Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH GAS KARBON MONOKSIDA DI UDARA TERHADAP

KADAR HEMOGLOBIN PEKERJA BENGKEL RESMI DI KOTA


MEDAN

Proposal Penelitian

Aidarna Wan Sari


NIM. 207008002

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
A. Detail Pra Proposal
Judul Penelitian: Pengaruh gas Karbon monoksida (CO) di udara terhadap kadar
Hemoglobin pekerja bengkel resmi di kota Medan
B. Isi Pra-Proposal
1. Latar Belakang
Penggunaan sepeda motor di Indonesia setiap tahun semakin meningkat.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia pada tahun 2018 pengguna
sepeda motor sebanyak 120.101.047 unit. Sementara untuk Medan juga
mengalami peningkatan penggunaan motor tiap tahunnya baik Medan Utara
maupun Medan Selatan. Data BPS Sumatera Utara tercatat penggunaan kendaraan
motor tahun 2019 sebanyak 186.892 unit untuk Medan Utara dan 40.589 unit
untuk Medan Selatan. Dibandingkan dengan mobil jumlahnya lebih sedikit yaitu
sebanyak 8.422 unit untuk Medan Utara dan 2.567 unit untuk Medan Selatan.
(BPS Sumatera Utara, 2020).
Banyaknya peningkatan jumlah kendaraan tersebut, merupakan salah satu
faktor penyumbang polutan dalam udara melalui emisi gas buang yang
dikeluarkan dari kendaraan bermotor yang diidentifikasi sebagai penyebab utama
dari polusi udara (Rumselly, 2016). Aktivitas yang dihasilkan dari buangan
kendaraan terutama gas karbon monoksida (CO), yaitu sebesar 70% hingga 80%.5
Gas Karbon Monoksida merupakan gas yang memiliki dampak kesehatan
membahayakan bagi masyarakat berisiko (Reboul C, et all, 2017). Karbon
monoksida (CO) adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa (Yuantari, 2009). Karbon monoksida akan masuk dan berikatan dengan
darah membentuk karboksihemoglobin (COHb), dan dapat mengurangi jumlah
oksigen yang dibawa oleh hemoglobin ke seluruh tubuh (tidak efektif untuk
mentransfer oksigen ke jaringan tubuh), kondisi ini dinamakan anoxemia (Kayode
S, 2013). Gas CO mampu berikatan dengan hemoglobin 200 kali lebih besar dari
pada oksigen (Putri, 2016). Hasilnya adalah organ-organ vital, seperti otak,
jaringan saraf, dan jantung, tidak menerima cukup oksigen untuk bekerja dengan
baik yang akan mengakibatkan penurunan kapasitas darah untuk mengikat
oksigen. Konsentrasi gas CO di udara kadarnya cukup bervariasi tergantung dari
kepadatan kendaraan yang menggunakan bahan bakar bensin (Reboul C, et all,
2017).
Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber buatan mendekati 60 juta ton
per tahun. Dampak yang paling sering karena CO biasanya pada pekerja yang
terkena paparan CO di tempat kerja (BLH, 2011). Konsentrasi CO yang tinggi
dalam darah seseorang dalam hitungan menit dapat menyebabkan distress
pernapasan dan kematian (IAPA, 2008).
Pada keadaan normal, manusia sendiri dapat memproduksi CO akibat proses
katabolisme dari hemoglobin. Walaupun demikian hanya sejumlah kecil CO
diproduksi secara endogen sekitar 0,4 ml per jam atau rata-rata 0,4-0,7%
karboksihemoglobin (COHb) (David, 2000). Sedangkan pemajanan kadar CO dari
lingkungan kerja perlu mendapatkan perhatian, karena kadar CO di bengkel
kendaraan bermotor ditemukan mencapai setinggi 600 mg/m3 dan di dalam darah
para pekerja bengkel tersebut bisa mengandung COHb sampai lima kali lebih
tinggi dari kadar normal (Environmental Health Criteria, 1999).
Batas pemaparan CO yang diperbolehkan oleh Occupational Safety and
Health Administration (OSHA) adalah 35 ppm untuk waktu 8 jam/hari kerja,
sedangkan yang diperbolehkan oleh ACGIH TLV-TWV adalah 25 ppm untuk
waktu 8 jam. Kadar yang dianggap langsung berbahaya terhadap kehidupan atau
kesehatan adalah 1500 ppm (0,15%). Paparan dari 1000 ppm (0,1%) selama
beberapa menit dapat menyebabkan 50% kejenuhan dari COHb dan dapat
berakibat fatal (Occupational Safety and Health Administration, 2008).
Karbon monoksida (CO) memiliki kemampuan untuk berikatan dengan
hemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengangkut oksigen keseluruh tubuh.
Sifat ini menghasilkan pembentukan karboksihemoglobin (COHb) yang 200 kali
lebih stabil dibandingkan oksihemoglobin (HbO2). Penguraian COHb yang relatif
lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam
fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat
serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan (Environmental Health
Criteria, 1999).
Melihat angka peningkatan kendaraan bermotor maka pekerja bengkel
bermotor mempunyai jam kerja dan konsumen lebih tinggi dibandingkan dengan
pekerja bengkel kendaraan roda empat. Seiring dengan jumlah kendaraan yang
cukup tinggi sebanding dengan tingginya jumlah bengkel di kota Medan maka
semakin besar pula risiko kesehatan yang mungkin muncul akibat paparan CO
bagi para pekerjanya.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
paparan gas karbon monoksida terhadap kadar hemoglobin pekerja
bengkel motor resmi di kota Medan?

3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh paparan
gas karbon monoksida terhadap kadar hemoglobin pada pekerja bengkel
motor resmi di kota Medan

4. Manfaat Penelitian
a. Memberikan informasi kepada pekerja bengkel tentang hubungan
paparan gas karbon monoksida terhadap gangguan kesehatan. Dengan
begitu, diharapkan pekerja dapat meningkatkan kesehatannya.
b. Memberikan masukan bagi perusahaan agar dapat melakukan tindakan
preventif terhadap pekerja bengkel motor resmi dalam hal
pengendalian terjadinya penyakit akibat kerja.

5. Metodologi Penelitian

Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross
sectional. (Sudigdo,2014)
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di bengkel Astra Honda Authorized Service
Station (AHASS) Honda Motor yang berjumlah 24 bengkel di Kota Medan dan
laboratorium terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dari bulan
januari sampai februari 2021.

Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah pekerja bengkel Astra Honda Authorized
Service Station (AHASS) Honda Motor.

Teknik Pengambilan Sampel


Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling.

Metode Pengumpulan Data


Data primer tentang konsentrasi COHb pekerja bengkel diperoleh dari
pengukuran langsung di lokasi penelitian dengan pengambilan sampel darah
kemudian diukur dengan Spektrofotometri. Data primer tentang karakteristik
responden seperti umur, masakerja dan lama kerja melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner.
Data sekunder diperoleh dari Human Re-sources Department (HRD) Astra
Honda Authorized Service Station (AHASS) Honda Motor kota Medan

Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Setelah data dikumpulkan, selanjutnya diolah menggunakan program
komputer untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan naskah. Uji
normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan Saphiro-Wilk. Uji pengaruh
kadar CO udara dengan kadar Hb menggunakan uji Rank Spearman.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2020. Sumatera Utara Dalam Angka. BPS Provinsi
Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Indonesia Tahun 2018.

Badan Lingkungan Hidup. 2011. Diakses tanggal 17 desember 2020. Available


from URL: blh.grobogan.go.id.

David G. Penney. Carbon Monoxide Toxicity. 2000. CRC Press. Boca Raton
London New York Wahington, D.C. p: 8.

Environmental Health Criteria 213. 1999. Carbon monoxide by the International


Programme on Chemical Safety (IPCS) under the joint sponsorship of the
United Nations Environment Programme, the International Labour
Organisation and the World Health Organization.

Industrial Accident Prevention Association. Carbon monoxide in the workplace.


2008. Diakses tanggal 17 desember 2020. Available at:
http://www.iapa.ca.pdf.

Kayode S. John, Kamson F. Air Pollution by Carbon Monoxide (CO) Poisonous


Gas in Lagos Area Southwestern Nigeria. 2013. Atmosphere and climate
Sciences.

Occupational Safety and Health Administration. Chemical Sampling Information:


Carbon Dioxide. Retrieved 17 des 2020 from:
http://www.osha.gov/dts/chemicalsampling/data/CH_225400.html.

Putri, Umagi D. Hubungan Kadar Karboksihemoglobin (COHb) Dalam Darah


Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bengkel Kendaraan Bermotor Di
Kota Pontianak. Universitas Tanjungpura: Pontianak. 2016.
https://media.neliti.com/media/publications/189056-IDhubungan kadar
karboksihemoglobin-cohbd.pdf

Reboul C, Boissiere J, Andre L, Meyer G, Bideaux P, Fouret G, et all. 2017.


Carbon monoxide pollution aggravates ischemic heart failure through
oxidative stress pathway. Scientific Reports volume 7, Article number:
39715.

Rumselly KU. 2016. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Kualitas Udara


Ambien Di Kota Ambon. Jurnal Kesehatan Lingkungan.

Sastroasmoro, Sudigdo (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Jakarta: Sagung Seto
Steven B. Neurologic and Pregnancy Effect of Carbon Monoxide Exposure.
Department of Emergency Medicine. University of Massachusetts
Medical School. 2017. https://www.omicsonline.org/ open-
access/neurologic-andpregnancy-effects-of-carbonmonoxide-exposure-
2476-2067-1000134.pdf (Diakses pada tanggal 17 desember 2020).

Wardhana WA.2004. Dampak pencemaran lingkungan. Cetakan keempat.


Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Yuantari MC. 2009. Perbedaan Paparan Gas CO dalam Darah pada Tukang Parkir
di Area Parkir Terbuka dan Tertutup Kota Semarang. J Visikes.

Anda mungkin juga menyukai