Kelompok 2
Aidarna Wan Sari (207008002)
Uswatul Husnaini (207008013)
“semakin tua usia siswa SD, maka tinggi badannyapun semakin tinggi”
“semakin tinggi ketidak hadiran mahasiswa di kelas, maka nilai yang diperolehnya
cenderung semakin rendah”
Hubungan ini disebut korelasi negatif karena kedua variabel mengalami perubahan ke
arah yang berlawanan, yaitu dengan meningkatnya tingkat ketidak hadiran, maka nilai
mahasiswa justru menurun
VARIABEL
Variabel
Variabel Variabel
Variabel
Independen
Independen Dependen
Dependen
Hubungan ini
Hubungan ini dapat
dapat dicontohkan
dicontohkan dengan
dengan ilustrasi
ilustrasi tingkat
tingkat kadar
kadar kortisol
kortisol dalam
dalam intensitas
intensitas
rasa sakit.
rasa sakit.
Kadar kortisol
Kadar kortisol merupakan
merupakan variabel
variabel dependen
dependen karena
karena kadar
kadar kortisol
kortisol yang
yang dihasilkan
dihasilkan
menjadi akibat
menjadi akibat karena
karena adanya
adanya variabel
variabel independen,
independen, sedangkan
sedangkan intensitas
intensitas rasa
rasa sakit
sakit
merupakan variabel
merupakan variabel independen
independen karena
karena menjadi
menjadi sebab
sebab terjadinya
terjadinya perubahan/
perubahan/ timbulnya
timbulnya
variabel dependen.
variabel dependen.
Korelasi Parsial
Suatu metode pengukuran keeratan hubungan (korelasi) antara variabel independen(X `) dan variabel
dependen (Y)
Dengan mengontrol salah satu variabel independen (X2) untuk melihat korelasi natural antara
Analisis korelasi parsial melibatkan dua variabel. Satu variabel dianggap berpengaruh akan
dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol)
Korelasi Parsial
Nilai korelasi (r) berkisar 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berrati hubungan antara dua
variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin
lemah
Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan
hubungan terbalik ( X naik maka Y turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval atau
rasio.
Analisis Korelasi Parsial
Korelasi parsial melibatkan lebih dari satu
variabel independen dan variabel dependen.
•Untuk
menghitung Koefesien korelasi
parsial dapat digunakan rumus berikut:
= •
Dimana
Tahapan-tahapan analisis
Tahapan-tahapan analisis data
data dalam
dalam uji
uji korelasi
korelasi parsial
parsial ini
ini dimulai
dimulai dari
dari
memasukkan atau
memasukkan atau menginput
menginput data
data penelitian
penelitian ke
ke program
program SPSS,
SPSS, selanjutnya
selanjutnya
melakukan uji
melakukan uji normalitas
normalitas data
data terlebih
terlebih dahulu,
dahulu, baru
baru kemudian
kemudian melakukan
melakukan analisis
analisis
data dengan
data dengan uji
uji korelasi
korelasi parsial
parsial
Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Parsial dengan
SPSS
Buka lembar
Buka lembar kerja
kerja baru
baru SPSS,
SPSS, lalu
lalu klik
klik variable
variable view,
view, selanjutnya
selanjutnya mengisi
mengisi pada
pada kolom
kolom
name, decimals,
name, decimals, label,
label, dan
dan measure
measure sementara
sementara untuk
untuk pilihan
pilihan lain
lain biarkan
biarkan default
default
Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS
klik data
klik data view,
view, masukkan
masukkan data
data Melakukan uji
Melakukan uji normalitas
normalitas untuk
untuk variable
variable IQ,
IQ, IPK,
IPK, dan
dan
IQ, IPK,
IQ, IPK, dan
dan Motivasi
Motivasi ke-12
ke-12 Motivasi. Langkahnya
Motivasi. Langkahnya dari
dari menu
menu utama
utama SPSS
SPSS klik
klik menu
menu
orang
orang responden
responden tersebut
tersebut Analyze
Analyze descriptive statistics
descriptive statistics Explore
Explore
sesuai
sesuai dengan
dengan judul
judul
kolomyang ada
kolomyang ada di
di layar
layar SPSS
SPSS
Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS
Maka
Maka muncul
muncul kotak
kotak dialog
dialog explore
explore Maka muncul
Maka muncul kotak
kotak dialog
dialog explore
explore plots
plots lalu
lalu beri
beri
selanjutnya masukkan
selanjutnya masukkan semua
semua variable
variable tanda
tanda pada normally
pada normally plots
plots with
with tests,
tests, selanjutnya
selanjutnya
penelitian ke
penelitian ke kotak
kotak dependen
dependen list;
list; pada
pada klik continue,
klik continue, lalu
lalu klik
klik ok
ok
bagian display
bagian display pilih
pilih both
both setelah
setelah itu
itu klik
klik
plots
plots
Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS
Maka akan
Maka akan muncul
muncul output
output SPSS,
SPSS, kita
kita cukup
cukup memperhatikan
memperhatikan
pada table
pada table output
output test
test of
of normally
normally
Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS
Pembahasan Uji
Pembahasan Uji normalitas
normalitas untuk
untuk uji
uji Untuk mengetahui apakah variable IQ, IPK, dan Motivasi
yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau
Korelasi Parsial
Korelasi Parsial dengan
dengan SPSS
SPSS tidak, maka terlebih dahulu harus mengetahui teori tentang
pengambilan keputusan untuk uji normalitas
Muncul kotak
Muncul kotak dialog
dialog partial
partial correlation,
correlation, masukkan
masukkan
variable IQ
variable IQ dan
dan IPK
IPK ke
ke kotak
kotak variables,
variables, masukkan
masukkan
variable motivasi
variable motivasi ke
ke kotak
kotak controlling
controlling for
for pada
pada
bagian test
bagian test of
of sig.
sig. pilih
pilih twotailed
twotailed dan
dan beri
beri tanda
tanda
cheklist untuk
cheklist untuk display
display actual
actual level
level lalu
lalu klik
klik options
options
Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS
Muncul kotak
Muncul kotak dialog
dialog partial
partial correlation:
correlation:
options, kemudian
options, kemudian pada
pada bagian
bagian statistics
statistics
diberikan tanda
diberikan tanda checklist
checklist untuk
untuk means
means and
and
standard
standard deviations
deviations dan
dan zero
zero order
order kemudian klik
kemudian klik ok
ok untuk
untuk mengakhiri
mengakhiri perintah.
perintah. Maka
Maka
correlations.
correlations. Selanjutnya
Selanjutnya pada
pada bagian
bagian muncul output
output SPSS
SPSS dengan
dengan judul
judul partial
partial Corr
Corr
muncul
missing value
missing value aktifkan
aktifkan pilihan
pilihan exclude
exclude cases
cases selanjutnya tinggal
tinggal interpretasikan
interpretasikan saja
saja table
table output
output
selanjutnya
pairwise lalu
pairwise lalu klik
klik continue
continue tersebut
tersebut
Interpretasi table output korelasi
1.
1. H0
H0 :: hubungan
hubungan antara
antara IQ
IQ dengan
dengan IPK
IPK dengan
dengan motivasi
motivasi sebagai
sebagai variable
variable control
control tidak
tidak signifikan
signifikan
2.
2. Ha
Ha :: Hubungan
Hubungan antara
antara IQ
IQ dengan
dengan IPK
IPK dengan
dengan motivasi
motivasi sebagai
sebagai variable
variable control
control signifikan
signifikan
1.
1. Jika
Jika nilai
nilai sig
sig (2-tailed)
(2-tailed) >> 0.05
0.05 maka
maka H0
H0 diterima
diterima dan
dan Ha
Ha ditolak
ditolak
2.
2. Jika
Jika nilai
nilai sig
sig (2-tailed)
(2-tailed) << 0.05
0.05 maka
maka H0
H0 ditolak
ditolak dan
dan Ha
Ha di
di terima
terima
Interpretasi table output korelasi
tabel
tabel output
output pertama
pertama none
none aa menunjukkan
menunjukkan nilai
nilai korelasi
korelasi atau
atau hubungan
hubungan antara
antara variable
variable IQ
IQ
dengan
dengan IPK
IPK sebelum
sebelum dimasukkannya
dimasukkannya variable
variable control
control (motivasi)
(motivasi) dalam
dalam analisis.
analisis. Dari
Dari output
output di
di
atas
atas diketahui
diketahui nilai
nilai koefesien
koefesien korelasi
korelasi sebesar
sebesar 0.832
0.832 (positif)
(positif) dan
dan nilai
nilai signifikan
signifikan (2
(2 tailed)
tailed) adalah
adalah
0.001<0.005
0.001<0.005 maka
maka dapat
dapat disimpulkan
disimpulkan bahwa
bahwa ada
ada hubungan
hubungan yang
yang positif
positif dan
dan signifikan
signifikan antara
antara IQ
IQ
dengan
dengan IPK
IPK mahasiswa
mahasiswa tanpa
tanpa adanya
adanya variable
variable control
control (motivasi).
(motivasi). Sementara
Sementara nilai
nilai korelasi
korelasi sebesar
sebesar
0.832
0.832 ini
inimasuk
masuk dalam
dalam kategori
kategori hubungan
hubungan sangat
sangat kuat
kuat
Interpretasi table output korelasi
Tabel
Tabel output
output motivasi
motivasi menunjukkan
menunjukkan nilai
nilai korelasi
korelasi atau
atau hubungan
hubungan antara
antara variable
variable IQ
IQ dengan
dengan IPK
IPK
setelah
setelah memasukkan
memasukkan motivasi
motivasi sebagai
sebagai variable
variable control
control dalam
dalam analisis.
analisis. Dari
Dari table
table output
output diatas
diatas
terlihat
terlihat bahwa
bahwa terjadi
terjadi penurunan
penurunan nilai
nilai koefesien
koefesien korelasi
korelasi menjadi
menjadi 0.626
0.626 (bernilai
(bernilai positif
positif dan
dan
kategori
kategori hubungan
hubungan kuat)
kuat) dengan
dengan nilai
nilai sig
sig (2-tailed)
(2-tailed) sebesar
sebesar 0.039,
0.039, 0.05
0.05 maka
maka Ho
Ho di
di tolak
tolak dan
dan Ha
Ha
diterima
diterima yang
yang berarti
berarti bahwa
bahwa hubungan
hubungan antara
antara IQ
IQ dan
dan IPK
IPK dengan
dengan motivasi
motivasi sebagai
sebagai variable
variable
control
control adalah
adalah sig
sig (nyata)
(nyata)
Korelasi Ganda
Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan
kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan
satu variabel dependen.
=
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
sig F change atau (0.05 <sig. Fchange) maka Ho di terima dan Ha di tolak,
sig F change atau (0.05 <sig. Fchange) maka Ho di terima dan Ha di tolak,
artinya tidak ada hubungan yang sig antara variable X dan variable Y
artinya tidak ada hubungan yang sig antara variable X dan variable Y
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas Fchange atau
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas Fchange atau
0.05 > Fchange) maka Ho di tolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan
0.05 > Fchange) maka Ho di tolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan
yang sig antara variable X dan variable Y
yang sig antara variable X dan variable Y
Contoh uji korelasi ganda dalam penelitian
No Y
1 65 74 85
2 80 65 82
•Contoh
kasus berjudul
3 75 85 75
“hubungan kompetensi dan motivasi
terhadap kinerja dosen FKG USU tahun 4 90 82 95
2020” 5 85 94 71
hasil identifikasi dan ketentuan sbb: 6 90 91 58
7 85 71 95
1. Taraf sig (a=0.05)
8 70 74 87
2. Variabel independent adalah
kompetensi () dan Motivasi () 9 75 68 82
10 60 80 70
3. Variabel dependen adalah kinerja
dosen (Y) 11 85 93 79
Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Ganda dengan
SPSS
Buka lembar
Buka lembar kerja
kerja baru
baru SPSS,
SPSS, lalu
lalu klik
klik variable
variable view,
view, selanjutnya
selanjutnya mengisi
mengisi pada
pada kolom
kolom
name, decimals,
name, decimals, label,
label, dan
dan measure
measure sementara
sementara untuk
untuk pilihan
pilihan lain
lain biarkan
biarkan default
default
Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Ganda dengan
SPSS
Pilih analyze
Pilih analyze >> Correlate
Correlate >> Bivariate
Bivariate
Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Ganda dengan
SPSS
Muncul kotak
Muncul kotak dialog
dialog dengan
dengan nama
nama Bivariate
Bivariate correlations,
correlations, masukkan
masukkan variable
variable kompetensi
kompetensi ()
() ,, motivasi
motivasi (),
(), dan
dan
kinerja (Y)
kinerja (Y) ke
ke kotak
kotak variables.
variables. Beri
Beri tanda
tanda checklist
checklist pada
pada kotak
kotak pearson,
pearson, selanjutnya
selanjutnya pada
pada kolom
kolom correlations
correlations
coefecients pilih
coefecients pilih two
two tailed
tailed dan
dan beri
beri tanda
tanda checklist
checklist pada
pada flag
flag sig
sig correlations
correlations
Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Ganda dengan
SPSS
Selanjutnya keluar
Selanjutnya keluar output
output berupa
berupa tabel.
tabel.
7 antara variable
antara variable terhadap
terhadap Y
Y dan
dan variable
variable terhadap
terhadap Y
Y
Hubungan kompetensi, motivasi dengan kinerja menunjukan hubungan yang kuat (r=
0,624) dan berpola positif artinya semakin bertambah kompetensi dan motivasi semakin
besar kinerja. Nilai koefisien dengan determinasi 0,389 persamaan garis regresi
menerangkan 38,9% variasi kinerja atau persamaan garis yang diperoleh cukup baik untuk
menjelaskan variable kinerja. Hasil uji statistic didapatkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara kompetensi dan motivasi dengan kinerja.
Analisis regresi
• analisis regresi suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui bentuk
hubungan antar dua atau lebih variable.
• Tujuan untuk membuat prediksi nilai suatu variabel ( dependen) melalui variabel yang
lain (independen)
• Analisis regresi, dibedakan menjadi:
Y = a + bx + e
Y= variabel dependen
X= variabel independen
b= Slope, perkiraan besarnya perubahan nilai variable Y bila nilai variable X berubah satu unit pengukuran
e= error, selisih antara nilai Y individual yang teramati dengan nilai Y yang sesungguhnya pada titik X
tertentu
1. REGRESI SEDERHANA
Pengaruh antara 2 variabel saja.
Digunakan juga untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan
tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).
Kasus
Hubungan promosi dengan penjualan menunjukan hubungan yang sangat kuat (r= 0,916)
dan berpola positif artinya semakin bertambah promosi semakin besar penjualannya. Nilai
koefisien dengan determinasi 0,839 persamaan garis regresi menerangkan 83,9% variasi
penjualan atau persamaan garis yang diperoleh cukup baik untuk menjelaskan variable
penjualan. Hasil uji statistic didapatkan ada hubungan yang signifikan antara promosi
dengan angka penjualan.
Terimakasih