Anda di halaman 1dari 11

STROBE STATEMENT

CROSS SECTIONAL
HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN
PADAPASIEN PRE OPERASI DI RUANG KENANGA I DAN MELATI III
RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2019

OLEH
NAMA :Beatrice Tamariska
Manuputty NIM :18D10119

ANASTESIOLOGI B Tk IV/SEMESTER VII


PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

1
STROBE Statement—Checklist of items that should be included in reports of cross-sectional studies

Item Page
No Recommendation No
Title and abstract 1 (a) Indicate the study’s design with a commonly used term in the title or
the abstract
(a) Bersifat deskriptif dengan desain cross sectional,
(b) Provide in the abstract an informative and balanced summary of what
was done and what was found
(b) Menunjukkan secara statistic bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara pemberian informasi dengan tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi

Introduction
Background/rationale 2 Explain the scientific background and rationale for the investigation being
reported
Pasien yang mengalami kecemasan sedang dan berat kemungkinan
disebabkan pasien tidak memperoleh keterangan secara terperinci
tentang kondisi kesehatannya dan tindakan operasi yang akan dilakukan.
Pasien merasakan tindakan operasi menjadi suatu ancaman bagi
integritas dirinya.
Berdasarkan prevalensi data yang didapat di RSUD Dr.Pirngadi Medan
pada Januari – Desember tahun 2018 di ruang Kenanga I berjumlah 538
pasien dan Melati III berjumlah 436 pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Pemberian Informasi Pada
Pasien Pre Operasi Dengan Tingkat Kecemasan Di Ruang Kenanga I dan
Melati III RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019”
Objectives 3 State specific objectives, including any prespecified hypotheses
Hasil Penelitian Nuraeni (2015) bahwa tingkat pengetahuan seseorang
yang rendah maka tingkat kecemasan pasien meningkat. Kecemasan
dialami operasi secara baik, kecemasannya saat akan menjalani operasi
lebih rendah dari pada orang yang memiliki pengetahuan kurang baik.
Hal ini dapat dimengerti karena informasi pra bedah yang diberikan oleh
petugas bertujuan untuk meluruskan persepsi atau pemahaman pasien
yang kurang tepat tentang tindakan operasi

Methods
Study design 4 Present key elements of study design early in the paper
Desain cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
( point time approach )
Setting 5 Describe the setting, locations, and relevant dates, including periods of
recruitment, exposure, follow-up, and data collection
Januari – Desember tahun 2018 Di Ruang Kenanga I dan Melati III
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019
Participants 6 (a) Give the eligibility criteria, and the sources and methods of selection of
participants
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien pre operasi yang
menjalani pengobatan di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Diketahui jumlah
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi sebanyak 974 orang pada
2018.Dan Besar sampel pada penelitian ini adalah 42 orang menggunakan
rumus Slovin pengambilan sampel menggunakan teknik accidental
sampling menggunakan lembar observasi dan kuisoner
Variables 7 Clearly define all outcomes, exposures, predictors, potential confounders, and
effect modifiers. Give diagnostic criteria, if applicable
1.Cukup
2. Kurang
3. Ringan
4. Sedang
5. Tidak Cemas
Data 8* For each variable of interest, give sources of data and details of methods of
sources/measurement assessment (measurement). Describe comparability of assessment methods if
there is more than one group
Metodologi samping untuk penelitian ini menggunakan total sampel. Data
diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden.
Bias 9 Describe any efforts to address potential sources of bias
Study size 10 Explain how the study size was arrived at
Responden yang mendapat pemberian informasi yang kurang sebanyak
24 orang (57.1 %) dan mayoritas responden mengalami kecemasan
sedang sebanyak 22 orang (52.4 %).
Quantitative variables 11 Explain how quantitative variables were handled in the analyses. If applicable,
describe which groupings were chosen and why
- Pada Pasien Pre Operasi Berdasarkan Pemberian Informasi
didapatkan bahwa mayoritas responden yang mendapat
pemberian informasi yang kurang sebanyak 24 orang(57,1%)
- Frekuensi Responden Pada Pasien Pre Operasi Berdasarkan
Tingkat Kecemasan didapatkan bahwa mayoritas responden
mengalami kecemasan sedang sebanyak 22 orang (52.4 %).
- Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian Informasi dengan
Tingkat Kecemasan pemberian informasi dengan tingkat
kecemasan diperoleh nilai p value = 0.001 (p<0.05) dengan tingkat
kepercayaan 95 % dikarenakan diduga dua variable yang
berhubungan atau berkolerasi
Statistical methods 12 (a) Describe all statistical methods, including those used to control for
confounding
(b) Describe any methods used to examine subgroups and interactions
(c) Explain how missing data were addressed
(d) If applicable, describe analytical methods taking account of sampling
strategy
(e) Describe any sensitivity analyses
Berdasarkan hasil analisa chi-square (pearson Chi Square) pemberian
informasi dengan tingkat kecemasan diperoleh nilai p value = 0.0001
(p<0.05) dengan tingkat kepercayaan 95 %.

Results
Participants 13* (a) Report numbers of individuals at each stage of study—eg numbers
potentially eligible, examined for eligibility, confirmed eligible, included in
the study, completing follow-up, and analysed
(b) Give reasons for non-participation at each stage
(c) Consider use of a flow diagram
- Mendapat pemberian informasi yang kurang sebanyak 24 orang
- Mengalami kecemasan sedang sebanyak 22 orang
Descriptive data 14* (a) Give characteristics of study participants (eg demographic, clinical, social)
and information on exposures and potential confounders
(b) Indicate number of participants with missing data for each variable of
interest
Data deskriptif disajikan dalam karakteristik responden berupa
Cukup,kurang,ringan,sedang dan tidak cemas
Outcome data 15* Report numbers of outcome events or summary measures
Analisa Univariat
Pada analisis univariat, akan disampaikan mengenai karakteristik
responden cukup,kurang,ringan,sedang,tidak cemas
-Hasil analis menujukan bahwa bahwa mayoritas responden yang
mendapat pemberian informasi yang kurang sebanyak 24 orang (57.1 %).
- Hasil analisis didapatkan bahwa mayoritas responden mengalami
kecemasan sedang sebanyak 22 orang (52.4 %)
Analisa Bivariat
Didapatkan hasil analisa chi-square (pearson Chi-Square) pemberian
informasi dengan tingkat kecemasan diperoleh nilai p value = 0.001
(p<0.05) dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hal ini menunjukkan secara
statistic bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian
informasi dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi.
Main results 16 (a) Give unadjusted estimates and, if applicable, confounder-adjusted
estimates and their precision (eg, 95% confidence interval). Make
clear which confounders were adjusted for and why they were
included
(b) Report category boundaries when continuous variables were categorized
(c) If relevant, consider translating estimates of relative risk into absolute risk
for a meaningful time period
-Mayoritas responden yang mendapat pemberian informasi yang
kurang sebanyak 24 orang (57.1 %).
- Mayoritas responden mengalami kecemasan sedang sebanyak 22 orang
(52.4 %).
Pemberian informasi dengan tingkat kecemasan diperoleh nilai p value =
0.001 (p<0.05) dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hal ini menunjukkan
secara statistic bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
pemberian informasi dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
Other analyses 17 Report other analyses done—eg analyses of subgroups and interactions, and
sensitivity analyses

Discussion
Key results 18 Summarise key results with reference to study objectives
Pemberian informasi pada pasien pre operasi sangat penting dalam
menentukan tingkat kecemasan pada pasien yang akan dilakukan
operasi, dengan penjelasan informasi pre operasi akan membantu
mengurangi persepsi buruk terhadap operasi sehingga pasien mengerti
tentang tindakan yang akan dilakukan kepadanya. Segala informasi yang
diberikan akan mempengaruhi pola pikir pasien terhadap kecemasannya
oleh sebab itu pentingnya informasi sebelum tindakan operasi karena
tindakan oerasi mempengaruhi keselamatan atau kesembuhan pada
pasien pre operasi
Limitations 19 Discuss limitations of the study, taking into account sources of potential bias
or imprecision. Discuss both direction and magnitude of any potential bias
Tidak dijelaskan adanya keterbatasan di dalam penelitian ini
Interpretation 20 Give a cautious overall interpretation of results considering objectives,
limitations, multiplicity of analyses, results from similar studies, and other
relevant evidence
Pada penelitian ini menunjukan adanya hubungan pemberian informasi
dengan tingkat kecemasan pada passion pre operasi
Generalisability 21 Discuss the generalisability (external validity) of the study results
Hasil penelitian valid karena diukur dengan jelas dan menggunakan
metode penelitian yang mendukung penelitian ini sehingga dapat hasil
yang di harapkan yaitu ada hubungan pemberian informasi dan tingkat kecemasan

Other information
Funding 22 Give the source of funding and the role of the funders for the present study
and, if applicable, for the original study on which the present article is based
Tidak dijelaskan soal pendanaan untuk penelitian ini

*Give information separately for exposed and unexposed groups.

Note: An Explanation and Elaboration article discusses each checklist item and gives methodological background and
published examples of transparent reporting. The STROBE checklist is best used in conjunction with this article (freely
available on the Web sites of PLoS Medicine at http://www.plosmedicine.org/, Annals of Internal Medicine at
http://www.annals.org/, and Epidemiology at http://www.epidem.com/). Information on the STROBE Initiative is
available at www.strobe-statement.org.
Hubungan Pemberian Informasi Dengan Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Pre Operasi di Ruang Kenanga I dan Melati III
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019
Khairunnisa Lubis
Poltekkes Kemenkes RI Medan Jurusan
Keperawatan Email : khairunlubid1828@gmail.com
Abstrak
Pre operasi berarti suatu keadaan/waktu sebelum dilakukan tindakan operasi. Pre operasi adalah fase dimulai ketika
keputusan untuk menjalani operasi atau pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) 2011-2012 jumlah pasien dengan tindakan
operasi mencapai angka peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ketahun. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui Hubungan Pemberian Informasi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi di Ruang
Kenanga I dan Melati III RSUD Dr. Pirngadi Medan. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross
sectional, jumlah populasi 974 responden, pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 42 responden, menggunakan lembar observasi dan kuisoner. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa mayoritas responden yang mendapat pemberian informasi yang kurang sebanyak 24 orang (57.1
%) dan mayoritas responden mengalami kecemasan sedang sebanyak 22 orang (52.4 %). Hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 42 responden diperoleh hasil Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu pemberian informasi dengan
tingkat kecemasan diperoleh nilai p value = 0.001 (p<0.05) dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hal ini menunjukkan
secara statistic bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian informasi dengan tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi.
Kata Kunci : Pemberian Informasi, Tingkat Kecemasan, Pre Operasi.

PENDAHULUAN dalam kategori segera dilakukan. Reaksi cemas ini


Tindakan operasi merupakan salah satu bentuk akan berlanjut bila klien tidak pernah atau kurang
upaya terapi yang dapat mendatangkan ancaman mendapat informasi yang berhubungan dengan
integritas tubuh dan jiwa seseorang. Operasi yang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan terhadap
direncanakan dapat menimbulkan respon fisiologis dirinya. Carbonel (2004) mengatakan setiap orang
maupun psikologi pada pasien. Respon psikologis pernah mengalami periode cemas, apalagi pasien
yang biasanya terjadi pada pasien pre operasi adalah yang akan menjalani operasi. Kecemasan merupakan
kecemasan (Rohmawati,2012). gejala klinik yang jelas terlihat pada pasien dengan
Berdasarkan data yang diperoleh dari World penatalaksanaan medis. Carpenito (2006) mengatakan
Health Organization (WHO) 2011-2012 jumlah 90% pasien pre operasi mengalami kecemasan
pasien dengan tindakan operasi mencapai angka (Nuraeni 2015).
peningkatan yang sangat signifikan dari tahun Menurut Solehati dan Kosasih (2018) kecemasan
ketahun. Tercatat di tahun 2011 terdapat 140 juta adalah pengalaman manusia yang bersifat universal,
pasien diseluruh rumah sakit di dunia, sedangkan suatu respon yang tidak menyenangkan,penuh
pada tahun 2012 data mengalami peningkatan kekhawatiran, suatu rasa takut yang tidak
sebesar terekspresikan dan tidak terarah karena suatu sumber
148 juta jiwa.Berdasarkan data WHO tahun 2007, ancaman atau pikiran sesuatu yang akan datang tidak
Amerika Serikat menganalisis data dari 35.539 pasien jelas dan tidak teridentifikasi.
operasi dirawat di unit perawatan intensif antara 10 Hasil peneltian Rohmawati (2012) pasien yang
Oktober 2003 sampai 30 September 2006, dari 8.922 mengalami kecemasan ringan kemungkinan
pasien (25,1%) mengalami kondisi kejiwaan dan disebabkan pasien sudah memperoleh informasi
2.473 pasien (7%) mengalami kecemasan sebelum selengkap-lengkapnya mengenai hasil pemeriksaan
operasi (Hasanah,2017). dan alasan dilakukan tindakan operasi serta
Tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kemungkinan yang terjadi bila tindakan operasi tidak
kecemasan yaitu operasi yang merupakan dilakukan, sehingga pasien dapat mempertimbangkan
pengalaman yang sangat menakutkan, baik bagi keuntungan yang diperoleh dengan akibat bila pasien
orang kesehatan sendiri maupun orang awam tidak dilakukan tindakan operasi. Pasien dapat
terutama yang tidak direncanakan jika operasi yang
dilakukan termasuk
mempersiapkan diri secara fisik maupun mental pengukuran kecemasan menggunakan alat ukur HRS
untuk menghadapi tindakan operasi yang akan – A ( Hamilton Rating Scale For Anxiety).
dilakukan sehingga mengalami kecemasan
ringan.Pasien yang mengalami kecemasan sedang HASIL DAN PEMBAHASAN
dan berat kemungkinan disebabkan pasien tidak
memperoleh keterangan secara terperinci tentang 1. Analisa Univariat
kondisi kesehatannya dan tindakan operasi yang akan Bentuk analisa univariat tergantung jenis datanya.
dilakukan. Pasien merasakan tindakan operasi Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menjadi suatu ancaman bagi integritas dirinya. menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari
Hasil Penelitian Nuraeni (2015) bahwa tingkat tiap variable.
pengetahuan seseorang yang rendah maka tingkat Tabel 1.1
kecemasan pasien meningkat. Kecemasan dialami Distribusi Frekuensi Responden Pada Pasien Pre
operasi secara baik, kecemasannya saat akan Operasi Berdasarkan Pemberian Informasi di
menjalani operasi lebih rendah dari pada orang yang Ruang Kenanga I dan Melati III
memiliki pengetahuan kurang baik. Hal ini dapat RSUD Dr. Pirngadi Medan
dimengerti karena informasi pra bedah yang
diberikan oleh petugas bertujuan untuk meluruskan No Pemberian Frekuensi %
persepsi atau pemahaman pasien yang kurang tepat Informasi
tentang tindakan operasi. 1 Cukup 18 42.9
Berdasarkan prevalensi data yang didapat di 2 Kurang 24 57.1
RSUD Dr.Pirngadi Medan pada Januari – Desember Total 42 100.0
tahun 2018 di ruang Kenanga I berjumlah 538 pasien
dan Melati III berjumlah 436 pasien yang akan Dari tabel 1.1 di atas didapatkan bahwa mayoritas
dilakukan tindakan operasi. responden yang mendapat pemberian informasi yang
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik kurang sebanyak 24 orang (57.1 %).
untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan
Pemberian Informasi Pada Pasien Pre Operasi Tabel 1.2
Dengan Tingkat Kecemasan Di Ruang Kenanga I dan Distribusi Frekuensi Responden Pada Pasien Pre
Melati III RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019”. Operasi Berdasarkan Tingkat Kecemasan di
Ruang Kenanga I dan Melati III
METODE PENELITIAN RSUD Dr. Pirngadi Medan
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analitik yaitu untuk mencari No Tingkat Kecemasan Frekuensi %
1 Ringan 3 7.1
hubungan antara variabel independen dengan variabel
2 Sedang 22 52.4
dependen.Penelitian ini menggunakan desain cross
3 Tidak Cemas 17 40.5
sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari
Total 42 100.0
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point Berdasarkan Tabel 1.2 di atas didapatkan bahwa
time approach ). Artinya tiap subjek hanya mayoritas responden mengalami kecemasan sedang
diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subjek sebanyak 22 orang (52.4 %).
dilakukan pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo,
2012). Adapun lokasi penelitian ini akan dilakukan di 2. Analisa Bivariat
ruang Kenanga I dan Melati III RSUD Dr Pirngadi Analisis Bivariate yang dilakukan terhadap dua
Kota Medan. variable yang diduga berhubungan atau berkolerasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan menggunakan uji statistik chi-square (x2)
pre operasi yang menjalani pengobatan di RSUD Dr. yaitu untuk melihat hubungan pemberian informasi
Pirngadi Medan .Diketahui jumlah pasien yang akan dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi,
dilakukan tindakan operasi sebanyak 974 orang pada seperti yang disajikan pada tabel di bawah ini :
2018.Dan Besar sampel pada penelitian ini adalah 42
orang menggunakan rumus Slovin. Tabel 1.3
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian
kuisoner yang berbeda, untuk kuisoner pemberian Informasi dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre
informasi menggunakan Standar operasional prosedur Operasi di Ruang Kenanga I dan Melati III
pemberian informasi sebelum tindakan operasi dan RSUD Dr. Pirngadi Medan
kuisoner tingkat kecemasan peneliti menggunakan
Tingkat kecemasan
Pemberian
Ringan % Sedang % Tidak % Total % p value
Informasi
Cemas
Cukup 1 2.4 4 9.5 13 31.0 18 42.9
0.001
Kurang 2 4.8 18 42.9 4 9.5 24 57.1
Total 3 7.1 22 52.4 17 40.5 42 100.0

Berdasarkan Tabel 1.3 di atas didapatkan hasil operasi, sehingga pasien yang sebelumnya tidak tahu
analisa chi-square (pearson Chi-Square) pemberian apapun informasi tentang pre operasi menjadi tau dan
informasi dengan tingkat kecemasan diperoleh nilai p bahkan mampu mengendalikan pikirannya untuk
value = 0.001 (p<0.05) dengan tingkat kepercayaan tetap tenang dalam menghadapi operasi. Berdasarkan
95 penelitian yang dilakukan, bahwasanya tidak adanya
%. Hal ini menunjukkan secara statistic bahwa Standar Operasional Prosedur tentang Pemberian Pre
terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian Operasi di Ruang tersebut.
informasi dengan tingkat kecemasan pada pasien pre
operasi. 2. Tingkat Kecemasan
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang
PEMBAHASAN ditandai dengan perasaan ketakutan atau
kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,
1. Pemberian Informasi tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas,
Pemberian informasi adalah Segala sesuatu kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat
informasi yang diberikan perawat atau tenaga medis terganggu, tetapi masih dalam batas – batas normal.
lainnya kepada pasien tentang persiapan dan prosedur (Jaya , 2017)
dasar tindakan operasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas
Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden mengalami kecemasan sedang sebanyak
responden yang mendapat pemberian informasi 22 orang (52.4 %), adapun hasil ini sejalan dengan
kurang sebanyak 24 orang (57.1 %). Adapun hasil ini Nuraeni (2015) yaitu pasien di ruang Bedah RSUD
sejalan dengan penelitian Nuraeni (2015) bahwa Cideres tahun 2015 dari 71 responden sebanyak 37
pasien bedah usia dewasa dari 71 responden yang orang (52.1%) mengalami tingkat kecemasan sedang.
berpengetahuan kurang sebanyak 23 orang (32.4 %). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pasien bedah usia
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pasien bedah usia dewasa sebagian besar mengalami kecemasan sedang.
dewasa hampir setengah dari responden Sedangkan menurut Jaya (2017) biasanya pada
berpengetahuan kurang tentang informasi pre operasi. kecemasan sedang pasien mengalami hambatan
Menurut Baradero, Dayrit dan Siswandi (2008) dalam memperhatikan hal-hal tertentu,
manfaat pemberian informasi pra bedah adalah tetapi dapat melakukan atau
memenuhi kebutuhan individu tentang pengetahuan memperhatikan hal-hal itu bila disuruh, cukup
operasi, meningkatkan keamanan pasien , kesulitan berkonsentrasi, kesulitan dalam beradaptasi
meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisiologis, dan menganalisis, perubahan suara atau nada,
Sedangkan menurut Wiramiharja (2004) dalam pernafasan dan denyut nadi meningkat serta
Nuraeni (2015) orang yang memiliki pengetahuan tremor.
tentang informasi pre operasi secara baik, Maka dari itu peneliti berasumsi bahwa
kecemasannya saat akan menjalani operasi lebih kebanyakan pasien yang akan dilakukan operasi
rendah dari pada orang yang memiliki pengetahuan mengalami kecemasan karena cemas akan kondisi
kurang baik. Hal ini dapat dimengerti karena penyakitnya, cemas tidak akan sembuh, cemas akan
informasi pra bedah yang diberikan oleh petugas kegagalan operasinya, tidak ada pengalaman,
bertujuan untuk meluruskan persepsi atau pemahaman kurangnya informasi dari rumah sakit atau orang lain,
pasien yang dan jenis operasi yang dilakukan beresiko tinggi
kurang tepat tentang tindakan operasi. terhadap kematian.
Maka dari itu peneliti berasumsi bahwa
pemberian informasi yang kurang diakibatkan 3. Hubungan Pemberian Informasi dengan Tingkat
standart operasional prosedur pra bedah tentang Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi
pemberian informasi yang kurang disampaikan oleh Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa
perawat dan tenaga medis lainnya kepada pasien. mayoritas responden yang mendapat pemberian
Pemberian informasi tentang tindakan prosedur pre informasi yang kurang sebanyak 24 orang (57.1 %)
operasi yang baik sangat diperlukan sebelum pasien dan mayoritas responden mengalami kecemasan
akan dilakukan sedang sebanyak 22 orang (52.4 %).
Berdasarkan hasil analisa chi-square (pearson Chi- melakukan pemberian informasi yang baik pada
Square) pemberian informasi dengan tingkat pasien supaya dapat meminimalisir tingkat
kecemasan diperoleh nilai p value = 0.0001 (p<0.05) kecemasan pada pasien yang akan melakukan
dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hal ini operasi.
menunjukkan secara statistik bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pemberian informasi DAFTAR PUSTAKA
dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sawitri dan 1. Ahsan,dkk. 2016. Faktor-faktor yang
Sudaryanto (2008) dengan judul “ Pengaruh Mempengaruhi Kecemasan Pre Operasi Pada
Pemberian Informasi Pra Bedah Terhadap Tingkat Pasien Sectio Caesarea di Ruang Instalasi Bedah
Kecemasan Pada Pasien Pra Bedah Mayor di Bangsal Sentral RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kab.
Orthopedi RSUI Kustati Surakarta” menunjukkan Malang. Volume 8, No 1, Januari 2017.
bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemberian 2. Carbonel.2004.Hubungan Antara informasi
informasi pra bedah dengan penurunan tingkat Prabedah Dengan Kecemasan Pasien
kecemasan pada pasien pra bedah mayor. Praoperasi.http://www.diskusiskripsi.com
Menurut asumsi peneliti pemberian informasi 3. Carpenito.2006.Buku Rencana Asuhan
pada pasien pre operasi sangat penting dalam Keperawatan dan Pendokumentasian
menentukan tingkat kecemasan pada pasien yang keperawatan. (Edisi 2).Alih.Bahasa Monica Ester
akan dilakukan operasi, dengan penjelasan informasi Jakarta:EGC
pre operasi akan membantu mengurangi persepsi 4. Hawari,D,.2016.Manajemen Stress Cemas dan
buruk terhadap operasi sehingga pasien mengerti Depresi.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
tentang tindakan yang akan dilakukan kepadanya. Indonesia.
Segala informasi yang diberikan akan mempengaruhi 5. Hasanah,Nur.,2017.Hubungan
pola pikir pasien terhadap kecemasannya oleh sebab Pengetahuan Pasien Tentang Informasi Pre
itu pentingnya informasi sebelum tindakan operasi Operasi Dengan Kecemasan Pasien Pre
karena tindakan operasi mempengaruhi keselamatan Operasi.Jurnal Ilmiah Kesehatan.Volume 6.No 1
atau kesembuhan pada pasien pre operasi. Januari 2017.
6. Ibrahim & Sani,A. (2002). Menyiasati Gangguan
KESIMPULAN DAN SARAN Cemas.Jakarta.Pdpersi.
7. Jaya,K.,2017.Keperawatan Jiwa .Pamulang:Bina
KESIMPULAN Rupa aksara.
1. Pemberian informasi pada pasien pre operasi hasil 8. Maryunani,A.,2014.Asuhan
yang diperoleh yaitu mayoritas responden Keperawatan Perioperatif-Pre Operasi
mendapatkan pemberian informasi yang kurang (Menjelang Pembedahan ).Jakarta:CV.Trans
sebanyak 24 orang. Infomedia.
2. Kecemasan pada pasien pre operasi sebagian 9. N.Windy,Astuti,Cahaya,dkk.2013. Pengaruh
besar berada pada kategori kecemasan sedang Pemberian Informasi Prabedah Terhadap
sebanyak 22 orang. Kecemasan Pasien Prabedah Terencana di Irna
3. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa terdapat Bedah RS Muhammadiah Palembang.
hubungan bermakna antara pemberian informasi Volume1.No 1.Edisi 2.
dengan tingkat kecemasan pada pasien pre 10. Notoadmojo,Soekidjo.2012.Metodologi
operasi. Penelitian Kesehatan.Jakarta: PT Rineka Cipta.
11. Nuraeni,Rina.2016. Hubungan Pengetahuan
SARAN Prosedur Bedah Dengan Tingkat Kecemasan
1. Bagi Rumah Sakit Pasien Bedah Usia Dewasa di Ruang Bedah
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi RSUD Cideres Periode Mei-Juni Tahun
dan evaluasi terhadap keperawatan di RSUD Dr. 2015.Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Pirngadi Medan dalam pemberian informasi MEDISINA AKPER YPIB Majalengka. Volume
dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi II No 3 Februari 2016.
agar kedepannya dapat meningkatkan mutu 12. Politeknik Kesehatan Kemenkes
pelayanan yang lebih berkualitas dengan Medan.2015.Panduan Penyusunan Karya Tulis
menambah prosedur pemberian informasi . Ilmiah. Medan. Politeknik Kesehatan Kemenkes
2. Bagi Perawat Rumah Sakit RI Medan.
Karena adanya hubungan pemberian informasi 13. Rohmawati,A,.dkk.2012. Hubungan Pemberian
dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi Inform Concent Dengan Tingkat Kecemasan
maka disarankan pada setiap perawat rumah sakit Pada Pasien Pre Operasi Di Instalasi Rawat Inap
sebelum pasien dilakukan tindakan operasi agar RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Jurnal
Keperawatan. Vol. 5 No.1 Maret 2012 : 57-70
14. Romadoni,Siti.2016.Karakteristik dan Dukungan
Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Operasi Mayor di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang.Volume 4,No 1,Juni 2016.
15. Sawitri dan Sudaryanto.2008.Pengaruh
Pemberian Informasi Pra Bedah Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pra Bedah
Mayor di Bangsal Orthopedi RSUI Kustati
Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-
2697.Vol.1 No.1.Maret 2008:13-1814
16. Setiadi.2013.Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan.Yogyakarta:Graha Ilmu
17. Solehati & Kosasih. 2018. Konsep dan Aplikasi
Dalam Keperawatan Maternitas. Bandung:PT
Refika Aditama
18. Wawan A & Dewi M. 2017. Teori & pengukuran
pengetahuan, sikap, dan prilaku manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika
19. Wiramiharja.2004. Pengantar Psikologis Klinis.
Bandung: PT.Refika Aditama
20. World Population Data Sheet, Washington, DC:
Population reference bureau, 2006.
http://www.prb.org/pdf06/06WorldDataSheet.pdf.

Anda mungkin juga menyukai