Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH HEALTH EDUCATION TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI

(SADARI) TERHADAP PENGETAHUAN DAN MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA


REMAJA PUTRI KELAS X DI MAN 1 SLEMAN YOGYAKARTA

Luluk Maisyaroh¹ Sri Handayani²


INTISARI
Latar Belakang: Kanker payudara tidak hanya menyerang pada perempuan yang usianya di atas 40 tahun
namun saat ini banyak penderita kanker payudara pada remaja putri dengan usia 15 tahun. Salah satu cara
efektif untuk mendeteksi lebih dini kanker payudara yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang SADARI menyebabkan kesadaran untuk melakukan SADARI
masih rendah yaitu sekitar 25%-30%.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh health education tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) terhadap pengetahuan dan motivasi melakukan SADARI pada remaja putri kelas X di MAN 1
Sleman Yogyakarta.
Metode: Desain penelitian pre experimental design dengan menggunakan metode one group pretest post-test.
Populasi penelitian ini yaitu siswi kelas X di MAN 1 Sleman Yogyakarta sebanyak 122 siswi. Jumlah sampel
dalam penelitian ini yaitu 50 siswi. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling dengan cara
simple random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan SADARI dan
motivasi melakukan SADARI. Analisa data di olah menggunakan uji spearman rank correlation.
Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji spearman rank correlation didapatkan nilai signifikasi (ρ)
0.000 yang dibandingkan dengan nilai α = 5%, maka ρ < 0.05, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada
pengaruh health education tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap pengetahuan dan motivasi
melakukan SADARI pada remaja putri kelas X di MAN 1 Sleman Yogyakarta.
Kesimpulan: Ada pengaruh health education tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap
pengetahuan dan motivasi melakukan SADARI pada remaja putri kelas X di MAN 1 Sleman Yogyakarta.
Kata Kunci: Remaja Putri, SADARI, Health Education, Pengetahuan, Motivasi
¹ Mahasiswa Program studi Ilmu Keperawatan STIKes Surya Global Yogyakarta
² Dosen Jurusan Keperawatan STIKes Yogyakarta

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ABOUT BREAST SELF-EXAMINATION (BSE)


ON KNOWLEDGE AND MOTIVATION DID BSE FOR TEENAGE GIRLS CLASS X IN
MAN 1 SLEMAN YOGYAKARTA

ABSTRACT
Background: Breast cancer was not only affecting women over the aged of 40 but now there was many breast
cancer sufferers of female adolescents aged 15 years. One effective way to detected breast cancer early was by
breast self-examination (BSE). The lack was of knowledge and information about BSE caused awareness to
conduct BSE was still low at around 25% -30%.
Objective: This study conducted to find out the effect of health education about breast self-examination (BSE) on
the knowledge and motivation of BSE in adolescent girls of class X in MAN 1 Sleman Yogyakarta.
Method: This study used pre experimental design as a method one group pretest post-test. The population of
this research were 122 grade X students in MAN 1 Sleman Yogyakarta. The number of samples of this study was
50 female students. Sampling used probability sampling method by means of simple random sampling.
Instruments that used to collected data were the BSE knowledge questionnaire and motivation to conduct BSE.
Data analysis used the spearman rank correlation test.
Results: Based on the results of statistical tests used the spearman rank. Based on the results of statistical tests
used the spearman rank correlation test obtained a significance value (ρ) 0.000 compared with the value of α =
5%, then ρ <0.05, so Ha accepted and Ho rejected, meaning that there was a effect of health education about
breast self-examination ( BSE) on the knowledge and motivation of did BSE in class X girls in MAN 1 Sleman
Yogyakarta.
Conclusion: This study concludes that there is the effect of health education about breast self-examination
(BSE) on the knowledge and motivation to conduct BSE in adolescent girls of class X in MAN 1 Sleman
Yogyakarta.

Keywords: Female Adolescents, BSE, Health Education, Knowledge, Motivation

¹ Nursing Student at Surya Global Institute of Health Science (IHS) Yogyakarta


² Lecture at Nursing Departement, at Yogyakarta Institusi of Health Science (IHS)
PENDAHULUAN meninggal karena kanker payudara. Saat
Usia remaja merupakan periode ini banyak penderita kanker payudara
transisi perkembangan dari masa anak ke berusia muda, bahkan tidak sedikit yang
masa dewasa, usia antara 10-24 tahun. berusia 14 tahun. Hal ini didukung
Pada tahap ini sering kali remaja tidak berdasarkan laporan WHO pada tahun
menyadari bahwa suatu tahap 2005 jumlah wanita khususnya remaja
perkembangan sudah dimulai, namun penderita kanker payudara mencapai
yang pasti setiap remaja akan mengalami 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya
suatu perubahan baik fisik maupun tinggal di Negara berkembang. Menurut
psikologis (Kusmiran, 2013). Perubahan data Dinkes Provinsi DIY tahun 2014
fisik yang dipengaruhi oleh hormon dalam Damayanti (2017) menujukkan
estrogen dan progesteron. Salah satu penderita kanker payudara yang
akibat dari aktivitas hormon estrogen pada ditemukan pada remaja usia 15 hingga 24
masa reproduksi remaja putri adalah tahun sejumlah 1240 orang (66,3%).
dapat menimbulkan terjadinya Rata-rata cakupan deteksi dini kanker
fibroadenoma mammae atau tumor jinak serviks dan kanker payudara di Provinsi
payudara. Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar
Tumor jinak ini sering ditemukan pada 17,71%, sedangkan di kabupaten Sleman
usia reproduksi, disebabkan oleh tergolong masih rendah yaitu 9,47%
beberapa kemungkinan yaitu akibat (Dinkes DIY, 2017).
sensitivitas jaringan setempat yang Prevalensi kanker payudara tertinggi
berlebihan terhadap esterogen. Penyakit di DIY berada pada kabupaten Sleman
ini terjadi secara asimptomatik pada 25% sebesar 6,0‰ (Riskesdas, 2013).
wanita dan sering terjadi pada usia awal Sedangkan di kabupaten Sleman
reproduktif dan puncaknya adalah antara prevalensi tertinggi kanker payudara
usia 15 sampai 35 tahun (Kumaralita, berada di wilayah kerja Puskesmas
2015). Dimana tumor yang terjadi bisa Godean I dan II sebanyak 95 kasus
menjadi kanker, bila tidak terdeteksi lebih (Dinkes Sleman, 2018). Menurut data
awal. Meskipun tidak semuanya ganas, diatas prevalensi kanker payudara
tetapi ini menunjukkan bahwa saat ini tertinggi berada di kabupaten Sleman
sudah ada tren gejala kanker payudara namun masih rendah dalam capaian
yang semakin tinggi di usia remaja (YKPI, deteksi dini kanker payudara. Sehingga
2018). Menurut Sutjipto (2008) dalam terjadi kesenjangan antara jumlah
Wisyaningsih (2015) menyatakan bahwa penderita dan cakupan deteksi dini kanker
di negara berkembang setiap tahunnya payudara. Seharusnya tingginya jumlah
lebih dari 580.000 kasus kanker payudara penderita kanker payudara idealnya
ditemukan, kurang lebih 372.000 pasien diimbangi dengan tingginya jumlah
provider (pelaksana program SADARI dan Studi pendahuluan dilaksanakan di
skrining di puskesmas) (Kemenkes RI, MAN 1 Sleman melalui metode
2015). Sehingga perlu ditingkatkan wawancara tentang SADARI terhadap 11
pendidikan kesehatan terkait deteksi dini siswi. Data yang diperoleh yaitu 2 siswi
kanker payudara di kabupaten Sleman. dapat menjawab dengan benar
Upaya remaja putri dalam pengertian dan tujuan SADARI, namun
pencegahan kanker payudara secara dini tidak dapat menjawab dengan benar
dipengaruhi oleh pengetahuan remaja waktu yang tepat dan cara melakukan
putri mengenai SADARI serta motivasi SADARI. Sedangkan 9 siswi tidak dapat
remaja tersebut dalam melakukan menjawab dengan benar pengertian dan
SADARI. Pengetahuan seseorang tentang tujuan SADARI, serta tidak mengetahui
suatu obyek mengandung dua aspek yaitu cara melakukan SADARI dan waktu yang
aspek positif dan negatif. Kedua aspek tepat melakukan SADARI. Sebanyak 11
inilah yang akhirnya akan menumbuhkan siswi mengatakan tidak pernah melakukan
dorongan atau motivasi dan sikap SADARI dan tidak mengetahui pentingnya
seseorang terhadap obyek tertentu, melakukan SADARI karena minimnya
dengan mempelajari motivasi maka dapat pengetahuan tentang SADARI.
diprediksi perilaku seseorang. Jika Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
seseorang sudah memiliki motivasi yang pengetahuan dan motivasi tentang
kuat untuk melakukan perilaku kesehatan SADARI pada siswi kelas X MAN 1
maka perilakunya menjadi konsisten dan Sleman masih rendah, sehingga perlu
dapat diramalkan (Hasibun et al. 2014). dilakukan health education tentang
Kurangnya motivasi dalam melakukan SADARI. Health education merupakan
tindakan SADARI menyebabkan salah satu metode untuk meningkatkan
munculnya sifat malas, enggan dan pengetahuan tentang SADARI yang dapat
tidak berkehendak untuk melakukan mempengaruhi motivasi remaja putri
pemeriksaan payudara sebagai bentuk untuk melakukan pemeriksaan payudara
deteksi dini kanker payudara seperti sendiri. Menurut peneliti remaja putri kelas
malas untuk memeriksa payudara. Hasil X di MAN 1 Sleman Yogyakarta perlu
penelitian menunjukkan bahwa motivasi mendapatkan pendidikan kesehatan
remaja dalam melakukan tindakan secara langsung, sehingga akan
SADARI sebagai upaya deteksi dini meningkatkan pengetahuan tentang
kanker payudara di SMPN 2 Tembelang SADARI dan mempengaruhi motivasi
Jombang sebagian besar memiliki mereka untuk melakukan pemeriksaan
motivasi lemah yaitu sebanyak 112 payudara sendiri (SADARI). MAN 1
responden (64.7%) (Rosanti, 2014). Sleman di pilih peneliti karena hasil data
yang diperoleh berdasarkan wawancara
yang telah dilakukan pada beberapa guru TEKNIK PENGUMPULAN DATA
dan siswi kelas X di MAN 1 Sleman, Teknik pengumpulan data
diketahui bahwa siswi belum pernah menggunakan kuesioner pengetahuan
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang SADARI dan motivasi melakukan
tentang SADARI. Sehingga hal ini menjadi SADARI.
dasar bagi peneliti untuk melakukan TEKNIK ANALISA DATA
penelitian dengan judul “Pengaruh Health Teknik analisis bivariate yang
Education tentang Pemeriksaan Payudara digunakan adalah uji spearman rank
Sendiri (SADARI) terhadap Pengetahuan correlation.
dan Motivasi Melakukan SADARI pada HASIL PENELITIAN
Remaja Putri Kelas X di MAN 1 Sleman 1. Karakteristik Responden
Yogyakarta”. Sampel dalam penelitian ini yaitu 50
TUJUAN PENELITIAN siswi kelas X MAN 1 Sleman
Mengetahui pengaruh health Yogyakarta menggunakan teknik
education tentang pemeriksaan payudara pengambilan sample simple random
sendiri (SADARI) terhadap pengetahuan sampling. Karakteristik responden
dan motivasi melakukan SADARI pada dalam analisis ini yaitu umur.
remaja putri kelas X di MAN 1 Sleman Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik
Responden Siswi Kelas X di MAN 1
Yogyakarta
Sleman Yogyakarta
METODE PENELITIAN Karakteristik Kel. F %
Umur 15 th 20 40
Penelitian ini merupakan penelitian
16 th 28 56
kuantitatif dengan menggunakan desain 17 th 2 4
Jumlah 50 100
penelitian pre experimental design dengan
Sumber: Data primer diolah 2019
menggunakan metode one group pretest Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan
post-test. bahwa frekuensi responden
POPULASI DAN SAMPEL berdasarkan umur mayoritas berumur
Populasi dalam penelitian ini adalah 16 tahun dengan jumlah 28 siswi
seluruh remaja putri kelas X di MAN 1 (56%), 15 tahun dengan jumlah 20
Sleman berjumlah 122 siswi. jumlah siswi (40%) dan 17 tahun dengan
sampel dalam penelitian ini sebesar 50 jumlah 2 siswi (4%).
responden. Teknik pengambilan sampel 2. Pengetahuan Siswi tentang
menggunakan metode probability Pemeriksaan Payudara Sendiri
sampling dengan cara simple random (SADARI) Sebelum Diberikanan Health
sampling. Education di MAN 1 Sleman
Yogyakarta
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Variabel
Pengetahuan tentang Pemeriksaan Yogyakarta sebelum diberikan health
Payudara Sendiri (SADARI) Sebelum education mayoritas berada pada
Diberikan Health Education di MAN 1 kategori pengetahuan cukup dengan
Sleman Yogyakarta
frekuensi 26 siswi (52%), pengetahuan
Pengetahuan F %
Baik 6 12 kurang sebanyak 18 siswi (36%) dan
Cukup 26 52 pengetahuan baik sebanyak 6 siswi
Kurang 18 36 (12%).
Total 50 100
Sumber: Data primer diolah 2019 3. Pengetahuan Siswi tentang
Tabel 4.3 Distribusi Presentase Pemeriksaan Payudara Sendiri
Jawaban Pretest Variabel (SADARI) Setelah Diberikanan Health
Pengetahuan pada Siswa Kelas X di
MAN 1 Sleman Education di MAN 1 Sleman
Kategori Baik Yogyakarta
Pertanyaan B (%) S (%)
Pengertian 100 0 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi
Tujuan 100 0 Responden Berdasarkan Variabel
Syarat 100 0 Pengetahuan tentang Pemeriksaan
Waktu 100 47,22 Payudara Sendiri (SADARI) Setelah
Cara 73,33 51,66 Diberikan Health Education di MAN 1
Tanda dan Gejala 75 27,77 Sleman Yogyakarta
Penanganan 100 77,77 Pengetahuan F %
Sumber: Data primer diolah 2019 Baik 50 100
Tabel 4.4 Distribusi Presentase Cukup 0 0
Jawaban Pretest Variabel Kurang 0 0
Pengetahuan pada Siswa Kelas X di Total 50 100
MAN 1 Sleman Sumber: Data primer diolah 2019
Kategori Cukup Tabel 4.7 Distribusi Presentase
Pertanyaan B (%) S (%) Jawaban Posttest Variabel
Pengertian 53,84 46,15 Pengetahuan pada Siswa Kelas X di
Tujuan 100 0 MAN 1 Sleman
Syarat 84,61 15,38 Baik
Kategori Pertanyaan
Waktu 72 25 B (%) S (%)
Cara 68,07 31,92 Pengertian 82 18
Tanda dan Gejala 41,34 58,65 Tujuan 100 0
Penanganan 71,15 28,84 Syarat 95,33 4,66
Sumber: Data primer diolah 2019 Waktu 63,33 3,33
Tabel 4.5 Distribusi Presentase Cara 92,6 7,4
Jawaban Pretest Variabel Tanda dan Gejala 78 22
Penanganan 98 2
Pengetahuan pada Siswa Kelas X di
MAN 1 Sleman Sumber: Data primer diolah 2019
Kategori Kurang Berdasarkan tabel 4.6 diketahui
Pertanyaan B (%) S (%) bahwa kategori pengetahuan siswi
Pengertian 11,11 88,88 tentang SADARI di MAN 1 Sleman
Tujuan 97,22 2,77 Yogyakarta setelah diberikan health
Syarat 61,11 38,88
Waktu 47,22 52,77 education mayoritas pengetahuan siswi
Cara 51,66 48,33 adalah baik yaitu sebanyak 50 siswi
Tanda dan Gejala 27,77 72,22 (100%), pengetahuan cukup sebanyak
Penanganan 77,77 22,22
0 siswi (0%) dan pengetahuan kurang
Sumber: Data primer diolah 2019
sebanyak 0 siswi (0%).
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui
bahwa kategori pengetahuan siswi
tentang SADARI di MAN 1 Sleman
4. Motivasi Siswi dalam Melakukan Motivasi Ekstrinsik 0,71 57,85 28,57 12,85
(Favorable)
Pemeriksaan Payudara Sendiri Motivasi Ekstrinsik 43,57 30,71 25,71 0
(SADARI) Sebelum Diberikanan Health (Unfavorable)
Sumber: Data primer diolah 2019
Education di MAN 1 Sleman Berdasarkan tabel 4.8 diketahui
Yogyakarta bahwa kategori motivasi siswi dalam
melakukan SADARI di MAN 1 Sleman
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Variabel Yogyakarta sebelum diberikan health
Motivasi dalam Melakukan education mayoritas berada pada
Pemeriksaan Payudara Sendiri kategori motivasi kurang dengan
(SADARI) Sebelum Diberikan Health frekuensi 28 siswi (56%), motivasi
Education di MAN 1 Sleman cukup dengan frekuensi 18 siswi (36%)
Yogyakarta dan motivasi baik dengan frekuensi 4
Motivasi F %
Baik 4 8 siswi (8%).
Cukup 18 36 5. Motivasi Siswi dalam Melakukan
Kurang 28 56
Total 50 100 Pemeriksaan Payudara Sendiri
Sumber: Data primer diolah 2019 (SADARI) Setelah Diberikanan Health
Tabel 4.9 Distribusi Presentase
Education di MAN 1 Sleman
Jawaban Pretest Variabel Motivasi
Melakukan SADARI pada Siswa Yogyakarta
Kelas X di MAN 1 Sleman
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi
Kategori Pertanyaan Baik (%)
Responden Berdasarkan Variabel
SS S TS STS
Motivasi Instrinsik 32,14 67,85 0 0
Motivasi dalam Melakukan
(Favorable) Pemeriksaan Payudara Sendiri
Motivasi Ekstrinsik 25 70 5 0 (SADARI) Setelah Diberikan Health
(Favorable) Education di MAN 1 Sleman
Motivasi Ekstrinsik 0 0 80 20 Yogyakarta
(Unfavorable) Motivasi F %
Sumber: Data primer diolah 2019 Baik 43 86
Tabel 4.10 Distribusi Presentase Cukup 7 14
Jawaban Pretest Variabel Motivasi Kurang 0 0
Melakukan SADARI pada Siswa Total 50 100
Kelas X di MAN 1 Sleman Sumber: Data primer diolah 2019
Kategori Pertanyaan Cukup (%) Tabel 4.13 Distribusi Presentase
S TS STS SS Jawaban Posttest Variabel Motivasi
Motivasi Instrinsik 87,3 9,52 1,58 0 Melakukan SADARI pada Siswa
(Favorable)
Kelas X di MAN 1 Sleman
Motivasi Ekstrinsik 87,77 5,55 4,44 0,71
(Favorable) Baik (%)
Kategori Pertanyaan
Motivasi Ekstrinsik
SS S TS STS
12,22 78,88 0 43,57
(Unfavorable) Motivasi Instrinsik 0
58,13 41,19 0,66
Sumber: Data primer diolah 2019 (Favorable)
Motivasi Ekstrinsik 0
Tabel 4.11 Distribusi Presentase 73,02 26,97 0
(Favorable)
Jawaban Pretest Variabel Motivasi Motivasi Ekstrinsik 52,55
Melakukan SADARI pada Siswa 0 0,46 46,97
(Unfavorable)
Kelas X di MAN 1 Sleman Sumber: Data primer diolah 2019
Kategori Pertanyaan Kurang (%)
SS S TS STS Tabel 4.14 Distribusi Presentase
Motivasi Instrinsik 0 37,24 37,24 25,51 Jawaban Posttest Variabel Motivasi
(Favorable)
Melakukan SADARI pada Siswa 7. Pengaruh Health Education terhadap
Kelas X di MAN 1 Sleman
Motivasi dalam Melakukan
Cukup (%) Pemeriksaan Payudara Sendiri
Kategori Pertanyaan
SS S TS STS (SADARI) di MAN 1 Sleman
Motivasi Instrinsik 0 97,95 2,04 0
(Favorable) Yogyakarta
Motivasi Ekstrinsik 0 97,14 2,85 0 Tabel 4.16 Hasil Analisis Pengaruh
(Favorable) Motivasi dalam Melakukan
Motivasi Ekstrinsik 0 5,71 94,28 0 Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Unfavorable) (SADARI) Sebelum dan Setelah
Sumber: Data primer diolah 2019 Pemberian Health Education pada
Berdasarkan tabel 4.12 dapat Siswi Putri Kelas X di MAN 1 Sleman
diketahui bahwa kategori motivasi siswi Yogyakarta
dalam melakukan SADARI di MAN 1 Uji Nilai Koefisien Nilai
Korelasi Korelasi Signifikasi (ρ)
Sleman Yogyakarta setelah diberikan
Spearmen
health education mayoritas berada 0.554** 0.000
Rho
pada kategori motivasi baik sebanyak Sumber: Data primer diolah 2019
43 siswi (86%), motivasi cukup
Berdasarkan tabel 4.16 didapatkan
sebanyak 7 siswi (14%) dan motivasi
hasil uji statistik Spearmen Rho yaitu
kurang sebanyak 0 siswi (0%).
nilai koefisien korelasi sebesar 0.554**
6. Pengaruh Health Education terhadap dengan nilai signifikasi (ρ) 0.000 yang
Pengetahuan tentang Pemeriksaan dibandingkan dengan nilai α = 5%,
maka ρ < 0.05 sehingga Ho ditolak,
Payudara Sendiri (SADARI) di MAN 1
artinya ada pengaruh health education
Sleman Yogyakarta tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) terhadap motivasi dalam
Tabel 4.15 Hasil Analisis Pengaruh
Pengetahuan Pemeriksaan Payudara melakukan SADARI pada remaja putri
Sendiri (SADARI) Sebelum dan kelas X di MAN 1 Sleman Yogyakarta.
Setelah Pemberian Health Education 8. Perbedaan Pengaruh Health Education
pada Siswi Putri Kelas X di MAN 1
terhadap Variabel Pengetahuan dan
Sleman Yogyakarta
Uji Nilai Koefisien Nilai Motivasi Melakukan SADARI pada
Korelasi Korelasi Signifikasi (ρ) Remaja Putri Kelas X di MAN 1 Sleman
Spearmen
0.514** 0.000 Yogyakarta
Rho
Sumber: Data primer diolah 2019 Berdasarkan tabel 4.4 menyatakan
Berdasarkan tabel 4.15 didapatkan bahwa tingkat pengetahuan siswi
hasil uji statistik Spearmen Rho yaitu setelah diberikan health education
nilai koefisien korelasi sebesar 0.514** tentang SADARI meningkat signifikan
dengan nilai signifikasi (ρ) 0.000 yang sebanyak 50 siswi (100%) dalam
dibandingkan dengan nilai α = 5%, kategori pengetahuan baik. Hasil uji
maka ρ < 0.05, sehingga Ho ditolak, statistik spearmen rho menunjukkan
artinya ada pengaruh health education bahwa nilai signifikasi variabel
tentang pemeriksaan payudara sendiri pengetahuan yaitu (ρ) 0.000 dan rata-
(SADARI) terhadap pengetahuan rata nilai pengetahuan responden
tentang SADARI pada remaja putri setelah diberikan health education
kelas X di MAN 1 Sleman Yogyakarta. sebesar 3,00. Sedangkan berdasarkan
tabel 4.8 menyatakan bahwa motivasi
siswi dalam melakukan SADARI Berdasarkan tabel 4.1 mayoritas
setelah diberikan health education juga responden berusia 16 tahun
meningkat secara signifikan sejumlah dikategorikan sebagai masa remaja
43 siswi (86%) dalam kategori motivasi menengah dan dapat diuraikan bahwa
baik, namun masih terdapat 7 siswi semakin bertambahnya usia
(14%) yang memiliki motivasi dalam seseorang, maka bertambah pula ilmu
kategori cukup. Hasil uji statistik pengetahuan yang dimilikinya.
spearmen rho yaitu nilai signifikasi Pengetahuan yang dimiliki seseorang
variabel motivasi yaitu (ρ) 0.000 dan dapat diperoleh dari pengalaman diri
rata-rata nilai motivasi responden sendiri atau orang lain. Misalnya
setelah diberikan health education terdapat siswi yang pernah
sebesar 2,86. Hal tersebut dapat mendapatkan informasi tentang
disimpulkan bahwa health education SADARI dari internet, namun terdapat
tentang SADARI dapat meningkatkan juga siswi yang belum pernah
pengetahuan siswi tentang SADARI mendapat informasi tentang SADARI
dibuktikan dengan nilai rata-rata yang dari internet. Selain itu, ada siswi yang
lebih tinggi dibandingkan pada variabel pernah menjumpai adanya keluarga
motivasi siswi dalam melakukan atau tetangga yang memiliki riwayat
SADARI. tumor/kanker payudara, namun ada
juga yang belum pernah menjumpai.
PEMBAHASAN Sebagian besar siswi mengatakan
1. Pengetahuan Siswi tentang bahwa mereka belum pernah
Pemeriksaan Payudara Sendiri melakukan SADARI. Berdasarkan hasil
(SADARI) Sebelum Diberikanan Health kuesioner pada kategori cukup, tingkat
Education di MAN 1 Sleman ketepatan siswi dalam menjawab
Yogyakarta kuesioner yang paling rendah yaitu
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui pada pertanyaan tanda dan gejala dari
bahwa kategori pengetahuan siswi tumor/kanker payudara yaitu 41,34%,
tentang SADARI sebelum diberikan pengertian dari SADARI sebesar
health education mayoritas berada 53,84%, cara melakukan SADARI
pada kategori pengetahuan cukup sebesar 68,07% dan penanganan pada
sebanyak 26 siswi (52%). Hasil saat ditemukan tumor payudara
penelitian ini sejalan dengan hasil sebesar 71,15%. Hal ini membuktikan
penelitian dari Lubis (2017) bahwa pengalaman siswi tentang
menyatakan bahwa sebagian besar SADARI masih belum baik. Sehingga
pengetahuan siswi kelas XI MA Al- hal tersebut menyebabkan
fatah Natar adalah cukup yaitu pengetahuan siswi tentang SADARI
sebanyak 36 responden (51,4%). dalam kategori cukup. Sesuai dengan
Pengetahuan siswi tentang SADARI teori dari Notoatmodjo (2010) dalam
dalam kategori cukup dipengaruhi oleh Durisah (2016) mengatakan bahwa
usia yang dikaitkan dengan pengalaman memiliki peran penting
pengalaman siswa. Menurut penelitian dalam mendidik seseorang untuk
dari Hanifah 2017 bahwa terdapat berfikir dan bertindak sesuai dengan
hubungan yang signifikan antara usia apa yang pernah terjadi sebelumnya.
dengan pengetahuan remaja putri Bilamana seseorang memiliki
tentang SADARI di Cengklik RW 19 pengalaman yang rendah maka
Nusukan Banjarsari Surakarta. pengetahuan yang dimiliki juga akan
rendah.
Pengetahuan Siswi tentang yaitu tingkat pengetahuan siswi SMA
Pemeriksaan Payudara Sendiri Negeri Pontianak 2 sebelum diberikan
(SADARI) Setelah Diberikanan Health penyuluhan SADARI sebagian besar
Education di MAN 1 Sleman dalam kategori cukup, namun setelah
Yogyakarta diberikan penyuluhan SADARI
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui meningkat menjadi pengetahuan dalam
bahwa kategori pengetahuan siswi kategori baik.
tentang SADARI di MAN 1 Sleman 2. Motivasi Siswi dalam Melakukan
Yogyakarta setelah diberikan health Pemeriksaan Payudara Sendiri
education seluruh pengetahuan siswi (SADARI) Sebelum Diberikanan Health
meningkat dalam kategori baik yaitu Education di MAN 1 Sleman
sebanyak 50 siswi (100%). Dari hasil Yogyakarta
penelitian ini menunjukkan adanya Berdasarkan tabel 4.6 diketahui
peningkatan pengetahuan tentang bahwa kategori motivasi siswi tentang
SADARI secara signifikan, dimana data SADARI sebelum diberikan health
sebelum diberikan health education education mayoritas berada pada
responden mayoritas memiliki kategori pengetahuan kurang sebanyak
pengetahuan cukup sebanyak 26 siswi 28 siswi (56%). Sejalan dengan hasil
(52%). Senada dengan teori dari penelitian dari Rosanti (2014)
Murwani (2015) menyatakan bahwa menyatakan bahwa motivasi remaja
pendidikan kesehatan dapat dalam melakukan tindakan SADARI
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan sebagai upaya deteksi dini kanker
praktik masyarakat dalam memelihara payudara di SMPN 2 Tembelang
dan meningkatkan kesehatan mereka Jombang sebagian besar memiliki
sendiri. motivasi rendah yaitu sebanyak 112
Berdasarkan hasil dari kuesioner, responden (64.7%). Motivasi dalam
jumlah jawaban yang tepat sebelum kategori kurang disebabkan oleh faktor
dan sesudah diberikan health umur. Berdasarkan tabel 4.1
education terjadi peningkatan. Dilihat responden dalam penelitian ini
perbandingan hasil jawaban dari siswi mayoritas berusia responden 16 tahun
sebelum dan sesudah diberikan health (56%) termasuk dalam kategori remaja
education, rata-rata siswi dalam menengah yang terjadi pada usia 15-
menjawab dengan tepat pada 17 tahun (Kusmiran, 2013). Masa
pertanyaan tanda dan gejala remaja merupakan masa peralihan dari
tumor/kanker payudara dari 41,34% masa anak-anak ke masa dewasa,
meningkat menjadi 78%, pengertian yang meliputi semua perkembangan
SADARI dari 53,84% menjadi 82%, yang dialami sebagai persiapan
cara melakukan SADARI dari 68,07% memasuki masa dewasa. Pada usia ini,
menjadi 92,6% dan penangan terkait remaja belum begitu dewasa sehingga
dengan tumor/kanker payudara dari motivasi untuk melakukan SADARI
71,15% meningkat menjadi 98%. Hal masih rendah. Menurut teori dari
ini menunjukkan bahwa pemberian Notoatmodjo (2003) yang mengatakan
informasi kesehatan secara langsung umur merupakan faktor yang
melalui health education dapat mempengaruhi persepsi seseorang
meningkatkan pengetahuan siswi terhadap penyakit, baik gejala dan
tentang SADARI. Hasil penelitian ini keseriusannya (Sari, 2014) .
didukung oleh penelitian yang Sedangkan menurut Rosanti (2014)
dilakukan oleh Permatasari (2013) pada usia remaja keinginan untuk
memberontak dan lepas dari aturan merupakan hal yang penting dan
sangat kuat termasuk dalam SADARI dapat memantau kesehatan
melaksanakan SADARI, meskipun payudara setiap bulan, serta masih
SADARI sangat penting. Sesuai adanya mahasiswi yang tidak
dengan teori dari Kusmiran (2013) mengetahui manfaat dari pelaksanaan
bahwa usia remaja mulai terjadi SADARI.
perubahan bentuk tubuh yang berbeda Faktor fisik merupakan faktor
dengan anak-anak, namun belum instrinsik yang dapat mempengaruhi
sepenuhnya menampilkan bentuk motivasi siswa. Faktor fisik merupakan
tubuh orang dewasa. Hal ini motivasi yang ada dalam diri individu
menyebabkan remaja belum yang mendorong untuk bertindak
mengetahui cara menjaga kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
sesuai dengan perubahan tubunya fisik seperti kebutuhan jasmani atau
tersebut, didukung pula dengan sikap kondisi kesehatan (Lestari, 2015).
masyarakat yang minim dalam Motivasi siswa yang rendah dalam
memberikan informasi kesehatan melakukan SADARI, disebabkan
tentang SADARI. karena siswa merasa kondisi fisiknya
Berdasarkan hasil dari kuesioner, masih baik-baik saja, sehingga siswi
pada pertanyaan motivasi instrinsik merasa belum membutuhan untuk
tidak ada siswa yang menjawab sangat melakukan SADARI. Hal ini ditandai
setuju (SS) dan hanya 37,24% siswa dengan masih banyaknya siswi
yang menjawab setuju (S). Sedangkan menjawab tidak setuju bahwa usianya
siswa yang menjawab tidak setuju (ST) rentan terkena tumor atau kanker
sebanyak 37,24% dan siswa yang payudara. Selain itu, kebutuhan siswi
menjawab sangat tidak setuju untuk melakukan SADARI yang masih
sebanyak 25,51%. Hal tersebut rendah dapat diketahui dari masih
menunjukkan bahwa motivasi instrinsik banyaknya siswi yang belum teratur
siswi masih rendah dalam melakukan SADARI bahkan ada siswi
melaksanakan SADARI, disebabkan yang belum pernah melakukan
oleh rendahnya kekuatan yang muncul SADARI. Menurut Siagian dalam Sari
dari dalam diri siswi yang menjadi et. al (2016) kebutuhan merupakan
pendorong dalam melakukan SADARI. keadaan internal seseorang yang
Berdasarkan hasil penelitian dari Sari menyebabkan hasil usaha tertentu
et. al (2016) didapatkan bahwa menjadi menarik.
rendahnya motivasi intrinsik seseorang Faktor berikutnya yang dapat
dalam pelaksanaan pemeriksaan mempengaruhi motivasi yaitu faktor
payudara sendiri (SADARI) sebagai ekstrinsik. Berdasarkan hasil dari
upaya deteksi dini kanker payudara kuesioner, siswi yang menjawab
disebabkan oleh tidak teraturnya pertanyaan motivasi ekstrinsik
pelaksanaan SADARI, malas untuk (favorable) pada kategori sangat setuju
melaksanakan SADARI, tidak berusaha (SS) 0,7%, setuju (S) sebanyak
meluangkan waktu untuk 57,85%, tidak setuju (TS) sebanyak
melaksanakan SADARI, sibuk, tidak 28,57% dan sangat tidak setuju (STS)
terbiasa melaksanakan SADARI, waktu sebanyak 12,8%. Sedangkan pada
untuk melaksanakan SADARI yang pertanyaan motivasi ekstrinsik
lama, takut menemukan benjolan saat (unfavorable) pada kategori sangat
melaksanakan SADARI, rendahnya setuju (SS) 43,57%, setuju (S)
harapan bahwa kesehatan payudara sebanyak 30,71%, tidak setuju (TS)
sebanyak 25,71% dan tidak ada siswi dalam melakukan SADARI di MAN 1
yang menjawab sangat tidak setuju Sleman Yogyakarta setelah diberikan
(STS). Masih banyak siswi yang belum health education mayoritas berada
menyadari akan pentingnya SADARI. pada kategori motivasi baik sebanyak
dilihat dari jawaban siswi yang kurang 43 siswi (86%). Hal ini menunjukkan
tepat dalam menjawab pertanyaan bahwa setelah dilakukan health
bahwa SADARI tetap harus dilakukan education tentang SADARI, sebagian
meskipun tidak ada riwayat keluarga besar responden mempunyai motivasi
yang memiliki tumor/kanker payudara. yang baik untuk melakukan SADARI
Selain itu, masih banyak siswi merasa meskipun masih didapatkan responden
bahwa mereka tidak melakukan yang memiliki motivasi sedang, namun
SADARI karena di sekolah tidak tidak didapatkan responden yang
terdapat pelajaran tentang SADARI memiliki motivasi kurang dalam
dan tidak ada penghargaan dari melakukan SADARI.
sekolah serta kurangnya dukungan dari Mayoritas motivasi responden dalam
teman sebaya dalam melakukan kategori baik dapat dilihat dari
SADARI. Hasil tersebut menunjukkan presentase jawaban pada pertanyaan
bahwa motivasi ekstrinsik siswi masih motivasi ekstrinsik (favorable) yaitu
rendah. Motivasi siswi yang kurang sangat setuju (SS) 73,02%, setuju (S)
dalam melaksanakan SADARI sebanyak 26,97%, sedangkan siswi
disebabkan karena siswi belum tidak terdapat yang memilih jawaban
memahami terkait dengan SADARI. tidak setuju (TS) dan sangat tidak
Kurangnya informasi terkait dengan setuju (STS). Pertanyaan motivasi
SADARI dapat menyebabkan siswa ekstrinsik (unfavorable) pada jawaban
merasa malas untuk melakukan sangat setuju (SS) tidak ada siswi yang
SADARI. Menurut Lestari (2015) media memilih jawaban tersebut, sedangkan
berkaitan dengan adanya informasi pada pilihan setuju (S) sebanyak
yang di dapat dari perantara sehingga 0,46%, tidak setuju (TS) sebanyak
mendorong atau mengunggah hati 46,97% dan sangat tidak setuju (STS)
seseorang untuk melakukan SADARI. sebesar 52,55%. Dari uraian tersebut
Senada dengan Sumiarsih (2014) menunjukkan bahwa motivasi siswi
menyatakan bahwa motivasi baik dari intrinsik maupun ekstrinsik
responden tentang SADARI dalam terjadi peningkatan, karena pemberian
mencegah kanker payudara informasi secara langsung melalui
merupakan faktor yang menyebabkan health education. Hasil jawaban
responden tidak SADARI. Oleh karena kuesioner menunjukkan bahwa siswi
itu, seseorang dengan informasi yang sudah menyadari bahwa di usianya
terbatas akan sulit berespon dan akan memang memiliki resiko menderita
memicu kurangnya motivasi karena tumor/kanker payudara dan siswi
menganggap tidak penting melakukan menyadari harus tetap melakukan
SADARI. SADARI meskipun keluarga tidak ada
3. Motivasi Siswi dalam Melakukan yang memiliki riwayat tumor/kanker
Pemeriksaan Payudara Sendiri payudara. Selain itu, motivasi ekstrinsik
(SADARI) Setelah Diberikanan Health siswi juga meningkat. Berdasarkan
Education di MAN 1 Sleman hasil dari jawaban kuesioner siswi
Yogyakarta menyadari akan pentingnya melakukan
Berdasarkan tabel 4.8 dapat SADARI meskipun disekolah tidak
diketahui bahwa kategori motivasi siswi terdapat mata pelajaran tentang
SADARI dan pihak sekolah tidak Yogyakarta didapatkan hasil uji statistik
memberikan penghargaan jika spearmen rho yaitu nilai koefisien
melakukan SADARI. Siswi akan tetap korelasi sebesar 0.554** dengan nilai
melakukan SADARI meskipun signifikasi (ρ) 0.000 yang dibandingkan
temannya tidak melakukan SADARI, dengan nilai α = 5%, maka ρ < 0.05
karena siswi sudah memahami sehingga Ha diterima dan Ho ditolak,
pentingnya melakukan SADARI artinya ada pengaruh health education
4. Pengaruh Health Education tentang tentang pemeriksaan payudara sendiri
Pemeriksaan Payudara sendiri (SADARI) terhadap motivasi dalam
(SADARI) terhadap Pengetahuan dan melakukan SADARI pada remaja putri
Motivasi Melakukan SADARI pada kelas X di MAN 1 Sleman Yogyakarta.
Remaja Putri Kelas X di MAN 1 Sleman Koefisien korelasi pada vaiabel
Yogyakarta motivasi sebesar 0.554** yang artinya
Berdasarkan tabel 4.15 hasil analisis bahwa korelasi antara variabel health
pengaruh sebelum dan sesudah education terhadap variabel motivasi
diberikan health education tentang sangat kuat. Tanda dua bintang (**)
SADARI terhadap pengetahuan memiliki arti bahwa korelasi bernilai
SADARI pada siswi di MAN 1 Sleman signifikan pada angka signifikan 0,01.
Yogyakarta didapatkan hasil uji statistik Hasil koefisien korelasi yang diperoleh
spearmen rho yaitu nilai koefisien adalah positif, sehingga hubungan
korelasi sebesar 0.514** dengan nilai kedua variabel bersifat searah yang
signifikasi (ρ) 0.000 yang dibandingkan artinya semakin sering diberikan health
dengan nilai α = 5%, maka ρ < 0.05, education maka motivasi siswi dalam
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, melakukan SADARI akan meningkat.
artinya ada pengaruh health education Dari uraian diatas dapat disimpulkan
tentang pemeriksaan payudara sendiri bahwa terdapat pengaruh health
(SADARI) terhadap pengetahuan education tentang pemeriksaan
tentang SADARI pada remaja putri payudara sendiri (SADARI) terhadap
kelas X di MAN 1 Sleman Yogyakarta. pengetahuan dan motivasi melakukan
Koefisien korelasi pada variabel SADARI pada remaja putri kelas X di
pengetahuan sebesar 0.514** yang MAN 1 Sleman Yogyakarta.
artinya bahwa korelasi antara variabel 5. Perbedaan Pengaruh Health Education
health education terhadap variabel terhadap Variabel Pengetahuan daan
pengetahuan sangat kuat. Tanda dua Motivasi Melakukan SADARI pada
bintang (**) memiliki arti bahwa korelasi Remaja Putri Kelas X di MAN 1 Sleman
bernilai signifikan pada angka Yogyakarta
signifikan 0,01. Hasil koefisien korelasi Berdasarkan tabel 4.3 menyatakan
yang diperoleh adalah positif, sehingga bahwa tingkat pengetahuan siswi
hubungan kedua variabel bersifat setelah diberikan health education
searah yang artinya semakin sering tentang SADARI meningkat signifikan
diberikan health education maka sebanyak 50 siswi (100%) dalam
pengetahuan siswi tentang SADARI kategori pengetahuan baik. Hasil uji
akan meningkat. statistik spearmen rho menunjukkan
Berdasarkan tabel 4.16 hasil analisis bahwa nilai signifikasi variabel
pengaruh sebelum dan sesudah pengetahuan yaitu (ρ) 0.000 dan rata-
diberikan health education tentang rata nilai pengetahuan responden
SADARI terhadap motivasi melakukan setelah diberikan health education
SADARI pada siswi di MAN 1 Sleman sebesar 3,00. Sedangkan berdasarkan
tabel 4.5 menyatakan bahwa motivasi Sesudah Pendidikan Kesehatan
siswi dalam melakukan SADARI tentang Kanker Payudara pada
setelah diberikan health education juga Wanita Usia Subur. Maternal vol. 1
meningkat secara signifikan sejumlah no. 1. Dilihat 7 Maret 2019.
43 siswi (86%) dalam kategori motivasi 5. Bomboa, V. F., Pascoal, M. E. &
baik, namun masih terdapat 7 siswi Lumy, F. 2015. Pengaruh Penyuluhan
(14%) yang memiliki motivasi dalam Imunisasi Campak Terhadap
kategori cukup. Hasil uji statistik Peningkatan Pengetahuan dan Sikap
spearmen rho yaitu nilai signifikasi Ibu. Jurnal Ilmiah Bidan Vol. 3 No. 2.
variabel motivasi yaitu (ρ) 0.000 dan dilihat 9 januari 2019.
rata-rata nilai motivasi responden 6. Damayanti, E. 2017. Tingkat
setelah diberikan health education Pengetahuan Remaja Putri Tentang
sebesar 2,86. Hal tersebut dapat Pemeriksaan Payudara Sendiri
disimpulkan bahwa health education (SADARI) di Kelas X SMA
tentang SADARI dapat meningkatkan Muhammadiyah 3 Yogyakarta. dilihat
pengetahuan siswi tentang SADARI 24 Oktober 2018
dibuktikan dengan nilai rata-rata yang 7. Dinkes Sleman. 2018. Data Ca
lebih tinggi dibandingkan pada variabel Payudara 2018. Yogyakarta: Dinkes
motivasi siswi dalam melakukan Sleman.
SADARI. 8. Dinkes DIY. 2017. STP RS Dinkes
DIY 2017 dalam Profil Kesehatan
KESIMPULAN Provinsi DIY Tahun 2017. dilihat 23
Terdapat pengaruh health education Oktober.
tentang pemeriksaan payudara sendiri 9. Durisah. 2016. Hubungan Tingkat
(SADARI) terhadap pengetahuan dan Pengetahuan dan Sikap dengan
motivasi melakukan SADARI pada remaja Perilaku Remaja Putri tentang
putri kelas X di MAN 1 Sleman Kebersihan Organ Reproduksi pada
Yogyakarta Saat Menstruasi di SMP Pesantren
Pancasila Kota Bengkulu Tahun
DAFTAR PUSTAKA
2016. Dilihat 9 Maret 2019.
1. Aeni, N. & Yuhandini, D. 2018.
10. Hanifah, L. dan Suparti, S. 2017.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Hubungan Usia Dengan Pengetahuan
Dengan Media Video Dan Metode
Remaja Putri Tentang Pemeriksaan
Demonstrasi Terhadap Pengetahuan
Payudara Sendiri (SADARI). dilihat 6
SADARI. Jurnal Care Vol .6, No.2.
Maret 2019.
dilihat 25 desember 2018.
11. Haiya, N. , Ardian, I. & Rohmawati N.
2. Anas, M. 2014. Mengenal Metode
2018. Promosi Kesehatan:
Pembelajaran. Pasuruan: CV.
Pendidikan Kesehatan Dengan
Pustaka Hulwa. Dilihat 8 februari
Metode Ceramah Mempengaruhi
2018.
Pengetahuan Kader Posyandu
3. Aristantia. 2016. Pendidikan
Tentang Status Gizi Balita. Dilihat 31
Kesehatan Pemeriksaan Payudara
Desember 2018.
Sendiri terhadap Perilaku SADARI.
12. Harnawati, R. A. 2014. Pengaruh
Vol. 2. No. 2. Journals of ners
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
community. Dilihat 9 Maret 2019.
Remaja Terhadapa Sikap Berpacaran
4. Astuti, D. 2016. Motivasi untuk
Siswa Kelas XI di SMK N 1 Sewon
Melakukan Pemeriksaan Payudara
Bantul Yogyakarta Tahun 2014.
Sendiri (SADARI) Sebelum dan
Dilihat 9 Januari 2019.
13. Kemenkes. 2017. Kementerian 22. Novasari, D., Hanivah, N.D. &
Kesehatan Ajak Masyarakat Cegah Winarni, S. 2016. Hubungan
dan Kendalikan Kanker. dilihat 23 Pengetahuan, Sikap Dan Paparan
Oktober 2018 Media Informasi Dengan Praktik
14. Kusmiran, E. 2013. Kesehatan Pemeriksaan Payudara Sendiri
Reproduksi Remaja dan Wanita. (Sadari) Pada Santriwati Pondok
Jakarta: Salemba Medika. Pesantren Al Ishlah Tembalang
15. Kumaralita, E. N. 2015. Pengaruh Semarang Tahun 2016. Dilihat 28
Pendidikan Kesehatan Terhadap Desember 2018
Pengetahuan Tentang Periksa 23. Permatasari. 2013. Efektivitas
Payudara Sendiri (Sadari) Pada Penyuluhan SADARI terhadap
Remaja Putri. dilihat 30 desember Tingkat Pengetahuan Siswi SMA
2018 Negeri 2 Di Kecamatan Pontianak
16. Laiya, F. 2014. Hubungan Barat Tahun 2013. Dilihat 12 Maret
Pengetahuan dengan Motivasi 2019.
Remaja Putri untuk Melakukan 24. Qur’ainni, I. 2014. Penyuluhan
Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI terhadap Motivasi
(SADARI) di Kelas XII SMA Negeri 2 Melakukan SADARI pada Siswi Kelas
Limboto. Dilihat 26 Februari 2019. X dan XI Muhammadiyah Prambanan
17. Lestari, T. 2015. Kumpulan Teori Boarding School. Yogyakarta:
Untuk Kajian Pustaka Penelitian UNNISA.
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha 25. Riskesdas. 2013. Riskesdas dalam
Medika. Angka Provinsi Daerah Istimewa
18. Lubis, U. 2017. Pengetahuan Remaja Yogyakarta Tahun 2013. Yogyakarta:
Putri tentang Pemeriksaan Payudara Kemenkes RI.
Sendiri (SADARI) dengan perilaku 26. Ristaningsih. 2017. Pengaruh
SADARI. Dilihat 6 Maret 2019 Pendidikan Kesehatan Terhadap
19. Masithoh, A.R. & Montairo, E. 2015. Tingkat Pengetahuan Kesehatan
Motivasi Untuk Melakukan Reproduksi Remaja Pada Siswi Kelas
Pemeriksaan Payudara Sendiri VIII di SMP Negeri 28 Semarang.
(SADARI) Sebelum Dan Sesudah Dilihat 10 Maret 2019.
Pendidikan Kesehatan Tentang 27. Sari, Maryati dan Komariah. 2016.
Kanker Payudara Padawanita Usia Motivasi Mahasiswi Keperawatan
Subur. Jikk vol. 6 no. 1 25. Dilihat Dalam Pemeriksaan Payudara
Desember 2018 Sendiri Sebagai Deteksi Dini Kanker
20. Murwani, A. 2015. Pendidikan Payudara. Jurnal Ilmu Keperawatan.
Kesehatan dalam Keperawatan. vol. 4 no. 1. dilihat 27 februari 2019.
Yogyakarta: Fitramaya. 28. Sari, Lubis dan Syahrial. 2014.
21. Muthia, F., Fitriangga, A., Yanti, S.N. Determinan Perilaku Sadari Remaja
2016. Perbedaan Efektifitas Putri Dalam Upaya Deteksi Dini
Penyuluhan Kesehatan Kanker Payudara Di Smk Negeri 8
menggunakan Metode Ceramah dan Medan Tahun 2014. Dilihat 10 Maret
Media Audiovisual (Film) terhadap 2019.
Pengetahuan Santri Madrasah Aliyah 29. Suastina, I.,Ticoalu Dan Onibala.
Pesantren Khulafaur Rasyidin tentang 2013. Pengaruh Pendidikan
TB Paru. Jurnal Cerebellum vol. 2 no. Kesehatan Terhadap Tingkat
4. dilihat 10 Januari 2019. Pengetahuan Siswi Tentang Sadari
Sebagai Deteksi Dini Kanker
Payudara Di SMA Negeri 1 Manado.
Ejournal keperawatan (e-Kp) vol.1.
no. 1. Dilihat 25 februari 2019.
30. Sulastri, N. 2017. Efektivitas Media
Penyuluhan terhadap Peningkatan
Pengetahuan HIV-AIDS Pada Remaja
Di Ma Muhammadiyah Yogyakarta
Tahun 2017. dilihat 10 Januari 2019.
31. Sumiarsih, L. & Rijal, S. 2014.
Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi
Tentang Pemeriksaan Payudara
Sendiri Dalam Mencegah Penyakit Ca
Mamae Pada Mahasiswi Kebidanan
Stikes Nani Hasanuddin Makassar. 34. YKPI. 2017. SADARI (Pemeriksaan
Jurnal ilmiah kesehatan diagnosis vol Payudara Sendiri). Dilihat 30
5 No 3. Dilihat 29 Desember 2018 desember 2018.
32. Widyaningsih, I. F. 2015. 35. Yankusuma, D., & Pramulya, A. 2017.
Pengetahuan Remaja Putri tentang Efektifitas Pendidikan Kesehatan
Deteksi Dini Kanker Payudara Tentang Kanker Payudara Terhadap
dengan SADARI di SMK N 2 Motivasi Melakukan Sadari Pada
Ponorogo. Wanita Usia Subur. Kosala Jik. vol. 5,
33. Widayati, D. 2016. Penggunaan no. 1. dilihat 23 Oktober 2018.
Media Powerpoint untuk 36. Yunita, L . 2016. Efektifitas
Meningkatkan Motivasi Belajar pada Pendidikan Kesehatan dengan
Pembelajaran IPA Kelas VIII Paket B Metode Ceramah terhadap Tingkat
Setara SMP di PKBM Ngudi Makmur Pengetahuan Ibu dalam Penanganan
Jamus Pengasih Kulon Progo. dilihat Diare Balita Disekitar UPT TPA
27 februari 2019. Cipayung Depok. Diakses 25 februari
2019.
37. Yusra, D., Machmud dan Yenita.
2016. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Tingkat
Pengetahuan Wanita Usia Subur
Tentang “SADARI” di Nagari Painan.
Jurnal kesehatan Andalas no. 5 vol.
3. Dilihat 26 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai