Anda di halaman 1dari 30

Tuberculosis

Tim Dosen Farmakologi


2021
Introduction
• Tuberculosis (TB) is a communicable
infectious disease caused by
Mycobacterium tuberculosis.
• It can produce silent, latent infection,
as well as progressive, active disease.
• Globally, 2 billion people are infected
and roughly 2 million people die from
TB each year.
• Left untreated or improperly treated,
TB causes progressive tissue • Tahun 2017, angka kejadian 842.000; angka
destruction and, eventually, death. kematian akibat tuberkulosis adalah 40/100.000
populasi (tanpa TBHIV) dan 3,6 per 100.000
penduduk (termasuk TB-HIV)
Etiologi
- M. tuberculosis is a slender bacillus with a waxy outer layer
- ukuran P :1-10 μ, L : 0.2-0.6 μ
- Tahan asam dengan pewarnaan Ziehl Nielsen or the fluorochrome
stain
- M. Tuberculosis called acid-fast bacilli (AFB
- Tahan pada suhu rendah & bertahan pada suhu 4o sampai -70o C
- Peka terhadap panas, sinar matahari dan UV
- Dalam dahak pada suhu 30o-37o C dalam 1 minggu
- On culture, M. tuberculosis grows slowly, doubling about every 20
hours
- Bakteri bersifat dormant
- M. tuberculosis is transmitted : by coughing or sneezing.
Faktor Resiko

Orang dengan HIV Orang


(+) & Peny. mengkonsumsi obat Perokok, konsumsi
Imunokompromais imunosupresan alcohol tinggi
Lain jangka panjang

Kontak erat dengan Berada pada tempat


Anak < 5 tahun &
pasien TB aktif resiko tinggi TB &
lansia
infeksius petugas kesehatan
Manifestasi klinik

§ Sputum : BTA (+) : 2-3 kali (+); 1 (+) & foto toraks
gambaran tuberculosis
§ Pemeriksaan Biakan & Uji kepekaan (metode
Tidak naik 3 bulan konvensional dan metode cepat) :
berturut-turut atau a. Semua pasien Riwayat pengobatan OAT_ gagal
b. Semua pasien HIV dengan TB Aktif
BB <60-80% BB c. Pasien TB aktif yang terpajan dengan pasien TB
normal RO
d. Pasien TB baru didaerah pasien TB RO >3%
e. Pasien baru dengan BTA (+) pada tahap akhir fase
intensif
hasil pemeriksaan uji
(Anatomical site) Kasus status HIV Riwayat pengobatan
kepekaan obat
• Tuberkulosis paru : • TB & HIV (+) • Kasus baru • Mono resistan (TB MR)
parenkim paru
Klasifikasi TB
• TB & HIV (-) • Kasus dengan riwaya • Poli resistan (TB PR)
• Tuberkulosis ekstra • TB & HIV yang tidak pengobatan : kasus • Multi drug resistan (TB
paru :TB kelenjar limfe, diketahui kambuh, kasus setelah MDR) : H&R
pleuritis eksudativa putus obat, kasus • Extensive drug resistan
unilateral, tulang setelah loss to follow (TB XDR)
(tulang belakang), TB
• Resistan Rifampisin (TB
Millear, TB sal. Kemih,
RR): R atau OAT Lain
usus
metode genotip
Treatment
• Prinsip Pengobatan TB :
1. Pengobatan bentuk paduan OAT (mengandung minimal 4 macam obat untuk
mencegah terjadinya resistensi)
2. Diberikan dalam dosis yang tepat
3. Ditelan secara teratur dan diawasi oleh PMO (pengawas menelan obat)
sampai selesai masa pengobatan
4. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu :
a. tahap awal _ untuk secara efektif menurunkan jumlah bakteri &
meminimalisir pengaruh bakteri mungkin sudah resistan sejak sebelum
pasien mendapatkan pengobatan
b. tahap lanjutan untuk membunuh sisa-sisa bakteri, khususnya kuman
persisten sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya
kekambuhan.
Paduan OAT lini pertama dan peruntukannya.
Cont’….
a. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
• Pasien baru TB paru BTA (+)
• Pasien TB paru BTA (-) & foto toraks (+)
• Pasien TB ekstra paru
Cont’….
b. Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)
Cont’….
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA (+) yang telah diobati
sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

Pada pasien dengan OAT


kategori 2, bila BTA masih
positif pada akhir fase intensif,
maka dilakukan pemeriksaan
TCM, biakan dan uji kepekaan.
Bila BTA sputum positif pada
akhir bulan kelima dan akhir
pengobatan (bulan kedelapan),
maka pengobatan dinyatakan
gagal dan lakukan pemeriksaan
TCM, biakan dan uji kepekaan
Cont’….

• Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk


streptomisin adalah 500mg tanpa memperhatikan berat badan.
• Ibu hamil lihat pengobatan TB dalam keadaan khusus.
• Melarutkan Streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan
aquabidest sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg).
• OAT lini kedua : kanamisin & gol. Kuinolon tidak dianjurkan u pasien
baru tanpa indikasi yang jelas
ESO dari OAT
Kemenkes RI., 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis,
Jakarta
Tuberkulosis
Resisten Obat
(TB RO)
Pengelompokan obat TB RO
sesuai dengan rekomendasi
WHO tahun 2018
• Hasil LPA ditunggu maksimal 7 hari. Bila >7 hari hasil LPA belum
keluar, pengobatan harus segera dimulai berdasarkan kriteria yang
ada di kotak.
• Resistansi INH dengan mutasi salah satu dari inhA atau katG
(tetapi tidak keduanya)_ terapi jangka pendek
• kasus TB paru berat _ kerusakan parenkimal luas
• kasus TB ekstraparu berat _ TB meningitis, TB tulang
(osteoartikular), TB spondilitis, TB milier, TB perikarditis, TB
abdomen

Gambar 3. Alur Pengobatan TB Resistan Obat


Paduan Pengobatan TB • WHO (tahun 2019), merekomendasi penggunaan pengobatan TB RO

RO Jangka Pendek
tanpa injeksi
• injeksi kanamisin atau kapreomisin digantikan dengan obat
bedaquiline.
• Penggunaan obat injeksi Km/Cm diketahui berkaitan dengan hasil
pengobatan yang buruk_ tidak digunakan dalam pengobatan TB RO
Tabel 5. Dosis OAT berdasarkan berat badan untuk paduan pengobatan TB RO jangka pendek

*) Bdq ditelan 2 x 2 tablet @100 mg (setiap hari, pagi dan


malam) pada 2 minggu pertama, dan 1 x 2 tablet @100 mg
(3x seminggu) pada 22 minggu berikutnya.
Tabel 7. paduan
pengobatan TB RO
jangka panjang

• Pengobatan dimulai dengan lima obat TB


yang diperkirakan efektif dan terdapat
setidaknya tiga obat setelah penggunaan
bedaquiline dihentikan
• Obat pada Grup C diurutkan berdasarkan
rekomendasi penggunaan (urutan atas yang
paling direkomendasikan)
• Obat injeksi amikasin atau steptomisin dapat
diberikan hanya bila pilihan obat oral di grup
C tidak mencukupi komposisi paduan.
amikasin diberikan hanya bila masih terbukti
sensitive & pemantauan ESO (audiometri
berkala)
• Vitamin B6 (piridoxin)_ diberikan bila pasien
mendapatkan obat linezolid ataupun
sikloserin.
Kemenkes RI., 2020. Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Tuberkulosis Resistan Obat, Jakarta
Tuberkulosis Pada
Anak
• Diagnosis : pemeriksaan bakteriologis, uji
kepekaan , Uji tuberculin dan IGRA
• Sampel : dahak, aspirasi lambung, induksi
sputum
• Diagnosis TB pada anak dengan sistem
skoring
Kesimpulan hasil skoring :

1) Jika skor > 6, anak didagnosis dengan TB anak klinis


dan segera obati dengan OAT
2) Jika skor total = 6, uji Tuberkulin positif atau ada
kontak erat,dengan gejala lainnya anak didiagnosis
dengan TB anak klinis dan segera obati dengan OAT
3) Jika skor total = 6, uji Tuberkulin positif atau ada
kontak erat, tanpa adanya gejala lainnya anak
didiagnosis dengan infeksi laten TB, berikan
pengobatan pencegahan TB
4) Jika skor total 6, dan uji Tuberkulin negatif atau
tidak ada kontak erat, observasi gejala selama 2-4
minggu, bila menetap evaluasi kembali kemungkinan
diagnosis TB dan rujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi
Treatment
• Kortikosteroid_ meningitis TB,
TB milier, TB abdomen,
sumbatan jalan napas akibat TB
kelenjar, dan perikarditis TB.
(obat prednison dosis 2 mg-4
mg/kg/ hari kasus berat, dosis
maksimal 60 mg/hari selama 4
minggu)
• Piridoksin (5-10 mg/hari)
direkomendasikan pada bayi
yang mendapat ASI ekslusif,
HIV positif atau malnutrisi
berat
TUBERKULOSIS LATEN

Tuberkulosis laten adalah seseorang yang


terinfeksi kuman M.tb tetapi tidak
menimbulkan tanda dan gejala klinik serta
gambaran foto toraks normal dengan hasil uji
imunologik seperti uji tuberkulin atau
Interferon Gamma Release Assay (IGRA) positif
Kehamilan

• Semua OAT aman kecuali streptomisin (ototoxic


permanent & menembus plasenta)
• Pemberian piridoksin 25-50 mg/hari
Pengobatan • Pemberian vitamin K dosis 10 mg/hari (Rimpafisin pd
trimester terakhir jika resiko perdarahan > menjelang

TB pada partus)

Kondisi
Ibu menyusui & bayinya

• Semua OAT aman


khusus • Pencegahan u bayi : INH sesuai BB

Pasien TB pengguna kontrasepsi

• Rifampisin menurunkan efektivitas kontrasepsi hormonal


• Penggunaan kontrasepsi nonhormonal
Pasien TB-Hepatitis Akut (HA)
• Pemberian OAT ditunda sampai penyembuhan
• Pemberian OAT diberikan : pembawa virus hepatitis, riwayat HA, pecandu
alkohol (perlu monitoring)

Pasien TB-Hepatitis Kronis


• Pemberian OAT ditunda dan dihentikan jika telah dalam pengobatan (>3x

Cont’…
SGPT&SGOT normal)
• Pemberian OAT diberikan dengan pengawasan ketat : 2RHES/6RH (1
obat) atau 2HES/10HE (2 0bat) atau 18-24 SE + 1 gol. Fluoroquinolon
(tanpa hepatotoksik) (< 3x SGPT & SGOT Normal

Pasien TB-DM
• Rifampisin menurunkan efektivitas ADO (sulfonilurea)
• Insulin selama pengobatan dan penggunaan ADO setelah pengobatan TB
• Hati-hati ESO etambutol (memperberat retinopathy diabetik)
• Vit B6 tetap diberikan untuk mengurangi efek INH (neuropati perifer) yang
dapat memperburuk /menyerupai diabetic neuropati
Cont’…
Pasien TB- Gangguan FX Ginjal

• Regimen :
•Wassalam &
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai