Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA

SAINS
Prof.Dr.Hj.Tri ratnawati,AK,MS.CA.,CPA
TEORI TINDAKAN SOSIAL

MAX WEBER
Max Weber adalah salah satu ahli sosiologi dan sejarah bangsa Jerman, lahir di Erfurt, 21 April 1864 dan meninggal dunia di Munchen, 14 Juni
1920. Weber adalah guru besar di Freiburg (1894-1897), Heidelberg (sejak 1897), dan Munchen (1919-1920).1 Weber melihat sosiologi sebagai
sebuah studi tentang tindakan sosial antar hubungan sosial dan itulah yang dimaksudkan dengan pengertian paradigma definisi social. Dimana
dengan pengertian paradigma definisi atau ilmu sosial itu tindakan manusia dianggap sebagai sebuah bentuk tindakan sosial manakala tindakan
itu ditujukan pada orang lain. Pokok persoalan Weber sebagai pengemuka exemplar dari paradigma ini mengartikan sosiologi sebagai studi
tentang tindakan sosial antar hubungan sosial.
Dua hal itulah yang menurutnya menjadi pokok persoalan sosiologi yang dimaksudnya dengan tindakan sosial itu adalah tindakan individu
sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepadan tindakan orang lain. Sebaliknya tindakan
invidu yang diarahkan kepada benda mati atau objek fisik semata tanpa di hubungkannya dengan tindakan orang lain bukan merupakan tindakan
sosial. Max Weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan aktor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang
statis dari pada paksaan fakta sosial. Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nila, dan sebagainya yang
tercakup di dalam konsep fakta sosial.
MAX WEBER

Max Weber mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu tentang institusi sosial. sosiologi Weber adalah ilmu tentang perilaku sosial.
Menurutnya terjadi suatu pergeseran tekanan ke arah keyakinan, motivasi, dan tujuan pada diri anggota masyarakat, yang semuanya
memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya. Kata perikelakuan dipakai oleh Weber untuk perbuatan-perbuatan yang bagi si pelaku
mempunyai arti subyektif. Pelaku hendak mencapai suatu tujuan atau ia didorong oleh motivasi. Max Weber memperkenalkan sebuah
konsep pendekatan verstehen untuk memahami makna tindakan seseorang, berasumsi bahwa seseorang dalam bertindak tidak hanya
sekedar melaksanakannya tetapi juga menempatkan diri dalam lingkungan berfikir dan perilaku orang lain. Konsep pendekatan ini
lebih mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan yang hendak dicapai atau in order to motive.
MAX WEBER
Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nila, dan sebagainya
yang tercakup di dalam konsep fakta sosial. sosial,Weber membedakan tindakan sosial manusia ke dalam empat tipe,
semakin rasionaltindakan sosial itu semakin mudah dipahami:

Tindakan Rasionalitas Instrumental(Zwerk Rational)

Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan
dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan
untuk mencapainya.
Tindakan Rasional Nilai (Werk Rational)
Sedangkan tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan
pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuantujuannya sudah ada di dalam
hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut.

Tindakan Afektif(Affectual Action)

Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan
sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu.

Tindakan Tradisional(Traditional Action)

Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari
nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.
MAX WEBER
Bertolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial itu Weber mengemukakan lima ciri pokok
yang menjadi sasaran penelitian sosiologi yaitu:

(I) (II) (III) (IV) (V)

Jika tindakan Tindakan nyata itu Tindakan itu bisa Tindakan itu Tindakan itu
manusia itu bisa bersifat berasal dari akibat diarahkan kepada memperhatikan
pengaruh positif atas
menurut aktornya membatin suatu situasi, tindakan seseorang atau tindakan orang lain
mengandung sepenuhnya. yang sengaja diulang, kepada beberapa dan terarah kepada
makna subjektif atau tindakan dalam individu. orang lain itu.
bentuk persetujuan
dan hal ini bisa secara diam-diam dari
meliputi berbagai pihak mana pun
tindakan nyata.
MAX WEBER
Pada tindakan nyata tidak termasuk dalam tindakan sosial kalau secara khusus diarahkan kepada obyek mati. Karena itu pula Weber
mengeluarkan beberapa jenis interaksi sosial dari teori aksinya. Beberapa asumsi fundamental teori aksi (action theory) antara lain :

1. Tindakan manusia muncul dari kesadaran sendiri sebagai subjek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai objek.

2. Sebagai subjek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

3. Dalam bertindakmanusia menggunakan cara teknik prosedur, metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan
tersebut.

4. Kelangsungan tindakan manusia hanya di batasi oleh kondisi yang tak dapat di ubah dengan sendirinya.

5. Manusia memilih, menilai, dan mengevaluasi terhadap tindakan yang sedang terjadi dan yang akan dilakukan.

6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan timbul pada saat pengambilan keputusan.

7. Studi mengenai antar hubungan sosial memerlukan pemakaian teknik penemuan yang bersifat subyektif
ANALOGI

Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejalak husus dengan membandingkan atau
mengumpakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan
yang berlaku umum.
Pengertian Analogi Menurut Para Ahli

1. (louis O. Kattsof,1992:32) : Analogi adalah berusaha untuk mencapai kesimpulan dengan menggantikan dengan apa
ynag kita coba untuk membuktikan dengan sesuatu yang serupa dengan hal tersebut, namun yang lebih dikenal,dan
kemudian menyimpulkan kembali apa yang mengawali penalaran kita
2. (Syarkawi dhofir, 2000:78) : Analogi adalah proses berfikir untuk menyimpulkan sesuatu berdasarkan kesamaannya
dengan sesuatu yang lain 
3. (Poedjawijatna, 2004:40) : Analogi adalah pengertian yang menunjuk sesuatu yang sama tetapi dalam kesamaan itu
ada sesuatu yang berbeda pula
CIRI-CIRI ANALOGI

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri analogi, terdiri atas: Proses


Tidak boleh merancang
bukan hanya 1
persis sama (satu), salah
(jelasnya). satunya adalah
ibaratan.

Kejelasan dan penjelasan tentang Proses


(B) sekaligus sebagai sumber ide,
(B) di contoh untuk menjelaskan merancang
bukan hanya 1 namun bukan hanya sumber ide
dan menyelesaikan (A) ibaratan (satu), salah tetapi juga menentukan macam
bukan perumpamaan, ibaratan satunya adalah proses untuk menggarap (A).
adalah sebuah proses. ibaratan.
JENIS-JENIS ANALOG
Analog terbagi kedalam 2 jenis yaitu Analog Induktif dan Analog Deklaratif :

Analog Induktif :
Analog Deklaratif :
 Analogi induktif merupakan suatu
Analogi deklaratif merupakan metode
metode yang sangat bermanfaat untuk
untuk menjelaskan atau menegaskan
membuat suatu kesimpulan yang dapat
sesuatu yang belum dikenal atau masih
diterima berdasarkan pada persamaan
samar, dengan sesuatu yang sudah
yang terbukti terdapat pada dua barang
dikenal. 
khusus yang diperbandingkan.
ANALOGI
Tujuan dan Fungsi Test Analog
Tes Analogi bertujuan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam mengetahui persamaan hubungan antara dua kata. Dengan
tes ini, kemampuan seseorang akan dinilai terutama dalam mengartikan arti sebuah kata, fungsi-fungsi kata, hubungan antar kata, dan
pemakaian serta padanan fungsi dengan kata yang lain.

Kesesatan Analogi
Kesalahan dalam membuat analogi bisa terjadi karena beberapa hal. Pertama, tergesa-gesa, yaitu terlalu cepat menarik konklusi,
sedang fakta-fakta yang dijadikan dasarnya tidak cukup mendukung konklusi itu. Kedua, kecerobohan, kesimpulan yang ceroboh
terjadi karena mengabaikan adanya faktor-faktor analogi yang penting.
Ketiga, prasangka, prasangka membuat orang tidak mengindahkan fakta-fakta yang tidak cocok dengan konklusi. Keempat,
memaksa, menjadikan ide agar terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan ide lain yang sesungguhnya tidak mempunyai
hubungan dengan ide yang pertama tadi.
CARA MENILAI ANALOGI
Dalam sebuah analogi, diperlukan alat ukur untuk mengukur keterpercayaan dari analogi tersebut. Adapun untuk
mengukur keterpercayaan sebuah analogi dapat diketahui dengan alat berikut:

Sedikit banyaknya Mempertimbangkan Relevan


peristiwa sejenis ada tidaknya unsur- tidaknya
yang dianalogikan unsur yang berbeda masalah yang
Sedikit pada peristiwa yang dianalogikan.
banyaknya Sifat dari dianalogikan. (Bila tidak
(Semakin besar
aspek-aspek analogi yang (Semakin banyak relevan sudah
peristiwa sejenis pertimbangan atas unsu- barang tentu
yang menjadi kita buat
yang dianalogikan, unsurnya yang berbeda analogikanya
dasar analogi
semakin besar pula semakin kuat tidak kuat dan
taraf keterpercayaan bahkan bisa
keterpercayaanya) analoginya) gagal)
KREATIVITAS SEBAGAI DASAR DARI PRINSIP NOVELTY

Kreativitas atau creativity adalah sebuah istilah yang dicetuskan oleh Alfred North Whitehead untuk


menunjukan suatu daya di alam semesta yang memungkinkan hadirnya entitas aktual yang baru berdasarkan
entitas aktual-entitas aktual yang lain. Kreativitas adalah daya yang niscaya ada dalam proses karena adanya
etintas aktual yang baru. Oleh karena itu kreativitas dalam filsafat proses tidak memiliki karakter yang
terlepas dari entitas aktual yang memberikan wujud pada daya ciptanya. Di alam semesta, entias aktual
melakukan dua macam proses yang terjadi dalam kompleksitas yang tinggi.  Proses subjektifikasi dan
proses objektifikasi Pada proses subjektivikasi entitas aktual berbaur dan saling berbenturan dalam untuk
melahirkan entitas aktual yang baru. Pada proses ini, Kreativitas menjadi daya pembaru

Anda mungkin juga menyukai