Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.

R DENGAN RESIKO PRILAKU


KEKERASAN DI RUANG BROTOJOYO

DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

(Guna Memenuhi Tugas Individu Praktik Keperawatan Jiwa)

Dosen Pengampu : Ns Sri Puji Lestari, M.Kep,Sp.Kep.J

Disusun Oleh :
Tri Ani Yulianti
2308121

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2023
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Ny. R Dengan Masalah
Utama Resiko Perilaku Kekerasan Diruang Brotojoyo
Di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang

1. Identitas

Identitas Pasien

Nama : Ny. R

Umur : 62 Tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kendal

Bangsal : Ruang Brotojoyo

Tanggal Masuk Rs : 19 September 2023 Jam 23.30 WIB

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. K

Pekerjaan :-

No HP :-

Alamat Rumah : Kendal

Hubungan dengan klien : Kakak

2. Hasil Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu :
Menurut klien sebelumnya klien pernah dirawat di RSJ ini puluhan tahun yang
lalu dengan keluhan sama seperti saat ini yaitu marah-marah dan mengurung
sendiri di rumah.
2. Pengobatan sebelumnya :
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil. Setelah kontrol dan mendapatkan
obat, obat tersebut di pegang klien dan keluarga tidak tahu mengenai pengobatan
yang di konsumsi klien. Klien mengatakan tidak rutin minum obat tergantung
dengan situasi dan kondisi hati dirinya.
3. Trauma :
- Saat pengkajian klien tidak mempunyai riwayat trauma, aniaya fisik, aniaya
seksual, penolakan dan tindak kriminal.
- Adapun Riwayat klien adalah mendengar kata “blagu” karena sempat
mempunyai perhiasaan 100gr dan tetangga iri, sehari 3x mendengarkan suara
itu dalam situasi mengurung sendiri dirumah.
- Saat klien dirumah melakukan kekerasan yaitu dengan memecahkan barang-
barang dirumah ketika klien marah dan jengkel.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa :
Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?
Klien tidak pernah dianiaya oleh orang tuanya.
a. Faktor Presipitasi
1. Psikologi
Pada sepuluh tahun yang lalu Ny. R berhenti bekerja dan merasa di rumah
terganggu oleh adeknya, suka marah-marah dan mengurung dirumah. Hal ini
membuat stress dan menyebabkan resiko perilaku kekerasan pada Ny.R muncul
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
2. Sosial
Kehidupan setelah Ny.R mengalami gangguan jiwa dengan resiko perilaku
kekerasan dibatasi oleh kakaknya, pada saat di rumah untuk berinteraksi dengan
tetangga terlalu jauh dan lebih sering mengurung dirumah.
3. Kultural/Spiritual
Ny. R beragama islam semenjak mengalami gangguan jiwa klien tetap rajin
beribadah dirumah dan di RSJ lima waktu.

6. Pemeriksaan Fisik
a.) Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu badan : 36.4°C
Respirasi : 23x/menit

7. Status Fungsional
- Status sirkulasi : tidak ada riwayat penyakit pernapasan
- Status fisik
Pendengaran : normal
Penglihatan : normal
Bicara : normal
Riwayat kejang : tidak
Riwayat Stroke : tidak
8. Genogram

Keterangan :
: Laki – laki

: Perempuan

: Pasien

: Keluarga

: Meninggal

Klien adalah anak ke 5 dari 8 saudara, suami klien sudah meninggal, anak 1 tinggal di medan.
Riwayat keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Klien tinggal sendiri
dirumah. Riwayat pekerjaan klien yaitu jualan sembako di Medan. Pola asuh klien saat kecil
yaitu dirawat bapak dan ibunya hingga umur 18 tahun. Bapaknya merupakan seorang petani
sehingga pola asuh yang diterapkan yaitu otoriter dan disiplin. Namun klien tidak pernah
diberikan kekerasan fisik, hanya saja ancaman-ancaman untuk menjadikan klien disiplin.
Setelah orangtua dan suami meninggal klien tidak di asuh oleh siapapun.

4. Konsep Diri :
a. Gambaran diri atau citra tubuh: Klien mengatakan tubuhnya lengkap dan berfungsi
dengan baik. Klien mengatakan tidak malu dengan tubuhnya, serta tidak ada yang
tidak disukai dari tubuhnya
Masalah Keperawatan : tidak ada
b. Peran : Klien berperan sebagai ibu rumah tangga di dalam rumah tangga. Klien pernah
bekerja di medan jualan sembako, tetapi klien sudah tidak bekerja lagi.
Masalah Keperawatan : tidak ada
c. Ideal Diri : Klien mengatakan ingin pulang dan dapat bekerja sebagai petani. Selain
itu klien juga ingin bertemu dengan teman-teman pengajian dirumah.
Masalah Keperawatan : tidak ada
d. Identitas Diri: Klien mengetahui namanya, tanggal lahir, agama yang dianut. Klien
mengatakannya dengan benar dan mengatakan klien adalah seorang Perempuan.
Masalah Keperawatan : tidak ada
e. Harga Diri: Klien mengatakan dia tidak merasa malu karena dirawat di RSJ.
Masalah Keperawatan : tidak ada
5. Status Mental :
a. Penampilan: Klien tampak bersih dan rapi dengan pakaian yang sesuai, rambut rapi
dengan memakai jilbab, kulit bersih.
b. Pembicaraan: Cara bicara klien keras, intonasi keras dengan nada tinggi. Terdapat
kontak mata saat mengobrol.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
c. Aktifitas motorik: Klien aktif dalam beraktivitas, tidak lemas atau lesu, tidak
melakukan gerakan atau kegiatan yang berulang-ulang. Klien dapat membantu
aktivitas ruangan seperti menyiapkan makan dan membersihkan ruangan setelah
makan.
d. Alam Perasaan: Klien mengatakan merasa kesal karena dibawa ke RSJ.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
e. Afek : tenang dan kooperatif
Klien kadang terlihat ramah namun kadang terlihat tegang dan kaku saat di ajak
berbicara
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
f. Interaksi selama wawancara: klien kooperatif saat diajak bicara, selalu memandang
lawan bicara, nada bicara tinggi, mata tajam.
g. Persepsi: Klien mengatakan terkadang mendengar suara “blagu” selama 3x dalam
sehari saat mengurung sendiri dirumah.
h. Isi Pikir: curiga
Klien mengatakan sering memikirkan perhiasaannya hilang diambil dengan orang
terdekat.
i. Arus Pikir : Klien mengerti dan memahami perbincangan dengan perawat, tidak
ada flight of idea, fokus pada topik pembicaraana.
j. Tingkat kesadaran: kesadaran composmentis
Klien sadar dan kooperatif, pasien mampu menyebutkan bahwa Klien mengetahui
hari ini hari Selasa
k. Memori:
1. Tidak ada gangguan daya ingat jangka panjang: klien menginat tahun berapa ia
lahir.
2. Tidak ada gangguan daya ingat jangka pendek : klien mengatakan ia mengingat
yang antar ke RSJ adalah kakaknya.
3. Tidak ada gagguan daya ingat saat ini: klien mengatakan hari ini hari Selasa
l. Tingkat Konsentrasi dan berhitung: Mampu berkonsentrasi
klien mampu melakukan hitungan sederhana
m. Kemampuan penilaian: Gangguan ringan
- Klien mampu menjelaskan penyebab dia marah
- Klien tidak dapat membedakan bahwa marah yang dilakukan positif atau negatif
n. Daya Tilik Diri: Menyalahkan hal- hal di luar dirinya
Klien menyadari bahwa saat ini sedang sakit karena marah dan mengamuk oleh
keluarganya dengan dipasung tali tambang.

6. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhannya: Klien dapat makan, mandi, toileting dan
berpakaian secara mandiri. Klien tidak melukai teman sekamar atau pun petugas. Bila
pulang pasien akan dijemput keluarga dan pulang ke rumah pasien.
b. Kegiatan hidup sehari – hari: Klien dapat makan, mandi, toileting, dan berpakaian
secara mandiri. Selama di rawat klien tidak mengalami penurunan nafsu makan, makan
selalu habis, berat badan tetap.

7. Data Fokus :

DS:

 Klien mengatakan dirumah klien marah-marah dengan adeknya karena pernah di


pasung (memakai tali tambang) karena klien merasa bahwa adeknya mengincar
warisannya
 Klien mengatakan mempunyai perhiasan 100gr tetapi ada yang mengambilnya dan
hanya klien saja yang tau
 Klien mengatakan mendengar kata “blagu” karena tetangga-tetangga iri, selama sehari
3x dalam situasi mengurung sendiri dirumah.

DO:

 Klien tampak tegang


 Bicara klien intonasi tinngi
 Rahang mengatup
 Tatapan mata tajam
 TD: 140/80 mmHg, Nadi 88 x/mnt, RR 20 x/mnt, Suhu 37,3

9. Analisa Data :

Tanggal/ Data Diagnosa Keperawatan Paraf


Jam
27/09/2023 DS : Resiko Perilaku Kekerasan Tri Ani
Jam 09.00  Klien mengatakan
WIB dirumah klien marah-
marah dengan adeknya
karena pernah di pasung
(memakai tali tambang)
 Klien mengatakan jika
berbicara dengan nada
tinggi
DO :
 Klien tampak tegang
 Bicara klien intonasi
tinngi
 Rahang mengatup
 Tatapan mata tajam

28/09/2023 DS : Gangguan persepsi sensori: Tri Ani


Jam 09.30  Klien mengatakan Halusinasi pendengaran
WIB pernah mendengarkan
suara “blagu” selama
3x sehari saat
mengurung sendiri
dirumah
 Klien mengatakan
mempunyai perhiasan
100gr

DO :

 Klien tampak tegang


 Tatapan mata tajam
 Senyum-senyum

6. Diagnosa Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan (RPK)

7. Rencana Tindakan Keperawatan Untuk Pasien

a. Tujuan

1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan


2. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
4. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
6. Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.

b. Rencana Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien

2. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu

3. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan

a. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik


a. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
b. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
c. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
d. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual

4. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat
marah secara:
a. verbal
b. terhadap orang lain
c. terhadap diri sendiri
d. terhadap lingkungan

5. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya


10. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a. Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
b. Obat
c. Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
d. Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien

11. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:


a. Latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal
b. Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur – bantal
12. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
a. Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
b. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.
13. Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a. Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa
b. Buat jadwal latihan sholat, berdoa
14. Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:
a. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama
pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan
benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
b. Susun jadwal minum obat secara teratur
15. Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
mengontrol Perilaku Kekerasan

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan


marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I

ORIENTASI:

“Assalamualaikum mbah, perkenalkan nama saya perawat Tri Ani, saya


perawat yang dinas di ruangan brotojoyo. Hari ini saya dinas pagi dari
pukul. 07.00-14.00. Saya yang akan merawat mbah selama mbah di rumah
sakit ini. Nama mbah siapa, senangnya dipanggil apa?”

“Bagaimana perasaan Mak Mi saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau
marah?”

“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah


mak mi”

“Berapa lama mak mi mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau


10 menit?

“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, mak mi?


Bagaimana kalau di depan ruangan saja?”

KERJA:

“Apa yang menyebabkan mak mi marah?, Apakah sebelumnya mak mi


pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang
sekarang?. O..iya, jadi ada 2 penyebab marah-marah njih mak mi

“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti mak mi dirumah diganggu
sama adeknya (misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang mak mi
rasakan?” (tunggu respons pasien)

“Apakah mak mi merasakan kesal kemudian dadanya berdebar-debar,


mata melotot, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang mak mi lakukan? O..iya, jadi mak mi mengunci
rumah dari dalam, marah-marah di dalam rumah dan sholat, apakah
dengan cara ini mak mi lega? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang mak
mi lakukan? Betul, mak mi jadi sampai sini. Menurut mak mi adakah cara
lain yang lebih baik? Maukah belajar cara mengontrol kemarahan dengan
baik tanpa menimbulkan kerugian?”

”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan atau emosinya mak mi.
Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik
disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”

”Begini mak mi, kalau tanda-tanda marah tadi sudah dirasakan maka mak
mi tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan perlahan –lahan
melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan lalu ucapkan
Astaghfirullah. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, mak mi sudah bisa
melakukannya. Bagaimana perasaannya?”

“Nah, sebaiknya latihan ini mak mi lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan mak mi setelah berbincang-bincang tentang
kemarahannya?”

”Iya jadi ada 2 penyebab mbah marah ........ (sebutkan) dan yang mak mi
rasakan ........ (sebutkan) dan yang mak mi lakukan ....... (sebutkan) serta
akibatnya ......... (sebutkan)

”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah mak mi
yang lalu, apa yang mak mi lakukan kalau marah yang belum kita bahas
dan jangan lupa latihan napas dalamnya njih mak mi. ‘Sekarang kita buat
jadwal latihannya ya mak mi, berapa kali sehari mau latihan napas
dalam?, jam berapa saja mak mi?”

”Baik, bagaimana kalau 3 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang
lain untuk mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya mak mi,
assalamualaikum”
TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial Klien : Ny. R Diangnosa medis : Resiko Perilaku Kekerasana

Ruang : Brotojoyo

Tgl/ Diagnosis/
Implementasi Evaluasi Paraf
Jam TUK/SP
28 Resiko 1. Membina hubungan saling percaya S : Tri Ani
September perilaku dengan pasien - Klien mengatakan bernama Ny. R dan biasa
2023 kekerasan 2. Mendiskusikan penyebab perilaku dipanggil Ny. R, klien mengatakan mau ditanya-
09.00 SP 1 tanya karena dia bisa curhat mengenai keluhannya
kekerasan
dan diberi asuhan keperawatan
3. Mendiskusikan tanda dan gejala
- Klien mengatakan dirumah merasa jengkel dan
perilaku kekerasan marah karena dipasung dengan tali tambang dan
4. Mendiskusikan perilaku kekerasan adeknya ingin merebut warisannya.
yang dilakukan - Klien mengatakan merasa jengkel, tidak bisa tidur,
5. Mendiskusikan akibat perilaku deg-degan dan ngos-ngosan serta ingin
kekerasan melampiaskan kemarahannya dengan melakukan
6. Mendiskusikan cara mengontrol perilaku kekerasan
perilaku kekerasan - Klien mengatakan saat sedang marah membanting
barang-barang seperti piring, gelas, mengacak-acak
7. Melatih cara mengontrol perilaku
barang
kekerasan dengan cara fisik 1 : - Klien mengatakan setelah marah-marah seperti itu
nafas dalam klien merasa lega
8. Menganjurkan pasien memasukkan - Klien mengatakan akibat dari marah barang rusak,
dalam jadwal kegiatan harian namun klien merasa puas
- Klien mengatakan bahwa untuk mengontrol marah
lebih baik dengan tarik napas dalam dan memukul
bantal/kasur
O:
- Tatapan mata tajam saat berbicara mengenai
keadaan dirumah
- Gelisah, menggerak-gerakan kakinya
- Klien mau menjawab salam
- Klien berjabat tangan sambal menyebutkan nama
dan nama panggilan
- Klien dapat menyampaikan penyebab marahnya
- Klien memperagakan Tarik nafas dalam
- Menulis jadwal harian

A: Resiko Perilaku Kekerasan


- Klien mampu mendiskusikan penyebab, tanda
gejala, akibat dari perilaku kekerasan
- Klien mampu memperagakan Tarik nafas dalam
P:
Perawat:
Validasi SP 1 resiko perilaku kekerasan dengan cara
Tarik nafas dalam dan dilanjutkan SP 2 resiko perilaku
kekerasana dengan cara memukul batal.
Pasien:
Melakukan kegiatan latihan tarik napas dalam
sesuai dengan jadwal kegiatan harian klien
29 Risiko 1. Melatih kembali cara mengontrol S:
September perilaku perilaku kekerasan dengan cara fisik Klien mengatakan mengontrol marah dapat dilakukan
2023 kekerasan 1 : nafas dalam dan beri pujian dengan tarik napas dalam dan memukul bantal. Selain
10.00 SP 2 itu, klien mengatakan setelah dilatih Tarik nafas dalam
2. Melatih cara mengontrol perilaku
klien lega namun jika sudah keterlaluan klien tidak
kekerasan dengan cara fisik II : dapat mengontrol marahnya
pukul bantal/kasur O:
3. Menganjurkan pasien memasukkan - Klien memperagakan tarik nafas dalam
dalam jadwal kegiatan harian - Klien memperagakan memukul bantal
- Tatapan mata tajam saat membahas mengenai rumah
- Klien merasa resah dan gelisah
- Menulis jadwal harian
A:
- Resiko perilaku kekerasan
- Klien mampu menerapkan tarik nafas dalam dan
memukul bantal
P:
Perawat:
- Motivasi klien untuk latihan tarik napas dalam dan
memukul bantal sebagai cara untuk mengontrol
marah
- Ajarkan klien cara mengontrol marah dengan
minum obat teratur serta dengan prinsip 5 benar
obat
Pasien:
Melakukan kegiatan latihan tarik napas dalam dan pukul
bantal sesuai dengan jadwal kegiatan harian klien

Anda mungkin juga menyukai