Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Ruang Rawat : Wisma cendrawasih
Tanggal Dirawat : 22- September 2021

1. Identitas
Inisial : Tn.R
Umur : 41 Th
Alamat : Jl. Jorong alahan sirih,batu kambing,ampek nagari agam
Tanggal pengkajian : 28 september 2021
No. Rekam medik : 017080
Informan : Pasien, Status dan petugas

2. Alasan Masuk

Tn.R masuk RS.Jiwa Prof.HB.Saanin karna klien saat itu merasa emosi
labil,marah-marah tanpa sebab, klien merusak alat-alat Rumah tangga, jalan keluar
rumah tanpa arah pulang sendiri, mengambil barang di warung orang , merintah
membunuh orang dengan parang,jalan keluar rumah sambil membawa parang, bicara
ngaur, banyak bicara dan tertawa sendiri melihat bayangan setan, mendengar bisikan
seperti dia menjadi orang hebat,tidur malam kurang.

3. Faktor Predisposisi

a). Gangguan jiwa masa lalu

Tn.R sudah pernah mengalami gangguan jiwa sejak ± 15 tahun tahun yang
lalu,dan Tn.R sudah ke 3 kalinya di rawat di RSJ.PROF.Hb Sa’anin Padang terakhir
dirawat di RSJ 5 thn yang lalu.

b) Pengobatan sebelumnya
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil, Tn.R sakit sejak ± 15 tahun yang lalu
sebelum masuk kesini klien tidak rutin dalam meminum obatnya,karna klien marah
marah dan tidak terkontrol seehingga keluarga membawa klien ke RSJ.HB saanin
Padang
c) Trauma

1
1. Aniaya fisik: Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya
fisik,maupun melakukannya

2. Penolakan : Tn.R mengatakan awalnya dilingkungan rumahnya ada


beberapa tetangga menolak klien dari lingkungan rumahnya.

3. Kekerasan dalam keluarga: Tn.R mengatakan tidak pernah mengalami dan


melakukan kekerasan dalam keluarga

4. Tindakan kriminal: Nn.R mengatakan tidak pernah mekakukan,


menyaksikan maupun menerima tindakan kriminal.

Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan

d) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tn.R Mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami


gangguan jiwa seperti Tn.R.

MK: Tidak ada masalah

e) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Tn.R mengatakan tidak ada masa lalu yang tidak menyenangkan

MK: Tidak ada masalah dalam keperawatan

4. Fisik

1. Tanda-tanda vital
TD : 140/78 Mmhg
Nadi : 98 x/i
Suhu : 37, 1° C
RR : 17 x/i

2. Ukuran
TB : 165 cm
BB : 70 Kg

3. keluhan fisik
Tn.R mengatakan tidak ada keluhan fisik yang dirasakan baik selama dirumah
maupun semenjak dirawat di RSJ.HB.Saanin Padang.

2
MK: Tidak ada Masalah

5. Psikososial

Genogram

KET:

LAKI-LAKI

MENINGGAL

PEREMPUAN

SERUMAH

1. Konsep diri
a. Citra tubuh

3
Tn.R mengatakan menyukai seluruh bagian dari tubuhnya, tidak ada hal yang
dipermasalahkan dari tubuhnya.
b. Identitas diri

Tn.R merupakan anak pertama dari 5 bersaudara,klien mengatakan bahwa ia


seorang laki laki dan memiliki identitas yang tepat

c. peran diri
Klien berperan dirumah sebagai anak.

d. Ideal diri
Tn.R mengatakan bahwa dirinya tidak mengalami gangguan jiwa dan ingin
cepat pulang.

e. Harga diri.

Tn.R megatakan keluarga tidak menghargainya.

MK : Harga Diri Rendah

2. Hubungan Sosial

a. Orang terdekat

Orang terdekat dengan Tn. R adalah ibunya dan dilingkungannya klien jarang
untuk berinteraksi. Klien merasa tidak nyaman berinteraksi dengan orang lain oleh
karena itu klien suka menyendiri dan tidur setelah jam makan di RSJ.

MK. Isolasi Sosial

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Klien mengatakan jarang bersosialisasi dan jarang berinteraksi dengan


lingkungannya. Klien merasa tidak nyaman dengan lingkungannya sehingga klien
hanya merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Saat diajak berbicara klien terkadang
mau terkadang tidak.

MK. Isolasi Sosial

c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain

4
Tn.R mengatakan tidak berhubungan baik dengan lingkungannya. Klien
merasa dirinya tidak dihargai di lingkungannya sehingga klien merasa tidak nyaman
bersosialisasi dengan orang lain.

MK: Komunikasi Verbal

3. Spritual

a. nilai keyakinan

Saat dilakukan pengkajian, Tn.R meyakini menganut agama Islam dengan


adanya tuhan yaitu ALLAH SWT dan meyakini bahwa ALLAH akan
menolongnya.

b. kegiatan ibadah

Tn.R jarang melakukan kegiatan ibadah baik di RSJ maupun di rumah.


Klien tampak jarang melaksanakan ibadah

MK : Agresi spiritual

6. Status Mental

a. penampilan

Penampilan Tn.R tidak rapi, Tn.R berpakaian tidak rapi

MK : DPD

b. pembicaraan

Saat dilakukan pengkajian dan interaksi Tn.R berbicara kasar dengan nada yag
keras dan kasar saat berbicara.

MK : Resiko Prilaku Kekerasan.

c. aktifitas motorik

Saat dilakukan pengkajian Tn.R tampak tenang. Bangun tidur Tn.R


membersihkan tempat tidur lalu mandi.

MK : Tidak ada masalah

5
d. Alam perasaan
Saat dilakukan pengkajian Tn.R tanpak sedih, Tn.R merasa sedih karena
berada di RSJ.

MK : ISOS

e. Afek
Saat dilakukan pengkajian, TN.R tampak labil, afek tumpul karena emosi
sering berubah-ubah. Tn.R tanpak datar.

MK: Resiko perilaku kekerasan

f. interaksi saat wawancara

Saat pengkajian Tn.R kooperatif, Tn.R menjawab semua pertanyaan, tanpa


kontak mata dengan perawat. Tn.R tidak ada insiatif untuk bertanya kembali bila tidak
ada yang mengerti. Tn.R tanpak ingin marah saat diajak berbicara terlalu lama

MK : Resiko Prilaku Kekerasan

g. Persepsi
Tn.R mengatakan ada yang mengajaknya berbicara.

MK: Halusinasi Penglihatan

h. proses / arus pikir

Proses pemikiran klien saat berinteraksi berbicara terbelit-belit dan sering


mengalihkan pembicaraan, Tn.R juga terkadang tidak nyambung saat di bawa
bercakap-cakap.

MK : Gangguan Proses Pikir

i. Isi pikir

Klien tidak mengalami gangguan isi pikir

MK : tidak ada

j. Tingkat kesadaran

6
Saat dilakukan pengkajian klien sadar dan mengerti dengan pertanyaan yang
diberikan. Tn.R mampu klien menjawab pertanyaan, klien tau nama, umur,
saat ditanya waktu, da tanggal klien tidak mengetahuinya.

MK : tidak ada

k. Memori

Klien mengatakan mengingat saat klien ditanya tentang apa yang diajarkan di
RSj ini. Tn.R juga bisa mengingat alasan Tn.R masuk ke rumah sakit ini. Tn.R juga
mengingat berapa kali Tn.R di rawat di RSJ. Prof.Hb Sa’anin Padang.

MK : Tidak ada

j. tingkat kesadaran

Selama interaksi Tn.R tampak sadar, kesadaran kien komposmentis. Tapi


kadang kadang muncul apatis terhadap lingkungan terutama saat halusinasi muncul.

MK : Gangguan Proses Pikir

K. Memori

- daya ingat jangka panjang

Tn.R masih ingat kejadian 5 tahun yang lalu saat ia memiliki


permasalahan di keluarganya. Sewaktu ditanya diruangan mana dia dirawat
terakhir Tn.R dapat menyebutkan dengan benar.

- Daya ingat jangka pendek

Tn.R dapat menyebutkan kejadian yang dapat membuat Tn.R masuk


lagi ke rumah sakit ini.

MK : Tidak ada

L. Tingkat konsentrasi dan nerhitung

Tn.R kurang mampu berinteraksi dan kurang konsentrasi saat ditanya.


Klien dapat berhitung dengan lambat tapi lancar dan untuk penjumlahan angka
satuan dan di angka puluhan memang sedikit lama berpikir.

MK : Gangguan Proses Pikir

7
M. Kemampuan Penilaian
Tn.R tidak mampu untuk menilai sesuatu

MK : gangguan proses pikir

n. Daya tilik diri


Tn.R menyalahkan hal-hal diluar dirinya, Tn.R mengataan kalau Tn.R
sakit itu karena oleh orang lain.

MK : Waham Curiga

7. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Makan

Tn.R makan 3x1 sehari, Tn.R harus melakukan diet. Tn.R tidak mempunyai
alergi terhadap makanan. Tn.R mampu melakukan cara makan yang benar. Tn.R
melakukan cuci tangan sebelum dan setelah makan, Tn.R tampak makan dengan rapi
dan tapi sedikit berlepotan. Tn.R mengatakan berat badanya terasa sejak di RSJ. Tn.R
makan masih diarahkan.

MK: tidak ada

b. BAB/BAK

Tn.R BAB/BAK menggunakan toilet yang ada dirumah Tn.R, setelah


BAB/BAK Tn.R menyiramnya dan cuci tangan. Tn.R juga mampu membersihkan diri
dan merapikan pakaian setelah eliminasi.

MK : Tidak ada Masalah

c. Mandi
Tn.R mandi 2 x sehari menggunakan sabun, rajin mencuci rambut dan
memotong kuku

MK : tidak ada

d. pakaian / berhias

8
dalam berpakaian Tn.R tidak begitu rapi terkadang masih tanpak kotor,
pakaian Tn.R ada yang sobek. Rambut Tn.R berantakan dan acak acakan Tn.R
mampu memakai pakaiannya sendiri .
MK: Gangguan pemeliharaan keehatan

e. istirahat

Tn.R mengatakan matanya sering mengantuk. Tn.R selalu tidur siang, tidur
malam dari jam 09.00 sampai jam 05.00. Tn.R kadang membersihkan tempat tidur.
Sebelum istirahat atau tidur Tn.R cuci muka tapi jarang gosok gigi.

MK : Defisit perawatan kesehatan

f. penggunaan obat

Tn.R dalam minum obat diminum sendiri dengan baik. Tn.R minum obat 2x
sehari, tapi tidak tau nama dan jenis obat yang diminum atau prinsip 6 benar minum
obat (jenis, frekuensi, waktu, cara minum, kontinitas, dan nama obat)

g. Pemeliharaan kesehatan
Tn.R mengatakan setelah pulang Tn.R akan rajin dan teratur minum obat.
Serta rajin kontrol ke RSJ.

MK : Tidak ada

h. kegiatan dalam rumah

Tn.R mengatakan bisa mengerjakan segalanya misalnya menyapu rumah,


mencuci piring, menyapu halaman dan merapikan tempat tidur stelah melakukan
aktifitas dalam rumah Tn.R mencuci tangan.

MK : Tidak ada

i. kegiatan diluar rumah

Tn.R sebelum sakit memang jarang bergaul dengan warga, Tn.R merasa
dikucilkan dan sekarang bermain dengan teman di RSJ. Nn.R akan mencoba bergaul
dengan sesama warga jika dia pulang nanti dan mencoba mencari pekerjaan.

8. Mekanisme Koping

9
a.koping adaptif

1) Tn.R berbincang dengan perawat jika diajak bicara oleh perawat,suara


Tn.R lambat dan pelan.
2) Tn.R melakukan aktifitas hanya jika diarahkan oleh prawat

b. Koping maladaptif

1) Tn.R mengatakan jarang untuk bisa menyelesaikan masalanya dan


cenderung lari dari masalah tersebut.

2) Tn.R mengatakan jika ada masalah banyak diam dan pergi jalan
kaki sendiri

MK : Tidak ada Masalah

9. Masalah Psikososial

a. Masalah berhubungan dengan kelompok dan lingkungan


Tn.R mengatakan tidak ada masalah dengan orang lain, tapi merasa
tidak dihargai sama lingkungan tempat tinggalnya.

b. Masalah dengan pekerjan

Tn.R dulu tidak memiliki pekerjaan, Tn.R ingin memiliki pekerjaan


agar mampu membiayai hidup sendiri dan tidak diinjak oleh orang lain.

c. Masalah dengan perumahan

Tn.R mengatakan tidak ada masalah di tempat tinggalnya.

d. Masalah dengan ekonomi

Tn.R mengatakan memiliki masalah ekonomi, Tn.R tidak memiliki


penghasilan tetap, Tn.R merasa tidak mampu menafkahi diri sendiri.

e. Masalah dengan pelayanan kesehatan

Tn.R mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatannya,


tapi sebelum masuk RSJ Tn.R memang putus obat karena tidak ada keluarga
yang menolong dan malas minum obat

f. Pengetahuan

10
Tn.R mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya yang dialaminya,
tapi Tn.R tau kenapa dia dirawat di RSJ yaitu karena mengamuk dan stres, Tn.R tidak
tahu tentang halusinasi, penyebab, tanda gejala, dan sistem pendukung dan
pengobatannya

10. Aspek Medis

Diagnosa medis: Skizofrenia paranoid

Terapi : - resperidone 2x2 mg

- Lorazepam 1x2 mg
- Trihexiphologi 2x2 mg

Tabel 3.1 Therapi medik

Nama Obat Dosis Gol Indikasi Efek Kontra


Samping Indikasi
Risperidon 2x2 Mg Atipikal Skizofrenia Sedasi, Gangguan
APG II yang resisten Otonomik Hati,
terhadap anti dan Sindroma
psikotik gangguan Neuroleptik
konvensional ekstra Malignan
pyramidal
Lorazepam 1x2 Mg Diazepin Mengatasi Mengantuk, Ibu Hamil
Benzo ansietas Lelah, dan Ibu
berat lemas dan Menyusui
pusing

Tabel 3.2 Analisa Data

N DATA MASALAH

11
O
1 Ds : Harga diri rendah
 Tn.R mengatakan bahwa dirinya
tidak mampu
 Tn.R mengatakan prasaan malu
terhadap dirinya sendiri
Do :
 Tn.R nampak berpakaian tidak
rapi
 Tn.R lebih banyak menunduk
 Tn.R nampak kurang
memperhatikan perawatan diri
 Tn.R nampak bicara lambat
dengan nada suara lemah
2 Ds. Halusinasi
 Tn.R mengatakan melihat
bayangan melakukan dan
mendengar suara.
Do :
 Tn.R tampak mondar mandir
 Tn.R tampak bicara sendiri
 Tn.R tampak seperti memandang
sesuatu dan tersenyum
3 Ds : Isolasi sosial
 Tn.R mengatakan tidak
mempunyai teman dekat
Do :
 Tn.R tanpak menyendiri
 Tn. R tanpak tidak ada kontak
mata
 Tn.R tanpak sedih
4 Ds : Resiko harga diri
 Tn.R mengatakan merasa marah
dengan orang disekitar rumahnya.

12
Do :
 Pasien tanpak labil,bicara
keras,tatapan mata tajam.

Daftar masalah keperawatan

- Harga diri rendah


- Hambatan komunikasi verbal
- Isolasi sosial
- Ketidakberdayaan
- peerubahan poses fikir komunikasi

Pohon Masalah

hambatan komunikasi verbal ISOS

peerubahan poses fikir komunikasi HDR

ketidakberdayaan

Diagnosa Keperawatan

a. harga diri rendah


b. isolasi sosial
c. halusinai
d. resiko prilaku kekerasan

13
INTERVENSI KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH

[CITATION Sut17 \t \l 1033 ]

Diagnosa Perencanaan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
Gangguan konsep Pasien mampu : Setelah pertemuan : SP 1 Pasien :
diri : harga diri rendah 1. Pasien dapat membina hubungan 1. Pasien menunjukkan tanda-tanda a. Identifikasi kemampuan pasien melakukan
saling percaya percaya kepada perawat melalui kegiatan dan aspek positif pasien (buat
2. Mengidentifikasi kemampuan dan ekspresi wajah cerah, daftar kegiatan)
aspek positif yang masih dimiliki tersenyum, mau berkenalan, ada b. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat
klien kontak mata, bersedia dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan)
3. Pasien dapat menilai kemampuan menceritakan perasaannya, : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan
yang dimiliki untuk dilaksanakan bersedia mengungkapkan saat ini
4. Membantu pasien memilih masalah c. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan
kegiatan yang akan dilatih sesuai 2. Pasien menyebutkan aspek yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih
dengan kemampuannya positif yang dimiliki pasien, d. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara
5. Melatih pasien sesuai dengan seperti kegiatan pasien dirumah, melakukannya)
kegiatan yang dipilih berdasarkan adanya keluarga, dan lingkungan e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
rencana yang dibuat terdekat lingkungan pasien dilatih
3. Pasien menyebutkan
kemampuan yang dimilikinya SP 2 Pasien
yang dapat dilaksanakan a. Evaluasi kegiatan pertama yang telah
4. Pasien dapat merencakan dilatih dan berikan pujian
14
kegiatan yang sesuai dengan b. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang
kemampuan yang dimilikinya akan dilatih
5. Pasien dapat melakukan c. Latih kegiatan kedua (alat dan cara)
kegiatan sesuai jadwal yang d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
dibuat latihan : dua kegiatan masing-masing dua
kali per hari

SP 3 Pasien
a. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang
telah dilatih dan berikan pujian
b. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang
akan dilatih
c. Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan: tiga kegiatan, masing-masing dua
kali per hari

SP 4 Pasien
a. Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan
ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian
b. Bantu pasien memilih kegiatan keempat
yang akan dilatih

15
c. Latih kegiatan keempat (alat dan cara)
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan: empat kegiatan masing-masing
dua kali per hari

SP 1 Keluarga
a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan
proses terjadinya harga diri rendah
(gunakan booklet)
c. Diskusikan kemampuan atau aspek positif
pasien yang pernah dimiliki sebelum dan
setelah sakit
d. Jelaskan cara merawat harga diri rendah
terutama memberikan pujian semua hal
yang positif pada pasien
e. Latih keluarga memberi tanggung jawab
kegiatan pada pasien: bombing dan beri
pujian
f. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian

16
SP 2 Keluarga
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membimbing pasien melaksanakan
kegiatan pertama yang dipilih dan dilatih
pasien. Beri pujian
b. Bersama keluarga melatih pasien dalam
melakukan kegiatan kedua yang dipilih
pasien
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian

SP 3 Keluarga
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membimbing pasien melaksanakan
kegiatan pertama dan kedua yang telah
dilatih. Beri pujian
b. Bersama keluarga melatih pasien
melakukan kegiatan ketiga yang dipilih
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan berikan pujian

17
SP 4 Keluarga
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membimbing pasien melaksanakan
kegiatan pertama, kedua, dan ketiga. Beri
pujian
b. Bersama keluarga melatih pasien
melakukan kegiatan keempat yang dipilih
c. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kambuh, rujukan
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberikan pujian
Isolasi Sosial Pasien mampu : Setelah pertemuan : SP 1 Pasien :
1. Pasien dapat membina hubungan 1. Pasien menunjukkan tanda-tanda a. Identifikasi penyebab isolasi sosial : siapa
saling percaya percaya kepada perawat melalui yang serumah, siapa yang dekat, yang
2. Pasien mampu menyebutkan ekspresi wajah cerah, tidak dekat, dan apa sebabnya
penyebab isolasi sosial tersenyum, mau berkenalan, ada b. Keuntunganpunya teman dan bercakap-
3. Pasien mampu menyebutkan kontak mata, bersedia cakap
keuntungan berhubungan sosial menceritakan perasaan, bersedia c. Kerugian tidak punya teman dan tidak
dan kerugian dari isolasi sosial mengungkapkan masalah bercakap-cakap
4. Pasien dapat melaksanakan 2. Pasien dapat menyebutkan d. Latih cara berkenalan dengan pasien dan
hubungan sosial secara bertahap minimal satu penyebab isolasi perawat atau tamu
5. Pasien mampu menjelaskan sosial. Penyebab munculnya e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk

18
perasaannya setelah berhubungan isolasi sosial : diri sendiri, orang latihan berkenalan
sosial lain, dan lingkungan
. 3. Pasien dapat menyebutkan SP 2 Pasien :
keuntungan dalam berhubungan a. Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa
sosial, seperti : banyak teman, orang). Beri pujian
tidak kesepian, bisa diskusi, b. Latih cara berbicara saat melakukan
saling menolong. Pasien juga kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
dapat menyebutkan kerugian c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
menarik diri, seperti : sendiri, latihan berkenalan 2-3 orang pasien,
kesepian, tidak bisa diskusi. perawat dan tamu, berbicara saat
4. Pasien dapat melaksanakan melakukan kegiatan harian.
hubungan sosial secara bertahap
dengan : perawat, perawat lain, SP 3 Pasien :
klien lain, keluarga, kelompok a. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan
5. Pasien dapat menjelaskan (berapa orang) dan bicara saat melakukan
perasaannya setelah dua kegiatan harian. Beri pujian
berhubungan sosial dengan : b. Latih cara berbicara saat melakukan
orang lain, kelompok kegiatan harian (2 kegiatan baru)
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan berkenalan 4-5 orang, berbicara
saat melakukan 4 kegiatan harian

19
SP 4 Pasien :
a. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan,
bicara saat melakukan empat kegiatan
harian. Beri pujian
b. Latih cara bicara sosial : meminta sesuatu,
menjawab pertanyaan
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan >5 orang, orang baru, berbicara
saat melakukan kegiatan harian dan
sosialisasi.

SP 1 Keluarga
a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan
proses terjadinya isolasi sosial (gunakan
booklet)
c. Jelaskan cara merawat isolasi sosial
d. Latih dua cara merawat : berkenalan,
berbicara saat melakuakn kegiatan harian
e. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian saat besuk.

20
SP 2 Keluarga :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien berkenalan dan
berbicara saat melakukan kegiatan harian.
Beri pujian
b. Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat
melibatkan pasien berbicara (makan, sholat
bersama) di rumah
c. Latih cara membimbing pasien berbicara
dan memberi pujian
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
besuk.

SP 3 Keluarga :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien berkenalan,
berbicara saat melakukan kegiatan harian.
Beri pujian
b. Jelaskan cara melatih pasien melakukan
kegiatan sosial seperti berbelanja, meminta
sesuatu, dan lain-lain

21
c. Latih keluarga mengajak pasien belanja
saat besuk
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan berikan pujian saat besuk.

SP 4 Keluarga :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien berkenalan,
berbicara saat melakukan kegiatan
harian/RT, berbelanja. Beri pujian
b. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kambuh, rujukan
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
kegiatan dan memberikan pujian.

22
I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pertemuan pertama pada klien dengan Harga diri rendah yang diadakan pada tanggal
28 september 2021, pukul 11.30 dengan masalah Harga Diri Rendah implementasinya
adalah sebagai berikut:
1.   Hal pertama yang dilakukan perawat sebelum melaksanakan SP yaitu membina hubungan
saling percaya antar klien dan perawat. Hasilnya klien yaitu Tn.R mau berkenalan dengan
perawat, klien menyebutkan nama lengkapnya dan nama panggilannya.
2.   Membantu klien mengungkapkan perasaannya saat ini. Hasilnya klien Tn.R mengatakan
perasaanya saat ini baik-baik saja. Sebelumnya klien sudah diajarkan cara mngatasi harga
diri rendah tapi klien sudah bisa menyebutkan dan mempraktekannya.
4. perawat dapat membantu klien dalam memilih kegiatan yang bisa dilakukannya, bantu
klien dalam melakukan kegiatan pertama dengan cara membersihkan tempat tidur
klien.lalu ajarkan klien masukan ke dalam jadwal kegiatan harian.
5.   Setelah itu melakukan kontrak waktu dengan klien untuk membicarakan cara
kedua melakukan kegiatan kedua dengan cara melatih klien dengan cara mencuci piring
di rumah sakit. Hasilnya pada hari Rabu tanggal 29 september 2021, pukul 12.15.
bertempat diruang makan klien

 Pertemuan kedua yaitu pada hari senin tanggal 29 sepetember 2021, pukul 12.15
masih dengan masalah keperawatan yang sama yaitu Harga diri rendah, bertempat
diruang makan klien dan perawat berbincang-bincang. Isi perbincangannya yaitu:
1.   Perawat mengevaluasi kembali kegiatan yang dilakukan kemarin yaitu SP 1. Hasilnya
klien dapat mengingat dan memperagakan yang telah diajarkan sebelumnya, yaitu cara
membersihkan tempat tidur.
2.   Perawat melatih cara kedua dengan mencuci piring di ruang makan klien sambil
bercakap-cakap. Hasilnya, perawat dapat mengajarkan cara dan alat untuk mencuci piring
memberi contoh: “langkah mencuci piringn’’. Perawat mengulang beberapa kali setelah
itu meminta klien untuk mengulangi lagi apa yang dilakukan perawat dan klien dapat
melakukan hal tersebut.
3.   Mengajak klien untuk memasukkan kegiatan yang baru saja dilakukan kedalam jadwal
kegiatan harian klien. Hasilnya, bersama dengan perawat klien memasukkan cara
melakukan kegiatan mencuci piring. Dan perawat memotivasi klien untuk melakukan apa
yang telah diajarkan kemarin dan hari ini untuk selalu dilakukan.

24
Pertemuan ketiga, yaitu pada hari jum’at 30 september 2021, bertempat di kamar
pasien tepatnya pada pukul 09.00. Isi perbincangan yaitu:
1.   Perawat mengevaluasi kembali kegiatan yang sebelumnya ( SP1 dan 2). Hasilnya klien
bisa menyebutkan dan memperagakan apa yang telah di pelajari lalu, tapi sayangnya
ketika di tanya apakah klien menerapkan pada saat bangun tidur dan selesai makan klien
menjawab jarang menerapkannya.
2.   Perawat mengajarkan atau melatih untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan klien. Disini perawat menjelaskan pentingnya beraktivitas, selain itu juga
perawat mendiskusikan/membicarakan aktivitas apa yang sering klien lakukan yang
sesuai dengan kemampuannya. Hasilnya klien mengatakan setelah bangun pagi klien
langsung membereskan tempat tidur, setelah itu klien mandi.
3.   Bersama-sama dengan pasien, perawat menyusun jadwal aktivitas sehari-hari, sesuai
dengan aktivitas yang sudah dilatih terhadap klien dari bangun tidur sampai malam
sebelum tidur.
4.   Perawat memantau pelaksanaan jadwal kegiatan, dan berikan penguatan atau dorongan
untuk terus melakukan kegiatan yang baik. Hasilnya, setiap hari perawat harus memantau
apa saja yang dilakukan pasien.

Setelah itu perawat membuat kontrak mendatang dengan klien untuk membicarakan
tentang melakukan kegiatan ketiga yang telah dipilih klien. pada tanggal 01 oktober 2021,
bertempat di ruangan makan tepatnya pada pukul 14.30.

Pertemuan keempat tanggal 01 oktober 2021, bertujuan untuk mengajarkan klien


tentang menyapu halaman, bertempat diruang cendrawasih , tepatnya pukul 14.30, dengan
klien Tn.R masalah keperawatan Harga diri rendah.
1.   Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2,dan 3), bagaiman kemampuan klien. Hasilnya
klien dapat menyebutkan apa aja yang sudah di pelajari dan klien bisa mempraktekan
semanya.
2.   Menanyakan klien tentang kemampuan yang sudah di lakukan. Hasilnya, klien
mengatakan sudah bisa melakukannya dengan mudah.
3.  Menjelaskan pentingnya melakukan kegiatan yang dilakukankepada klien. Hasilnya klien
dapat mengerti manfaat melakukan kegiatan yang dilakukan.
4.   Memasukkan dalam jadwal harian kegiatan ketiga. Hasilnya bersama-sama dengan
perawat klien memasukkan jadwal harian.
Setelah semuanya dilakukan perawat juga harus memotivasi klien untuk selalu
menerapkan cara-cara yang telah dipelajari apabila klien mengalami halusinasi.

25
II. EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
            Setelah di laksanakan tindakan keperawatan selama 4 hari pada pasien Tn. R 41
tahun dengan masalah keperawatan Harga diri rendah maka evaluasi yang di dapat yaitu :
Pada tanggal 28 spetember 2021 pkl 11.30, Klien mengatakan Klien mau membina
hubungan saling percaya  dengan perawat, klien mengungkapkan perasaannya klien
mengatakan mengenal cara melakukan kegiatan yang telah dilatih. kurang lebih 10 menit.
Dengan data objektif : bahwa dirinya tidak mampu, dan perasaan malu terhadap dirinya
sendiri. Jadi pelaksanaan SP I telah tercapai dengan 1 kali interaksi
Pada tanggal 29 september 2021 pkl 12.15 Klien mengatakan dapat mengingat dan
dapat mempraktekan apa yang telah diajarkan sebelumnya, yaitu membersihkan tempat
tidur. Jadi pelaksanaan SP II telah tercapai dengan 1 kali interaksi.
Pada tanggal 30 september 2021 pkl 09.00 Klien mengatakan senang di
libatkan  dalam kegiatan jadwal harian  di ruangan. Dengan data objektif : Klien telah
bisa melakukan kegiaan yang telah dipilih. Jadi pelaksanaan SP III telah tercapai dengan
1 kali interaksi.
Pada tanggal 01 oktober 2021 pkl 14.30 Klien mengatakan mampu menyebutkan apa
yang sudah diajarkan walaupun tidak berurutan. Klien mengatakan mengerti dan bisa
melakukan kegiatan yang telah dipilih oleh klien. Jadi pelaksanaan SP IV tercapai dengan
1kaliinteraksi.

26
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dapat disimpulkan sebagai
berikut :

1. Dari data didapatkan masalah utama klien adalah harga diri rendah, hasil pengkajian
kasus dengan masalah harga diri rendah ditemukan kecocokan antara teori dengan
kasus, dimana ditemukan tanda dan gejala harga diri rendah yaitu Tn.R tidak ada
interaksi dengan teman lainnya, lebih suka menyendiri, merasa tidak berguna,
mengatakan malu pada orang tua, dan teman didalam ruangan. Diagnose yang muncul
pada klien adalah Harga Diri Rendah.
2. Rencana asuhan keperawatan disusun sesuai dengan standar suhan keperawatan jiwa
yang ada dari 5 diagnosa.
3. Implementasi keperawatan dilakukan dari tanggal 28 Oktober 2021 sampai 06 oktober
2021 sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dan telah
dilaksanakan SP dari diagnose yang di prioritaskan adalah 3 diagnosa.
4. Pada evaluasi untuk diagnose harga diri rendah klien sudah mampu mengidentifikasi
dan melatih hal positif yang dimiliki.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang bisa penulis berikan untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan adalah :
a. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien jiwa dengan semaksimal
mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan
fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
dalam melalui praktek klinik pembuatan laporan.
c. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu seefektif
mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan jiwa secara optimal.

28
DAFTAR PUSTAKA

Arifiana. 2010. Asuhan Keperawatan Halusinasi. (Online) (http://digilb.


Unimus.ac.id/gdl.php?mod=brows&0p=read&id)

Direja, Ade herman surya. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Muha medika : Jakarta

Keliat, Buni Ana. 2014. Proses Keperawatan Dan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Keliat, Buni Ana. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

Robiansyah, 2007. Masalah-masalah Kesehatan Jiwa. (http://athearobiansyah.

Stuart & Laraiia. 2011. Mental Health Nursing Principle And Practice, Eidenburgh : Mosby

Stuart, Gail W. 2009. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Kedokteran

Videbeeck, Sheila L, 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa: Psychiatric Mental Health
Nursing. Jakarta : EGC Kedokteran

Walkinso, Judith, M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan intervensi nic dan
noc Edisi 7. Penerjemah Widyawati S.kep M.Kes, dkk. Jakarta : Buku Kedokteran : EGC

Data WHO, 2006. Hasil survey tingkat gangguan jiwa di Indonesia

Data rekam medis ruang Melati RSJ Prof. HB Sa’anin Padang

RISKESDAS, 2012. Angka Gangguan Jiwa di Sumatera Barat Tahun 2012

Arifiana. 2010. Asuhan Keperawatan Halusinasi. (Online) (http://digilb.


Unimus.ac.id/gdl.php?mod=brows&0p=read&id)

29

Anda mungkin juga menyukai