Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN HOME CARE

DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELITUS PADA NY.D

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBACANG KOTA PADANG

DI SUSUN

OLEH

SHARIMA TAHIRA

(19112260)

DOSEN PEMBIMBING PEMBIMBING KLINIK

(Ns.Aida Minropa SKM,M.Kep) (Ns.Sasrawati,S.Kep)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

TA 2021/2022
PELAKSANAAN HOME CARE II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
I. Identitas
 Nama : Ny.D
 Umur : 75 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Suku : Guci
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Pendidikan : SMA
 Alamat : Ampang,kamp.guci RT 02 RW 04 Kel.Ampang

II. Riwayat Kesehatan Saat ini

Ny.D telah menderita penyakit Diabetes Melitus dengan keluhan sering kelelahan, rasa haus
yang berlebihan, pemikiran yang banyak, dan suka tidur setelah makan.

III. Riwayat Kesehatan Dahulu

Ny.D sudah di diagnosa Diabetes Melitus sejak 1 tahun yang lalu tetapi Ny.D tidak pernah di
rawat dirumah sakit. Ny.D hanya rutin ke puskesmas setiap bulannya untuk mengontrol gula
darahnya.

IV. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ny.D mengatakan di keluarga nya tidak ada yang mempunyai riwayat Diabetes Melitus.

V. Pola Aktivitas Sehari-hari


1. Pola Nutrisi
 Sehat - Makan : 2-3 kali sehari

- Minum : 5-6 gelas sehari air putih

 Sakit - Makan : 1-2 kali sehari


- Minum : 3-4 gelas sehari air putih
2. Pola Eliminasi
 BAB : 1 kali sehari
BAK : 4-5 kali sehari
3. Pola Tidur Dan Istirahat

Ny.D tidak ada tidur siang, sekarang Ny.D hanya bermain dengan cucunya dirumah. tidur malam
Ny.D susah dan sering terbangun di malam hari karena banyaknya pikiran.

4. Pola Aktivitas

Ny.D mengatakan jika Ny.D terlalu banyak aktivitas ia merasa haus terus, dan bila terlalu
banyak pikiran maka gula darahnya naik.

VI. Pemeriksaan Fisik


1. TTV
 TD : 140/80 mmHg
 P : 28x/ menit
 N : 86x/ menit
 S : 36,5`C
 BB/TB : 52kg/150cm

2. Head to toe
 Kepala : simetris kulit kepala bersih tidak adanya kotoran, tidak adanya pembengkakan di
kepala.
 Mata: konjungtiva merah muda, sclera putih, baru selesai operasi katarak.
 Hidung: lubang hidung normal, simetris kanan dan kiri bersih tidak ada kotoran hidung.
 Mulut : bibir tidak kering, gigi sudah tidak lengkap,tidak ada pedarahan pada gusi.
 Telinga: pendengaran masih normal, dan tidak ada cairan atau kotoran telinga
 Leher : tidak ada pembengkakan di leher.
 Dada : dada kanan dan kiri simetris, suara jantung pekak, suara napas vesikuler.
 Abdomen : simetris, tidak adanya benjolan, tidak ada nyeri tekan.
 Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari. Dan BAK 4-5 kali sehari.
 Ekstremitas : tidak adanya odema,dan masih aktif bergerak.
VII. Analisa Data

No Data focus Masalah Etiologi


1 Ds : Ketidakstabilan gangguan
- Klien mengatakan mudah merasa ngantuk kadar glukosa darah toleransi glukosa
- Klien mengatakan pusing darah
- Klien mengatakan lelah dan lesu
- Klien mengatakan mengeluh lapar
Do :
- Klien tampak mengalami gangguan kordinasi
- Klien Nampak kadar glukosa dalam darah
atau urine rendah (hipoglemia)
- Klien tampak kadar glukosa dalam darah atau
urine tinggi (hiperglikemia)
- Klien tampak gemetar
- Klien tampak kesadarannya menurun
- Klien tampak berkeringat
- Klien tampak berperilaku aneh
2 DS : - Gangguan Pola pengaturan
- Klien mengatakan keinginan untuk mengelola dan
rasa nyaman
masalah kesehatan dan pencegahannya pengintegrasian
- Klien mengatakan tidak adanya hambatan yang (nyeri) program
berarti dalam mengintegrasikan program yang kesehatan
ditetapkan untuk mengatasi mesalah kesehatan kedalam
- Klien mengatakan berkurangnyafaktor risiko kehidupsn sehari-
terjadinya msalah kesehatan hari.
DO :
- Klien tampak Pilihan hidup sehari-hari tepat
untuk memenuhi tujuan program kesehatan
- Klien tampak Tidak ditemukan danya gejala
mesalah kesehatan atau penyakit yang tidak
terduga

B. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan toleransi glukosa darah


2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d efek samping terapi
C. Intervensi Keperawatan

n Diagnosa SLKI SIKI


o
1 Ketidakstabilan kadar Kestabilan kadar glikosa darah Observasi :
glukosa darah b.d Kreteria hasil : - identifikasi kemungkinan
gangguan toleransi - Koordinasi meningkat penyebab hiperglikemia
glukosa darah. - Kesadaran meningkat - identifikasi situasi yang
- Mengantuk menurun menyebabkan kebutuhan
- Pusing menurun insulin meningkat (missal
- Lelah/lesu menurun polyuria, polydipsia,
- Keluhan lapar menurun polifagia, kelemahan,
- Gemetar menurun sakit kepala dan
- Kadar glukosa dalam pandangan kabur)
darah membaik - monitor intake dan output
- Kadar glukosa dalam cairan
urine membaik - monitor keton urine,
kadar analisa gas darah,
elektrolit
terapeutik
- berikan asupan cairan
oral
- konsultasi dengan medis
jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap tetap
ada atau memburuk
- fasilitas ambulasi jika ada
hipotensi ortostatik
edukasi
- anjurkan menghindari
olah raga saat kadar
glukosa darah lebih dari
250 mg/dL
- anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri
- anjurkan kepatuhan
terhadap terhadap diet
dan olahraga
- ajarkan indikasi dan
pentingnya pengujian
keton urine,jika perlu
- ajarkan pengelolaan
diabetes (misalnya
penggunaan insulin, obat
oral,monitor asupan
cairan
kolaborasi
- pemberian insulin
- pemberian cairan IV
- pemberian kalium
2 Gangguan rasa nyaman Status Kenyamanan Manajemen nyeri
- Pola tidur Observasi
- Tingkat Agitasi - Identifikasi lokasi
- Tingkat Asietas karakteristik, durasi
- Tingkat Nyeri frekuensi

- Tingkat Keletihan kualitas,intensitas nyeri


- identifikasi skala nyeri.
- Identifikasi respon nyeri
-Kesejahteraan fisik
non verbal.
-Kesejahteraan psikologi
- Identifikasi faktor yang
-Dukungan sosial dari keluarga
mempengaruhi berat dan
- Dukungan social dari teman
ringan nyeri.
-Perawatan sesuai keyakinan
- Identifikasi pengetahuan
budaya
dan keyakinan tentang
-Perawatan sesuai kebutuhan
nyeri.
-Kebebasan melakukan ibadah - Identifikasi pengaruh
-Rileks budaya terhadap respon
nyeri.
- Keluhan tidak nyaman - Identifikasi pengaruh
- Gelisa nyeri pada kualitas hidup.
- Kebisingan - Monitor keberhasilan
- Keluhan sulit tidur terapi komplementer

- Keluhan Kedinginan yang sudah diberikan

- Keluhan kepanasan - monitor efek samping


Penggunaan analgetik.
- Gatal
- Mual Terapeutik
- Lelah - berikan teknik non
- Merintih farmakologis untuk
- Menangis mengurangi rasa nyeri

- I ritabilitas (mis. TENS, hypnosis,

- Menyalahkan diri sendiri akupresur, terapi musik,


terapi pijat, aromaterapi,
- Konfusi
teknik imajinasi
- Konsumsi alcohol
terbimbing ,kompres
- Penggunaan zat
hangat atau dingin terapi
- Percobaan pembunuhan diri
bermain)
- Kontrol lingkungan yang
- Memori masa lalu
berbeda rasa nyeri
- Suhu ruangan
misalnya suhu ruangan
- Pola Eliminasi pencahayaan kebisingan.
- Postur tubuh - Fasilitas istirahat dan
- Kewaspadaan tidur
- Pola hidup - pertimbangan jenis dan
- Pola tidur sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
- Jelaskan penyebab
periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri nyeri
secara mandiri
- anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu
3 Kurangnya aktivitas Setelah dilkukan intervensi Manajemen berat badan
harian dan gangguan keperawatan maka Status Nutrisi (L.03097)
kebiasaan makan membaik, dengan kriteria hasil:
- berat badan membaik (5) Observasi
- tebal lipatab kulit - Identifikasi kondisi
membaik (5) kesehatan pasien yang
- indeks massa tubuh dapat mempengaruhi
membaik (5) berat badan
Terapeutik
- hitung berat badan ideal
pasien
- hitung persentase lemak
dan otot pasien
- fasilitasi menentukan
target berat badan yang
realistis
Edukasi
- jelaskan hubungan antara
asupan makan, aktifitas
fisik, penambahan berat
badan dan
penurunanberat badan
- jelaskan faktor risiko
berat badan lebih dan
berat badan kurang
- anjurkan mencatat berat
badan setiap minggu jika
perlu
- anjurkan melakukan
pencatatan aupan makan,
aktifitas fisik dan
perubahan berat badan
D. Catatan Keperawatan

N Diagnose kep. Implementasi Evaluasi


o
1. Ketidakstabilan kadar - Menegidentifikasi kemungkinan S:
glukosa darah b.d penyebab hiperglikemia - Ny. D mengatakan
gangguan toleransi - Mengidentifikasi situasi yang mudah merasa ngantuk
glukosa darah menyebabkan kebutuhan insulin - Ny.D mengatakan
meningkat (missal polyuria, pusing
polydipsia, polifagia, kelemahan, - Ny.D mengatakan
sakit kepala dan pandangan lelah dan lesu
kabur) - Ny.D mengatakan
- Memonitor intake dan output mengeluh lapar
cairan O:
- Memonitor keton urine, kadar - Klien tampak
analisa gas darah, elektrolit mengalami gangguan
- Meberikan asupan cairan oral kordinasi
- Mengkonsultasi dengan medis - Klien Nampak kadar
jika tanda dan gejala glukosa dalam darah
hiperglikemia tetap tetap ada atau atau urine rendah
memburuk (hipoglemia)
- Memfasilitas ambulasi jika ada - Klien tampak kadar
hipotensi ortostatik glukosa dalam darah
- Menganjurkan menghindari olah atau urine tinggi
raga saat kadar glukosa darah (hiperglikemia)
lebih dari 250 mg/dL - Klien tampak gemetar
- Menganjurkan monitor kadar - Klien tampak
glukosa darah secara mandiri kesadarannya menurun
- Menganjurkan kepatuhan - Klien tampak
terhadap terhadap diet dan berkeringat
olahraga - Klien tampak
- Mengajarkan indikasi dan berperilaku aneh
pentingnya pengujian keton
urine,jika perlu A: Masalah belum teratasi
- Mengajarkan pengelolaan
diabetes (misalnya penggunaan P: Lanjutkan Intervensi
insulin, obat oral,monitor asupan
cairan
- Memberikan insulin
- Memberikan cairan IV
- Memberikan kalium
2 Gangguan rasa nyaman - Mengdentifikasi lokasi S:
- Ny. D mengatakan
karakteristik, durasi frekuensi
kualitas,intensitas nyeri keinginan untuk
mengelola masalah
- Meng identifikasi skala nyeri.
kesehatan dan
- Mengdentifikasi respon nyeri non pencegahannya
- Ny. D mengatakan
verbal.
tidak adanya hambatan
- Mengdentifikasi faktor yang yang berarti dalam
mengintegrasikan
mempengaruhi berat dan ringan
program yang
nyeri. ditetapkan untuk
mengatasi mesalah
- Mengidentifikasi pengetahuan
kesehatan
dan keyakinan tentang nyeri. - Ny. D mengatakan
berkurangnyafaktor
- Mengidentifikasi pengaruh
risiko terjadinya
budaya terhadap respon nyeri. msalah kesehatan
O:
- Mengidentifikasi pengaruh nyeri
- Klien tampak Pilihan
pada kualitas hidup. hidup sehari-hari tepat
untuk memenuhi
- Memfasilitas istirahat dan tidur
tujuan program
- Mempertimbangan jenis dan kesehatan
- Klien tampak Tidak
sumber nyeri dalam pemilihan
ditemukan danya
strategi meredakan nyeri. gejala mesalah
kesehatan atau
- Menganjurkan menggunakan
penyakit yang tidak
analgetik secara tepat terduga
- Mengajarkan teknik non
A: Masalah Belum teratasi
farmakologis untuk mengurangi P: Lanjutkan Intervensi
rasa nyeri
- MengKolaborasi pemberian
analgetik
IV. PEMBAHASAN

A. Pembahasan Pengorganisasian
B. Pembahasan Kasus Pengelola

Kasus Asuhan Keperawatan HomeCare dengan maslaah utama hipertensi pada Ny.D di
wilayah kerja Puskesmas Ambacang kota Padang di dapatkan data awal yaitu
nama,diagnose,alamat dan bagaimana suasana keluarga dan tetangga Ny.D

Petugas PKL dari STIKES MERCUBATIJAYA PADANG datang kerumah Ny.D untuk
bertemu dengan Ny.D dalam rangka melakukan pengkajian Keperawatan Home Care II yang
ditugaskan oleh Kampus. Dalam proses pengkajian tidak ada hambatan dan semua item bisa
diperole informasi dengan jelas karena keluarga kooperatif.

Data yang diperoleh meliputi lingkungan,struktur keluarga,fungsi keluarga,strees dan koping


keluarga,.Data individu yang yang didapatkan meliputi pemeriksaan fisik,TTV dan pola aktivitas

Didapatkan 3 Kasus diagnose yang muncul pada Ny.D yaitu :

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan toleransi glukosa


darah dibuktikan dengangangguan koordinasi, kadar glukosa dalam darah
rendah,gemetar,kesadaran menurun,dan berkeringat.
2. Pola pengaturan dan pengintegrasian program kesehatan kedalam kehidupan sehari-hari
3. Kurangnya aktivitas harian dan gangguan kebiasaan makan

Pada penentuan diagnose keperawatan dari kasus yang didapatkan tidak mengalami
hambatan karena adanya faktor pendukung yaitu data wawancara yang didapatkan dari Ny.D dan
juga pemeriksaan fisik yang lengkap sesuai kebutuhan.

Pada tahap implementasi keperawatan mampu dilaksanakan sesuai perencanaan ynag sudah
disusun, dan sudah juga diajarkan senam hipertensi dan menjelaskan apa saja pengobatan herbal
untuk hipertensi. Sehingga implementasi mampu diikuti sesaca perencanaan.

Pada tahap evaluasi didapatkan bahwa masalah bisa teratasi sebagian dan masih perlu juga
tindakan keperawatan. Dan Ny.D menyatakan mau melakukan apa yang telah diajarkan dan
dilatih untuk menunjang penyembuhan penyakit Ny.D. Proses asuhan peperawatan mampu
dilakukan tanpa adanya hambatan karena adanya dukungan dari keluarga Ny.D dan mampu
dilakukan dengan kerjasama mulai saat pengkajian sampai dengan evaluasi.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kasus Hipertensi Ny.D telah dilakukan asuhan keperawatan Home Care yang dimulai
dari pengkajian sampai tahap evaluasi.
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan Home Care pada Ny.D dilakukan dengan
TTV,dan penyampaian pengobat herbal dan juga terapi jari kaki untuk penyakit Diabetes
Melitus Ny.D.

B. Saran

Ny.D Diharapkan dapat menerapkan pendidikan kesehatan yang telah diberikan selama
tindakan Home Care ini antara lain senam hipertensi secara teratur dan juga herbal yang telah di
sampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Pokja,Tim.SDKI DPP PPNI.(2017).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.jakarta

selatan: Dewan pengurus pusat persatuan perawat nasiaonal Indonesia.

Pokja,Tim.SIKI DPP PPNI.(2017).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Jakarta

Selatan: Dewan pengurus pusat persatuan perawat Indonesia.

Pokja,Tim.SLKI DPP PPNI.(2017).Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta

Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/f3f20714fa8d6369
0e9af80539eddd97.pdf&ved=2ahUKEwjWie_9hYvxAhXU7XMBHUbNA5oQFjAAegQIBBAC&usg=
AOvVaw1Xc-Z2SCIoEep-1pMkR6i4

https://www.academia.edu/11549986/Laporan_Pendahuluan_Diabetes_Melitus

Anda mungkin juga menyukai