Anda di halaman 1dari 10

STANDARISASI KEAMANAN

KESELAMATAN & HUKUM


KETENAGAKERJAAN

NAMA KELOMPOK:
NADA FEBRICIA SITUMEANG
LESTI VERONIKA SIRAIT
Pengertian Gardu Induk

Gardu listrik adalah sebuah bagian dari sistem


pembangkit, transmisi dan distribusi listrik. Gardu listrik
mengubah tegangan listrik dari tinggi menjadi rendah, atau
sebaliknya, atau untuk menjalankan beberapa fungsi penting
lainnya.
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem
penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu
kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran
(transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem
tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran
(transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting,
dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari
sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.
Pekerjaan Peningkatan Kapasitas ( Up-Rating )
Gardu Induk

Pada daerah-daerah yang merupakan pusat-pusat beban,


seiring dengan bertambahnya (berkembangnya) penduduk dan
pemukiman, juga adanya pertumbuhan dunia usaha/ dunia
industri, maka akan terjadi penambahan beban listrik. Jika
pertambahan beban sangat besar dan kondisi GI yang ada tidak
memungkinkan ditingkatkan kapasitasnya, maka harus dibangun
GI baru yang mampu memenuhi kebutuhan beban. Jika GI
yang ada masih memiliki area tanah yang memungkinkan untuk
peningkatan kapasitas GI, maka bisa dilakukan peningkatan
kapasitas GI, yang biasa disebut dengan “Up rating”, dengan
cara : Mengganti Transformator Daya dan komponen lainnya, dari
kapasitas yang kecil menjadi kapasitas yang lebih besar. Jika
kemampuan busbarnya tidak mencukupi, harus dilakukan
reconductoring busbar. Menambah Transformator Bay
(pemasangan Transformator Daya) baru, beserta komponen
lainnya. Penambahan TR Bay baru diikuti dengan penambahan
Transmission Line Bay (TL Bay) baru.
Peraturan Umum Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang harus dilaksanakan

Undang-Undang yang mengatur K3 adalah sebagai berikut :


1.Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat
kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
2. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja
yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai
dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan
kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat
pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23
tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya
kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnyahingga diperoleh
produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan
kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja
3.Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.

Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah


juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait
penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah :
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja
Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
- Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
- Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan
Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
- Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat
Hubungan Kerja
Peralatan Pelindung Tubuh

APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi


seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja. APD ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan
oleh pekerja sesuai dengan bahaya dan risiko kerja yang digunakan untuk
menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang di sekelilingnya.
1. Helm Keselamatan : atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala
dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau
meluncur di udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api,
percikan bahan kimia ataupun suhu yang ekstrim.
2. Sabuk keselamatan atau safety belt ini berfungsi untuk membatasi gerak
pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi yang diinginkan. Beberapa
pekerjaan mengharuskan pekerja untuk berada pada posisi yang cukup
berbahaya seperti pada posisi miring, tergantung atau memasuki rongga sempit.
3. Sepatu boot ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda
berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan
kimia berbahaya ataupun permukaan licin. Bedanya dengan safety shoes
umumnya adalah perlindungan yang lebih maksimal karena modelnya yang tinggi
dan melindungi hingga ke betis dan tulang kering.
6.Sepatu pelindung ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda
berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan
kimia berbahaya ataupun permukaan licin.
5. Masker pernafasan ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara
menyaring vemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel debu, aerosol, uap,
asap, ataupun gas.
6. Penutup telinga ini bisa terdiri dari sumbat telinga (ear plug) atau penutup telinga
(earmuff), yang berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan ataupun tekanan.
7. Kacamata pengaman ini digunakan sebagai alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dari paparan partikel yang melayang di udara ataupun di air, percikan
benda kecil, benda panas, ataupun uap panas.
8. Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu
dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores benda tajam
ataupun infeksi dari zat patogen seperti virus dan bakteri.
9. Pelindung wajah atau face shield ini merupakan alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi wajah dari paparan bahan kimia berbahaya, partikel yang melayang di
udara atau air, percikan benda kecil, panas ataupun uap panas, benturan atau
pukulan benda keras atau tajam, serta pancaran cahaya
Masalah Dalam Pelaksanaan K3 Di Gardu Induk

Cara mengatasi perlunya pembinaan atau


koordinasi dan sosialisasi antara pengurus Serikat
Pekerja dengan para pekerja melalui musyawarah
-Penanganan keselamatan kerja tidak optimal
Cara mengatasi adalah apabila terjadi kecelakaan
berarti tindakan pecegahan tidak berhasil,maka
pihak manajemen perusahaan mempunyai
kesempatan untuk mempelajari apa yang salah.
- Kebijakan perusahaan yang tidak tegas.
Cara mengatasi adanya tindakan yang tegas
apabila terjadi ketidakdisiplinan pegawai dalam
bekerja
Contoh SOP di Gardu Induk

Anda mungkin juga menyukai