Anda di halaman 1dari 21

STROBE STATEMENT

“HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN PRE-OPERASI DENGAN

DERAJAT NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT


MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2014”

OLEH :

Nama : Nabilah Puti Wishal


NIM : 18D10028

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


1
INSTITUT TEKNOLGI DAN KESEHATAN BALI

STROBE Statement—Checklist of items that should be included in reports of cross-sectional


studies

Item Page
No Recommendation No

Title and abstract 1 (a) Indicate the study’s design with a commonly used 1
term in the title or the abstract.

Penelitian ini berjudul Hubungan Antara Tingkat


Kecemasan Pre-Operasi Dengan Derajat Nyeri Pada
Pasien Post Sectio Caesarea Di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 dengan design
penelitian kuantitatif melalui pendekatan ceoss sectional.

(b) Provide in the abstract an informative and balanced 1


summary of what was done and what was found

Dari hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang


signifikan antara tingkat kecemasan pre operasi dengan
derajat nyeri post sectio caesarea dengan p value 0,010..

Introduction

2
Background/rationale 2 Explain the scientific background and rationale for the 2-3
investigation being reported

Berdasarkan data dari medikal record di Rumah Sakit


Muhammadiyah Palembang pada Ruang Kebidanan di
tahun 2010 ditemukan kejadian SC sebanyak 2025, pada
tahun 2011 sebanyak 2435 kejadian, pada tahun 2012
sebanyak 875 dan pada tahun 2013 sampai dengan
tanggal 23 Desember ditemukan sebanyak 3284 kejadian
SC. Hasil pengamatan peneliti secara langsung dengan
metode wawancara mendapatkan bahwa dari 10 pasien
post bedah SC, 8 pasien mengalami nyeri berat dan 2
pasien mengaku nyeri sedang serta 5 pasien mengeluhkan
rasa cemas yang tinggi sebelum menghadapi proses
pembedahan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa
hubungan antara dua variabel yaitu tingkat kecemasan
pre-operasi dengan derajat nyeri pada pasien post sectio
caesarea.

Objectives 3 State specific objectives, including any prespecified 1


hypotheses

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan


antara tingkat kecemasan pre operasi dengan derajat nyeri
pada pasien post sectio caesarea.

Pada penelitian ini tidak menyebutkan hipotesis

Methods

Study design 4 Present key elements of study design early in the paper 1

Kata Kunci: kecemasan, nyeri, sectio caesarea

Setting 5 Describe the setting, locations, and relevant dates, 4


including periods of recruitment, exposure, follow-up,
and data collection

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 Maret sampai 29


Maret 2014 di Ruang Kebidanan Rumah Sakit
Muhammadiyah, Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu yang akan melakukan operasi sectio caesarea

Participants 6 (a) Give the eligibility criteria, and the sources and 4
methods of selection of participants

Sempel penelitian ini diambil secara purposive sampling


dimana peneliti mula-mula mengidentifikasi semua
karakteristik populasi dan kemudian menetapkan
berdasarkan pertimbanganya, 19 sehingga didapatkan
3
sampel sebanyak 46, dengan sampel yang memenuhi
kriteria inklusi berjumlah 46 responden.

Variables 7 Clearly define all outcomes, exposures, predictors, 4


potential confounders, and effect modifiers. Give
diagnostic criteria, if applicable

Variable independen dalam penelitian ini adalah


kecemasan pre operasi sedangkan variable dependen
adalah derajat nyeri post section caesarea

Data 8* For each variable of interest, give sources of data and 4


sources/measurement details of methods of assessment (measurement).
Describe comparability of assessment methods if there is
more than one group

Alat pengambilan data untuk variable kecemasan


menggunakan checklist Amsterdam Preoperative Anxiety
Information Scale (APAIS), sedangkan variable derajat
nyeri post operasi menggunakan instrument Numerical
Rating Scale (NRS). Pengisian checklist dilakukan
dengan metode wawancara

Bias 9 Describe any efforts to address potential sources of bias

Tidak dijelaskan dalam artikel terkait cara untuk


mengatasi biasdalam penelitian ini

Study size 10 Explain how the study size was arrived at 5

Analisis hubungan antara tingkat kecemasan pre operasi


dengan derajat nyeri post sectio caesarea di uji dengan
menggunakan uji statistik chi square. Bila p value ≤ nilai
α (0,05), maka ada hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.

Quantitative variables 11 Explain how quantitative variables were handled in the


analyses. If applicable, describe which groupings were
chosen and why

variabel sebab atau resiko dan variabel akibat atau kasus


yang terjadi pada objek penelitian diukur dan
dikumpulkan secara simultan, sesaat atau satu kali saja
dalam satu kali waktu. Tidak semua subyek penelitian
diharuskan diteliti pada hari atau saat yang sama, akan
tetapi baik variabel resiko maupun variabel. efek dinilai
hanya satu kali saja.

Statistical methods 12 (a) Describe all statistical methods, including those used
to control for confounding

4
desain penelitian ini adalah Analitik Kuantitatif dengan
pendekatan Cross Sectional. Alat pengambilan data untuk
variabel kecemasan menggunakan checklist Amsterdam
Preoperative Anxiety Information Scale (APAIS),
sedangkan variabel derajat nyeri post-operasi
menggunakan instrumen Numerical Rating Scale (NRS).
Pengisian checklist dilakukan dengan metode wawancara.

Teknik analisis univariat dilakukan untuk menganalisis


variabel-variabel secara deskriptif dengan menghitung
distribusi frekuensinya. Analisis univariat dalam
penelitian ini meliputi umur, pekerjaan, pendidikan,
kecemasan pre-op, derajat nyeri post-op. Analisis
dilakukan dengan menggunakan komputer. Analisis
hubungan antara tingkat kecemasan pre operasi dengan
derajat nyeri post sectio caesarea di uji dengan
menggunakan uji statistik chi square.

(b) Describe any methods used to examine subgroups and


interactions

(c) Explain how missing data were addressed

(d) If applicable, describe analytical methods taking


account of sampling strategy

(e) Describe any sensitivity analyses

Results

Participants 13* (a) Report numbers of individuals at each stage of study


—eg numbers potentially eligible, examined for
eligibility, confirmed eligible, included in the study,
completing follow-up, and analysed

Dengan responden sebanyak 46 responden dimana


semuanya merupakan pasien pe dan post operasi section
caesarea

(b) Give reasons for non-participation at each stage

Tidak dijelaskan yang bukan responden dalam artikel ini

(c) Consider use of a flow diagram

Tidak ada penggunaan diagram pada penelitian ini

Descriptive data 14* (a) Give characteristics of study participants (eg


demographic, clinical, social) and information on
5
exposures and potential confounders

Tidak dijelaskan secara spesifik mengenai karakteristik


partisipan dan kriteria inklusi ataupun eksklusi pada
panelitian ini

(b) Indicate number of participants with missing data for


each variable of interest

Tidak ada

Outcome data 15* Report numbers of outcome events or summary measures

Berdasarkan analisis hubungan antara tingkat kecemasan


pre operasi dengan derajat nyeri post sectio caesarea
didapatkan responden dengan tingkat kecemasan ringan
dan mengalami nyeri ringan sebanyak 10 dari 19
responden (52,6%). Sedangkan responden dengantingkat
kecemasan sedang dan berat yang merasakan nyeri
sedang sebanyak 14 dari 27 responden (51,9%)

Main results 16 (a) Give unadjusted estimates and, if applicable,


confounder-adjusted estimates and their precision (eg,
95% confidence interval). Make clear which confounders
were adjusted for and why they were included

Tidak dijelaskan variabel perancu

(b) Report category boundaries when continuous variables


were categorized

Tidak dijelaskan variable kontigen

(c) If relevant, consider translating estimates of relative


risk into absolute risk for a meaningful time period

Tidak dijelaskan

Other analyses 17 Report other analyses done—eg analyses of subgroups


and interactions, and sensitivity analyses

Analisis subkelompok dan interaksi, dan analisis


sensitivitas tidak dijelaskan pada penelitian ini

Discussion

Key results 18 Summarise key results with reference to study objectives

Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan


pre operasi dengan derajat nyeri post sectio caesarea di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014

6
dengan p value 0,010

Limitations 19 Discuss limitations of the study, taking into account


sources of potential bias or imprecision. Discuss both
direction and magnitude of any potential bias

Penelitian ini tidak menjelaskan keterbatasan penelitian

Interpretation 20 Give a cautious overall interpretation of results


considering objectives, limitations, multiplicity of
analyses, results from similar studies, and other relevant
evidence

Penelitian ini menjelaskan hasil – hasil penelitian


sebelumnya dimana menemukan kesamaan dari penelitian
sebelumya

Generalisability 21 Discuss the generalisability (external validity) of the


study results

Hasilnya valid karena sampel yang diukur jelas dan


metode pengukurannya pun jelas. Semuanya dijabarkan
dibagian pembahasan

Other information

Funding 22 Give the source of funding and the role of the funders for
the present study and, if applicable, for the original study
on which the present article is based

Penelitian ini tidak menjelaskan mengenai pendanaan

*Give information separately for exposed and unexposed groups.

Note: An Explanation and Elaboration article discusses each checklist item and gives
methodological background and published examples of transparent reporting. The STROBE
checklist is best used in conjunction with this article (freely available on the Web sites of PLoS
Medicine at http://www.plosmedicine.org/, Annals of Internal Medicine at http://www.annals.org/,
and Epidemiology at http://www.epidem.com/). Information on the STROBE Initiative is available
at www.strobe-statement.org.

7
8
9
Artikel Penelitian

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN PRE-OPERASI DENGAN DERAJAT

NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DI

2. RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN


2014

1*
A. Akbar Apriansyah, 2*Siti Romadoni, 3Desy Andrianovita
1,2,3
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang *E-mail:
justakbar93@gmail.com/siro_ukhti@yahoo.co.id

3. Abstrak

Tujuan: Pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang yang dapat
membangkitkan kecemasan ketika akan menghadapinya, sehingga menjadikan perasaan yang tidak nyaman,
khawatir atau perasaan takut. Respon psikologi tidak hanya mempengaruhi tingkat kecemasan namun akan
mempengaruhi komplikasi selanjutnya pada pasien dengan sectio caesarea yaitu nyeri. Nyeri merupakan
kondisi perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh stimulus seperti stimulus yang bersifat fisik, ataupun yang
bersifat mental (psikologi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan pre
operasi dengan derajat nyeri pada pasien post sectio caesarea.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif melalui pendekatan Cross Sectional, dengan sampel
penelitian pasien pre dan post operasi sectio caesarea, tehnik pengambilan sampel dengan Purposive Sampling,
instrument dalam penelitian ini menggunakan checklist dan skala numerikal. Penelitian ini dilaksanakan pada
17 Maret sampai 29 Maret 2014 dengan responden sebanyak 46 responden. Uji statistik yang digunakan adalah
Chi Square.

Hasil: Dari hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan pre operasi
dengan derajat nyeri post sectio caesarea dengan p value 0,010.

Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada dokter anestesi atau dokter bedah agar
memberikan informasi mengenai proses anestesi dan pembedahan serta memberikan terapi rileksasi seperti
terapi musik atau terapi religius do’a bersama yang dapat dilakukan oleh perawat atau bidan kepada pasien pre
operasi untuk mengurangi kecemasan pasien. Selain itu tenaga perawat atau bidan diharapkan lebih
meningkatkan asuhan secara intensif kepada pasien post operasi, mulai dari pengkajian tanda dan gejala nyeri
sampai dengan memberikan intervensi keperawatan seperti terapi napas dalam, aroma terapi dan hipnoterapi
serta kolaborasi pemberian obat analgesik untuk mengurangi derajat nyeri pada pasien.

- 1
Artikel Penelitian

Kata Kunci: kecemasan, nyeri, sectio caesarea

Abstract

Aims: Surgery is a potential or actual threat to a person of integrity who can generate anxiety when going to
deal with it, making an uncomfortable feeling, worry or fear. Psychological responses not only affect the level
of anxiety but will affect the subsequent complications in patients with pain that is sectio Caesarea. Pain is an
unpleasant sensation condition caused by a stimulus such as a physical stimulus, or the nature of mental
(psychological). This study aims to determine the relationship between preoperative anxiety levels with the
degree of pain in patients with post sectio caesarea.

Method: This research is a cross-sectional quantitative approach, with a sample of the patient's pre and post
surgery sectio caesarea, sampling techniques with purposive sampling, the instrument in this study using a

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459

checklist and numerical rating scale. The research was conducted on March 17 th through March 29th, 2014 with
respondents are 46 respondents. The statistical test used is the chi square test.

Results: From the test results showed there is significant relationship between preoperative anxiety levels with
the degree of pain post sectio caesarea with p value 0.010.

Conclusion: Based on the results of this study are expected to anesthetist or surgeon in order to provide
information about the process of anesthesia and surgery then take relaxation therapies such as music therapy
or therapy with religious prayers that can be done by a nurse or midwife to patient pre surgery to reduce
patient anxiety. Additionally nurse or midwife expected more intensively to improve the care of postoperative
patients, ranging from signs and symptoms of pain assessment to provide therapeutic nursing interventions
such as deep breath, aromatherapy and hypnotherapy as well as collaboration analgesic medication to
reduce the degree of pain in patients. 4. PENDAHULUAN
Pembedahan atau operasi adalah semua
Key Words: Anxiety, pain, sectio caesarea tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasif dengan membuka atau menampilkan
bagian tubuh, dan pada umumnya dilakukan
dengan membuat sayatan, pada bagian tubuh
yang akan ditangani, lalu dilakukan tindakan
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 1 - Nomor 2, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 2
Artikel Penelitian

perbaikan dan diakhiri dengan penutupan dan Amerika sejak tahun 2003 (7%).5, 6, 7, 8
penjahitan luka. Pembedahan dilakukan
untuk mendiagnosa atau mengobati suatu Survei Global Kesehatan oleh WHO (2013)
penyakit, cedera atau cacat, serta mengobati yang dituliskan dalam data statistik kesehatan
kondisi yang sulit atau tidak mungkin dunia menyebutkan bahwa angka kejadian SC
disembuhkan hanya dengan obatobatan terbesar terdapat pada wilayah Amerika (36%),
sederhana.1, 2, 3 wilayah Western Pasifik (24%) dan wilayah
Eropa (23%). Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Osterman
Pembedahan dilakukan karena beberapa et al11 mengenai perubahan jumlah rata-rata
alasan seperti diagnostik (biopsi, laparotomi kelahiran melalui SC di Amerika Serikat sejak
eksplorasi), kuratif (eksisi massa tumor, tahun 1996 (19,7%) menjadi 32,2% pada tahun
pengangkatan apendiks yang mengalami 2011.9,10,11 Data statistik WHO (2013) juga
inflamasi), reparatif (memperbaiki luka menyebutkan bahwa negara tertinggi dengan

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459

multiplek), rekonstruksi dan paliatif.4 kejadian SC terdapat pada negara Brazil


Pembedahan menurut jenisnya dibedakan (52%),Cyprus (51%), Mexico (39%).10
menjadi dua jenis yaitu bedah mayor dan
bedah minor. Bedah mayor merupakan Peningkatan kejadian SC tidak hanya terjadi di
tindakan bedah yang menggunakan anestesi negara-negara maju saja, negara berkembang
umum/general anesthesi yang merupakan juga mendapatkan peningkatan yang
salah satu bentuk dari pembedahan yang signifikan, salah satunya negara Indonesia.
sering dilakukan. Indikasi yang dilakukan Hasil penelitian Afriani dkk (2013) dalam
dengan tindakan bedah mayor antara lain jurnal kesehatan Andalas mengenai kasus
kolesistektomi, nefrektomi, kolostomi, persalinan dengan bekas SC menurut keadaan
histerektomi, mastektomi, amputasi, operasi waktu masuk di bagian obstetri dan
akibat trauma, laparatomi dan sectio ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang
caesarea.2 bahwa di Indonesia angka kejadian SC pada
tahun 2009 telah mencapai 29,6%.12
Sectio caesarea (SC) adalah salah satu operasi
bedah yang paling umum dilakukan di dunia Tingginya angka kejadian SC tidak terlepas
saat ini5 sebagai salah satu cara untuk dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
membantu proses kelahiran janin melalui insisi Dari penelitian Mulyawati dkk (2011) dapat
pada dinding abdomen (laparotomi) dan diketahui bahwa faktor-faktor yang
dinding rahim (histerektomi). Meningkatnya berhubungan dengan persalinan SC adalah
jumlah kejadian tersebut mencapai 11,6% usia ibu, paritas, dan kejadian anemia.
pada tahun 2010 di China dan telah menjadi Dewasa ini kelahiran melalui SC telah
trend di menjadi trend global, namun hal ini tidak

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 1 - Nomor 2, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 3
Artikel Penelitian

menjadikan proses SC terbebas dari keluhan- adalah nyeri. Nyeri merupakan suatu kondisi
keluhan post bedah. Prosedur pembedahan perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh
dapat memberikan suatu reaksi emosional stimulus tertentu seperti stimulus yang bersifat
seperti ketakutan, marah, gelisah dan fisik, ataupun stimulus yang bersifat mental
kecemasan bagi pasien sebelum (psikologi), nyeri juga dapat bersifat subjektif,
menghadapinya. Kelainan yang berbeda juga sehingga respon setiap orang tidak sama saat
akan timbul setelah tindakan pembedahan itu merasakan nyeri. Nyeri tidak dapat diukur
dilakukan yang dapat terjadi karena tindakan secara objektif, misalnya dengan
pembedahannya (luka bedah), akibat menggunakan pemeriksaan darah, sehingga
anastesinya, atau akibat faktor lain. Faktor derajat nyeri hanya dapat diukur melalui
lain ini termasuk status imunologi, seperti pengakuan orang yang merasakannya.3
komorbiditas atau masalah psikologis pra-
operasi.13 Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri salah
satunya adalah kecemasan. Nyeri dan
Respon paling umum pada pasien pra-operasi kecemasan bersifat kompleks, sehingga
salah satunya adalah respon psikologi keberadaanya tidak terpisahkan. Kecemasan
meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga
(kecemasan), secara mental penderita yang dapat menimbulkan suatu perasaan cemas.
akan menghadapi pembedahan harus Apabila rasa cemas tidak mendapatkan
dipersiapkan karena selalu ada rasa cemas perhatian, maka rasa cemas tersebut akan
dan takut terhadap penyuntikan, nyeri luka, menimbulkan suatu masalah serius dalam
anesthesia, bahkan terdapat kemungkinan penatalaksanaan nyeri.3 Hal ini sesuai dengan
cacat atau mati.2 Sejalan dEngan teori tentang penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
tindakan pembedahan yang merupakan salah Sumanto, dkk dengan tema hubungan tingkat
satu ancaman potensial maupun aktual pada nyeri dengan tingkat kecemasan pada pasien
integeritas seseorang yang dapat post operasi sectio caesarea di RSU PKU
membangkitkan kecemasan ketika akan Muhammadiyah Gombong menyatakan ada
menghadapinya, sehingga perlu adanya hubungan antara tingkat nyeri dengan tingkat
persiapan secara psikologi ketika akan kecemasan pada pasien post operasi sectio
menghadapi pembedahan.14 Hasil penelitian caesarea. Hasil penelitian menyatakan bahwa
Montgomery et al (2011) di New York, USA semakin tinggi tingkat nyeri yang dialami oleh
mengenai faktor psikologis pra-operasi pasien maka semakin tinggi tingkat kecemasan
terhadap efek samping pasca operasi, pasien.14
menunjukkan bahwa stres pra-operasi sangat
berkontribusi pada keparahan nyeri pasien
paska-operasi dan kelelahan satu minggu
setelah operasi.15

Respon psikologi seorang tidak hanya akan


mempengaruhi tingkat kecemasan namun akan
mempengaruhi komplikasi selanjutnya. Salah
satu komplikasi pada pasien dengan luka SC
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 1 - Nomor 2, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 4
Artikel Penelitian

pengamatan peneliti secara langsung dengan


metode wawancara mendapatkan bahwa dari
Berdasarkan pengalaman praktek klinik di 10 pasien post bedah SC, 8 pasien mengalami
Rumah Sakit Dr. A.K. Gani Palembang pada nyeri berat dan 2 pasien mengaku nyeri
tahun 2012-2013 yang dilakukan oleh sedang serta 5 pasien mengeluhkan rasa
peneliti melalui pengamatan secara langsung cemas yang tinggi sebelum menghadapi
terhadap pasien diruang rawat inap bedah dan proses pembedahan.
kebidanan, masalah terbanyak pada pasien
pra- operasi atau yang akan menghadapi
proses pembedahan adalah kecemasan, hal
ini ditandai dengan gangguan pola tidur dan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa
sering bertanya mengenai proses hubungan antara dua variabel yaitu tingkat
pembedahan. Hal berbeda dialami pada kecemasan pre-operasi dengan derajat nyeri
pasien dengan post bedah yaitu berupa pada pasien post sectio caesarea.
keluhan nyeri pada luka operasi, infeksi luka,
gangguan tidur. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nikolajsen et 5. METODE PENELITIAN
al16 di Denmark yang menyelidiki nyeri
persisten pada pasien dengan bedah mayor
seksio caesar. Berdasarkan hasil penelitian Jenis penelitian ini kuantitatif, dengan desain
tersebut mereka melaporkan bahwa 12,3% penelitian Analitik Kuantitatif dengan
dari ibu melahirkan mengalami nyeri pada pendekatan Cross Sectional yaitu suatu
akhir periode mulai dari 6 sampai 18 bulan. penelitian sectional silang, variabel sebab
Selain itu, Nyeri harian dilaporkan 5,9% atau resiko dan variabel akibat atau kasus
terjadi pada pasien. Dalam penelitian yang terjadi pada objek penelitian diukur dan
tersebut, faktor risiko nyeri persisten adalah dikumpulkan secara simultan, sesaat atau
operasi caesar dengan anestesi umum, satu kali saja dalam satu kali waktu. Tidak
masalah nyeri sebelumnya, dan nyeri pasca semua subyek penelitian diharuskan diteliti
operasi. pada hari atau saat yang sama, akan tetapi
baik variabel resiko maupun variabel. efek
dinilai hanya satu kali saja.17, 18
Berdasarkan data dari medikal record di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Variabel independen dalam penelitian ini
pada Ruang Kebidanan di tahun 2010 adalah kecemasan pre operasi sedangkan
ditemukan kejadian SC sebanyak 2025, pada variabel dependen adalah derajat nyeri post
tahun 2011 sebanyak 2435 kejadian, pada sectio caesarea. Populasi dalam penelitian ini
tahun 2012 sebanyak 875 dan pada tahun adalah seluruh ibu yang akan melakukan
2013 sampai dengan tanggal 23 Desember operasi sectio caesarea di Ruang Kebidanan
ditemukan sebanyak 3284 kejadian SC. Hasil Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 1 - Nomor 2, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 5
Artikel Penelitian

pada tanggal 17 Maret sampai 29 Maret antara tingkat kecemasan pre operasi dengan
2014. Sedangkan sampel adalah bagian derajat nyeri post sectio caesarea di uji
populasi yang diambil secara purposive dengan menggunakan uji statistik chi square.
sampling dimana peneliti mula-mula Bila p value ≤ nilai α (0,05), maka ada
mengidentifikasi semua karakteristik hubungan antara variabel independen dengan
populasi dan kemudian menetapkan variabel
berdasarkan pertimbanganya,19 sehingga
didapatkan sampel sebanyak 46, dengan dependen.19
sampel yang memenuhi kriteria inklusi
B. Tabel 1
berjumlah 46 responden.
Distribusi Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Umur di
Alat pengambilan data untuk variabel Ruang
kecemasan menggunakan checklist Kebidanan
Amsterdam Preoperative Anxiety Rumah Sakit
Information Scale (APAIS), sedangkan Muhammadiy
ah Palembang
variabel derajat nyeri postoperasi 2014
menggunakan instrumen Numerical Rating
Scale (NRS). Pengisian checklist dilakukan
dengan metode wawancara. 7. Variabel
Mean Med Min
Max CI (95%)
Teknik analisis univariat dilakukan untuk
menganalisis variabel-variabel secara
deskriptif dengan menghitung distribusi Umur 31,26 32,50
frekuensinya. Analisis univariat dalam 18 42 29,42 - 33,10
penelitian ini meliputi umur, pekerjaan,
pendidikan, kecemasan pre-op, derajat nyeri
post-op. Analisis dilakukan dengan Hasil analisis tabel 1 menunjukan bahwa
menggunakan komputer. Analisis hubungan responden rata-rata berumur 31,26 (95% CI:
29,42 – 33,10). Umur termuda 18 tahun dan
umur tertua 42 tahun. Hasil estimasi interval
HASIL PENELITIAN dapat diketahui bahwa 95% diyakini umur
responden diantara 29,42 sampai dengan
33,10 tahun.
6.Analisa Univariat 1.
Umur

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 1 - Nomor 2, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 6
Artikel Penelitian

2. Pekerjaan 3. Pendidikan

C. Tabel 2 D. Tabel 3
Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi
Responden Responden
Berdasarkan Berdasarkan
Pekerjaan di Pendidikan di
Ruang Ruang
Kebidanan Kebidanan
Rumah Sakit Rumah Sakit
Muhammadiy Muhammadiy
ah Palembang ah Palembang
2014 2014

Tingkat Pendidikan
8. Frekuensi %
Kategori Pekerjaan Frekuensi
% SD 10
2,2% Buruh 1 SMP 7
4,3% Guru 2 SMA 26
IRT 40 PT 3
Pedagang 2 Total 46

87%

4,3% Hasil analisis tabel 3 menggambarkan


distribusi tingkat pedidikan responden
Wiraswasta menunjukan bahwa mayoritas responden
2,2% memiliki tingkat pendidikan SMA dengan
jumlah 26 responden (56,5%).
Tabel 2 menggambarkan distribusi pekerjaan
responden. Mayoritas responden tidak 9. Analisa Bivariat
bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu
40 responden (87%).
E. Tabel 4
Distribusi Hubungan Antara Tingkat
Kecemasan Pre Operasi dengan
Derajat Nyeri Post Sectio Caesarea

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 1 - Nomor 2, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 7
Artikel Penelitian

di Ruang Kebidanan Rumah Sakit operasi dengan derajat nyeri post sectio
Muhammadiyah Palembang 2014
caesarea.

Kategori Tingkat Kategori Derajat Nyeri


Kecemasan PEMBAHASAN
Ringan Sedang
post sectio
F % F caesarea.
Ringan 10 52,6 3 Hasil uji pearson chi square didapatkan nilai p
15,8 6 31,6 19
100 0,010
(Value) = 0,010 lebih kecil dari α = 0,05
Sedang+Berat 4 14,8 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
14 51,9 9 33,3 27 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
100 yang tentang hubungan antara tingkat nyeri
dengan signifikan antara tingkat kecemasan
Total 14 30,4 pre tingkat kecemasan pada pasien post
17 37 15 operasi
32,6 46 100

Berdasarkan analisis hubungan antara tingkat


kecemasan pre operasi dengan derajat nyeri
post sectio caesarea didapatkan responden
dengan tingkat kecemasan ringan dan
mengalami nyeri ringan sebanyak 10 dari 19
responden (52,6%). Sedangkan responden
dengan tingkat kecemasan sedang dan berat
yang merasakan nyeri sedang sebanyak 14
dari 27 responden (51,9%). Hasil analisis ini
didapatkan melalui penggabungan sel
sehingga bisa dilakukan uji statistic dengan
Chi Square Test.

Hasil uji pearson chi square didapatkan nilai


p (Value) = 0,010 lebih kecil dari α = 0,05
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
yang signifikan antara tingkat kecemasan pre

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 1 - Nomor 2, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 8
Artikel Penelitian
sectio caesarea di RSU PKU Muhammadiyah Gombong, sehingga ada hubungan antara tingkat
nyeri dengan tingkat kecemasan pada pasien post operasi sectio caesarea dengan nilai Assymp.
Sig = 0,038. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat
nyeri yang dialami oleh pasien post operasi sectio caesarea semakin tinggi juga tingkat
kecemasannya karena nyeri merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman yang menyebabkan
kecemasan pada pasien post

sectio caesarea.14

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Montgomery et al15
mengenai faktor psikologis pra-operasi terhadap efek samping pasca operasi, menunjukkan
bahwa stres pre-operasi sangat berkontribusi pada keparahan nyeri pasien paska-operasi dan
kelelahan satu minggu setelah operasi dengan nilai P-Value = 0,001. Berdasarkan hasil
penelitian ini menyebutkan bahwa faktor psikologis pra operasi mempengaruhi komplikasi pada
responden selama satu minggu sebesar: nyeri pasca operasi (28 %), mual (11 %), dan kelelahan
(25

%). Hasil ini memberikan bukti kuat peran faktor psikologis pra operasi dalam menentukan
pengalaman gejala satu minggu setelah prosedur bedah invasif. Singkatnya, seperempat dari rasa
sakit dan kelelahan pasien ditentukan oleh faktor psikologis. Analisis lebih lanjut
mengungkapkan bahwa dalam semua kasus, respon harapan terus membuat kontribusi yang unik
untuk efek samping pasca operasi setelah memperhitungkan tekanan emosional praoperasi. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa harapan respon adalah mediator dari efek gangguan emosi
pada nyeri pasca operasi dan kelelahan. Hasil ini menyoroti pentingnya harapan dalam
penyelidikan pengaruh psikologis pra operasi dan kesulitan pada hasil pasca-operasi. Dari
perspektif klinis, hasil menunjukkan bahwa pasien dengan tingkat pra operasi yang lebih tinggi
dari harapan dan

tekanan emosional

tampaknya berada pada risiko lebih besar untuk mengalami tingkat yang lebih tinggi dari efek
samping pascaoperasi.15

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada
bulan Maret Tahun 2014, responden pre operasi yang mengalami kecemasan kategori sedang dan
berat dengan keluhan nyeri post operasi dalam kategori sedang dan berat berjumlah 23 responden
(50%) dari total 46 responden yang diteliti. Sedangkan responden yang mengalami kecemasan
kategori ringan dengan keluhan nyeri dalam kategori ringan berjumlah 10 responden (21,7%) dari
total 46 responden. Hal ini menunjukan bahwa pasien dengan gangguan kecemasan dalam
kategori sedang ataupun berat akan mempunyai kemungkinan besar mengalami komplikasi nyeri
dengan skala kategori sedang dan berat juga, sedangkan pasien dengan gangguan kecemasan
dalam kategori ringan akan mempunyai kemungkinan besar mengalami komplikasi nyeri dengan
skala ketegori ringan.

Berdasarkan pada teori yang ada peneliti menghubungkan keterkaitan antara veriabel kecemasan
dengan nyeri melalui respon fisiologis tubuh yaitu Pasien dengan gangguan kecemasan

9
Artikel Penelitian
menunjukkan perbedaan dalam konsentrasi keseimbangan hormon dalam tubuh. Ketika
mengalami kecemasan beberapa hormon yang akan mengalami perubahan dibandingkan
dengan subyek normal adalah, katekolamin dan MHPG, kortisol dan ACTH, hormon
pertumbuhan, prolaktin, hormon tiroid, dan B-endorphin. Kelainan endokrin pada orang
cemas termasuk epinefrin, norepinefrin, dopamin, dan katekolamin metabolit, terutama
metoksi hydroxy phenethylene glycol (MHPG). Perubahan hormon inilah yang akan
berpengaruh terhadap fungsi hipotalamus sehingga mengaktifkan kerja neurotransmitter terhadap
komplikasi yang dialami responden post operasi, dikarenakan efek fisiologis yang menyebabkan
keseimbangan tubuh terganggu sehingga dampak stress akan muncul yang pada akhirnya akan
memperberat persepsi responden terhadap nyeri.

Kecemasan merupakan salah satu dari faktor yang mempengaruhi nyeri. Hubungan nyeri dan
kecemasan bersifat kompleks, sehingga keberadaanya tidak terpisahkan. Kecemasan sering kali
meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan cemas. Apabila
rasa cemas tidak mendapatkan perhatian, maka rasa cemas tersebut akan menimbulkan suatu
masalah penatalaksanaan nyeri yang serius.

10. SIMPULAN

1. Tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang pada bulan Maret tahun 2014 sesuai dengan APAIS Test yang paling banyak adalah
tingkat kecemasan dengan kategori sedang dan berat dengan jumlah 27 responden (58,6%) dari
total 46 responden yang diteliti.
2. Derajat nyeri pasien post sectio caesarea di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada
bulan Maret tahun 2014 sesuai dengan NRS (Numerical Rating scale) yang paling banyak
adalah keluhan nyeri dengan kategori sedang dengan jumlah 17 responden (37%) dari total 46
responden yang diteliti.
3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan pre operasi dengan derajat nyeri post
sectio caesarea di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 dengan p value 0,010.

11. REFERENSI

1. Lemone, P., & Burke, K. (2004). Medical Surgical Nursing Critical Thinking in Client
Care (3 ed.). United State of

America: Julie Levin Alexander.

2. Sjamsuhidajat, R., & Jong, W. D. (2005). pembedahan Buku Ajar Ilmu Bedah (2 ed., pp. 265-
266). Jakarta: EGC.
3. Potter, P. A., & Perry, A. g. (2006). Fundamental of nursing : concepts, process, and practice
(4 ed. Vol. 2). Jakarta: EGC.

10
4. Artikel Penelitian
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Keperawatan Medikal-Bedah (8 ed. Vol. 3). Jakarta: EGC.
5. WHO. (2010). Caesarean Section Without Medical Indication Increases Risk of Shortterm
Adverse Outcomes for Mothers. Departement of Reproductive health and Research.
6. MacDorman, M. F., Menacker, F., &
Declercq, E. (2008). Cesarean Birth in the United States: Epidemiology, Trends, and
Outcomes. Clinic in Perinatalogy. doi: 10.1016/j.clp.2008.03.007

7. Gary, C. F., & Wetridge, W. J. (2010). Williams OBSTETRICS (23 ed.). United State of
America: The McGraw-Hill Companies, Inc.
8. Subedi, S. (2012). Rising Rate of Cesarean Section-A Year Review. Journal of Nobel Medical
College, 1.
9. Sears, W. (2011). seri cerdas bersama DR.Sears panduan mempersiapkan kelahiran informasi
lengkap untuk kelancaran kelahiran. Tangerang: Lentera Hati.
10. WHO. (2013). World Health Statistics 2013. Switzerland: Department of
Reproductive Health and Research 11. Osterman, M. J. K., & Martin, J. A. (2013). Changes in
Cesarean Delivery Rates by

Gestational Age: United State, 1996-2011. U.S Department of Health and Human Service
National Center for Health
Statistics.
12. Afriani, A., Desmiwarti, & Kadri, H. (2013). Kasus Persalinan Dengan Bekas
Seksio Sesarea Menurut Keadaan Waktu

Masuk di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas, 2.

13. Mulyawati, I., Azam, M., & Ningrum, D.


N. A. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Persalinan Melalui Sectio
Sesarea. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. 14. Sumanto, R., Marsito,
& Ernawati. (2011). Hubungan Tingkat Nyeri dengan Tingkat

Kecemasan Pada Pasien Post Operasi

Sectio Caesarea Di RSU PKU Muhammadiyah Gombong. STIKes

Muhammadiyah Gombong, 7.
15. Montgomery, G. H., Schnur, J. B., Erblich, J., Diefenbach, M. A., & Bovbjerg, D. H. (2011).
Pre-Surgery Psychological Factors Predict Pain, Nausea and Fatigue One Week Following
Breast Cancer Surgery. Department of
Oncological Sciences, Mount Sinai School of Medicine, Madison Avenue, New York, USA.
16. Fabris, L. K. (2011). Persistent post- partum pain after vaginal birth and cesarean section.
Department of Anaesthesiology and Intensive Care, General Hospital Pula, A.Negri 4, 52100
Pula, Croatia, 113.
17. Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2011). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta:
Sagung Seto.
18. Setiadi. (2013). Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (2 ed.). Yogyakarta: Graha
Ilmu.
19. Notoadmodjo, S. (2010). Etika & Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cifta.
20. Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

11
Artikel Penelitian

12

Anda mungkin juga menyukai