Anda di halaman 1dari 6

kelompok 4

Managemen ABC pada pasien


dengan flail cheest
Anggota Kelompok
914320095 Putu Ayu Karisma
1914320096 Putu Ayu Pratami
1914320097 Rahma Setyawati Inna Putri
1914320098 Raodatul jannah
1914320099 Ray Rex Pratama Lumenta
1914320100 Rian Fitrah Fadhilah
1914320101 Ryan Ananta Fahrezy Tarigan
1914320102 Sapriani Susilawati
1914320103 Sesilia Ines Lete Boro
1914320104 Sri Nurfia
1914320105 Tiffany Patricia Yuniangri Dangga
1914320106 Vindy Stazia Ginal Sambari
18D10109 Saniba Kabes
1. DEFINISI
 * Adalah area toraks yang "melayang" (flail) oleh sebab adanya fraktur
iga multipel berturutan ≥ 3 iga, dan memiliki garis fraktur ≥ 2 (segmented) pada tiap iganya.
* Akibatnya adalah: terbentuk area "flail" yang akan bergerak paradoksal (kebalikan) dari gerakan mekanik
pernapasan dinding dada. Area tersebut
akan bergerak masuk saat inspirasi dan bergerak keluar pada ekspirasi.
* Flail chest dapat diperburuk oleh kontusio pulmonal.
ETIOLOGI
Flail chest berkaitan dengan trauma thorax. Biasanya sering disebabkan oleh trauma tumpul
pada thorax, misalnya akiabt kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian, tindak
kekerasan, atau benturan dengan energi yang besar.

MANIFESTASI KLINIS
1. Awalnya mungkin tidak terlihat, karena splinting (terbelat) dengan dinding
dada.
2. Gerakan paradoksal segmen yang mengambang  saat inspirasi
ke dalam, ekspirasi ke luar. Gerakan ini tidak terlihat pada pasien
dengan ventilator.
3. Sesak nafas
4. Krepitasi iga, fraktur tulang rawan
5. Takikardi
6. Sianosis
7. Os menunjukkan trauma hebat
8.Biasanya selalu disertai trauma
pada organ lain (kepala, abdomen, ekstremitas).
Pemeriksaan fisik
 Airway
- look  benda2 asing di jalan nafas, fraktur tulang wajah, fraktur laring,
fraktur trakea
- listen  Dapat bicara, ngorok, berkumur-kumur, stridor
- feel
 Breathing
- Look  pergerakan dinding dada asimetris, warna kulit, memar, deformits,
gerakan paradoksal.
- Listen  vesikular paru, suara jantung, suara tambahan
- Feel  krepitasi, nyeri tekan
 Ciculation
- Tingkat kesadaran
- Warna kulit
- Tanda-tanda laserasi
- Perlukaan eksternal
 Disability
- Tingkat kesadaran
- Respon pupil
- Tanda-tanda lateralisasi
- Tingkat cedera spinal
 Exposure
PENATALAKSANAAN
a. Primary survey
1) Airway dengan kontrol servikal
Penilaian:
 * Perhatikan patensi airway (inspeksi, auskultasi, palpasi)
 * Penilaian akan adanya obstruksi.
Management:
 * Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line immobilisasi
 * Bersihkan airway dari benda asing.
* Memasang airway definitif  intubasi endotrakeal
2) Breathing dan ventilasi
Penilaian
* Buka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan kontrol servikal in_x0002_line
immobilisasi
 * Tentukan laju dan dalamnya pernapasan
 * Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat deviasi
trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-otot tambahan dan tanda-tanda
cedera lainnya.
 * Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor
 * Auskultasi thoraks bilateral
Management
* Menempatkan os dengan posisi terlentang atau dekubitus sehingga segmen
yang mengambang tadi terletak menempel pada tempat tidur.
* Pemberian ventilasi adekuat, oksigen dilembabkan.
* Kontrol Nyeri dan membantu pengembangan dada:
- Pemberian analgesia  Morphine Sulfate, Hidrokodon atau kodein yang
dikombinasi dengan aspirin atau asetaminofen setiap 4 jam.
- Blok nervus interkostalis dapat digunakan untuk mengatasi nyeri berat
akibat fraktur costae 
* Stabilisasi area flail chest.
- Ventilator
- Stabilisasi sementara dengan menggunakan towl-clip traction, atau
pemasangan firm strapping
- Pada pasien dengan flail chest tidak dibenarkan melakukan tindakan
fiksasi pada daerah flail secara eksterna, seperti melakukan
splint/bandage yang melingkari dada, oleh karena akan mengurangi
gerakan mekanik pernapasan secara keseluruhan. 
* Pemasangan WSD  sebagai profilaksis/preventif pada semua pasien yang
dipasang ventilator.
) Circulation dengan kontol perdarahan
Penilaian
* Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal
* Mengetahui sumber perdarahan internal
* Periksa nadi: kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus. Tidak diketemukannya pulsasi dari arteri besar
merupakan pertanda diperlukannya resusitasi masif segera.
* Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis.
* Periksa tekanan darah
Management:
 * Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal (balut & tekan)
 * Pasang kateter IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darah untuk pemeriksaan
rutin, kimia darah, golongan darah dan cross-match serta Analisis
Gas Darah (BGA).
* Beri cairan kristaloid 1-2 liter yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat. Klo os tidak syok,
pemberian cairan IV harus lebih berhati-hati.
 * Pemasangan kateter urin untuk monitoring indeks perfusi jaringan

Anda mungkin juga menyukai