسلوب اللغ يف رواي لةلا رلنون‬

‫شةخ سظام ىذا البحث ىو سوع من البحث الكةفي باستتخدام‬

‫منهج التحلةل الوصفي تشَت ستائج ىذه الدراس إىل االستتخدامات‬

‫العديدة ألسلوب اللغ بأسواع سلتلف من أسلوب اللغ ىناك ‪99‬‬

‫استتخداما أسلوب اللغ مع ‪ 8‬أسواع من أسلوب اللغ ادليتتخدم يف‬


‫ً‬
‫رواي لةلا رلنون شةخ سظامي‬

‫سظرا إىل ثبلث البحث اليابق ‪ ,‬كمراجع يف ىذا البحث ديكن مبلحظ‬

‫االرختبلفات بةنها مع حبث الكاتب ‪ ,‬ىي‪ :‬البحث األول يهدف إىل‬ ‫بع‬

‫ربلةل كةف سةكولوجة الشتخصة الرئةية يف رواي لةلا رلنون البحث الثاين‬

‫يهدف ىو سظرا إىل اليلوك البشري (الشتخصةات) وعملةاة العقلة يف رواي‬


‫‪34‬‬

‫لةلا رلنون بةنما البحث الثالث يهدف ىو منظور إىل أسلوب اللغ الذي‬

‫ميتتخدم يف رواي لةلا رلنون لذا يف ىذا البحث أريد أن تيتمر بصفتها‬

‫البحث القادم ‪ ,‬من اوآلئك ثبلث البحث‪ ,‬حةث أن الغرض من ىذه الدراس‬

‫ىو معرف كةف سةكولوجة األدبة يف إبراز الشتخصة الرئةية القائم علا‬

‫ادلناىج احملب يف رواي لةلا رلنون عبلوة علا ذلك‪ ,‬إذا سنظر إىل زلور البحث‬

‫من كل حبث اليابق ‪ ,‬حةث كان الًتكةز الرئةيي يف البحث األوىل ىو‬

‫شتخصة يف شكل شتخصةات إجيابة وسلبة يف البحث الثاين‪ ,‬كان الًتكةز‬

‫الرئةيي لبحثو ىو ميتوى اإلحباط (مشكل الصح العقلة )‪ ,‬والبحث الثالث‬

‫الذي تركز فقط علا أسلوب اللغ ميتتخدم لذا فإن تركةز ىذا البحث ىو‬

‫إظهار ما إذا كاست الشتخصة الرئةية يف رواي لةلا رلنون تعاين من‬

‫اضطرابات سفية (إحباط) كما ذكر يف البحث الثاسة وذلا شتخصة إجيابة‬

‫وسلبة كما يف البحث األوىل‪ ,‬من رخبلل النظر كةف إبراز اليةكولوجة‬

‫األدبة الشتخصة الرئةية علا األساسة اليةكولوجة من إيرك فروم‬


‫‪35‬‬

‫ح‪ .‬اإلطار النظري‬

‫‪ .۱‬منهج المحبة في األعمال األدبية‬

‫احملب شكل مصادر للكلم لو ثبلث معاين وىي ‪ )۱:‬عام وتبقا‪)۲ ,‬‬

‫البذور الذي ذلا من البذور‪ )۳ ,‬طبةع القةود ‪ 35‬الفهم األول‪ ,‬إذا كان‬

‫مرتبطا باحلب‪ ,‬ديكن فهم أسو من رخبلل سظرا شيء ما سةكون قادرا علا‬

‫التيبب يف احلمةمة اليت ىي بداي ظهور احلب ديكن مفهوم الثاسة من‬

‫رخبلل النظر إىل وظةف البذور يف النباتات وىي بذرة احلةاة للنباتات‬

‫لذلك‪ ,‬احملب ىي احلد األدىن من حةاة اإلسيان كروح حة دلن يشجع‬

‫اجلهود لتحقةق شيء زلبوب الفهم الثالث‪ ,‬ديكن فهمو من رخبلل رؤي‬

‫البشر كموضوع للحب‪ ,‬وىو زلدود للغاي يف ربقةق شيء زلبوب حبةث‬

‫يتطلب مياعدة ادلالك احلقةقي للحب‪ ,‬و ىو اهلل سبحاسو و تعاىل‬

‫‪9‬‬
‫‪Abi al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariyah, Mu’jam al-Maqayis al-Lugah (Beirut: Dar al-‬‬
‫صفة‪Fikr,1991),249:‬‬
‫‪36‬‬

‫أن احملب مشتق من كلم احلباب‪ ,‬شلا يعٍت أن ادلةاه اليت‬ ‫يقول البع‬

‫القلب واالضطراب عندما‬ ‫بعد ىطول أمطار غزيرة‪ ,‬لذلك احملبب تفة‬ ‫تفة‬

‫تطغا علةها الرغب يف مقابل احلبةب ‪ 36‬بناء علا الفهم أعبله‪ ,‬ديكن أن سفهم‬

‫أن احلب (احملب ) ىو رغب قوي جدا لشيء أكثر من اآلرخرين أو أن ىناك‬

‫اىتماما رخاصا‪ ,‬شلا يؤدي إىل بذل اجلهود من أجلو والتوحد معو‪ ,‬حىت مع‬
‫ً‬
‫التضحة‬

‫من سظري البلىوتةُت اليت يقول ويبيًت احملب ىي‪ )۱ :‬وجود اهلل تعطا‬

‫يف الناس‪ )۲ ,‬لتتحد رغب اإلسيان مع اهلل‪ )۳ ,‬الشعور بالوالء والود لبعضهم‬

‫‪ 37‬ىذا مفهوم عام كما فهمو اجملتمع أن ىناك زلب اهلل للبشر والعكس‬ ‫البع‬

‫صحةح ىناك زلب للبشر هلل ولآلرخرين ىذا الرأي‪ ,‬الذي يرمز إىل احملب هلل ‪،‬‬

‫‪2‬‬
‫‪0 Lihat ibn Qayyim al-Jauziyah, Raudah al-Muhibbin wa Nuzhat al-Musytaqin (Beirut: Dar al‬‬
‫صفة‪Kutub al-„Ilmiyyah, 1995)25:‬‬
‫‪2‬‬
‫‪2 Noah Webster, Webster’s Twentieth Century Dictionary of English Langue (USA: William‬‬
‫صفة‪Calling Publisher‟s Inc., 1980), 207:‬‬
‫‪37‬‬

‫يطةع كل أوامره ويتجنب كل زلظوراتو‪ ,‬وال يفعل أي شيء ديكن أن ييبب‬

‫رخطايا‪ ,‬صغَتة وكبَتة ما يتم فعلو ىو ما جيلب اخلَت‬

‫‪ .2‬سيكولوجية األدبية‬

‫أعمال األدبة ديكن تفيَت علا أسو أحد األسشط يف اإلبداع خللق عمل‬

‫فٍت ‪ 38‬يصبح أعمال األدبة سفيو جزءا مهما يف العصر احلايل للصناعات‬

‫اإلبداعة ‪ ,‬لذلك جيب أن تبقا األعمال األدبة وتكرديها حىت تتمكن األعمال‬

‫األدبة من االستمرار يف احلفاظ علا وجودىا من أجل محاي الناس واألم من‬

‫أجل االستمرار يف امتبلك ثقاف ‪ 39‬باإلضاف إىل ذلك‪ ,‬ال ديكن فصل األعمال‬

‫األدبة عن حةاة الشتخصةات والتوصةفات يف ذلك األعمال‪ ,‬أي الشتخصةات‬

‫اخلةالة اليت تعرض سلتلف الشتخصةات واليلوكةات ادلتعلق بالتجارب النفية‬

‫والصراعات النفية أو الصراعات اليت يعاين منها البشر يف احلةاة احلقةقة‬


‫‪2‬‬
‫صفة‪2 Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusasteraan, (Jakarta:Gramedia, 1989)83:‬‬
‫‪2‬‬
‫‪3 Ahmadun Yosi Herfanda, Sastra dalam Era Industri Kreatif, (Makalah Pelengkap untuk‬‬
‫)‪Kongres Bahasa Indonesia, 2013‬‬
‫‪38‬‬

‫يف األساس تعرب األعمال األدبة عن األحداث‪ ,‬لكن األحداث ىنا‬

‫لةيت أحداثا يف شكل حقائق حقةقة (حقةق ) ولكنها رلرد حقةق عقلة‬

‫للمؤلف ادلؤلف يعاجل احلقائق ادلوضوعة باستتخدام رخةالو‪ ,‬حبةث يتم إسشاء‬

‫عقلة رخةالة تعكس بعد ذلك احلقائق اخلةالة اليت تتطلب تدقة ًقا دقة ًقا يف‬

‫حبثو ‪ 40‬حبةث يعترب هنج سةكوجلة الشتخصي مناسبا جدا دليتتخد كدراس‬

‫لؤلعمال األدبة ألهنا األدبة لةيت فقط دراس النص الباىت‪ ,‬بل ىو مادة‬

‫دراسة تتضمن شتخصة ‪ /‬شتخصة الشتخصةات اخلةالة و ادلؤلف و القراء‬

‫أيضا موا ٍز دلناىج سةكولوجة األدبة الذي جيري‬


‫البةان أعبله ىو ً‬

‫دراسات من رخبلل عرض األعمال األدبة علا أهنا أسشط سفية من ادلؤلف‬

‫وقرائو األعمال األدبة ‪ ,‬ورخاص يف شكل سثر مثل القص القصَتة والتمثلة‬

‫دائما قص الشتخصةات يف حةاهتم يف كتاب أعماذلم‪,‬‬


‫والرواي ‪ ,‬الذي يظهر ً‬
‫يقدم ادلؤلفون بالتأكةد شتخصةات ذات شتخصةات وسلوكةات فريدة إلضاف‬
‫‪2‬‬
‫‪4 Nizami, Layla Majnun. Penerjemah Dede Aditya Kaswar, (Jakara Oase Mata Air Makna, 2008) :‬‬
‫صفة ‪9‬‬
‫‪39‬‬

‫جاذبة إىل القص اليت يكتبها ىذا الناحة الذي ميتتخدم رخبلل سةكولوجة‬

‫األدبة كمواد دراسة ‪ ,‬رخاص فةما يتعلق خبلفة عامل وأفكار الشتخصةات يف‬
‫‪41‬‬
‫األعمال األدبة ذات الصل‬

‫اذلداف الرئةيي من سةكولوجة األدبة ىو فهم اجلواسب النفية يف‬

‫األعمال بشكل أساسي‪ ,‬فإن اذلداف من األعمال األدبة ىو توفَت الطريق‬

‫لفهم التغةَتات والتناقضات واالحنرافات ادلتختلف يف اجملتمع‪ ,‬اخلاص فةما يتعلق‬

‫بالظروف النفية ‪ 42‬لذلك‪ ,‬تعترب الدراس اليت تركز علا عنصر التدين يف‬

‫أعمال األديب من أجل احلصول علا قةم التعالةم الدينة ضروري للتحقةق فةها‬

‫الكاتب األعمال األديب جيب أن يكون قد ولد من بةئ معةن ‪ ,‬حىت تؤثر‬
‫‪43‬‬
‫رخربتو وتأثَته االجتماعي علا األعمال األدبة اليت ينتجها‬

‫‪25‬‬
‫صفة‪Antar semi, Metode Penelitian Sastra 23:‬‬
‫‪2‬‬
‫‪6 Siswanto, Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologi, (Surakarta:Muhammadiah University‬‬
‫صفة‪Press, 2005),26 :‬‬
‫‪2‬‬
‫‪7 Erli Yetti, “Religiusitas Dalam Novel Sastra Indonesia: Studi Kasus Khotbah Di Atas Bukit‬‬
‫‪Karya Kuntowijoyo”, SAWOMANILA‬‬
‫‪41‬‬

‫أيضا تضمُت مشكل احلب يف‬


‫جباسب ذلك إال ادلشكل النفية ‪ ,‬ديكن ً‬

‫الدراسات اليةكولوجة ‪ ,‬ألن مشاكل احلب ترتبط بيةكولوجة ‪ 44‬سةد‬

‫عرف سةكولوجة األدبة علا أسو هنج يصف مشاعر وعواطف‬


‫قطوب ي ِّ‬

‫ادلؤلف‪ ,‬وييتند إىل رأي مفاده أن العشاق‪ ,‬سواء لئلسيان أو هلل‪ ,‬لديهم سفس‬

‫أيضا أن احلب‬
‫عنصر سةكولوجة البشري عبلوة علا ذلك‪ ,‬قال إريك فروم ً‬

‫ىو الفن الفن جزء أيضا من احلةاة‪ ,‬ال ديكن أن ينكره أي شتخص وجيب‬

‫احلفاظ علةو لذلك‪ ,‬وف ًقا للغرض من ىذا البحث‪ ,‬وىو البحث يف كةفة علم‬

‫سفس األدب يف إبراز شتخصة قةس الرائع يف رواي لةلا رلنون باستتخدام‬

‫سظري اليةكولوجة إلريك فروم‬

‫يف أول كتابو " اذلروب من احلري "‪ ,‬قال فروم عن سظره احلال اإلسياسة‬

‫يف احلضارة الغربة حةث اكتيب اليكان حري مفرط ‪ ,‬شلا جعلهم يشعرون‬

‫‪2‬‬
‫‪8 Muhammad Walidin, Desain Penelitian Sastra Dari Struktural hingga Intertekstual, (Pustaka‬‬
‫صفة‪Felicha:Yogyakarta, 2004 )80 :‬‬
‫‪40‬‬

‫بالوحدة والعزل ‪ 45‬ىذه مشكل أساسة يف البشر يف اجملتمع علا العكس‪,‬‬

‫فإن أولئك الذين لديهم القلةل من احلري سةشعرون دبزيد من األمان والقبول يف‬

‫اجملتمع يتوافق ىذا الرأي مع تاريخ احلكومات الغربة من العصور القددي حىت‬

‫الوقت احلاضر وفقا لفروم‪ ,‬ىناك هنجان للتغلب علا ادلعضل بُت الرغب يف‬

‫احلري وضرورة األمن يف البشر‪ ,46‬يعٍت‪:‬‬

‫‪ ۱‬ربقةق احلري اإلجيابة ‪ ,‬من رخبلل زلاول إجياد روابط جديدة مع‬

‫اآلرخرين‪ ,‬دون التتخلي عن احلري حنن ستواصل مع اآلرخرين من‬

‫رخبلل العمل والروماسية بالقدرات الفكري والعاطفة اليت منتلكها‬

‫وادلوقف الصادق وادلفتوح الذي سقدمو‬

‫‪ ۲‬إذا كان أراد شتخص ما استعادة الشعور باألمان يف سفيو وأراد أن‬

‫يكون مقبوالً يف اجملتمع‪ ,‬فعلةو أن يتتخلا عن ادلزيد من احلري ويًتك‬

‫‪2‬‬
‫‪9 Adang Hambali dan Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian (Lanjutan): Studi atas Teori dan‬‬
‫صفة‪Tokoh Psikologi Kepribadian (Bandung:Pustaka Setia Bandung, 2013), 226 :‬‬
‫‪2‬‬
‫‪0 https://www.academia.edu/9238567/teori_erich_fromm‬‬
‫‪42‬‬

‫طبةع الفردي فةو علا الرغم من ىذه الطريق يف األساس ال تقود‬

‫الناس حنو التنمة والتعبَت عن الذات ألهنا مرتبط دبجموع ‪ ,‬ولكنها‬

‫ديكن أن تقضي علا القلق واالغًتاب عن اجملتمع‬

‫االحتةاجات اليةكولوجة اإلسيان من أجل‬ ‫التاىل يشرح فروم بع‬

‫التغلب علا مشاكل األساسة ادلذكورة أعبله وفقالو االحتةاجات النفية‬

‫مهم جدا يف التأثَت علا شتخصة ادلرء وتشكةلو وفقا لفروم‪ ,‬لدى البشر ‪6‬‬

‫احتةاجات أساسة ‪ ,‬وىذه االحتةاجات اليت ىي عبلقات‪ ,‬احلاج للتخلق‬

‫أعمال‪ ,‬احلاج للهوي ‪ ,‬احلاج إىل االعتماد علا اآلرخرين‪ ,‬احلاج إىل إطار‬
‫‪47‬‬
‫توجةهي‪ ,‬و احلاج إىل التحفةز‬

‫ط‪ .‬منهج البحث‬

‫منهج البحث ىي طريق علمة تيتتخدم يف مجع البةاسات يف البحث‬

‫العلمة ‪ ,‬ومنهج البحث ميتتخدم يف ىذا البحث ىو حبث ادلكتب أي أن ىذا‬


‫‪2‬‬
‫‪2 https://www.academia.edu/9238567/teori_erich_fromm‬‬
‫‪43‬‬

‫البحث ميتتخدم الكتب كمصادر للبةاسات الرئةيي ‪ 48‬التالة الطرق يف ىذه‬

‫البحث‪:‬‬

‫‪ .۱‬نوع البيانات‬

‫سوع البةاسات ادليتتخدم يف ىذا البحث ىو سوع البةاسات‬

‫النوعي ‪ ،‬حةث تكون البةاسات اليت مت إسشاؤىا ىي بةاسات يف شكل‬

‫عبارات أو مجل تفيَتي تصف سلوك الشتخصةات يف رواي لةلا‬

‫رلنون من قبل الشةخ سظامي ادلتعلق بادلشاكل النفية ومفهوم‬

‫حب الشتخصة الرئةية ذالك البةاسات ديكن أن تكون اقتباسات‬

‫أو مجل تصف حال الشتخصة وفقا دلشكل البحث‬

‫‪ .2‬مصادر البيانات‬

‫مصادر األولة‬ ‫أ‬

‫‪2‬‬
‫‪2 Faruk, Metode Penelitian Sastra : Sebuah Penjelajahan Awal, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,‬‬
‫صفة‪2012 )26 :‬‬
‫‪44‬‬

‫ادلصادر األساسي ميتتخدم يف ىذا البحث ىو رواي بعنوان قةس بن‬

‫مبلوح رلنون لةلا او لةلا رلنون لشةخ سظامي‬

‫ب مصادر ثاسوي‬

‫ادلصادر الثاين ميتتخدم يف ىذه الدراس ىي يف شكل كتب‪ ,‬حبث‪,‬‬

‫دوريات‪ ,‬إسًتست‪ ,‬باإلضاف إىل دراسات سابق مشاهب ألحباث الكاتب‬

‫عبلوة علا ذلك أستتخدم أيضا ديوان رلنون لةلا شريع كامل واصدقائو‪,‬‬

‫وكذلك ديوان قةس بن مبلوة رلنون لةلا دار الكتب العلمة‬

‫‪ .3‬طريقة جمع البيانات‬

‫تقنة مجع البةاسات ادليتتخدم يف ىذه الدراس ىي تقنة التوثةق‬

‫وىي تقنة يقوم فةها الكاتب جبمع البةاسات يف شكل كتاب (عبارات)‬
‫‪49‬‬
‫ميتمدة من ميتند جديد‬

‫‪2‬‬
‫صفة‪3 Moh. Ainin, Metodologi Penelitian Bahasa Arab, (Malang : Hilal Pustaka, 2007)222:‬‬
‫‪45‬‬

‫‪ .4‬طريقة تحليل البيانات‬

‫طريق ربلةل البةاسات ادليتتخدم يف ىذه الدراس ىي طريق ربلةل‬

‫اخلطاب‪ ,‬حةث أن البةاسات اليت تتم دراستها ىي بنة اخلطاب‬

‫سواء شفهةًا أو مكتوبا طريق ربلةل اخلطاب ىي دراس شامل‬

‫للتخطاب يف النص واليةاق أما البةاسات الواردة يف ىذه الدراس‬

‫فهي كتابات يف رواي لةلا رلنون شةخ سظامي‬

‫‪ .5‬منهجية الكتابة‬

‫‪ .۱‬باب األول مقدمة‬

‫رخلفة البث‬ ‫أ‬

‫ب ربديد ادلشكل‬

‫ج حدود ادلشكل‬

‫ه ىداف البحث‬
‫‪46‬‬

‫و فوائد البحث‬

‫ز الدراس اليابق‬

‫ح اإلطار النظري‬

‫ط منهج البحث‬

‫ي منهجة الكتاب‬

‫‪ .۲‬باب الثاني دراسة النظرية‬

‫ادلناىج و النظري األدبة‬ ‫أ‬

‫ب مناىج األساس احلب‬

‫ت سةكولوجة األدبة‬

‫ث ملتخص الرواي لةلا رلنون‬

‫‪ .۳‬باب الثالث تحليل البيانات‬

‫الدسةي يف رواي لةلا رلنون‬ ‫أ‬


‫‪47‬‬

‫ب ربلةل اخلصائص الرئةية‬

‫ت منهج احملب قةس‬

‫ث علم النفس األديب علا مفهوم احملب قةس‬

‫‪ .0‬باب الرابع اإلحتتام‬

‫االستنتاج‬ ‫أ‬

‫ب االقًتاحات‬

‫‪ ‬الجزء النهائي‬

‫ىذا اجلزء األرخَت يتم اشتمل‪:‬‬

‫ادلراجع‬ ‫‪1‬‬

‫قائم ادلبلحق‬ ‫‪2‬‬

Anda mungkin juga menyukai