TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan paru dan toraks posterior lebih mudah dilakukan pada pasien
yang duduk, sementara pemeriksaan paru dan toraks anterior lebih mudah
yang benar, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.1 Sebelum melakukan
pemeriksaan visualisasikan lobus paru yang ada di balik dinding toraks dan
bandingkan sisi yang satu dengan lainnya.1 Proyeksi paru pada permukaan toraks
3
Gambar 2 Proyeksi Paru pada dinding toraks. A proyeksi paru pada bagian
depan. B proyeksi paru pada bagian belakang, C proyesi paru pada sisi
kanan. D. proyeksi paru pada posisi kiri.
Atur pakaian yang dikenakan pasien agar dapat melihat bagian dada
sepenuhnya. Jika pasiennya pria pakaian dibuka sampai sebatas pinggang.9 Untuk
pasien wanita, tutupi sisi dada lainnya ketika memeriksa salah satu sisi dada
anteriornya. Tutupi bagian anterior dada pasien wanita pada saat memeriksa
bagian punggungnya1.
Inspeksi dada bagian anterior dilakukan dalam posisi telentang dan pasien
duduk atau dengan bagian kepala ranjang yang dinaikkan hingga mencapai
ketinggian yang nyaman bagi pasien. Sementara inspeksi dada bagian posterior
4
2.2 Inspeksi
1. Penilaian umum
kelopak mata).6
Pemeriksaan sikap dan tubuh pasien dinilai dari cara pasien berbaring
c. Inspeksi leher
dibantu oleh kerja otot tambahan seperti pada keadaan distres pernapasam
5
muskulus trapezius dan sternokleidomastoideus berkontraksi selama
fosa supraklavikular dan otot-otot interkostal.9 Selain itu pada leher dilihat
dada adalah:
6
Gambar 4 Funnel chest
dan diafragma mendatar.6 Iga-iga pada barrel chest kehilangan sudut 45°
7
5. Flail chest adalah konfigurasi dada yang ditandai satu sisi dada bergerak
iga multipel.9
Gambar 7 Skoliosis
kearah anterior.11
Gambar 8 Kifosis
secara pasif terjadi ekspirasi, frekuensi pernapasan normal 14-18/menit, pada bayi
8
baru lahir normal 44x/menit dan secara gradual berkurang dengan bertambahnya
umur. Pada laki-laki dan anak diafragma lebih berperan, sehingga yang menonjol
gerakan pernapasan bagian atas abdomen dan toraks bagian bawah. Pada
yang menonjol adalah gerakan rongga toraks bagian atas.6 Perhitungan napas
sebaiknya tidak diketahui oleh pasien karena akan menyebabkan pasien merubah
pola napasnya, oleh karena itu lakukan perhitungan frekuensi napas seolah-olah
Pernapasan abnormal6 :
b. Orthopnea merupakan sesak napas kalau posisi tidur dan berkurang kalau
posisi duduk.
c. Kusmaull breathing adalah napas cepat dan dalam, misal pada keadaan
asidosis.
asma bronchial.
detik, pasien dapat tertidur pada periode ini. Contoh: penyakit jantung,
9
f. Biot’s breathing adalah pernapasan yang tak teratur, contoh : trauma
dapat berakibat pusing dan sensasi sesak napas yang sifatnya psikologik.
2. Gerakan paru
Gerakan paru yang tidak sama, dapat diamati dengan melihat lapang dada
Normalnya kedua sisi toraks mengembang sama besar dan pada waktu bersamaan.
karena paru mengembung (emfisema pulmo) pleura berisi cairan (efusi pleura)5.
10
4. Retraksi ruang sela iga
Retraksi ruang sela iga yang abnormal dilihat saat inspirasi dan tampak
f. Inspeksi ekstremitas
finger adalah hilangnya sudut antara kuku dan falang terminal, sedangkan pada
2.3` Palpasi
di dinding dada, nyeri tekan, gerakan pernapasan yang simetris atau asimetris,
derajat ekspansi dada, dan menentukan vocal tactil fremitus. Kenali daerah-daerah
yang nyeri ketika ditekan. Lakukan palpasi dengan hati-hati pada setiap daerah
tempat terasanya nyeri yang dikeluhkan atau tempat terlihatnya lesi atau memar.10
trakea.9 Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan trakea tetap ditengah atau
11
bergeser dari tempatnya. Selain itu dilakukan pemeriksaan untuk menentukan
Palpasi dinding dada dapat menilai semua kelainan pada dinding dada
(tumor, benjolan, muskuloskeletal, rasa nyeri di tempat tertentu, posisi trakea serta
pergeserannya, fraktur iga, ruang antar iga, fossa supraklavikuler, dsb) serta
dua tangan yang ditempatkan di daerah yang simetris, dan kemudian dinilai. Pada
waktu pasien bernapas dalam tangan diletakkan di bagian depan dada, dada
samping, dan dada belakang bawah dan amati kesimetrisan dinding dada.7
a. Letakkan ibu jari kedua tangan di sekitar ketinggian iga ke-10 dengan jari-
jari tangan yang memegang secara longgar dinding dada sebelah lateral
12
b. Ketika meletakkan kedua tangan, geser keduanya ke arah medial dengan
gerakan yang cukup untuk menimbulkan lipatan kulit yang longgar pada
setiap sisi dada di antara ibu jari tangan dan tulang belakang pasien.
d. Amati jarak antara kedua ibu jari tangan ketika keduanya bergerak saling
menjauhi pada saat inspirasi, dan rasakan luasnya serta kesimetrisan rib
e. Jika gerak dada tidak simetris, jarak ibu jari kanan dan kiri terhadap linea
4. Fremitus taktil
pemeriksaan dada. Fremitus terjadi jika suara dihantarkan dari laring melalui
fremitus. Jika ada cairan atau udara di dalam rongga dada maka fremitus akan
melemah seperti pada efusi pleura, emfisema paru, dan obstruksi dari bronkus.10
13
Cara melakukan fremitus taktil dinding toraks adalah7:
b. Pasien disuruh mengucapkan kata kata seperti 77, dengan nada yang
sedang.
c. Bandingkan getaran yang timbul antara hemithorax kiri dan kanan secara
2.4 Perkusi
suara yang dihasilkan oleh ketokan pada dinding toraks. Metoda ini tetap penting
dengan pemeriksaan fisik yang baik bisa memprediksi kelainan yang ada dalam
ditimbulkan dengan perkusi hanya dapat menilai jaringan paru sadalam 5-6 cm9.
dan organ paru dibawahnya yang dipantulkan dan diterima oleh pendengaran
pemeriksa. Nada dan kerasnya bunyi tergantung pada kuatnya perkusi dan sifat
14
organ dibawah lokasi perkusi. Perkusi di atas organ yang padat atau organ yang
berisi cairan akan menimbulkan bunyi dengan amplitudo rendah dan frekuensi
tinggi yang disebut suara pekak (dull, stony dull). Perkusi di atas organ yang
melakukan perkusi adalah permukaan palmar jari tengah (yang berperan sebagai
pleksimeter) diletakkan pada dinding dada di atas sela iga kemudian diketuk
ada dalam dalam paru. Bunyi yang dihasilkan tergantung dari banyak sedikitnya
udara yang ada dalam rongga dada. Teknik pemeriksaan perkusi penderita bisa
dalam posisi tidur dan bisa dalam posisi duduk. Perkusi pada dinding toraks depan
dapat dilakukan pada posisi tidur telentang, jika pasien duduk kedua tangan pada
paha dengan flexi pada sendi siku. Perkusi dimulai dari lapangan atas paru
pasien tidur karena tidak dapat duduk maka untuk perkusi daerah punggung,
1. Letakkan hiperekstensi jari tengah tangan kiri (jari tangan flexi meter)
bagian tangan yang lain karena hal tersebut akan meredam getaran.
15
2. Posisikan lengan kanan bawah cukup dekat dengan permukaan yang
akan diperkusi.
3. Dengan gerakan yang cepat tapi rileks (tidak kaku) ketuklah jari flexi
meter dengan ujung jari tengah tangan kanan anda (jari flexor) dan
a. Jika dinding toraks pasien lebih tebal tekanan jari flexi meter pada
semakin kuat.
b. Lakukan ketokan cepat, kuat, tegak lurus memantul dari jari tengah tangan
kanan pada phalanx kedua dari jari tengah tangan kiri yang menempel
perkusi agak lebih kuat sedangkan pada daerah yang ototnya tipis seperti
daerah axilla dan lapangan bawah paru, kekuatan perkusi tidak terlalu
kuat.
e. Kuku jari yang pendek dianjurkan untuk menghindari cedera pada diri
sendiri.
a. Suara perkusi normal dari toraks pada lapangan paru disebut sonor
(resonance).
16
b. Perkusi pada infiltrat paru dimana parenkim lebih solid mengandung
c. Perkusi pada efusi pleura masif atau massa tumor yang besar suara perkusi
pekak (flatness)
d. Hiperinflasi dari paru dimana udara tertahan lebih banyak dalam alveoli
perkusi (hipersonor)
17
3. Lakukan perkusi tersebut juga dekat bagian hemitoraks dan juga lebih
ke lateral.
Waktu inspirasi dalam, batas belakang paru akan turun 4-6 cm, oleh
karena terjadi peranjakan batas paru turun ke bawah yang ditandai oleh perubahan
suara perkusi redup menjadi sonor sejauh 4-6 cm. Bagian anterior toraks, bunyi
sonor mulai dari klavicula ke arah arcus costarum, kecuali pada daerah jantung
dan hati yang memberikan perkusi redup atau pekak. Pada daerah anterior kanan
pada ruang intercostal 4 sampai 6 akan didapatkan perkusi redup, dimana pada
daerah ini didapatkan overlap antara parenkim paru dengan hati (perkusi
costarum kanan, perkusi adalah pekak (daerah hati) yang tidak ditutupi parenkim
paru. Pada bagian anterior kiri bawah, didapatkan perkusi timpani (daerah
Daerah dinding belakang toraks, bunyi perkusi sonor dari apex paru sampai batas
b. Kiri atas : ruang intercostal III kiri, 2-4 cm dari mid sternum
18
Jika ada cairan pleura yang cukup banyak akan didapatkan11:
a. Garis Ellis Damoiseau yaitu garis lengkung konveks dengan puncak pada
torakalis, garis Ellis Damoiseau dan garis horizontal yang melalui puncak
cairan.
c. Segitiga Grocco adalah daerah redup kontralateral yang dibatasi oleh garis
2.5 Auskultasi
pernapasan. Auskultasi adalah mendengarkan suara yang berasal dari dalam tubuh
19
dengan cara menempelkan telinga ke dekat sumber bunyi atau agar lebih mudah
menggunakan stetoskop. Stetoskop mempunyai tiga ujung yaitu satu ujung kepala
yang diletakkan di atas kulit dada atau perut dan dua ujung lain ditempelkan di
lubang telinga pemeriksa. Ada dua macam bentuk ujung kepala stetoskop, yaitu
rendah, sedangkan bentuk bel akan menyaring bunyi berfrekuensi tinggi sehingga
menggunakan stetoskop jangan menekan ujung kepala bentuk bel terlalu ketat ke
kulit karena akan menyebabkan kulit teregang oleh bibir bel sehingga akan
Tujuan auskultasi paru adalah untuk menilai pergerakan udara pada jalan
napas besar sampai sedang dan untuk membuat kesimpulan tentang jalan napas,
tangan. Pada waktu pemeriksaan minta pasien untuk bernapas melalui mulut.10
sebaiknya duduk seperti melakukan perkusi. Kalau pasien tidak bisa duduk,
bernapas dengan mulut tidak melalui hidung. Untuk mendengar suara napas
20
perhatikan intensitas, durasi dan pitch (nada) dari inspirasi dibandingkan dengan
ekspirasi.6
napas, terutama di trakea dan saluran napas besar. Getaran bunyi ini akan
merambat melalui udara yang terdapat pada bronkus utama menuju ke perifer
paru. Ketika melalui udara pada bronkiolus yang kecil, transmisi getaran suara
Pada suara napas vesikuler, suara inspirasi lebih keras, lebih panjang dan
pitchnya (nada) lebih tinggi dari suara ekspirasi. Suara napas vesikuler terdengar
interscapula. Suara vesikuler dapat mengeras pada orang kurus atau post exercise
dan melemah pada orang gemuk atau pada penyakit-penyakit tertentu.6 Suara
napas vesikuler pelan dan bernada rendah, terdengar selama inspirasi kemudian
21
berlanjut tanpa henti sepanjang ekspirasi dan akhirnya terdengar semakin samar-
Pada suara napas bronkial, suara napas ekspirasi, intensitasnya lebih keras,
durasinya lebih panjang dan nadanya lebih tinggi dari suara inspirasi, terdapat
pada daerah supra sternal. Suara napas trakeal hampir sama dengan suara napas
bronkial tetapi durasi ekspirasi hampir sama antara ekspirasi dengan inspirasi,
terdengar pada daerah trakea. Ditemukanya bunyi napas bronkial pada daerah
yang seharusnya suaran napas vesikuler, hal ini dapat disebabkan oleh pemadatan
antara suara napas vesikuler dan bronkial. Jenis suara napas ini ditandai dengan
ekspirasi lebih keras, lebih lama dan nadanya lebih tinggi dari inspirasi. Jenis
pernapasan ini, normal didapatkan pada pada daerah ruang intercostal I & II kiri
dan kanan di bagian depan dan daerah interscapula pada bagian belakang, dimana
broncovesikuler bila didapatkan pada daerah yang secara normal adalah vesikuler
22
Gambar 17 Karakteristik bunyi napas
a. Ronki (Rales)
Ronki adalah suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran udara melalui
saluran napas yang berisi sekret/eksudat atau akibat saluran napas yang
menyempit dan edema saluran napas. Ada dua jenis ronki yaitu:
oleh adanya eksudat atau cairan dalam bronkiolus atau alveoli dan bisa
napas, inflamasi atau spasme saluran napas seperti pada bronchitis atau
terdengar squeking dan grouning, pada saluran yang lebih besar adalah
23
deep tone grouning (sonorous) dan pada saluran yang lebih kecil
parietal dengan pleura viseral waktu inspirasi. Bunyi gesekan terjadi karena kedua
permukaan pleura kasar. Permukaan pleura yang kasar biasanya disebabkan oleh
eksudat fibrin dan terdengar seperti menggosok ibu jari dengan jari telunjuk
dengan tekanan yang cukup keras pada pangkal telinga, terdengar pada fase
c. Wheezing
Wheezing adalah suara napas yang terdengar kontinu, nadanya lebih tinggi
adanya penyempitan saluran napas kecil (bronkus perifer dan bronkiolus), karena
udara melewati suatu penyempitan wheezing dapat terjadi, baik saat insipirasi
d. Stridor
bernada tinggi yang terjadi baik saat inspirasi maupun ekspirasi serta dapat
24
saluran napas atas (laring) atau trakea, disebabkan karena penyempitan pada
e. Amphoric sounds
Amphoric sounds yaitu suara napas yang berasal dari kavitas atau
pneumotoraks dengan fistel yang terbuka yang bunyinya seperti mendengar botol
f. Hippocrates succussion
hidropneumotorax.
g. Pneumotorax click
saat kontraksi jantung, terjadi bila didapatkan adanya udara diantara kedua lapisan
yaitu :
napas secara memuaskan, misalnya nyeri dada bila bernapas atau keadaan
25
voice). Pasien disuruh mengucapkan kata 77 (tujuh puluh tujuh) secara berbisik
paru. Pada kelainan infiltrat maka suara berbisik tersebut akan terdengar jelas
pada pangkal telinga kita dan disebut bronchial whispered positif dan dapat
b. Bronchophoni
Vocal sound (suara biasa) bila didengarkan pada dinding toraks (lapangan
paru) akan terdengar kurang keras dan kurang jelas dan terdengar jauh. Bila
terdengar lebih keras, lebih jelas dan pada pangkal telinga pemeriksaan disebut
bronchoponi positif terdapat pada pemadatan parenkim paru, misal pada infiltrat
c. Eugophoni
bersuara ‘iiii’ tetapi terdengar menjadi ‘eeee’. Eugofoni terjadi jika terdapat
konsolidasi pada paru, suara bernada tinggi diteruskan dan bahkan ditingkatkan
transmisinya.4
26